Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

CRITICAL THINKING AND PROBLEM SOLVING

Disusun Oleh:

Ihda Khusnul Amalia (31401606422)

Kelas E3

FAKUKTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2019
Abstrak

Dalam hidup bermasyarakat dan bernegara kita tahu bahwa diperlukan adanya suatu
aturan yang mengatur bagaimana seharusnya kita bergaul. Hal itulah yang mendasari
tumbuh kembangnya suatu etika. Etika yang berasal dari kata Yunani Ethos yang
berarti nilai atau norma bagi tingkah laku manusia untuk menghasilkan tatanan
perilaku yang baik. Etika dalam perkembangannya sangatlah mempengaruhi
kehidupan manusia. Etika memberi orientasi bagaimana menjalani hidupnya melalui
rangkaian kegiatan sehari hari, hal itu berarti etika membantu manusia untuk
mengambil sikap dan bertindak secara tepat. Begitu juga didalam dunia kerja atau
bisnis etika sangat penting untuk keberhasilan suatu perusahaan. Etika sebagai bentuk
aturan yang harus dilakukan oleh siapapun yang ikut andil dalam perusahaan baik
dari pihak internal perusahaan maupun eksternal. Oleh karena itu jika ada yang
melanggar suatu etika tersebut maka orang itu harus diberi sanksi. Etika profesi juga
berkaitan dengan nilai perusahaan. Apabila etika profesi dapat disepakati dan
diterapkan dengan baik maka akan berdampak baik pada nilai perusahaan.

Kata kunci: Etika Profesi, Nilai Perusahaan.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika (bahasa yunani “ethos”) berarti timbul dari kebiasaan. Adalah sesuatu
yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standard dan
penilaian moral. Kemudian menurut KBBI etika dirimuskan dalam 3 arti yaitu apa
yang baik dan apaa yang buruk, nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai
mengenai benar atau salh yang dianut oleh golongan atau masyarakat.

Dalam dunia kerja dikenal dengan Etika Profesi. Etika profesi yaitu suatu
konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja
yang nantinya akan dijadikan pedoman oleh semua pihak perusahaan selama bekerja
didalam perusahaan tersebut.

Adapun prinsip etika profesi sebagai berikut:

1. Prinsip tanggung jawab

Setiap profesionalitas harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan suatu


pekerjaan dan juga terhadap hasilnya. Selain itu, profesionalitas juga memiliki
tanggungjawab terhadap dampak yang mungkin terjadi dari profesinya bagi
kehidupan orang lain atau masyarakat umum.

2. Prinsip keadilan

Pada prinsip ini, setiap orang dituntut untuk mengedepankan keadilan dalam
menjalankan pekerjaannya. Dalam hal ini, keadilan harus diberikan kepada siapa saja
yang berhak.

3. Prinsip otonomi
Setiap orang memiliki wewenang dan kebebasan dalam menjalankan pekerjaan
sesuai dengan profesinya. Artinya, seseorang memiliki hak untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dengan mempertimbangkan kode etik profesi.

4. Prinsip integritas moral


Integritas moral merupakan kualitas kejujuran dan prinsip moral dalam diri
seseorang yang dilakukan secara konsisten dalam menjalankan profesinya.
Artinya, seseorang harus memiliki komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan
profesinya, dirinya, dan masyarakat.

Dalam menjalankan etika profesi tentunya akan membutuhkan penyusunan kode etik
profesi yang merupakan perumusan norma-norma dan nilai-nilai yang menjadi aturan
kelompok profesi tertentu. Kelompok profesi harus menaati kode etik tersebut dan mencegah
pelanggaran serta berani memebri sanksi kepada setiap orang yang melanggarnya.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Etika Profesi dalam Bisnis

Etika profesi adalah suatu sikap untuk memenuhi kebutuhan pelayanan


profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka kewajiban masyarakat terhadap para anggota masyarakat yang
membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama, (Anang Usman, SH., MSi.)
atau etika profesi yaitu suatu sikap yang yang harus disepakati paa tatanan profesi.

Etika profesi di lingkungan perusahaan ada dua yaitu lingkungan internal dan
lingkunagan eksternal. Yang termasuk dalam lingkungan internal yaitu para
pemegang saham, direktur, manager, karyawan, dan seluruh staf yang bertanggung
jawab langsung pada perusahaan. Sedangkan dalam lingkungan eksternal misalnya
seperti para stakeholder dan masyarakat yang berada disekitar perusahaan.

Dalam menjalankan sebuah perusahaan agar perusahaan tersebut maju dan


berkembang maka dari pihak perusahaan harus menjaga hubungan yang baik antar
anggota perusahaan terhadap lingkungan internal maupun eksternal. Di lingkungan
internal sebagai contoh semua karyawan dan staf yang berhubungan langsung dengan
perusahaan harus mentaati kode etik perusahaan dan bersikap professional dalam
melakukan pekerjaan misalnya Sebagai atasan harus bersikap independen terhadap
semua bawahannya, anggota internal perusahaan juga harus bertanggung jawab atas
apapun yang telah diperintahkan oleh atasan.

Kemudian dilingkungan eksternal agar perusahaan tetap terjaga hubungan


baik dengan stakeholder maka perusahaan harus memberikan kepercayaan kepada
stakeholder bahwa perusahaan kami akan terus maju dan menghasilkan laba yang
memuaskan. Dan dalam menjalin hubungan baik dengan masyarakat, perusahaan
harus sering berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat sekitar misalnya
dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu. Dengan begitu
perusahaan akan mendapatkan citra yang bagus di lingkungan sekitar dan itu akan
berdampak baik terhadap keprcayaan masyarakat terhadap perusahaan. Setelah
mendapat citra yang baik maka akan lebih mudah mempromosikan perusahaan

Jika perusahaan sudah menjalin hubungan baik terhadap lingkungan internal


maupun eksternal perusahaan maka akan mempermudah terciptanya tata kelola
perusahaan yang baik. Istilah tata kelola yang baik dalam perusahaan disebut Good
Corporate Governance (GCG) merupakan seperangkat aturan yang mengatur
hubungan seseorang yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam
mengendalikan sebuah perusahaan. Dari tata kelola perusahaan yang baik diharapkan
akan muncul perilaku-perilaku sebagai berikut:

1. Integritas

Sikap yang secara konsisten menunjukan kejujuran, ketepatan antara yang


ia omongkan dengan perbuatannya dan tanggung jawab terhadap pengelolaan
perusahaan serta mempunyai rasa tanggung jawab yang besar kepada semua
pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Misalnya seorang direktur
harus memiliki integritas tinggi untuk menunjang keberhasilan perusahaan
contoh direktur harus berperilaku jujur kepada siapapun di perusahaan dan
memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk semua bawahannya.

2. Professional

Perilaku untuk selalu memberikan komitmen yang tinggi pada


pekerjaannya dan meningkatkan kemampuan serta menguasai bidang keahlian
seingga menciptakan penampilan yang unggul dalam bidangnya untuk
mendukung citra perusahaan. Misanya seorang akuntan harus mempunyai
keahlian dibidang akuntansi sehingga dapat menyelesaikan laporan keuangan
dengan baik dan benar.

3. Dapat dipercaya
Membangun sikap dapat dipercaya yang dilandasi oleh keyakinan, itikad
baik dari semua pihak baik internal maupun eksternal perusahaan. Misalnya
seorang manajer harus dapat dipercaya bahwa semua yang dia perintahkan
untuk bawahannya untuk keberhasilan perusahaan.

4. Unggul

Perilaku yang selalu memberikan produk yang terbaik dari segi apapun.
Misalnya seorang staf keunagan akan bekerja dengan maksimal demi
menciptakan laporan yang benar.

5. Fokus pada pelanggan

Perilaku yang selalu mementingkan kepentingan pelanggan dan akan


memberikan solusi yang efektif. Misalnya seorang pelanggan akan memprotes
harga produk yang sekarang lebih mahal dari yang dulu, maka dari pihak
pemasaran akan menjelaskan kepada pelanggan tersebut bahwa ada alasan
mengapa harga produk sekarang lebih mahal disbanding tahun lalu.

Setelah perilaku tersebut diterapkan dan muncul tata kelola perusahaan yang
baik itu akan berdampak positif pada nilai perusahaan.

2. Nilai Perusahaan

Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar pula keuntungan yang
diterima oleh pemilik perusahaan. Nilai perusahaan pada dasarnya adalah nilai pasar
saham untuk mencerminkan seberapa besar kekayaan pemilik. Semakin tinggi harga
saham yang diperdagangkan semakin tinggi arti kekayaan pemilik, begitu pula
sebaliknya. Tujuan yang paling penting bagi perusahaan adalah memaksimalkan
kekayaan pemegang saham melalui peningkatan harga saham perusahaan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan yaitu profitabilitas.
Profitabilitas perusahaan memiliki pengaruh yang tinggi terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas merupakan salah satu faktor penting dalam pengukuran persentase
untuk menilai sebuah perusahaan. Adanya peningkatan profitabilitas perusahaan
menandakan peningkatan yang nyata pada nilai perusahaan karena profitabilitas yang
tinggi menandakan masa depan yang baik. Peningkatan atas profitabilitas
menunjukkan keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan sebagai hasil
dari operasionalnya. Hal ini juga dapat memicu investor untuk meningkatkan
permintaan saham dan peningkatan nilai perusahaan di mata masyarakat.

Maka dari itu etika profesi dalam sebuah perusahaan sangat berperan penting
untuk keberhasilan perusahaan. Semua yang berkepentingan harus mentaati kode etik
profesinya masing-masing, setelah semua pihak sudah mentaati kode etik tersebut
maka semua kegiatan dalam perusahaan akan berjalan dengan baik dan selaras,
dengan begitu akan mempermudah perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Berikut salah satu contoh kasus yang melanggar etika profesi yaitu ”Kasus
Laporan Keuangan Ganda Bank Lippo”.

Kasus PT. Bank Lippo Tbk berawal dari laporan keuangan Triwulan ke III tahun
2002 yang dikeluarkan tanggal 30 september 2002 oleh PT. Bank Lippo, yaitu terjadi
perbedaan informasi atas laporan keuangan yang disampaikan ke public pada tanggal
28 november 2002 dengan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek
Indonesia (BEJ). Hal ini menyebabkan terrdapat laporan keuangan ganda yang
dilaporkan ke pihak eksternal dan satu laporan keuangan internal untuk manajemen
yang memiliki beberapa perbedaan dan menimbulkan permasalahan. Dari pihak
manjemen Bank Lippo membuat dua laporan keuangan yang bberbeda demi
kepentingan perusahaannya sendiri an pihak kantor akuntan piblik selaku auditor
laporan keuangan Bank Lippo mengaku hanya mengaudit satu laporan keuangan.
Maka kemungkinan ada dugaan KAP tersebut memiliki keterkaitan dengan kasus ini
karena sebagai auditor. Menurutnya kasus Bank Lippo bermula dari adanya tiga versi
laporan keuangan yang ditemukan oleh BAPEPAM untuk periode 30 september 2002
yang masing-masing dari laporan keuangan tersebut berbeda. Berikut laoporan
keuangannya:
1. Laporan pertama, laporan yang diberikan kepada publik pada 28 November
2002
Dalam laporan tersebut berisi adanya peernyataan manajemen Bank Lippo
bahwa laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan laporan keuangan
konsolidasi yang telah diaudit KAP dengan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian.

2. Laporan kedua, laporan yang diberikan kepada BEJ pada 27 Desember 2002
Pada laporan keuangan Bank Lippo per 30 September 2002 (tanggal yang
sama) yang disampaikan ke BEJ pada 27 Desember 2002, disampaikan laporan
yang berbeda. Laporan tersebut mencantumkan pernyataan manajemen Bank
Lippo bahwa laporan yang disampaikan merupakan laporan keuangan “audited’
yang tiak disertai dengan laporan auditor independen yang berisi opini akuntan
publik. Penyajian laporan juga dilakukan dalam bentuk komparasi per 30
september 2002 dan 30 september 2001.

3. Laporan ketiga, laporan yang disampaikan akuntan publik dan disampaikan


kepaa manjemen Bank Lippo pada 6 januari 2003
Dari ketiga versi laporan keuangan diatas yang benar-benar telah diaudit dan
mencantumkan “opini wajar tanpa pengecualian”yaitu laporan yang disampaikan
pada 6 januari 2003.
Analisis kasus:

Didalam kasus PT. Bank Lippo tersebut sudah terlihat melanggar kode etik profesi.
Akuntansi publik telah melakukan pelanggaran kode etik profesi akuntansi karena
sudah membuat laporan keuangan ganda yang bisa meyesatkan para pengguna
laporan keuangan. Tindakan perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang
belum diaudit ke media masa dengan berkata bahwa laporan keuangan tersebut sudah
diaudit merupakan tindakan yang melanggar kode etik profesi yaitu integritas, dimana
seorang akuntan harus jujur dan professional dalam melaksanakan tugasnya. Kasus
ini juga melanggar prinsip etika profesi mengenai prinsip profesional karena tidak
mematuhi ketentuan hukum serta peraturan yang berlaku. Sehingga menyebabkan
perusahaan dikenakan sanksi sesuai dengan perbuatannya.

Solusi

Dilihat dari kasus ini akuntan publik belum melaksanakan pekerjaannya dengan
baik. Seharusnya sebagai akuntan publik harus mempunyai sikap integritas yang
tinggi dan profesionalitas sesuai dengan standar yang relevan dan kehati-hatiaan
dalam melaksankan pekerjaannya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memiliki
rasa tanggung jawab terhadap perusahaannya, memiliki sikap profesionalitas, dan
patuh terhadap ketentuan yang berlaku serta tidak boleh melanggar kode etik profesi
agar perusahaan dapat berjalan lancar tanpa adanya kasus yang terjadi didalam
perusahaan dan harus tetap menjaga eksistensi perusahaan di mata publik.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Etika profesi merupakan konsep etika yang ditetapkan dan disepakati oleh
lingkup pekerjaan untuk mencapai suatu tatanan yang baik. Etika profesi di
lingkungan perusahaan ada dua yaitu lingkungan internal dan lingkunagan eksternal.
Yang termasuk dalam lingkungan internal yaitu para pemegang saham, direktur,
manager, karyawan, dan seluruh staf yang bertanggung jawab langsung pada
perusahaan. Sedangkan dalam lingkungan eksternal misalnya seperti para stakeholder
dan masyarakat yang berada disekitar perusahaan. Oleh karena itu etika profesi dalam
sebuah perusahaan sangat berperan penting untuk keberhasilan perusahaan. Semua
yang berkepentingan harus mentaati kode etik profesinya masing-masing, setelah
semua pihak sudah mentaati kode etik tersebut maka semua kegiatan dalam
perusahaan akan berjalan dengan baik dan selaras, dengan begitu akan mempermudah
perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Sumber

https://hasanismail25.wordpress.com/2015/03/29/pengertian-etika-profesi-
dan-etika-profesi/

http://m-roiful.blogspot.com/2014/10/tugas-3-pengertian-etika-profesi.html

https://jordyayal.wordpress.com/2016/01/20/kasus-bank-lippo-tugas-etika-
profesi-akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai