02 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Disampaikan pada perkuliahan Etika dan Hukum Bisnis
Program Studi
Manajemen
Pengertian Profesi
Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan
sebagai nafkkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan
ketrampilan nilai yang tinggi dengan melibatkan komitmen
pribadi (moral) yang mendalam. Dengan demikian orang
professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan
keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta punya komitmen
pribadi yang mendalam atas pekerjaannya itu. Dengan kata lain,
orang professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan
karena ahli di bidang tersebut dan meluangkan seluruh waktu,
tenaga, dan perhatiannya untuk pekerjaan tersebut.
CIRI-CIRI PROFESI
• Prinsip Tanggung Jawab ; Yaitu salah satu prinsip pokok bagi kaum
profesional. Karena orang yang professional sudah dengan sendirinya
berarti bertanggung jawab atas profesi yang dimilikinya. Dalam
melaksanakan tugasnya dia akan bertanggung jawab dan akan melakukan
pekerjaan dengan sebaik mungkin, dan dengan standar diatas rata-rata,
dengan hasil maksimal serta mutu yang terbaik.
• Prinsip Integritas Moral ; Yaitu prinsip yang berdasarkan pada hakekat dan
ciri-ciri profesi di atas, terlihat jelas bahwa orang yang professional adalah
juga orang yang mempunyai integritas pribadi atau moral yang tinggi. Oleh
karena itu mereka mempunyai komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran
profesinya, nama baiknya, dan juga kepentingan orang lain maupun
masyarakat luas.
PRINSIP ETIKA BISNIS
1) Perspektif Mikro
• Adanya hak memiliki dan mengelola properti swasta
• Adanya kebebasan memilih dalam perdagangan
barang dan jasa
• Adanya ketersediaan informasi yang akurat berkaitan
dengan barang dan jasa
Arti Penting Etika Bisnis
2) Perspektif Makro
• Dalam lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam
lingkup mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier), perusahaan,
konsumen, karyawan saling berhubungan dalam kegiatan bisnis yang saling
mempengaruhi. Tiap mata rantai di dalam relasi harus selalu menjaga etika
sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.
• Bagaimana perilaku etis dapat berperan dalam menciptakan keberlangsungan
usaha? Sebagian besar perusahaan berusaha menciptakan adanya repetitive
purchase (pembelian berulang) yang dilakukan konsumen. Hal ini hanya dapat
terjadi jika konsumen merasakan kepuasan dalam mengkonsumsi produk tersebut.
Perilaku tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan dapat mencederai kepuasaan ini.
Lanjutan…
•Dalam kaitannya dengan dalam relasi bisnis, setiap perusahaan ingin bekerja
sama dengan perusahaan yang dapat dipercaya. Kepercayaan ini ada di dalam
reputasi perusahaan yang tidak diciptakan dalam sekejap. Perilaku etis
merupakan salah satu komponen utama dalam membangun reputasi
perusahaan.
•Dalam hubungan dengan pihak perbankan, banyak perbankan yang
memasukkan komponen etika bisnis dalam mempertimbangkan pengesahan
permohonan kredit. Pihak perbankan lebih yakin dalam mengabulkan
pinjaman terhadap perusahaan yang telah melaksanakan prinsip-prinsip
Corporate Social Responsibility.
Lanjutan…
• Dalam skala global, telah merebak kesadaran baru bahwa selain memiliki hak-hak sebagai
konsumen, mereka juga memiliki kewajiban. Mereka menyadari bahwa perilaku konsumsi
mereka dapat berpengaruh terhadap ketidak-adilan dan kerusakan lingkungan. Itu sebabnya,
lapisan masyarakat yang terdidik mulai selektif di dalam mengkonsumsi suatu barang/jasa.
Mereka tidak akan membeli barang yang diproduksi oleh perusahaan yang membalak hutan.
Mereka menolak produk dari pabrik yang tidak memberi upah yang layak kepada buruhnya.
• Sedangkan secara internal, penerapan etika juga dapat meningkatkan kinerja dan loyalitas
karyawan terhadap perusahaan. Menurut penelitian Erni Rusyani (dosen Fak. Ekonomi Unpas
Bandung) perusahaan yang tidak perduli pada etikq bisnis, maka kelangsungan hidup
perusahaan itu akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya. Hal ini
terjadi akibat pihak manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata
sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Segala kompetensi, keterampilan, keahlian,
potensi, dan modal lainnya ditujukan sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi yang tidak
sehat ini.
Lanjutan…