Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP UMUM ETIKA DAN PRINSIP


ULTILITARIANISME DALAM BISNIS

DISUSUN OLEH :

SARINI :1840401044

PAISAL :1840401050

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2018


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah etika dalam bisnis
dengan judul prinsip-prinsip dalam etika bisnis dan etika bisnis utilitiarianisme

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


BAB I

PENDAHULUAN
A. latar belakang
dalam berwirausaha sangat penting yang namanya etika tidak hanya dalam
agama saja etika juga sangat penting bagi kehidupan sehari hari dalam kehidupan
bernegara berbangsa karena dengan etika kita bisa menghormati satu sama lain
walaupun berbeda suku,bangsa, ras maupun agama. Begitu juga dalam berwirausah
kita harus memiliki etika yang baik agar kerja sama kita jalankan dengan rekan
kerja kita berjalan dengan baik karena ada nya etika. Pada hal ini disini kami
membahas bagaimana prinsip-prinsip etika didalam suatu bisnis dan juga apa itu
etika utilitarianisme karena etika ini sangatlah penting didalam suatu bisnis ataupun
kehidupan sehari-hari baik itu kelompok, organisasi maupun lain- lainya etika
sangat-sangatlah penting

B. Rumusan Masalah ?
1) Apa itu prinsip-prinsi etika dan etika utilitarianisme?
2) bagaimana cara agar Dapat mewujudkan prinsip- Prinsip etika didalam bisnis?
3) sifat positif apa saja dan keunggulan apa saja yg dimiliki oleh etika utilitianisme?
C. Manfaat
manfaat dalam makalah ini yaitu kita bisa mengetahui prinsip-prinsip yang
ada didalam etika bisnis bagaimana cara cara menerapkan prinsip tersebut dan juga
kita bisa mengetahui apa itu etika utilitarianisme dalam bisnis manfaat yang ada
didalam prinsip tersebut kita dapat mengetahuinya .
D. Tujuan
agar kita dapat mengetahu apa saja prinsip-prinsip dalam etika bisnis dan etika
utilitarianisme yang sebelumnya kita tidak ketahui
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Etika

Etika bisnis adalah salah satu studi khusus yang harus dimiliki oleh pebisnis.
Dan studi ini ada kaitannya dengan prilaku dan moral dan yang dinilai benar atau salah.
Dalam berbisnis jika terdapat suatu kesalahan dalam beretika pastinya ini akan
menimbulkan masalah.

Etika Utilitarisme
Etika Utilitarianisme adalah bagaimana menilai baik buruknya suatu
kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral. Utilitarianisme adalah
suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut
adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai
memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. “Utilitarianisme” berasal
dari kata Latin “utilis”, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau
menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the
greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali
dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme
merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna,
berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak
bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan
perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak.
Contoh Etika Utilitarianisme Dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Misalnya : Seorang
penjual es buah keliling seharusnya / sebaiknya secara etis dia menggunakan gula asli.
Tapi karena harga gula yang tinggi, maka dia mengurangi biaya yang dikeluarakan
dengan menggunakan sari gula yang lebih murah. Dan umumnya penyakit yang diderita
pembeli bukanlah kesalahan si penjual melainkan pembeli itu sendiri yang jajan
sembarangan. Pedagang tersebut tidak bodoh, dia membuat aroma dan warna yang
sangat menarik perhatian pada es buahnya, apalagi bila dalam cuaca panas terik. Maka
mau tidak mau kita tetap membeli es tersebut untuk melepas dahaga kita. Contoh kedua
yaitu Kasus tentang Pewarna Pakaian yang digunakan pada makanan anak-anak.
Sebagai contoh di satu sekolah ada penjual jajanan anak-anak yang menjual agar-agar
dan gulali (harum manis) dan ternyata pewarna yang digunakan adalah pewarna pakaian
dengan merek KODOK bukan pewarna pasta makanan. Secara etis hal ini sangat
tidaklah beretika, karena akan merugikan orang lain namun dalam konsep utilitarinisme
hal ini akan menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit bagi penjualnya karena dia
mampu menggantikan pewarna yang mahal dengan pewarna yang murah. Dengan
demikian, kasus ini akan menyebabkan kerugian dan telah mengesampingkan hak orang
lain disisi lain disinilah letak minus sisi ultiritarianisme walaupun mengutungkan bagi
seorangnya.

Prinsip-Prinsip Umum Etika Bisnis

Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh


perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki
standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral
sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan
prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
1. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan. Atau mengandung arti bahwa perusahaan
secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan
pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil
perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang
berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada
pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan
tertentu sesuai dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan
dengan pihak lain.
2. Prinsip kejujuran
Prinsip Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua
pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini
dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan
kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.Terdapat tiga lingkup kegiatan
bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan
lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam
pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam
penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga,
jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. Contoh prinsip
kejujuran dalam etika binis : prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis
berdasarkan kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri
sendiri. Namun jika prinsip kejujuran terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan
oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka pasti akan terjamin
pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap semua
pihak terkait.
3. Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan
prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
Contoh prinsip tidak berniat jahat dalam etika binis : jika seseorang di dalam
perusahaan sudah menerapkan prinsip kejujuran dalam dirinya sendiri, maka
orang tersebut dalam mengendalikan niat-niat buruk yang justru akan membuat
citra perusahaan memburuk.
4. Prinsip keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem
bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya,
pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap
orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai
kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan. Contoh
prinsip keadilan dalam etika binis : upah yang adil kepada karyawan sesuai
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut
agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan
sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung-jawabkan.
5. Prinsip hormat pada diri sendiri
Pinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip
tindakan yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam
aktivitas bisnis tertentu ke masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang
bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan kontribusi yang menyenangkan
bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama. Sebaliknya jika
bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu
tidak menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para
pengelola perusahaan ingin memberikan respek kehormatan terhadap
perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak yang berkepentingan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh prinsip hormat pada diri
sendiri dalam etika binis : jika para manajemennya berorientasikan pada pemberi
kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan dengan prestasinya
maka dapat dipastikan karyawan akan semakin loyal terhadap perusahaan.

Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme ada 3 yaitu


1. Manfaat: Bahwa kebijakan atau tindakan tertentu dapat membawakan atau
mendatangkan informasi manfaat atau kegunaan tertentu. Suatu kebijakan
adalah baik dan tepat secara moral jika kebijaksanaan atau tidakan itu
mendatangkan manfaat atau keuntungan
2. Manfaat terbesar : sama halnya dengan mendatangkan manfaat hanya saja dia
lebih kepadaa keadaan kegunaan di keadaan yang lebih besar.
3. pertanyaan mengenai manfaat : manfaat yang akan muncul nantinya untuk
siapa?kriteria yang sekaligus menjadi objektif etika utilitarianisme adalah
manfaat sebanyak mungkin bagi banyak orang.dengan kata lain kebijakan atau
tindakan yang baik dan tepat dalam segi etis menurut utilitarianisme adalah
kegiatan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau
tindakan yang memberikan kerugian bagi sekecil orang atau kelompok.
Atas dasar ketiga prinsip etika ultitarianisme diatas etika ultitarianisme memiliki
3 pegangan yaitu:
 Tindakan yang baik dan moral secara cepat
 Tindakan yang bermanfaat Besar
 Manfaat yang sangat Besar yang dirasakan banyak orang.

Nilai Positif Etika Utilitarisme

1. Rasionalitas :Utilitarianisme tidak menerima saja norma moral yang ada. Ia


mempertanyakan dan ini mengandaikan peran rasio. Utilitarianisme ini bersifat
rasional karena ia mempertanyakan suatu tindkan apakah berguna atau tidak.
Dalam kasus seks pra nikah tadi, utilitarianisme mempertanyakan sebab-sebab
seks pra nikah dilarang.

2. utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral

3. Universalitas :semboyan yang terkenal dari utilitarianisme adalah sesuatu itu


dianggap baik kalau dia memberi kegunaan yang besar bagi banyak orang. Hal
ini sering dipakai dalam politik dan negara.

Kelemahan Etika Utilitarianisme


1. Manfaat merupakan konsep yg begitu luas shg dalam kenyataan praktis akan
menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit
2. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pd
dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan
dg akibatnya.
3. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
4. Variabel yg dinilai tidak semuanya dpt dikualifikasi.
5. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan
ada kesulitan dlam menentukan proiritas di antara ketiganya
6. Etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan
demi kepentingan mayoritas.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pengertian Etika Utilitarianisme ialah bagaimana menilai baik


buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral.
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu
tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya
didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
“Utilitarianisme” berasal dari kata Latin “utilis”, yang berarti berguna, bermanfaat,
berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori
kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Sehingga dapat disimpulkan etika
utilitarisme bependapat suatu tindakan dikatakan baik, bermoral bila tindakat tersebut
menguntungkan, walaupun terkadang secara etis tidak beretika.

Anda mungkin juga menyukai