Anda di halaman 1dari 30

Business Ethics & Good Governance

Penerapan Good Corporate Governance Pada


PT. MNC Investama Tbk

Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Disusun oleh:
Yudi Nugroho
55118120037

Program Magister Management


2019

1
Abstract

“To become one of the leading investment companies in the Asia Pacific region through solid
financial management, innovation, and competent human resources.” – Vision of PT. MNC
Investama Tbk.

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan tentang moral apa yang baik dan apa
yang buruk, serta penerapannya pada berbagai lingkungan yang salah satunya adalah
lingkungan bisnis. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/ mitra kerja, pemegang saham dan juga masyarakat.
Dalam menjawab tantangan dan isu global, perusahaan dituntut untuk melakukan
pengelolaan perusahaan yang baik dan setiap personil haruslah mengedepankan etika bisnis
yang baik, agar nantinya visi dan misi perusahaan yang telah digariskan mampu tercapai
tujuannya.
Apabila etika bisnis yang sehat merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh perusahaan,
maka penerapan suatu prinsip Good Corporate Governanace dapat menjadi salah satu satu alat
untuk mencapai etika bisnis yang baik tersebut. Penerapan Good Corporate Gobernance yang
mengedepan etika dibandingkan dengan kepentingan pemilik (stakeholder dan shareholder)
memang tidak mudah. Tapi ada manfaat dan tujuan yang dapat diperoleh oleh perusahaan,
dimana bukan untuk tujuan yang bersifat jangka pendek tetapi bersifat jangka panjang demi
keberlangsungan perusahaan.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Good Corporate
Gobernance etika bisnis oleh PT. MNC Investama Tbk. Dalam berbisnis, perusahaan meyakini
prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang dijalankan dengan beretika, dimana seluruh kegiatan
bisnis harus dapat terkelola dengan baik dan sesuai kaidah-kaidah etika, sejalan dengan 2ea r,
dan peraturan yang berlaku.
Bagi Perusahaan penerapan Good Corporate Governanace dapat menjadi standar dan
pedoman bagi Perusahaan, hal ini juga menjadi dasar PT. MNC Investama Tbk untuk turut
menerapkan Good Corporate Governanace dalam melaksanakan setiap kegiatan operasionalnya
dengan dilandasi moral yang jujur, transparan, dan menjunjung profesionalitas.

2
BAB I
Pendahuluan
“Tanpa etika, manusia tidak memiliki masa depan. Dengan kata lain, manusia tanpa
mereka tidak akan menjadi dirinya sendiri. Etika menentukan pilihan dan tindakan dan
menyarankan prioritas yang sulit.”- John Berger
Persaingan perusahaan pada era globalisasisaat ini memberikan pengaruh di segala
aspek bisnis. Seiring berkembangnya kemajuan perekonomian masyarakat saat ini, kebutuhan
akan pangan dan obat-obatan semakin meningkat. Pada situasi demikian pengusaha harus tepat
dan cepat dalam mengambil keputusan agar usaha yang didirikannya dapat berkembang dengan
baik. Mendirikan sebuah usaha bukanlah hal yang mudah, mengembangkan dan menjaga usaha
yang sudah didirikan merupakan suatu pekerjaan yang jauh lebih banyak tantangannya,
masalah-masalah akan bermunculan baik dari dalam maupun luar perusahaan.
Mulai dari bisnis secara tradisional maupun bisnis secara on-line. Bahkan pangsa pasar
bisnis on-line lebih luas dan tentunya dapat memperoleh keuntungan yang maksimal walaupun
tidak sedikit pula orang yang meragukan kualitas produk yang ditawarkan secara on-line.
Namun, diantara bisnis-bisnis yang menghasilkan keuntungan, ternyata masih banyak para
pebisnis yang mengacuhkan etika bisnis yang baik, seperti misalnya tidak memperhatikan
kepuasan konsumen terhadap produk yang dijual. Sejatinya, etika bisnis harus tertanam dalam
jiwa para pebisnis, karena dengan etika bisnis yang baik tidak hanya keuntungan saja yang
didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan konsumen pun akan didapatkan pula. Untuk itu,
para pebisnis harus mengetahui hal-hal apa saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan oleh seorang pebisnis.
Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap
organisasi tersebut. Banyak kearah bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan
persaingan oleh karena itu, diharapkan manajer dapat menjalankan bisnis yang memenuhi
syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai
suatu system juga diharapkan dapat memiliki tanggung jawab social terhadap masyarakat.
Seiring dengan berkembangnya jaman serta maraknya pertumbuhan perekonomian
bisnis di Indonesia, banyak perusahaan yang berdiri dan bersaing untuk memaksimalkan dan
memantapkan diri kearah yang lebih baik. Dalam hal ini tentu perusahaan tidak saja hanya
memikirkan berapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan namun perusahaan juga harus
memikirkan pengembangan masyarakat sekitar menjadi tujuan utama suatu perusahaan, dimana
perusahaan diharapkan dapat membantu terwujudnya kesejahteraan rakyat. Dengan keberadaan
perusahaan disinilah dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam memajukan suatu
masyarakat, daerah dan negara.
Salah satu aspek penting yang dapat memberikan pengaruh terhadap keberhasilan suatu
perusahaan adalah peran dari seorang pemimpin (Winarto, 2005). Jika peran pemimpin baik
maka perusahaan akan berkembang dan namun jika peran pemimpin buruk, maka perlahan
perusahaan akan jatuh. Salah satu unsur dasar pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin
yang memilki integritas yang tinggi (Maedjaja, 1995). Pemimpin yang memiliki integritas yang
tinggi, dapat kita lihat dari cara pemimpin tersebut bersikap dan berperilaku dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya misalnya dengan tidak melakukan tindakan pelanggaran etika dalam
berbisnis.
Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun
pada suatu masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai tata cara hidup yang baik,
aturan dan kebiasaan hidup yang baik (Keraf, 2010). Perkara yang biasanya muncul dalam etika
mempunyai kaitan yang erat dengan kehidupan manusia khususnya di kalangan masyarakat
yang melanggar agama dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu penting bagi setiap orang

3
termasuk pemimpin sebuah perusahaan untuk memeluk dan taat pada suatu kepercayaan atau
agama karena dalam masing-masing agama terdapat nilai-nilai kebajikan dan kebenaran mutlak
yang terkandung dalam ajarannya yang dapat dipergunakan untuk melihat nilai-nilai yang
terkandung di dalam etika.
Dalam penerapan etika bisnis yang baik maka dibutuhkanlah perangkat berupa Good
Corporate Governanace untuk mengatur dan mengendalikan hubungan antara pihak manajemen
organisasi dengan seluruh pihak yang berkepentingan terhadap organisasi mengenai hak-hak
dan kewajiban mereka sesuai dengan visi-misi organisasi. Hal ini bertujuan menciptakan nilai
tambah bagi semua pihak yang berkepentingan serta tercapainya tujuan dan program kerja
organisasi secara efektif.
Good Corporate Governanace digunakan dengan tujuan untuk menambah nilai
kesejahteraan, memberi nilai kemakmuran dan diharapkan mengatasi resiko-resiko yang timbul
pada tata kelola manajemen. Sangat diperlukannya sistem Good Corparate Governance agar
dapat senantiasa setiap saat memantau kebijakan yang digunakan oleh suatu lembaga atau
perusahaan agar selalu terkonsep dengan baik dan tepat (Sutedi, 2012).
Penerapan dari pelaksanaan Good Corporate Governanace sudah menjadi suatu
kebutuhan pokok yang menjadi sebuah keharusan untuk menerapkan sistem tata kelola
perusahaan dengan baik (Issn & Udayana, 2016). Mekanisme yang tersusun pada Good
Corporate Governanace jika dilakukan dengan baik maka akan menjadi nilai tambah agar
lembaga perbankan dan perusahaan mudah dipercayai oleh stakeholders (Kahiatu, 2006).
Good Corporate Governanace adalah tatanan mekanisme yang dimiliki oleh lembaga
atau perusahaan sebagai tolak ukur untuk mentata kelola sumber daya yang berada pada lingkup
internal maupun eksternal dilakukan dengan efektif dan tepat dengan berlandaskan prinsip-
prinsip dari Good Corporate Governanace tersebut, yaitu keterbukaan, dapat
dipertanggungjawabkan, keadilan, independen dan akuntabilas (Renny Oktafia, 2017).
Good Corporate Governanace adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam
memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholder khususnya, dan stakeholders
pada umumnya. Tentu saja hal ini dimaksudkan untuk mengatur kewenangan Direktur,
manajer, pemegang saham dan pihak lain yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan
di lingkungan tertentu.
Agar organisasi dapat berjalan dengan baik maka seluruh pihak perlu melaksanakan
prinsip dasar tata kelola organisasi yang baik. Prinsip-prinsip tata kelola organisasi disusun
secara fleksibel sehingga dapat diimplementasikan bagi segala bentuk organisasi. Prinsip-
prinsip tata kelola organisasi yang dimaksud, antara lain keadilan/kewajaran, keterbukaan
informasi, adanya akuntabilitas yang baik, pertanggung-jawaban dan kemandirian.
Dalam prakteknya prinsip tata kelola organisasi yang baik harus dibangun dan
dikembangkan secara bertahap dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan.
Organisasi harus membangun sistem dan pedoman tata kelola organisasi yang terintegrasi.
Karyawan pun harus dibekali pemahaman dan pengetahuan tentang prinsip-prinsip tata kelola
organisasi yang baik sesuai dengan apa yang akan dijalankan organisasi. Selain itu, perlu
dilakukan pengawasan secara kontinyu terhadap proses-proses yang terjadi dalam sistem tata
kelola yang sudah dibuat.
Sejarah awal PT MNC Investama Tbk, yang juga dikenal sebagai MNC Group awalnya
adalah Bhakti Investama yang didirikan di Surabaya pada tanggal 2 November 1989 oleh Hary
Tanoesoedibjo dengan nama Bhakti Investments. Perusahaan ini awalnya hanya berfokus pada
jasa sekuritas. Kemudian memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta pada tahun 1990. Relokasi
Perusahaan ke Jakarta membawa peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usaha sesuai
dengan pasar modal berkembang.

4
Pada tahun 1994, Perusahaan memperluas cakupan usahanya untuk memasukkan
perdagangan efek dan perantara pedagang efek, penasihat investasi, manajer investasi,
penjamin emisi, originasi dan sindikasi, penasihat keuangan dan jasa riset, serta merger dan
akuisisi, diikuti oleh peluncuran reksa dana produk. Kepercayaan ditunjukkan oleh pelanggan
meyakinkan Perusahaan untuk daftar sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
(sekarang bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia) melalui Penawaran Umum Perdana pada
tahun 1997.
Di bawah kepemimpinan, pendiri, sekaligus Chairman MNC Group Hary
Tanoesoedibjo, Perseroan saat ini berfokus pada 3 (tiga) investasi strategis yaitu media, jasa
keuangan, properti, serta 1 (satu) bisnis pendukung yang masih terkait dengan bisnis inti di
sektor jasa keuangan, yaitu investasi keuangan.
PT MNC Investama Tbk memahami penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau
Good Corporate Governanace yang merupakan kebutuhan dasar dan landasan dalam
menjalankan kegiatan usaha Perseroan. Komitmen ini secara konsisten mengedepankan etika
dan integritas dalam pengelolaan Perseroan yang ditujukan untuk mendorong peningkatan
kinerja, memberikan jaminan dipenuhinya hak-hak para pemangku kepentingan, serta
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5
BAB II
Tinjauan Literatur

A. Etika Bisnis dalam Kegiatan Bisnis/Industri

Dalam sudut pandang ekonomis, bisnis adalah kegiatan ekonomis dimana terjadi proses
tukar menukar, jual-beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-memperkerjakan dan interaksi
manusia lainnya, dengan tujuannya memperoleh keuntungan. Dalam sudut pandang moral,
bisnis yang baik adalah bisnis yang baik secara moral.
Bisnis boleh saja memiiliki tujuan mencapai keuntungan, asalkan pencapainya tidak
merugikan pihak yang lain serta dilakukan dengan menghormati kepentingan dan hak orang
lain yang terlibat baik langsung dan tidak langsung dalam aktivitas bisnis itu sendiri, sedangkan
dari sudut pandang hukum, bisnis yang baik adalah bisnis yang patuh pada hukum. Dapat
disimpulkan bahwa bisnis dikatakan baik jika tidak bertentangan dengan sudut pandang etika
dan hukum (Hapzi Ali, 2016).
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal
pokok yaitu :
• Produk yang baik
• Managemen yang baik
• Memiliki Etika
Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat
disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial,
sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini
cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tsb. Bisnis merupakan
suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena
sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu
harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.

Pengertian Etika Bisnis


Menurut Kamus Besar B.Indonesia (1995) Etika adalah nilai mengenai benar atau salah
yang dianut golongan masyrakat
Pengertian etika bisnis menurut Velasques (2002) merupakan studi yang dikhususkan
mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
Pengertian etika bisnis menurut Steade et al (1984:701) adalah standar etika yang
berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
Pengertian etika bisnis menurut Hill dan Jones (1998) merupakan suatu ajaran untuk
membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait
dengan masalah moral yang kompleks.
Sedangkan menurut Sonny Keraf (1993), Etika bisnis merupakan etika khusus (terapan)
yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat. Sebagai cabang filsafat terapan, Etika
Bisnis menyoroti segi – segi moral perilaku manusia yang mempunyai profesi dibidang bisnis
dan manajemen. Oleh karena itu, Etika Bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan
dan menerapkan prinsip – prinsip etika di bidang hubungan ekonomi antar manusia.
Menurut Sonny Keraf (1998) ada 2 (dua) pengertian etika:
1. Etika yang berarti adat istiadat atau kebiasaan, yaitu:

6
Berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat atau kelompok masyarakat, dalam hal ini pengertian etika persis sama dengan
pengertian moralitas.
2. Etika mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari moralitas, karena merupakan filsafat
moral yang dapat dirumuskan sebagai refleksi kristis dan rasional mengenai :
• Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia.
• Masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma-
norma moral yang umum diterima.

Prinsip Etika Bisnis


Menurut Sonny Keraf (1998), prinsip – prinsip etika bisnis antara lain :
1. Prinsip Otonomi
Sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
2. Prinsip Kejujuran,
Terdapat tiga fokus kegiatan bisnis yang menunjukan bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan
lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran.
a. Jujur dalam pemenuhan syarat – syarat perjanjian dan kontra.
b. Kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.
c. Jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip Keadilan,
Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan
sesuai criteria yang rasional objektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
4. Prinsip Saling Menguntungkan (mutual benefit principle),
Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan semua pihak.
5. Prinsip Integritas Moral,
Menuntut agar setiap pihak agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik
pimpinan atau orang-orangnya maupun perusahaannya.

Peranan etika dalam kegiatan bisnis antara lain, sebagai berikut:


• Etika harus menjadi pedoman dalam kegiatan masyarakat, dan seharusnya juga menjadi
pedoman bagi pebisnis. Mana tindakan yang tepat, benar dan boleh dilakukan dalam
bisnis yang diharapkan menguntungkan semua pihak yang terlibat (Satyanugraha,
2003).
• Etika berperan sebagai penghubung pelaku bisnis. Pelayanan purna jual tentu
merupakan refleksi nilai atau etika bisnis yang diterapkan perusahaan untuk menjaga
loyalitas konsumennya (Tjiptono, 2005).
• Etika juga berperan sebagai syarat utama untuk kelanggengan atau konsistensi
perusahaan. Loyalitas konsumen akan dapat membantu perusahaan agar tetap bias
bertahan (Tjiptono, 2005).
• Untuk membangun kultur bisnis yang sehat, idealnya dimulai dari perumusan etika yang
akan digunakan sebagai norma perilaku sebelum aturan (hukum) perilaku dibuat dan
laksanakan, atau aturan (norma) etika tersebut diwujudkan dalam bentuk aturan hukum
(Arman, 2011).
• Sebagai kontrol terhadap individu. Pelaku dalam bisnis yaitu melalui penerapan
kebiasaan atau budaya moral atas pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dalam prinsip
moral sebagai inti kekuatan suatu perusahaan dengan mengutamakan kejujuran,
bertanggung jawab, disiplin, berperilaku tanpa diskriminasi (Arman, 2011).
7
• Etika bisnis hanya bisa berperan dalam suatu komunitas moral, tidak merupakan
komitmen individual saja, tetapi tercantum dalam suatu kerangka sosial (Arman, 2011).

Tujuan Etika Bisnis


Tujuan Etika Bisnis menurut K. Bertens, ada 3 tujuan yang ingin dicapai dalam
mempelajari etika bisnis yaitu :
1. Menanamkan atau meningkatkan kesadaran akan adanya demensi etis dalam bisnis.
Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, meningkatkan bila kesadaran itu
sudah ada, tapi masih lemah dan ragu. Orang yang mendalami etika bisnis diharapkan
memperoleh keyakinan bahwa etika merupakan segi nyata dari kegiatan ekonomis yang
perlu diberikan perhatian serius.
2. Memperkenalkan argumentasi moral khususnya dibidang ekonomi dan bisnis, serta
membantu pelaku bisnis/calon pebisnis dalam menyusun argumentasi moral yang tepat.
Melalui studi etika diharapkan pelaku bisnis akan sanggup menemukan fundamental
rasional untuk aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis.
3. Membantu pelaku bisnis/calon pebisnis, untuk menentukan sikap moral yang tepat didalam
profesinya (kelak).

Adapun pendapat Sinour (2009) bahwa etika bisnis memberikan keuntungan dan
membantu para pebisnis. Keuntungan yang dimaksud Sinour adalah sebagai berikut:
a. Etika bisnis menyadarkan para pebisnis tentang adanya dimensi etis yang melekat dalam
perusahan yang dibangun.
b. Etika bisnis memampukan para pebisnis untuk membuat pertimbangan- pertimbangan
moral dan pertimbangan-pertimbangan ekonomis secaramemadai.
c. Etika bisnis memberi arah yang tepat bagi para pebisnis ketika akan menerapkan
pertimbangan-pertimbangan moral-etis dalam setiap kebijakan dan keputusan bisnis
demi tercapainya tujuan yang ditargetkan.

Aspek Pokok dari Etika Bisnis


Menurut K.Bertens bisnis modern merupakan realitas yang amat kompleks. Antara lain
ada fakor organisatoris-manajerial, ilmiah-teknologis dan politik-sosial-kultural.
Kompleksibilitas bisnis ini berkaitan langsung dengan kompleksibilitas masyarakat modern
sekarang juga sebagai kegiatan sosial. Maka pendekatan pertama perbandingannya terutama
pada aspek ekoomi dan hukum.
Berikut ini tiga sudut pandang mengenai bisnis :
1. Sudut Pandang Ekonomis Bisnis
Kegiatan ekonomis dengan maksud memperoleh untung. Dalam bisnis modern untung
diekspresikan dalam bentuk uang, tetapi hal itu tidak hakiki untuk bisnis. Yang penting
ialah kegiatan antar manusia dan bertujuan mencari untung dan karena itu menjadi kegiatan
ekonomis. Jadi bisnis selalu bertujuan mendapat keuntungan dan perusahaan dapat disebut
organisasi yang didirikan dengan tujuan sekali lagi, di antara tujuan-tujuan lain meraih
keuntungan.
Teori ekonomi menjelaskan bagaimana dalam sistem ekononomi pasar bebas para
pengusaha dengan memmanfaatkan sumber daya yang langka (tenaga kerja, bahan mentah,
informasi/pengetahuan, modal) menghasilkan barang dan jasa yang berguna untuk
masyarakat. Jika kompetisi pada pasar bebas berfungsi dengan semestinya, akan menyusul
efisiensi ekonomis, artinya hasil maksimal akan dicapai dengan pengeluaran minimal yang
tampak dalam harhga produk atau jasa yang paling menarik untuk publik.

8
Oleh karena efisiensi merupakan kata kunci dalam ekonomi modern, para ekonom telah
mengembangkan pelbagai teknik dan kiat. Dengan demikian dari sudut ekonomis, Good
business adalah bisnis yang membawa banyak keuntungan.

2. Sudut Pandang Moralitas


Dalam sudut pandang ini mengejar keuntungan merupakan hal yang wajar, asalkan tidak
tercapai dengan cara merugikan pihak lain. Sehingga menghormati kepentingan dan hak
orang lain penting. Jadi, ada batasnya juga dalam mewujudkan tujuan perusahaan namun
hal itu juga harus demi kepentingan bisnis itu sendiri sehingga bisnis yang etis tidak
membawa kerugian bagi bisnis itu sendiri, terutama dilihat dari jangka panjang. Aspek etis
dalam sudut pandang moral bisa dilihat dari janji yang harus ditepati, kepercayaan, dan
menjaga nama baik.
Dengan demikian perilaku baik dalam konteks bisnis dalam sudut pandang moral adalah
perilaku yang sesuai dengan norma-norma moral karena suatu perbuatan dinilai baik
menurut arti terdalam justru kalau memenuhi standar etis itu.
3. Sudut Pandang Hukum
Cabang penting dalam ilmu hukum modern adalah hukum dagang atau hukum bisnis sebab
hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti karena peraturan
hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu.Tetapi hukum dan etika memiliki
kaitan erat karena etika harus menjiwai hukum. Itu berarti peraturan hukum harus
ditentukan

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis adalah :
1. Pengendalian diri
Pengendalian diri harus tertanam dalam jiwa-jiwa pebisnis yang baik. Dengan adanya
pengendalian diri, bisnis yang dijalankan akan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
Selain pengendalian diri, tanggung jawab merupakan hal yang terpenting dalam dunia
bisnis. Tanpa tanggung jawab, bisnis tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan,
keuntungan tidak maksimal dan loyalitas konsumen akan semakin berkurang.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Sebagai pebisnis yang baik, tidak perlu melakukan kecurangan ataupun tindakan-
tindakan lain yang tidak sesuai dengan etika bisnis. Maka, persaingan yang sehat sangat
perlu dilakukan untuk setiap pebisnis.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti korupsi, manipulasi dan
segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
mencemarkan nama bangsa dapat dihilangkan.
7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit karena persyaratan
tidak bisa dipenuhi, tidak menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan
“kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan
“kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan
9
Antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga iklim
bisnis menjadi kondusif.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan dapat terlaksana apabila setiap orang
bersedia konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut
10. Memelihara Kesepakatan
Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
11. Menuangkan Dalam Hukum Positif
Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari
etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah (Hapzi Ali, 2018).

Pengertian Etika Profesional


Etika Profesi adalah standar profesi dan perilaku bisnis, nilai, dan pedoman yang
diterima secara profesional. Kode etik profesi sering dibentuk oleh organisasi profesional untuk
membantu memandu anggota dalam melaksanakan fungsi pekerjaan mereka sesuai dengan
prinsip etika yang sehat dan konsisten (Business Dictionary).

Etika Manajemen
Etika Manajemen terkait dengan respon sosial dari sebuah perusahaan. Disiplin yang
berurusan dengan apa yang baik dan buruk atau benar dan salah, atau dengan kewajiban dan
kewajiban moral. Ini adalah standar perilaku yang memandu manajer individu dalam pekerjaan
mereka. "Ini adalah seperangkat prinsip moral yang mengatur tindakan individu atau
kelompok."

Pengertian Stakeholder
Menurut Freeman (1984) Stakeholder adalah kelompok atau individu yang dapat
memengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan
bahwa stakeholder adalah individu atau kelompok yang mempunyai
Kepentingan terhadap sesuatu dalam sebuah organisasi atau dalam bentuk lain, dimana
individu atau kelompok tersebut dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu (Ilmu Ekonomi, 2016).

Prinsip-Prinsip Stakeholder
Paradigma stakeholder, manajemen dihadapkan pada banyak pihak, atau bisa
dikelompokan menjadi dua yaitu:
1. Stakeholder Primer
Terdiri dari para pemegang saham, kreditor, pekerja, pemasok, penyalur, pelanggan dan
para kompetitor/pesaing
2. Stakeholder Sekunder
Terdiri atas pemerintah, masyarakat, aktivis sosial, pendukung bisnis, media massa dan
pendapat umum.

Prinsip Stakeholder Yang Berkaitan Dengan Konsumen


Konsumen merupakan pemakai produk/jasa sehingga sangat penting karena
keberlangsungan perusahaan sangat bergantung padanya. Berikut ini beberapa hal yang harus
dilakukan oleh perusahaan sebagai wujud tanggung jawab kepada konsumen:
1. Memberikan produk yang terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen.
2. Berlaku adil dalam semua transaksi dengan konsumen

10
3. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kualitas lingkungan konsumen dari produk dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
4. Menghormati konsumen dalam memasarkan, menawarkan dan mengiklankan produk
5. Menghormati integritas budaya pelanggan (Ilmu ekonomi, 2016).

Pada dasarnya konsumen adalah kuncinya dari para pemangku kepentingan yang
membantu membangun reputasi organisasi bisnis. Memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen dengan menyediakan produk-produk berkualitas tinggi adalah kunci kesuksesan
organisasi bisnis.
Persaingan yang ketat kadang-kadang melahirkan perilaku yang tidak etis ketika
orientasi konsumen sedang dimainkan. Hubungan antara konsumen dan organisasi bisnis ada
karena harapan bersama dibangun di atas kepercayaan, itikad baik, dan kesepakatan yang adil
dalam interaksi mereka.

Pemangku Kepentingan
Bisnis tidak beroperasi secara terpisah sebab orang atau organisasi yang berinteraksi
dengan bisnis dan dipengaruhi melalui interaksi itu dapat dianggap sebagai pemangku
kepentingan sebab memiliki pengaruh dan kepentingan dalam bisnis dapat menjadi sekutu
penting jika diyakinkan menggunakan cara dan metode yang tepat.
Ketika suatu bisnis telah mengidentifikasi para pemangku kepentingan yang dapat
berguna untuk itu dalam suatu aliansi, bisnis itu kemudian perlu meneliti keinginan para
pemangku kepentingan dan bagaimana ia dapat memuaskan keinginan para pemangku
kepentingan mereka karena kedua belah pihak perlu mendapatkan manfaat dalam jangka lama.
Bisnis dapat menjadi agen perubahan sosial yang kuat untuk itu diperlukan prinsip
sebagai landasan untuk dialog dan tindakan oleh para pemimpin bisnis untuk mencari tanggung
jawab bisnis sehingga diperlukan nilai-nilai moral dalam pengambilan keputusan bisnis. Intinya
pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang
menjadi fokus kajian atau perhatian.
Peran pemangku kepentingan korporasi dihadapkan pada persaingan yang kompetitif,
keterbatasan sumberdaya dan perolehan laba untuk meningkatkan kemakmuran pemegang
saham oleh karena itu korporasi melakukan berbagai upaya yang tidak jarang memiliki dampak
negatif kepada pihak lain termasuk lingkungan sebab tidak sedikit aktivitas korporasi
menimbulkan kerusakan terhadap alam.
Kerusakan alam tersebut pada akhirnya akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan
dan makhluk hidup di dalamnya, termasuk manusia. Tindakan korporasi seperti ini pada
akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup alam, manusia, dan perusahaan itu sendiri
3. Prinsip 1
Tanggung Jawab Bisnis: Lebih dari Pemegang Saham kepada Stakeholder
Bisnis memiliki peran dalam meningkatkan kehidupan semua pelanggan, karyawan, dan
pemegang saham mereka dengan berbagi dengan mereka kekayaan yang telah mereka
ciptakan. Pemasok dan pesaing juga harus mengharapkan bisnis untuk menghormati
kewajiban mereka dengan semangat kejujuran dan keadilan. Sebagai warga yang
bertanggung jawab dari komunitas lokal, nasional, regional dan global tempat mereka
beroperasi, bisnis berbagi bagian dalam membentuk masa depan komunitas tersebut.
4. Prinsip 2
Dampak Ekonomi dan Sosial Bisnis: Menuju Komunitas Inovasi, Keadilan, dan Dunia
Bisnis harus berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial tidak hanya di negara-
negara di mana mereka beroperasi, tetapi juga di komunitas dunia pada umumnya, melalui
penggunaan sumber daya yang efektif dan bijaksana, persaingan bebas dan adil, dan
penekanan pada inovasi dalam teknologi, produksi metode, pemasaran, dan komunikasi.
11
5. Prinsip 3
Perilaku Bisnis: Beyond the Letter of Law menuju Spirit of Trust
Sementara menerima legitimasi rahasia dagang, bisnis harus mengakui bahwa
kesungguhan, keterbukaan, kejujuran, penguasaan janji, dan transparansi tidak hanya
berkontribusi pada kredibilitas dan stabilitas mereka sendiri tetapi juga untuk kelancaran
dan efisiensi transaksi bisnis, terutama pada tingkat internasional.
6. Prinsip 4
Penghormatan terhadap Aturan
Untuk menghindari friksi perdagangan dan untuk mempromosikan perdagangan yang lebih
bebas, kondisi yang sama untuk persaingan, dan perlakuan yang adil dan setara untuk
semua peserta, bisnis harus menghormati peraturan internasional dan domestik. Selain itu,
mereka harus mengakui bahwa beberapa perilaku, meskipun legal, mungkin masih
memiliki konsekuensi yang merugikan.
7. Prinsip 5
Dukungan untuk Perdagangan Multilateral
Bisnis harus mendukung sistem perdagangan multilateral dari organisasi perdagangan
dunia dan perjanjian internasional serupa. Kerja sama dalam upaya untuk mempromosikan
liberalisasi perdagangan yang progresif dan bijaksana dan untuk melonggarkan langkah-
langkah domestik yang secara tidak masuk akal menghambat perdagangan global,
sementara memberikan hormat kepada tujuan kebijakan nasional.
8. Prinsip 6
Penghargaan untuk Lingkungan
Sebuah bisnis harus melindungi dan jika memungkinkan memperbaiki lingkungan,
mempromosikan pembangunan berkelanjutan, dan mencegah penggunaan sumber daya
alam yang kurang efisien
9. Prinsip 7
Menghindari Operasi Ilegal
Sebuah bisnis seharusnya tidak berpartisipasi dalam atau membiarkan suap, pencucian
uang, atau praktik korupsi lain dan harus mencari kerja sama dengan pihak lain untuk
menghilangkannya, juga tidak memperdagangkan senjata atau bahan lain yang digunakan
untuk kegiatan teroris, lalu lintas narkoba atau kejahatan terorganisasi lainnya

Prinsip-prinsip Pemangku Kepentingan


❖ Pelanggan
Organisasi bisnis memiliki tanggung jawab untuk:
▪ Menyediakan produk dan layanan berkualitas tertinggi sesuai dengan kebutuhan mereka
▪ Memperlakukan konsumen secara adil dalam semua aspek transaksi bisnis
▪ Melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa kesehatan dan keselamatan
konsumen, serta kualitas lingkungan mereka.
▪ Menjamin penghargaan terhadap martabat manusia dalam produk yang ditawarkan,
pemasaran, dan iklan; dan menghormati integritas budaya.
❖ Para karyawan
Proses perekrutan karyawan hendaknya dilakukan dengan serius dengan
mempertimbangkan aspek martabat.
❖ Pemilik / Investor
Diperlukan sikap menghormati kepercayaan yang diberikan investor karena itu
organisasi bisnis memiliki tanggung jawab untuk:
▪ Menerapkan manajemen yang profesional dan tekun untuk menjamin pengembalian
yang adil dan kompetitif atas investasi pemilik
12
▪ Mengungkapkan informasi yang relevan kepada pemilik / investor yang tunduk pada
persyaratan hukum dan batasan kompetitif
▪ Melestarikan, melindungi, dan meningkatkan aset pemilik / investor
▪ Menghormati permintaan / permintaan pemilik, investor, keluhan, dan resolusi formal.
❖ Pemasok
Hubungan dengan pemasok dan subkontraktor harus didasarkan pada saling
menghormati. Oleh karena itu organisasi bisnis memiliki tanggung jawab untuk
❖ Pesaing
Persaingan ekonomi yang adil adalah salah satu persyaratan dasar untuk meningkatkan
kekayaan negara dan akhirnya untuk memungkinkan distribusi barang dan jasa yang adil. Oleh
karena itu organisasi bisnis memiliki tanggung jawab untuk:
▪ Mendorong pasar terbuka untuk perdagangan dan investasi;
▪ Mempromosikan perilaku kompetitif yang menguntungkan secara sosial dan
lingkungan dan mendemonstrasikan rasa saling menghormati di antara para pesaing;
▪ Menahan diri dari mencari atau berpartisipasi dalam pembayaran atau bantuan yang
patut dipertanyakan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif;
▪ Menghormati hak milik yang nyata dan intelektual; dan
▪ Menolak untuk memperoleh informasi komersial dengan cara yang tidak jujur atau tidak
etis, seperti spionase industri.
❖ Komunitas
Sebagai warga korporat global dapat berkontribusi pada kekuatan reformasi dan hak
asasi manusia seperti yang bekerja di masyarakat di mana kami beroperasi. Oleh karena itu
tanggung jawab di komunitas tersebut untuk:
▪ Menghormati HAM dan lembaga demokratis, dan mempromosikannya dimanapun
▪ Mengakui kewajiban pemerintah yang sah kepada masyarakat luas dan mendukung
kebijakan dan praktik publik yang mempromosikan pembangunan manusia melalui
hubungan harmonis antara bisnis dan segmen masyarakat lainnya
▪ Berkolaborasi dengan kekuatan di komunitas yang didedikasikan untuk meningkatkan
standar kesehatan, pendidikan, keselamatan tempat kerja dan kesejahteraan ekonomi
▪ Mempromosikan dan menstimulasi pembangunan berkelanjutan dan memainkan peran
utama dalam melestarikan dan meningkatkan lingkungan fisik dan melestarikan sumber
daya bumi
▪ Mendukung perdamaian, keamanan, keragaman dan integrasi sosial
▪ Menghormati integritas budaya lokal, menjadi warga korporat yang baik melalui donasi
amal, kontribusi pendidikan dan budaya, dan partisipasi karyawan dalam komunitas dan
urusan sipil.

Perlindungan Konsumen
Konsumen adalah seseorang yang membeli produk atau layanan untuk penggunaan
pribadi dan tidak untuk pembuatan atau penjualan kembali. Konsumen adalah seseorang yang
dapat membuat keputusan apakah membeli barang di toko atau tidak, dan seseorang yang dapat
dipengaruhi oleh pemasaran dan iklan (InvestorWords)
Karena itu, Undang-undang sangat penting untuk memastikan bahwa semua hak kami
sebagai konsumen dilindungi, dan bahwa kami tidak dieksploitasi oleh penyedia layanan atau
pemasar yang tidak etis.

13
B. Good Corporate Governanace

Salah satu bentuk etika bisnis perusahaan adalah adanya penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang baik atau biasa disebut Good Corporate Governanace.
Menurut Tangkilisan (2003), Good Corporate Governanace adalah sebuah sistem dan
struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan serta
mengalokasikannya ke berbagai pihak yang berkepentingan seperti kreditor, supplier, asosiasi
usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas. Hal senada diungkapkan pula oleh
Sutedi (2011) yang mendefiniskan Good Corporate Governanace sebagai sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk
semua pemegang saham (stakeholders). Good Corporate Governanace hanya dapat tercipta
apabila adanya keseimbangan antara kepentingan semua pihak dengan kepentingan perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan (Khairandy dan Malik, 2007).
Dari berbagai pengertian tersebut Good Corporate Governanace dapat diartikan sebagai
tata kelola perusahaan yang baik dimana adanya sistem yang mengatur, mengelola dan
mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan nilai perusahaan, sekaligus sebagai
bentuk perhatian kepada primary stakeholders dan secondary stakeholders.
Penerapan Good Corporate Governanace ini harus menjaga keseimbangan antara kedua
belah pihak sebagai dalam upaya untuk mencapai tujuan ekonomi dan kesejahteraan bersama.
Implementasi Good Corporate Governanace bagi dunia perbankan harus memegang tiga prinsip
utama yaitu kemandirian, integritas, dan transparansi yang menjadi modal dasar
menyelenggarakan bisnis perbankan secara efektif dan berkesinambungan (sustainable)
(Tangkilisan, 2003).
Good Corporate Governanace adalah salah satu upaya untuk menjembatani konflik
tersebut agar tidak menimbulkan dampak yang negatif bagi perusahaan, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Untuk membuat Good Corporate Governanace berfungsi dengan baik,
terdapat empat kelompok yang harus saling berinteraksi yaitu tersedianya undang-undang atau
jaminan hukum yang kuat, ditegakkannya accountability, adanya fungsi direksi dan manajer
yang membantu direksi (Sutedi, 2010).
Good Corporate Governanace diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Di Indonesia, penerapan Good
Corporate Governanace telah dibuatkan pedomannya oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance (KNKG) melalui bukunya yang baru dirilis tahun 2006 lalu berjudul “Pedoman
Umum Good Corporate Governanace Indonesia”.

Tujuan Good Corporate Governanace


Good Corporate Governanace bagi suatu perusahaan dimaksudkan sebagai pedoman
manajemen dan pegawai dalam menjalankan praktek bisnis yang memenuhi persyaratan Good
Governance.Sedangkan tujuannya adalah:
1. Memaksimalkan value Perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Memastikan pengelolaan Perusahaan dilakukan secara profesional, transparan,dan efisien.
3. Mewujudkan kemandirian dalam membuat keputusan sesuai dengan peran dan tanggung
jawab masing-masing pimpinan dalam Perusahaan tersebut.
4. Memastikan setiap pegawai dalam perusahaan berperan sesuai wewenang dan tanggung
jawab yang telah ditetapkan.
5. Mewujudkan praktek bisnis yang sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate
Governanace secara konsisten.

14
Menurut Ahmad Daniri (2005) jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan
Good Corporate Governanace secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan
manfaat antara lain:
• Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang saham
akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
• Mengurangi biaya modal (Cost of Capital).
• Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.
• Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan terhadap
keberadaan perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan.

Setiap perusahaan harus membuat pernyataan tentang kesesuaian penerapan Good


Corporate Governanace dengan Pedoman Good Corporate Governanace ini dalam laporan
tahunannya. Pernyataan tersebut harus disertai laporan tentang struktur dan mekanisme kerja
organ perusahaan serta informasi penting lain yang berkaitan dengan penerapan Good
Corporate Governanace. Dengan demikian, pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya, termasuk regulator, dapat menilai sejauh mana Pedoman Good Corporate Governanace
pada perusahaan tersebut telah diterapkan.
Penerapan Good Corporate Governanace memiliki dua faktor yang memegang peranan
yang menentukan keberhasilannya sebagai berikut, seperti dikutip dari Ristifani (2009) :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktek Good Corporate
Governanace yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa factor yang dimaksud antara lain:
▪ Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan Good
Corporate Governanace dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan.
▪ Berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada penerapan
nilai-nilai Good Corporate Governanace.
▪ Manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah standar
Good Corporate Governanace.
▪ Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk menghindari
setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
▪ Adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan
langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan
mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke
waktu.

2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sangat
mempengaruhi keberhasilan penerapan Good Corporate Governanace. Di antaranya:
▪ Terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya supremasi
hukum yang konsisten dan efektif.
▪ Dukungan pelaksanaan Good Corporate Governanace dari sektor publik/ lembaga
pemerintahaan yang diharapkan dapat pula melaksanakan Good Governance dan Clean
Government menuju Good Government Governance yang sebenarnya.
▪ Terdapatnya contoh pelaksanaan Good Corporate Governanace yang tepat (best practices)
yang dapat menjadi standard pelaksanaan Good Corporate Governanace yang efektif dan
profesional. Dengan kata lain, semacam benchmark (acuan).
▪ Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan Good Corporate
Governanace di masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul

15
partisipasi aktif berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi serta sosialisasi
Good Corporate Governanace secara sukarela.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan implementasi Good
Corporate Governanace terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi yang
berkembang di lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah
kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan bahwa perbaikan
lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam implementasi
Good Corporate Governanace.
Good Corporate Governance tercipta apabila terjadi keseimbangan kepentingan
antara semua pihak yang berkepentingan dengan bisnis kita. Identifikasi keseimbangan dalam
keberadaannya memerlukan sebuah sistem pengukuran yang dapat menyerap setiap dimensi
strategis dan operasional bisnis serta berbasis informasi. Pengukuran kinerja konsep Good
Corporate Governanace berdasarkan kepada lima dasar, yaitu:
a. Perlindungan hak pemegang saham,
b. Persamaan perlakuan pemegang saham,
c. Peranan stakeholdersterkait dengan bisnis,
d. Keterbukaan dan transparansi,
e. Akuntabilitas dewan komisaris

Dalam konteks tumbuhnya kesadaran dan arti penting Corporate Governance ini,
Organization for Economic Corporation and Development (OECD) telah mengembangkan
sperangkat prinsip – prinsip Good Corporate Governanace dan dapat diterapkan secara fleksibel
sesuai dengan keadaan, budaya, dan tradisi, dimasing – masing Negara.
Prinsip – prinsip diharapkan menjadi titik rujuk bagi para regulator (pemerintah) dalam
membangun framework bagi penerapan corporate governance. Bagi para pelaku usaha dan
pasar modal prinsip – prinsip ini dapat menjadi guidanceatau pedoman dalam mengelaborasi
best practice bagi peningkatan nilai (valuation) dan keberlangsungan (sustainability)
perusahaan.

Prinsip – prinsip OECD mencakup lima bidang utama yaitu :


1. Pertanggungjawaban (Responsibility).
Kesesuaian di dalam pengelolahan perusahaan terhadap peraturan perundang -
undangan yang berlaku dan prinsip - prinsip korporasi. Tanggung jawab perusahaan tidak hanya
diberikan kepada pemegang saham juga kepada stakeholdertetapi juga kepada pihak – pihak
yang berkepntingan lainnya.

2. Transparansi (Transparency)
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan
dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahan. Perusahaan
harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan mengenai struktur dan operasi korporasi.

3. Akuntabilitas (Accountability)
Kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan tanggung jawab organ sehingga pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif. Perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar.

4. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)

16
Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak – hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang – undang yang berlaku. Dalam melaksanakan
kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.

5. Independensi (Independency)
Suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang – undang yang berlaku dan prinsip – prinsip korporasi yang sehat. Untuk
melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance, perusahaan harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing organ.

Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tangung jawab merupakan


konsekuensi logis dari adanya wewenang; menyadari akan adanya tangung jawab social;
menghindari penyalahgunaan kekuasaan; menjadi profesional dan menjunjung etika;
memelihara lingkungan bisnis yang sehat.
Pelaksanaan Pedoman Umum Good Corporate Governanace oleh
perusahaanperusahaan di Indonesia baik perusahaan terbuka (Emiten/Perusahaan Publik)
maupun perusahaan tertutup pada dasarnya bersifat comply and explain. Di mana perusahaan
diharapkan menerapkan seluruh aspek Pedoman Good Corporate Governanace ini. Apabila
belum seluruh aspek pedoman ini dilaksanakan maka perusahaan harus mengungkapkan aspek
yang belum dilaksanakan tersebut beserta alasannya dalam laporan tahunan.

17
BAB III
Metode

Metode Penelitian yang digunakan dalam tugas ini adalah penggunaan data sekunder
atau disebut Metode Pengumpulan Data, dimana pengertian data sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai
tangan kedua).
Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal, dan
lain-lain. Sehingga menurut penyusun metode ini lebih tepat, dimana menggunakan berupa
studi kepustakaanan dengan cara mengumpulkan data dari beberapa buku, dan juga melakukan
pencarian dan pengumpulan data melalui internet maupun artikel- artikel yang ada di koran,
berita dan sumber-sumber lainnya yang sekiranya mendukung tugas penulisan ini.
Kegiatan yang akan dilakukan penulis adalah penulis terlebih dahulu memaparkan
definisi dan teori mengenai etika bisnis secara garis besar yang penulis peroleh dari materi
perkuliahan dan membaca informasi melalui website. Selain itu penulis mengumpulkan
informasi melalui situs resmi PT MNC Investama Tbk (MNC Group) membaca pemberitaan
yang berkaitan dengan aktivitas baik periklanan, survey dan penelitian yang menulis mengenai
kegiatan bisnis PT MNC Investama Tbk (MNC Group), serta kampanye yang dilakukan oleh
PT MNC Investama Tbk (MNC Group). Dari seluruh informasi yang terkumpul penulis
melakukan perbandingan dengan teori mengenai bisnis etik.

18
BAB IV
Diskusi & Hasil

Dari hasil pendalaman informasi mengenai landasan teori, profile dan kegiatan
perusahaan serta penerapan Bisnis Etik dan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate
Governanace) yang dilakukan Perusahaan, maka berikut dapat disampaikan hal-hal berikut ini.

Perseroan didirikan pada tanggal 2 November 1989 di Surabaya, Jawa Timur, dengan
nama PT Bhakti Investments, yang kemudian berubah nama menjadi PT Bhakti Investama Tbk
dengan kode saham “BHIT” di Bursa Efek Indonesia. Demi pertimbangan strategi bisnis,
Perseroan berganti nama menjadi PT MNC Investama Tbk. Perubahan nama ini disetujui oleh
pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 2 Mei 2013, dan
selanjutnya pada tanggal 23 Agustus 2013 mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan
terutama meliputi bidang jasa, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pertanian,
pengangkutan, dan pembangunan. Dalam kegiatan usahanya, Perseroan merupakan induk
usaha dari beberapa entitas anak yang bergerak dalam bidang investasi keuangan dan berfokus
pada 3 (tiga) investasi strategis yaitu media, jasa keuangan dan Lifestyle Property, Hospitality
& Entertainment.
Berawal dari sebuah perusahaan sekuritas yang bergerak di bidang jasa keuangan sejak
tahun 1989 tersebut, PT MNC Investama Tbk, yang juga dikenal sebagai MNC Group
(“Perseroan”), kini telah bertransformasi menjadi sebuah grup investasi terkemuka di
Indonesia.
Perseroan mengukuhkan komitmen untuk meningkatkan kinerja operasional, pelayanan
kepada pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya serta transparansi sistem pelaporan dan
pengawasan kinerja keuangan dan operasional Perseroan.
Di bawah kepemimpinan pendiri sekaligus Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo,
Perseroan saat ini berfokus pada 3 (tiga) investasi strategis yaitu media, jasa keuangan, dan
Lifestyle Property, Hospitality & Entertainment, serta 1 (satu) bisnis pendukung yang masih
terkait dengan bisnis inti di sektor jasa keuangan, yaitu investasi Keuangan.

PT MNC Investama Tbk memiliki visi dan misi yang mempresentasikan etika yang
dijunjung perusahaan, yaitu:

A. Visi
Menjadi salah satu perusahaan investasi yang terkemuka di kawasan Asia Pasifik melalui
pengelolaan keuangan yang solid, inovasi, dan sumber daya manusia yang kompeten.

B. Misi
6. Secara konsisten memberikan pelayanan yang berkualitas, agar menjadi nilai tambah
bagi para pemegang saham, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.
7. Memaksimalkan sinergi diantara unit usaha dalam group.
8. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan nilai-nilai perusahaan Vision,
Quality dan Speed.
9. Menjaga keseimbangan antara aspek komersial dan aspek sosial melalui komitmen
dalam pengembangan masyarakat.

C. Nilai Budaya Perusahaan

19
• Vision, pandangan ke masa depan untuk menciptakan kesempatan usaha dan
memenangkan pasar (menjadi market leader).
• Quality, totalitas untuk menjadi yang terbaik.
• Speed, selalu memberikan karya lebih cepat dan lebih cerdas untuk menjadi yang
terdepan.

Sektor Media

Pada sektor media yang dioperasikan melalui anak usaha Global Mediacom atau dikenal
sebagai MNC Media, MNC Group adalah pemilik media terbesar dan paling terintegrasi di Asia
Tenggara. MNC Media melalui kedua entitas anak operasional utama, PT Media Nusantara
Citra Tbk (MNCN) dan PT MNC Vision Networks (MVN), mempertahankan dominasi dan
kepemimpinan dalam penyiaran FTA dan sektor konten dan operator TV-berbayar secara
berturut-turut. MNCN dengan portofolio yang terdiri dari 4 (empat) stasiun TV nasional Free-
To-Air (FTA): RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews serta 17 channel yang disiarkan di TV
berlangganan MNC Channels. RCTI, MNCTV dan GTV, berfokus pada program berkualitas
mencakup serial drama, konten, dan program pencarian bakat, sedangkan iNews berfokus pada
penayangan program berita dan olahraga. iNews merupakan TV nasional berjaringan terbesar
yang terdiri dari 60 TV lokal yang tersebar di seluruh Indonesia. Sepanjang tahun 2018,
keempat stasiun televisi FTA Perseroan mencatatkan rata-rata audience share sebesar 34,7%
untuk prime time, tertinggi dalam industri media di Indonesia.
MNC Media juga memiliki rumah produksi terbesar di Indonesia. Melalui MNC
Pictures, MNC Media secara konsisten memproduksi serial televisi unggulan dan film-film
layar lebar Indonesia, serta memenuhi tingginya permintaan akan hiburan berkualitas yang
berlatar belakang budaya Indonesia. Tiga dari serial drama unggulan seperti “Cinta yang
Hilang”, “Dunia Terbalik”, dan “Tukang Ojek Pengkolan” terus menunjukkan kinerja luar biasa
dengan masuk ke jajaran 10 besar judul FTV unggulan di Indonesia tahun 2018. Untuk
mendukung produksi in-house, MNC Media memiliki Star Media Nusantara yang merupakan
perusahaan manajemen bakat yang saat ini mengembangkan karir untuk lebih dari 300 artis.
MNC Media juga mengoperasikan 17 Channel TV Berlangganan bermerek MNC dan memiliki
pustaka konten terbesar dengan lebih dari 300.000 jam konten, yang merepresentasikan lebih
dari 40% total pustaka konten di Indonesia. Untuk meningkatkan sinergi dalam bisnis media,
MNC Media juga memiliki dan mengoperasikan media cetak dan jaringan radio terbesar di
Indonesia.
Di segmen media dan broadband berbasis pelanggan, MNC Vision Network (MVN)
yang merupakan holding company dari MNC Play (perusahaan broadband dan tv kabel), PT
MNC Sky Vision Tbk (“MSKY”) (TV Berbayar berbasis satelit) dan MNC Now (penyedia jasa
OTT), telah membangun platform TV berbayar terbesar di Indonesia. MNC Vision
mengoperasikan satelitnya sendiri dan terus berupaya menawarkan pelayanan berkualitas
premium berorientasi pada pelanggan dan fokus pada pengembangan jaringan penjualan yang
luas. MNC Vision merupakan pemimpin pasar dalam bisnis TV berbayar berbasis DTH dengan
pangsa pasar 96%.
MNC Play yang merupakan penyedia layanan jaringan broadband berbasis teknologi
serat optik menggunakan infrastruktur terkini Fiber To The Home (FTTH), menghadirkan 4
(empat) layanan terintegrasi Quadruple Play yang terdiri dari light speed internet dengan
kecepatan hingga 1 Gbps, interactive cable TV, interactive New Media menampilkan Home
Automation, Interactive Home Shopping, Interactive Stock Trading, dan crystal clear telephony
dengan fitur video call. Internet Protocol Television (IPTV) yang hanya tersedia di MNC Play

20
memiliki fitur yang ekstensif seperti video on demand, HD channels, TV on demand dan time
shift.
Hingga akhir tahun 2018, MNC Play telah menggelar 1.493.000 homepass di 6 (enam)
kota besar di Indonesia. Jaringan FTTH yang handal mampu menghadirkan koneksi internet
yang stabil dengan kecepatan hingga 1 Gbps baik untuk mengunduh maupun mengunggah.
IPTV MNC Play telah menghadirkan 185 saluran TV berbayar termasuk 33 saluran eksklusif;
20 di antaranya adalah saluran dengan brand MNC. Perseroan juga meningkatkan
keterlibatannya dalam beberapa inisiatif media daring. Melalui platform OTT Perseroan, MNC
Now, MNC Media juga menawarkan layanan OTT gratis kepada pelanggan TV-berbayar untuk
meningkatkan kepuasan pengalaman menonton mereka. MNC Now diharapkan akan semakin
memperkokoh bisnis konten Perseroan.
MVN melalui jaringan terintegrasi 110 kantor cabang di seluruh Indonesia yang
melayani pelanggan Vision and Play mampu mempertahankan pangsa pasar TV berlangganan
dan broadband terbesar sebesar 60% dengan 2,6 juta pelanggan pada akhir 2018. Sementara itu,
MNC Now yang diluncurkan pada Februari 2018 dengan cepat mendapatkan lebih dari 2 juta
pelanggan tahun lalu.
Di bisnis online, Okezone.com merupakan portal online berita dan hiburan yang
berfokus pada pembaca Indonesia dengan beragam konten. Okezone.com menerbitkan sekitar
700-800 berita setiap hari, terbanyak di Indonesia. Selain Okezone.com, Perseroan juga
memiliki online streaming yaitu Okezone.tv yang dikenal sebagai premier online TV streaming
Indonesia. Okezone.com telah dikunjungi sekitar 2 juta pengunjung setiap harinya. MNC
Media juga mengoperasikan video portal hiburan melalui metube.id, dan juga jasa perjalanan
online yang berfokus pada penjualan tiket, akomodasi dan paket perjalanan melalui Mister
Aladin, serta belanja online melalui The F Thing.
Di Home Shopping Business, MNC Shop adalah pusat berbelanja online yang dapat
diakses 24 jam baik melalui channel 88 (MNC Vision & MNC Play), maupun melalui
www.mncshop.co.id. MNC Shop melakukan sinergi bisnis yang optimal dengan beroperasi
pada berbagai platform: Pay TV, FTA dan internet sehingga memberikan berbagai jenis akses
kepada pelanggan.
Di bidang telekomunikasi, MNC Media melalui Infokom, menyediakan layanan
berbasis Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) menggunakan infrastruktur satelit dan
terestrial kepada pelanggan perusahaan swasta dan juga instansi pemerintah Indonesia.
MNC Media Investment yang merupakan anak usaha dari MNC Media yang berbasis
di luar negeri telah mencapai sukses luar biasa pada investasinya di Le Tang yang berkedudukan
di Hefei, Cina dengan memproduksi online games dan mobile games untuk telepon seluler dan
tablet. Mobile games “Boonie Bears 2” (BB2), “Armor Heroes”, dan “Crayon Sinchan” telah
diunduh lebih dari 320 juta kali sampai saat ini.

Sektor Jasa Keuangan

Pada sektor jasa keuangan yang dikelola oleh MNC Kapital Indonesia atau dikenal
sebagai MNC Financial Services, MNC Group memiliki komitmen yang kuat untuk
menyediakan produk dan jasa keuangan yang lengkap dan terintegrasi, melalui MNC Bank,
MNC Finance, MNC Leasing, MNC Sekuritas, MNC Asset Management, MNC Insurance, dan
MNC Life. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pelanggan untuk transaksi keuangan yang
lebih nyaman, semua unit MNC Kapital Indonesia telah dilengkapi dengan platform digital
yang memungkinkan pemasaran dan proses online untuk meningkatkan jangkauan pelanggan
dan efisiensi operasional.

21
MNC Bank, yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan bisnis keuangan Group
secara keseluruhan, menawarkan jasa perbankan full service dan terus mengembangkan digital
banking system agar dapat menjadi bank masa depan. MNC Bank telah mencatat pertumbuhan
yang signifikan setelah melakukan pembenahan fundamental pada strategi usaha dengan
memaksimalkan sinergi dengan entitas anak lainnya dalam naungan MNC Group. Saat ini,
MNC Bank fokus pada segmen utamanya, yaitu Consumer Banking dan segmen UKM, dimana
kedua segmen ini memiliki pasar dengan pertumbuhan yang cukup signifikan. MNC Bank
memiliki strategi dan inisiatif yang berkesinambungan dengan mengembangkan digital
bankingnya.
MNC Finance fokus pada pembiayaan untuk konsumen dengan mayoritas portofolio
untuk pembiayaan rumah dan mobil. Hingga akhir tahun 2018, MNC Finance memiliki 50
kantor cabang sebagai jaringan distribusi, dengan layanan berupa pembiayaan mobil bekas
(MNC Oto), used car refinancing (MNC Express), pembiayaan multiguna (KMG) dan anjak
piutang.
MNC Leasing yang fokus pada nasabah korporasi untuk pembiayaan aset-aset produktif
untuk kalangan bisnis di Indonesia dengan skema pembiayaan modal kerja, pembiayaan
investasi, dan pembiayaan multiguna menunjukkan kinerja yang terus bertumbuh dan akan
menjadi salah satu kontributor penting bagi struktur pendapatan MNC Kapital Indonesia. Di
akhir tahun 2018, MNC Leasing telah beroperasi dengan jaringan bisnis mencapai 15 jaringan
kantor di Indonesia.
MNC Sekuritas menyediakan jasa sebagai broker saham dan instrumen berpendapatan
tetap, penjamin emisi, dan penasihat jasa keuangan serta riset. Entitas anak ini juga
menyediakan jasa margin-financing untuk klien yang aktif bertransaksi di pasar modal dan
memberikan klien layanan yang lengkap dengan menyediakan informasi yang berharga yang
bersumber dari Divisi Riset ekuitas dan utang (fixed income). Pada bulan Desember 2018,
MNC Sekuritas telah memiliki 122 points of sales yang tersebar di seluruh Indonesia.
MNC Asset Management menawarkan berbagai produk investasi untuk investor
individu, termasuk nasabah kelas atas (high-networth individuals), nasabah ritel dan nasabah
institusi, produk reksadana serta mengelola akun diskresioner nasabah yang dapat disesuaikan
dengan keinginan dari setiap nasabah. Dalam menjaring nasabah baru pada investasi reksadana,
MNC Asset Management saat ini meluncurkan MNC Duit yang merupakan aplikasi reksadana
online.
MNC Insurance menyediakan produk-produk ritel dan produk untuk korporasi dengan
produk dan jasa yang diberikan antara lain asuransi untuk kendaraan bermotor, properti, kargo,
engineering, dan aviasi. Disamping 23 points of sales yang tersebar secara nasional, MNC
Insurance telah mengembangkan produk digital berupa e-commerce dan e-channel untuk
mendukung aktivitas pemasarannya.
MNC Life menawarkan beragam perlindungan yang luas mencakup asuransi tradisional
yang terdiri dari asuransi jiwa dan kesehatan serta produk untuk mengakumulasi kekayaan dan
produk unit link. Saat ini MNC Life mengembangkan beberapa digital platform antara lain e-
voucher Hario Siaga, iLucky, e-AJK dan e-Agency. Hingga akhir tahun 2018, MNC Life
memiliki 20 kantor penjualan, sebuah pencapaian fenomenal, didukung oleh nama besar MNC
Group yang kuat dan telah dikenal luas.
Unit pengembangan teknologi digital Perusahaan, MNC Teknologi Nusantara
("MTN"), saat ini juga sedang mengembangkan infrastruktur Fin-Tech untuk mensinergikan
kemampuan digital dari semua anak perusahaannya menjadi satu platform layanan keuangan
digital. MTN saat ini juga sedang mengembangkan Smart Payment Indonesia (“SPIN”),
aplikasi terintegrasi yang berfungsi sebagai e-wallet, e-money, alat pembayaran digital,
pinjaman P2P dan akses ke beragam produk MNC Group.

22
Lifestyle Property, Hospitality & Entertainment

Pada sektor lifestyle property, hospitality & entertainment, Perseroan memiliki MNC
Land yang dalam kurun waktu yang singkat telah berkembang menjadi salah satu perusahaan
lifestyle property, hospitality & entertainment terbesar di Indonesia. Bergerak dalam
pengembangan, pembangunan dan akuisisi properti dan kawasan wisata terpadu serta dalam
jasa properti.
Saat ini, MNC Land memiliki lima lini bisnis strategis utama yang meliputi MNC Lido
City, kawasan seluas 3.000 ha di Lido, Jawa Barat yang didedikasikan sebagai pusat gaya hidup
dan hiburan terintegrasi; MNC Bali Resort, kawasan resor mewah seluas lebih dari 100 ha di
Tabanan, Bali, salah satu kawasan resor yang terbesar dan paling terintegrasi di Bali; MNC
Smart City, pembangunan smart city seluas 3.000 ha di kawasan Tangerang, Banten; Properti
Umum yang terdiri dari properti dalam pengembangan serta portofolio properti komersil dan
hunian bertingkat yang premium; Jasa Properti yang menyediakan jasa manajemen properti,
jasa keamanan dan jasa terkait properti lainnya bagi konsumen internal dan eksternal.
MNC Lido City akan menjadi kebanggaan Indonesia dengan menghadirkan MNC
World™ Lido – Theme Park Resort berkelas dunia yang pertama di Indonesia dan Trump
Resort & Residences terpadu pertama di Asia. MNC Lido City akan mengintegrasikan theme
park bertaraf kelas dunia dengan hotel bertema yang indah, Movie Land, kawasan ritel,
restoran, dan hiburan yang meriah serta tempat tinggal berkualitas tinggi. Dioperasikan oleh
Trump Hotel Collection, Trump Resort & Residences akan mengembangkan resor bintang 6
yang sangat mewah, lapangan golf 18-hole bertaraf internasional yang dirancang oleh Ernie
Els, dan country club elit, vila dan rumah super mewah, serta kondominium resor kelas atas.
MNC Lido City saat ini dapat dijangkau dengan mudah dari Jakarta melalui Jalan Tol Bocimi
baru yang menghubungkan Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) ke MNC Lido City yang
baru saja diresmikan dan beroperasi sejak Desember 2018.
MNC Bali Resort yang terletak di Tabanan, Bali, akan menghadirkan resor bintang 6
terintegrasi, dioperasikan oleh brand Trump serta lapangan golf 18-hole yang terkenal dan telah
mengadakan banyak kejuaraan, yang berhadapan dengan Pura Tanah Lot akan dirancang oleh
Phil Mickelson, pemenang Major Championship.
Lini bisnis Properti Umum telah meluncurkan One East Penthouse & Residences
Collection dan Oakwood Hotel & Residence di Surabaya, serta Lido Lake Resort di Bogor yang
dioperasikan oleh MNC Hotel Management. Selain itu, Perseroan melalui MNC Land memiliki
Park Tower yang terdiri dari ruang perkantoran Grade-A dan Park Hyatt Hotel di Jakarta serta
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Surabaya.
MNC Land juga memiliki The Westin Resort & Bali International Convention Center
di Nusa Dua, Bali, dimana semua rapat penting, konvensi, dan pameran dilaksanakan.
Sebuah proyek masa depan yang akan dikembangkan adalah MNC Smart City, sebuah
pengembangan kota di Tangerang dengan luas mencapai 3.000 hektar, yang akan dilengkapi
dengan akses jalan tol dan pilihan transportasi utama lainnya.

Sektor Investasi

Bisnis lain yang dioperasikan oleh Perseroan adalah investasi keuangan. Tujuan
investasi adalah murni untuk mendapatkan keuntungan. Saat ini, Group memiliki investasi pada
bidang usaha transportasi, pertambangan batubara dan terminal batubara.
Perseroan sangat yakin bahwa ketiga bisnis strategis yang berada di bawah Perseroan
memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi karena di dukung oleh tim manajemen yang kuat,

23
komitmen MNC Group untuk memperkuat modal dan kondisi perekonomian Indonesia yang
kondusif terhadap semua bisnis yang dijalankan dan diinvestasikan oleh MNC Group.
Seiring dengan kondisi ekonomi domestik yang diprediksi akan terus membaik,
Perseroan akan terus mengambil langkah-langkah strategis untuk mengembangkan sektor
media dan telekomunikasi, jasa keuangan serta berinvestasi pada bisnis properti premium yang
memiliki prospek pertumbuhan tinggi.

Dalam membangun hubungan yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan dan
meningkatkan nilai pemegang saham, Perseroan senantiasa menjaga etika dan nilai-nilai
integritas dalam setiap aktivitas bisnis Perseroan. Untuk itu Perseroan menyusun pedoman
perilaku dalam bentuk Pedoman Perilaku Perseroan.

Pedoman Perilaku merupakan aturan tertulis yang menjadi pedoman nilai-nilai


etika/moral yang sesuai dengan budaya Perseroan. Pedoman Perilaku berisi komitmen
Perseroan kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan Perseroan untuk menjunjung
tinggi etika bisnis dan etika kerja insan Perseroan. Pedoman Perilaku berlaku bagi segenap
insan Perseroan mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, karyawan dan individu atau institusi lain
yang terkait dengan bisnis Perseroan.

Pedoman Perilaku berisi tentang pedoman umum atas hubungan karyawan dengan
Perseroan, hubungan antar karyawan, hubungan dengan konsumen, hubungan dengan
pemegang saham, hubungan dengan pemerintah, dan hubungan dengan masyarakat.

Seluruh jajaran Perseroan wajib membaca dan memahami Pedoman Perilaku sebagai
acuan dalam melakukan hal yang boleh dan tidak melakukan hal yang tidak boleh di lingkungan
Perseroan. Dengan sosialisasi dan internalisasi Pedoman Perilaku yang terus dilakukan ke
seluruh elemen Perseroan dan entitas anak, diharapkan karyawan dapat lebih memahami
bagaimana harus bersikap dan bertindak.

Pedoman Perilaku meliputi:


• Integritas dalam berusaha yang merupakan bentuk kepatuhan pada peraturan
yang berlaku.
• Tidak membuat pernyataan palsu dan klaim palsu terutama terkait pemasaran
dan negosiasi termasuk akun untuk biaya dan pengeluaran, kajian atas proyek
tertentu dan penulisan laporan.
• Menghindari terjadinya benturan kepentingan, terutama terkait dengan
kepemilikan saham baik langsung maupun tidak langsung, insider trading,
memakai aset Perseroan untuk kepentingan pribadi, melakukan pekerjaan lain
di luar Perseroan yang berpotensi mengganggu produktivitas, dan memberikan
informasi yang menguntungkan orang lain.
• Pemberian/penerimaan hadiah, mengikuti kebijakan yang ditetapkan Perseroan,
misalnya: hadiah tidak berupa uang tunai ataupun voucher dan nominal tidak
lebih dari Rp500.000.
• Tidak menerima atau melakukan suap dalam bentuk apapun.
• Tidak melakukan penyelewengan seperti menipu, menggelapkan, memalsukan,
menyalahgunaan aset, pengalihan kas, dan lain-lain.

24
Budaya Perseroan terbentuk dari nilai-nilai utama Perseroan yang menjadi landasan
pelaksanaan kegiatan manajemen Perseroan dan seluruh unit kerjanya. Dalam penerapannya,
budaya Perseroan juga diharapkan menjadi panduan bagi seluruh karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pokok-pokok nilai utama Perseroan yang diharapkan akan menjadi budaya Perseroan
tersebut adalah:
• Jujur, loyal, dan berdedikasi
• Tegas dan ramah
• Kerja sama dan sinergi
• Adil
• Berjiwa sosial

Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance MNC Group diwujudkan


dalam keselarasan dari ketiga aspek governance system yaitu governance structure, governance
process dan governance outcome dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan investor,
melindungi para pemangku kepentingan, memberikan kontribusi positif kepada industri jasa
keuangan dan pasar pada umumnya.

Dasar - Dasar Penerapan Tata Kelola Perusahaan

Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance MNC Group diwujudkan


dalam keselarasan dari ketiga aspek governance system yaitu governance structure, governance
process dan governance outcome dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan investor,
melindungi para pemangku kepentingan, memberikan kontribusi positif kepada industri jasa
keuangan dan pasar pada umumnya.

MNC Group berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate


Governance sebagai landasan dalam menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi
kepentingan para pemegang saham, masyarakat secara luas, dan berbagai pemangku
kepentingan lainnya (pegawai, konsumen, regulator, mitra kerja, dan lain-lain) baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.

Sebagai wujud penerapan Good Corporate Governance yang komprehensif, MNC


Group mengadopsi standar terbaik yang berlaku sesuai dengan asas Corporate Governance dari
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), yaitu keterbukaan, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi serta kesetaraan dan kewajaran.

Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Group diwujudkan dalam


keselarasan dari ketiga aspek governance system yaitu governance structure, governance
process dan governance outcome dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan investor,
melindungi para pemangku kepentingan, memberikan kontribusi positif kepada industri jasa
keuangan dan pasar pada umumnya.

Kerangka Tata Kelola

Efektivitas penerapan tata kelola terlihat dari kecukupan struktur dan infrastruktur tata
kelola agar proses penerapan prinsip Good Corporate Governance menghasilkan outcome yang
sesuai dengan harapan pemangku kepentingan.

25
Yang termasuk dalam struktur tata kelola adalah Direksi, Dewan Komisaris, komite-
komite, dan satuan kerja Perseroan. Adapun yang termasuk infrastruktur tata kelola antara lain
kebijakan dan prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-
masing struktur organisasi.

Sedangkan Governance process terkait dengan penerapan tata kelola, dan Governance
outcome merupakan hasil dari kualitas penerapan Good Corporate Governance.

Sesuai Anggaran Dasar Perseroan, Dewan Komisaris MNC Group menjalankan fungsi
pengawasan untuk memastikan bahwa kepengurusan Perseroan dilaksanakan oleh Direksi
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sementara Direksi menjalankan
fungsi pengelolaan secara profesional dan menghindari terjadinya potensi benturan
kepentingan.

Berdasarkan prinsip tata kelola, Perseroan telah mengembangkan struktur Good


Corporate Governance yang meliputi Good Corporate Governance structure dan Good
Corporate Governance infrastructure guna menjalankan Good Corporate Governance sesuai
peraturan perundang-undangan serta best practices yang ada.

Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Sebagai wujud dari komitmen MNC Group untuk mengimplementasikan Good


Corporate Governance secara penuh, Perseroan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam melakukan kegiatan usahanya, sebagai berikut.

1. Keterbukaan

Merupakan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan terkait


kondisi keuangan dan non keuangan Perseroan. Transparansi ini diwujudkan oleh Perseroan
dengan selalu berusaha untuk mempelopori pengungkapan informasi keuangan dan non
keuangan kepada berbagai pihak yang berkepentingan serta dalam pengungkapannya tidak
terbatas pada informasi yang bersifat wajib. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan
Public Expose untuk memenuhi ketentuan pasar modal dalam rangka memaparkan kinerja
Perseroan kepada pemegang saham, investor, analis, dan media.

Pengungkapan informasi tersebut dilakukan Perseroan dengan tetap mematuhi


peraturan perundang-undangan yang berlaku dan disarankan oleh praktik Good Corporate
Governance.

Penerapan prinsip keterbukaan ini tidak mengurangi atau menghilangkan kewajiban


bagi Perseroan untuk merahasiakan informasi tertentu sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku atau atas dasar pertimbangan bisnis.

2. Akuntabilitas

Merupakan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban masing-masing


organ dan seluruh jajaran Perseroan sehingga pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif.
Perseroan meyakini bahwa akuntabilitas berhubungan dengan keberadaan sistem yang
mengendalikan hubungan antara individu dan/atau organ yang ada di Perseroan maupun
26
hubungan antara Perseroan dengan pihak yang berkepentingan. Perseroan menerapkan prinsip
akuntabilitas sebagai salah satu solusi mengatasi Perbedaan kepentingan individu dengan
kepentingan Perseroan maupun kepentingan Perseroan dengan pihak yang berkepentingan.

Dalam mencapai akuntabilitas ini, maka Perseroan secara formal menyusun rincian
tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk masing-masing posisi dengan mempertimbangkan
pemisahan fungsi (segregation of duties) dan mekanisme check and balance. Tidak hanya itu,
Perseroan berusaha untuk menyediakan sumber daya yang memadai sehingga tidak terdapat
tumpang tindih tugas dan tanggung jawab.

3. Pertanggung-jawaban

Merupakan kesesuaian di dalam pengelolaan Perseroan dengan peraturan perundang-


undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Perseroan bertanggung jawab
untuk mematuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk ketentuan yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan, perpajakan, persaingan usaha, kesehatan dan
keselamatan kerja, dan lain sebagainya. Seluruh Insan Perseroan juga bertanggung jawab untuk
mematuhi kebijakan, prosedur kerja serta peraturan intern lainnya dalam setiap aktivitas kerja.
Perseroan menerapkan akuntabilitas dengan mendorong seluruh individu dan/atau organ
Perseroan menyadari hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta kewenangannya.

4. Independensi

Merupakan kondisi pengelolaan Perseroan secara profesional tanpa benturan


kepentingan, dominasi, dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance. Independensi ini diimplementasikan dengan selalu menghormati hak dan
kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan masing-masing organ Perseroan.
Perseroan meyakini bahwa dengan implementasi prinsip kemandirian secara optimal, seluruh
organ Perseroan dapat bertugas dengan baik dan maksimal dalam membuat keputusan dan
pengelolaan yang terbaik bagi Perseroan.

5. Kesetaraan dan Kewajaran

Merupakan penerapan dan pemenuhan hak-hak para pemangku kepentingan tanpa


adanya pembedaanperlakuan. Perseroan menjamin bahwa setiap pihak yang berkepentingan
mendapatkan perlakuan yang adil, wajar, dan setara sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Di samping itu, Perseroan akan menerima dan memperlakukan setiap
pegawai secara adil dan bebas dari bias karena perbedaan suku, agama, asal-usul, jenis kelamin,
atau hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan kinerja.

Penerapan Etika Dan Good Corporate Governance

Mengacu pada teori egoism bahwa setiap manusia memiliki egoism di dalam dirinya
masing-masing, maka akan ada benturan kepentingan antara kepentingan manajemen,
kepentingan pemegang saham, dan kepentingan stakeholder lainnya. Setiap entitas tersebut
memiliki kepentingan masing-masing dalam meningkatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.
Permasalahan muncul ketika pemenuhan kepentingan dalam mendapatkan keuntungan
tersebut merugikan hak entitas lain. Manejemen memiliki kepentingan untuk mendapatkan laba
27
sebesar-besarnya dari bisnis yang dijalankan. Pemegang saham dan kreditur memiliki
kepentingan untuk mendapatkan pengembalian yang maksimal dari dana yang ditanamkan atau
dipinjamkan kepada perusahaan. Begitu juga dengan stakeholder lainnya memiliki kepentingan
masing-masing.
Selanjutnya lahirnya konsep Good Corporate Governance untuk mengatasi
permasalahan di atas. Terutama pada sistem ekonomi pasar bebas, pihak yang berkepentingan
sangat banyak dan masing-masing menuntut haknya dalam memperoleh keuntungan. Good
Corporate Governance sebagai sebuah struktur dan proses akan mengendalikan perusahaan
tentang bagaimana seharusnya perusahaan beroperasi. Good Corporate Governance akan
menemukan benang merah atau titik temu antara kepentingan masing-masing entitas yang
menginginkan keuntungan seperti yang dijelaskan di atas.
Sementara itu, Good Corporate Governance akan terlaksana jika setiap perusahaan
memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan usahanya. Dengan integritas yang tinggi,
perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari para stakeholder sehingga dapat terus
menjalankan usahanya untuk jangka panjang. Misalnya dengan memberikan pengembalian
yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kreditur atau pemegang saham, perusahaan akan
mendapatkan kepercayaan dalam mengelola dana sehingga mendapatkan pinjaman atau modal
secara berkelanjutan. Maka perusahaan harus juga menyediakan informasi yang akurat dan
relevan. Artinya perusahaan dituntut untuk memiliki akuntabilitas dan transparansi yang tinggi.
Untuk dapat mewujudkan integritas yang tinggi tersebut, perusahaan harus menerapkan
asas-asas etika. Apabila perusahaan menerapkan perilaku-perilaku etis dalam setiap keputusan
yang dibuatnya, integritas tinggi tersebut akan muncul secara otomatis. Ulitarianism dan
deontology dapat digunakan untuk melahirkan perilaku etis dalam pengambilan keputusan yang
tidak hanya memperhatikan kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok, melainkan
kepentingan masyarakat secara keseluruhan mencakup kepentingan perusahaan dan
stakeholder.
Penerapan perilaku-perilaku etis pada perusahaan pada akhirnya akan mewujudkan
Good Corporate Governance. Perusahaan akan mempertimbangkan kepentingan para
stakeholder sehingga perusahaan memiliki tanggung jawab yang tinggi. Dengan begitu
perusahaan mendapatkan kepercayaan dari kreditur, pemegang saham, tenaga kerja, dan
stakeholder lainnya. Penerapan perilaku etis ini akan mewujudkan integritas dan Good
corporate govenance secara berkesinambungan.

28
BAB V
Kesimpulan & Rekomendasi

Kesimpulan dari penelitin pada PT. MNC Investama Tbk tersebut, dapat dilihat bahwa
perusahaan tersebut secara maksimal telah mendedikasikan tata kelola perusahaannya atau
Good Corporate Governance sesuai Etika Bisnis yang baik.
Awalnya dari melihat semangat pada Visi dari PT MNC Investama Tbk “Menjadi salah
satu perusahaan investasi yang terkemuka di kawasan Asia Pasifik melalui pengelolaan
keuangan yang solid, inovasi, dan sumber daya manusia yang kompeten” strategi perusahaan
yang dijalankan pun dipastikan dengan tanggungjawab pengelolaan yang profesional.
PT MNC Investama, Tbk dalam perjalanan bisnisnya bisa bertambah besar, di mana hal
ini diyakini tidak lepas dari Tata Kelola Perusahaan atau Good Corporate Governance yang
dijalani dengan baik oleh segenap pihak perusahaan. Tanggung jawab untuk selalu menjalankan
Good Corporate Governance bertujuan untuk memastikan keberlangsungan perusahaan secara
jangka panjang.

Rekomendasi Manajerial
Dalam pengelolaan program Good Corporate Governanace pada PT MNC Investama
Tbk, ada beberapa hal yang dapat menjadi perhatian terkait Etika Bisnis yaitu dalam penerapan
Good Corporate Governanace hendaknya perusahaan tetap menjalankan prinsip sesuai kaidah
Good Corporate Governanace, dimana pelaporan dan keterbukaan informasi menjadi penting
untuk memastikan seluruh pemangku kepentingan memahami dan mengawasi pengelolaan
perusahaan.

29
BAB VI
Referensi

▪ Achmad Daniri. 2005. Good Corporate Governanace Konsep Dan Penerapannya. Jakarta.
Ray Indonesia
▪ Aldridge, John.E Siswanto Sutojo. 2008. Good Corporate Governanace. Jakarta: PT.
Damar Mulia Pustaka.
▪ Daniri Achmad dan Indirawati Angela Simatupang,2012, Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan Melalui Good Governance. Jakarta: Universitas Indonesia
▪ DR.A, Sonny Keraf. 1998. “Etika Bisnis; tuntutan dan Relevansinya”. Jakarta; Penerbit
Kanisius.
▪ De George, Ricarhard T. 1986. Busness Ethics, Ke-2. New york: MacMillan Pub. Co.
▪ Forum For Corporate Governance In Indonesia (Fcgi). 2001. “Tata Kelolaperusahaan
(Corporate Governance). Jakarta
▪ Hapzi, Ali, 2018. Modul 1-6 BE & GG. Univeristas Mercu Buana
▪ Pedoman Umum Good Governance Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG), 2006
▪ Rezaee, Zabihollah (2009) Corporate Governance and Ethics, John Wiley. Jakarta
▪ Siswanto Sutojo dan Aldridge, E. John., 2005. Good Corporate Governanace : Tata Kelola
Perusahaan Yang Sehat.Jakarta : PT.Damar Mulia Rahayu.
▪ https://blog.docotel.com/pentingnya-tata-kelola-yang-baik-bagi-organisasi-atau-perusahaan/
(27 Desember 2019, Pukul 10.00 wib)
▪ https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_kelola_perusahaan_yang_baik (27 Desember 2019, Pukul
10.00 wib)
▪ http://eprints.umsida.ac.id/5839/1 (27 Desember 2019, Pukul 10.00 wib)
▪ https://www.kompasiana.com/sabirinsaiga/57df999e7593733941aef017/etik-dan-good-
corporate-governance-ggc-sebuah-cara-mewujudkan-entitas-bisnis-yang-sehat?page=all (27
Desember 2019, Pukul 10.00 wib)
▪ http://lilawatyy95.blogspot.com/2015/12/hubungan-etika-bisnis-dan-good.html (27 Desember
2019, Pukul 10.00 wib)
▪ https://www.mncgroup.com/page/corporate-governance/tata-kelola-perusahaan (27
Desember 2019, Pukul 10.00 wib)

30

Anda mungkin juga menyukai