Disusun oleh :
EKONOMI SYARIAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika adalah ilmu tentang baik dan buruk serta tentang kewajiban dan hak.
Etika dapat diartikan sebagai kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak.
Etika adalah nilai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. 1
Kinerja berwirausaha tidak hanya diukur dari kinerja manajerial/finansial saja tetapi
juga berkaitan dengan komitmen moral, pelayanan, jaminan mutu dan tanggung jawab
sosial. Perusahaan perlu mempertahankan kepercayaan konsumen dan masyarakat
Perlunya menjalankan usaha dengan tidak merugikan hak dan kepentingan semua
pihak yang terkait dengan usaha yang dipertaruhkan tidak hanya uang tetapi
“Reputasi Perusahaan, dan nasib umat manusia”. Masyarakat lebih suka
menggunakan/berhubungan dengan perusahaan yang baik kualitasnya Tindakan etis
merupakan strategi bisnis jangka panjang terbaik bagi perusahaan.
Semakin besar suatu organisasi maka semakin besar pula tuntutan masyarakat
terhada organisasi tersebut. Banyak lembaga usaha yang menggunakan segala cara
untuk memenangkan persaingan oleh karena itu diharapkan pelaku usaha dapat
menjalankan usaha yang memenuhis syarat dalam etika berwirausaha baik secara
moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatus system juga diharapkan
dapat memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu etika berwirausaha ?
2. Apa saja prinsip etika berwirausaha ?
3. Apa itu tanggung jawab social ?
4. Apa saja prinsip tanggung jawab sosial ?
1
Mulyo Wiharto - Etika, (Jakarta : FORUM ILMIAH INDONUSA 2007 )
2
HC. Heru kristanto.2009. Kewirausahaan Enterprenesip ( Kewirausahaan pendekatan manajemen
dan praktik). Jakarta ISBN.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Surajiyo - PRINSIP‐PRINSIP ETIKA BISNIS DALAM PERSPEKTIF FILOSOFIS, Universitas
Indraprasta PGRI, 2016.
perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman
modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat ”.5
6
Godwin Limberg, Ramses Iwan, Moira Moeliono, Yayan Indriatmoko, Agus Mulyana Nugroho, Adi
Utomo, - Bukan hanya laba Prinsip-prinsip bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab
sosial, (Jln. CIFOR, Situ Gede, Bogor Barat 16115, Indonesia, 2009), Hal.9-39.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika berwirausaha adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
keghiatan usaha yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku usaha dimana pun berada.
Etika berwirausha merupakan cara untuk melakukan kegiatan usaha, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Secara umum, prinsip‐prinsip yang berlaku dalam kegiatan usaha yang
baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia.
Demikian pula, prinsip‐prinsip itu sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut
oleh masing‐masing masyarakat yaitu ; Otonomi, kejujuran, keadilan, saling
menguntungkan, dan integrasi moral.
tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada
setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat
setempat.
Apabila salah satu pihak tidak mengikuti prinsip-prinsip tanggung jawab
sosial, maka pihak lain akan mengalami kesulitan dalam menerapkannya.
Melaksanakan prinsip lebih penting daripada mengharapkan pengaturan dan
penegakan aturan, karena dengan menerapkan prinsip-prinsip berarti semua pihak
akan mengatur diri sendiri (self-regulation). Hal ini menjadi penting dalam keadaan di
mana banyak pihak belum menerapkan tata kelola yang baik atau good governance,
sehingga dapat diharapkan adanya keadaan ‘tata kelola yang cukup baik’ (good
enough governance). Berkaitan dengan TJS, ‘tata kelola cukup baik’ mengandung
makna bahwa semua pihak sedapat mungkin mengatur diri sendiri dalam menerapkan
prinsip-prinsip TJS.
DAFTAR PUSAKA
DR. IR. Arissetyanto Nugroho, MM. Agus Arijanto, SE, ME - Etika Bsinis (Businus
Ethics) Pemahaman teori secara komprehensif dan implementasinya. (Bogor -
Indonesia, 2015), hal. 2