Anda di halaman 1dari 27

DEFINISI ETIKA BISNIS

Etika yang baik berarti bisnis yang baik. Etika bisnis yang buruk dapat menggelincirkan
rencana strategis terbaik sekalipun. Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip
etik dalam suatu organisasi yang membimbing pengambilan keputusan dan tingkah laku.
Peningkatan kesadaran mengenai pentingnya etika bisnis telah disadari oleh seluruh
perusahan di AS dan seluruh dunia. Strategis seperti CEO dan pemilik bisnis adalah orang-
orang yang paling bertanggung jawab untuk memastikan bahwaprinsip-prinsip etika bisnis
yang tinggi telah dilaksanakan di suatu organisasi. Seluruh formulasi strategi, implementasi,
dan evaluasi keputusan memiliki dampak secara etika.

kata etika, Menurut bahasa Yunani, kata etika berawal dari kata ethos yang
memiliki arti sikap, perasaan, akhlak, kebiasaan, watak. Sedangkan Magnis Suseno
berpendapat bahwa etika merupakan bukan suatu ajaran melainkan suatu ilmu.
Kata kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua
kata tersebut dipadukan, yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu
tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis.
Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari
individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis.
“kode etik”; maksudnya adalah sebagai kumpulan norma dan nilai moral yang
wajib diperhatikan oleh pemegang profesi tertentu. Sebagai contoh misalnya
pemakaian dalam istilah “Etika Rumah Sakit,” “Etika Jurnalistik.”

Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis,


yangmencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,industri
dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kitamenjalankan
bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidaktergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.Etika bisnis lebih luas dari
ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkanmerupakan standar yang lebih tinggi
dibandingkan standar minimal ketentuanhukum, karena dalam kegiatan bisnis
seringkali kita temukan wilayah abu-abuyang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis
merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yangmencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan jugamasyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubunganyang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,masyarakat.Perusahaan meyakini prinsip
bisnis yang baik adalah bisnis yangberetika, yakni bisnis dengan kinerja unggul
dan berkesinambungan yangdijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika
sejalan dengan hukum danperaturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi
standar dan pedoman bagiseluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedomanuntuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawantermasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur,transparan dan sikap yang
profesional.

Hubungan Etika Dan Budaya


Hubungan antara Etika dengan Kebudayaan: Meta-ethical cultural
relativism merupakan cara pandang secara filosofis yang yang menyatkan bahwa
tidak ada kebenaran moral yang absolut, kebenaran harus selalu disesuaikan
dengan budaya dimana kita menjalankan kehidupan sosial kita karena setiap
komunitas sosial mempunyai cara pandang yang berbeda-beda terhadap kebenaran
etika.
Etika erat kaitannya dengan moral. Etika atau moral dapat digunakan okeh
manusia sebagai wadah untuk mengevaluasi sifat dan perangainya. Etika selalu
berhubungan dengan budaya karena merupakan tafsiran atau penilaian terhadap
kebudayaan. Etika mempunyai nilai kebenaran yang harus selalu disesuaikan
dengan kebudayaan karena sifatnya tidak absolut danl mempunyai standar moral
yang berbeda-beda tergantung budaya yang berlaku dimana kita tinggal dan
kehidupan sosial apa yang kita jalani.
Baik atau buruknya suatu perbuatan itu tergantung budaya yang berlaku.
Prinsip moral sebaiknya disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku, sehingga
suatu hal dikatakan baik apabila sesuai dengan budaya yang berlaku di lingkungan
sosial tersebut. Sebagai contoh orang Eskimo beranaggapan bahwa tindakan
infantisid (membunuh anak) adalah tindakan yang biasa, sedangkan menurut
budaya Amerika dan negara lainnya tindakan ini merupakan suatu tindakan
amoral.
Suatu premis yang disebut dengan “Dependency Thesis” mengatakan “All
moral principles derive their validity from cultural acceptance”. Penyesuaian
terhadap kebudayaan ini sebenarnya tidak sepenuhnya harus dipertahankan dan
dibutuhkan suatu pengembangan premis yang lebih kokoh.
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-
salah, baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang
etika perusahaan, etika kerja, dan etika perorangan, yang menyangkut hubungan-
hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika
perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan
dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat
setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika
perorangan mengatur hubungan antar karyawan.
Perilaku etis yang telah berkembang dalam perusahaan menimbulkan situasi
saling percaya antar perusahaan dan stakeholder, yang memungkinkan perusahaan
meningkatkan keuntungan jangka panjang. Perilaku etis akan mencegah
pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling
percaya.
Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap
pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai
dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong
terciptanya perilaku, dan sebaliknya dapat pula mendorong perilaku yang tidak
etis. Kebijakan perusahaan untuk memberikan perhatian serius pada etika
perusahaan akan memberikan citra bahwa manajemen akan mendukung perilaku
etis dalam perusahaan.

Pengaruh Etika Terhadap Budaya


Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu kasatuan yang terintegrasi
sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya saling
melengkapi dalam mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok, yang
kemudian menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh terhadap budaya
perusahaan. Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam
budayau perusahaan, maka akan berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan
dan akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan kinerja
karyawan.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara etika seseorang dariu tingkatan
manajer terhadap tingkah laku etis dalam pengambilan keputusan. Kemampuan
seorang profesional untuk dapat mengerti dan pekau terhadap adanya masalah
etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial budaya, dan
masyarakat dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan sumbangan yang
sangat berartiu terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika
mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.

SASARAN DAN RUANG LINGKUP ETIKA BISNIS


Setelah melihat penting dan relevansinya etika bisnis ada baiknya kitatinjau lebih
lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tigasasaran dan lingkup
pokoketika bisnis yaitu:1.

Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi danmasalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengankata lain, etika bisnis
yang pertama bertujuan untuk mengimbau parapelaku bisnis untuk menjalankan
bisnisnya secara baik dan etis. Karenalingkup bisnis yang pertama ini lebih sering
ditujunjukkan kepada paramanajer dan pelaku bisnis dan lebih sering berbicara
mengenai bagaimanaperilaku bisnis yang baik dan etis itu.2.

Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean iamengunggah,


mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakatuntuk tidak dibodoh

bodohi, dirugikan dan diperlakukan secara tidak adildan tidak etis oleh praktrek
bisnis pihak mana pun. Untuk menyadarkanmasyarakat khususnya konsumen,
buruh atau karyawan dan masyarakatluas akan hak dan kepentingan mereka yang
tidak boleh dilanggar olehpraktek bisnis siapapun juga.3.

Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangatmenentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnislebih bersifat makro, yang
karena itu barangkali lebih tepat disebut sebagaietika ekonomi.Ketiga lingkup dan
sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu denganyang lainnya dan bersama

sama menentukan baik tidaknya, etis tidaknyapraktek bisnis tersebut.

INDIKATOR ETIKA BISNIS


Kehidupan bisnis modern menurut banyak pengamat cenderungmementingkan
keberhasilan material. Menempatkan material pada urutanprioritas utama, dapat
mendorong para pelaku bisnis dan masyarakat umummelirik dan menggunakan
paradigma dangkal tentang makna dunia bisnis itusendiri. Sesungguhnya dunia
binis tidak sesadis yang dibayangkan orang danmaterial bukanlah harga mati yang
harus diupayakan dengan cara apa yangdan bagaimanapun. Dengan paradigma
sempit dapat berkonotasi bahwa bisnishanya dipandang sebagai sarana meraih pendapatan
dan keuntungan uangsemata, dengan mengabaikan kepentingan lainnya. Organisasi
bisnis danperusahaan dipandang hanya sekedar mesin dan sarana untuk
memaksimalkankeuntungannya dan dengan demikian bisnis semata-mata berperan
sebagai jalan untuk menumpuk
kekayaan dan bisnis telah menjadi jati diri lebih darimesin pengganda modal atau
kapitalis.Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang baru,
bahkansecara moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Alasannyaadalah
sebagai berikut:1.

Secara moral keuntungan memungkinkan organisasi/perusahaan untukbertahan


dalam kegiatan bisnisnya.2.

Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang


bersediamenanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi
aktivitasyang produktif dalam memacu pertumbuhan ekonomi.3.

Keuntungan tidak hanya memungkinkan perusahaan bertahan melainkandapat


menghidupi karyawannya ke arah tingkat hidup yang lebih baik.Keuntungan dapat
dipergunakan sebagai pengembangan perusahaansehingga hal ini akan membuka
lapangan kerja baru.Implementasi etika dalam penyelenggaraan bisnis mengikat
setiappersonal menurut bidang tugas yang diembannya. Dengak kata lain mengikat
manajer, pimpinan unit kerja dan kelembagaan perusahaan. Semua
anggotaorganisasi/perusahaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi harusmenjabarkan dan
melaksanakan etika bisnis secara konsekuen dan penuhtanggung jawab. Dalam
pandangan sempit perusahaan dianggap sudahdianggap melaksanakan etika bisnis
bilamana perusahaan yang bersangkutantelah melaksanakan tanggung jawab
sosialnya. Dari berbagai pandangan etikabisnis, beberapa indikator yang dapat
dipakai untuk menyatakan bahwaseseorang atau perusahaan telah
mengimplementasikan etika bisnis antara lainadalah:1.

Indikator Etika Bisnis menurut ekonomi adalah apabila perusahaan ataupebisnis


telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumberdaya alam secara
efisien tanpa merugikan masyarakat lain.2.

Indikator Etika Bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku.Berdasarkan


indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretikadalam bisnisnya apabila
masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati
sebelumnya.3.

Indikator Etika Bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hukumseseorang atau


suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnisapabila seseorang pelaku bisnis
atau suatu perusahaan telah mematuhisegala norma hukum yang berlaku dalam
menjalankan kegiatan bisnisnya.4.

Indikator Etika Bisnis berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggapberetika


bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepadanilai-nilai ajaran
agama yang dianutnya.5.

Indikator Etika Bisnis berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baiksecara
individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnyadengan
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang adadisekitar operasi suatu
perusahaan, daerah dan suatu bangsa.6.

Indikator Etika Bisnis menurut masing-masing individu adalah apabilamasing-


masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankanintegritas pribadinya.
PRINSIP ETIKA BISNIS
Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harusmenyelaraskan proses
bisnis tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakatisecara umum dalam
lingkungan tersebut. Sebenarnya terdapat beberapaprinsip etika bisnis yang dapat
dijadikan pedoman bagi setiap bentuk usaha.
Sonny Keraf (1998)
menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalahsebagai berikut :1.

Prinsip Otonomi
yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambilkeputusan dan bertindak
berdasarkan kesadarannya tentang apa yangdianggapnya baik untuk dilakukan.2.

Prinsip Kejujuran
terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisaditunjukkan secara jelas bahwa
bisnis tidak akan bisa bertahan lama danberhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalampemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kedua, kejujuran dalampenawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding.Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.3.

Prinsip Keadilan
menuntut agar setiap orang diperlakukan secara samasesuai dengan aturan yang
adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif,serta dapat dipertanggung
jawabkan.4.

Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ;


menuntutagar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan
semuapihak.5.

Prinsip Integritas Moral ;


terutama dihayati sebagai tuntutan internaldalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan, agar perlu menjalankan bisnisdengan tetap menjaga nama baik
pimpinan atau orang-orangnya maupunperusahaannya.

Selain itu juga ada beberapa


nilai

nilai etika bisnis
yang dinilai olehAdiwarman Karim, Presiden Direktur Karim Business
Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu :

Kejujuran:
Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi
mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnyakejujuran merupakan salah
satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan,termasuk unsur penting untuk bertahan
di tengah persaingan bisnis.

Keadilan
: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upahkepada karyawan
sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saatperusahaan mendapatkan
keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saatmenentukan harga, misalnya dengan
tidak mengambil untung yangmerugikan konsumen.

Rendah Hati
: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya,dalam mempromosikan produk
dengan cara berlebihan, apalagi sampaimenjatuhkan produk bersaing, entah
melalui gambar maupun tulisan. Padaakhirnya, konsumen memiliki kemampuan
untuk melakukan penilaian ataskredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak
sedikit masyarakat yangpercaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu
sempurna, padakenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
Simpatik
: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukanhanya di depan klien
atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis
anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.

Kecerdasan
: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankanstrategi bisnis sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehinggamenghasilkan keuntungan yang
memadai. Dengan kecerdasan pulaseorang pebisnis mampu mewaspadai dan
menghindari berbagai macambentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan
oleh lawan-lawanbisnisnya.

Tingkatan Etika Bisnis


Weiss(1995:9) mengutip pendapat Carroll( 1989) membahas lima tingkatan
etika bisnis, yaitu individual, organisasional, asosiasi, masyarakat, dan
internasional.
a. Tingkat individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai
rekening pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di
tempat kerja, menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui
perintah atasan. Jika masalah etis hanya terbatas pada tanggung jawab individual,
maka seseorang harus memeriksa motif dan standar etikanya sebelum mengambil
keputusan.
b. Tingkat organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok
orang ditekan untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh
sejawat demi kepentingan keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan
disuruh melakukan perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.
c. Tingkat asosiasi, seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer
harus melihat anggaran dasar atau kode etik organisasi profresinya sebagai
pedoman sebelum ia memberikan saran pada kliennya.
d. Tingkat masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan perbuatan
yang dapat diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku sama di semua
negara. Oleh karena itu, kita perlu berkonsultasi dengan orang atu badan yang
dapat dipercaya sebelum melakukan kegiatan bisnis di negara lain.
e. Tingkat internasional, masalah-msalah etis menjadi lebih rumit untuk
dipecahkan karena faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut berperan.
Oleh karena itu, konstitusi, hukum, dan kebiasaan perlu dipahami dengan baik
sebelum seesorang mengambil keputusan.

HAL ̶ HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAMMENCIPTAKAAN


ETIKA BISNISa.

Menuangkan ke dalam Hukum Positif


Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positifyang menjadi
Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin
kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap
pengusaha lemah.
b.

Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar


Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit(sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa
diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak
yang terkait.
c.

Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)


Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat,
bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi.
d.

Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran danrasa Memiliki
terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usahamenciptakan etika
bisnis.
e.

Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar


Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit(sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa
diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak
yang terkait.

Manfaat serta Peran dalam menerapkan etika bisnis


A. Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen
Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen
akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
B. Citra perusahaan di mata konsumen baik
Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan
produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan.
C. Meningkatkan motivasi pekerja
Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra
yang baik dimata perusahaan.
D. Keuntungan perusahaan dapat di peroleh
Etika adalah berkenaan dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan
mempersiapkan diri untuk masa depan. Bisnis yang tidak punya rencana untuk
menghasilkan keuntungan bukanlah perusahaan yang beretika.

Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan
biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Menurut
Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal
pokok yaitu :
a) Memiliki produk yang baik
b) Memiliki managemen yang baik
c) Memiliki Etika

Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
 Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya.
Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang
dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang
tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
 Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku
tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan
dengan hak orang lain.
 Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik
secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Whistle Blowing ?
Interaksi dan komunikasi manusia dalam dunia kerja ataupun bisnis pastilah
terjadi, baik antar rekan se-tim, dengan atasan, mitra, maupun konsumen. Semua
saling terkait satu sama lain. Peristiwa whistle blowing tidak menutup
kemungkinan terjadi dalam lingkup interaksi tersebut. Terlebih lagi bila sistem dan
pengawasan dalam perusahaan tersebut sudah tidak sehat. Apa itu whistle
blowing? Whistle Blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan
oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.

Ada dua jenis whistle blowing, yaitu :

A. Whistle Blowing Internal.


Whistle Blowing Internal terjadi ketika seseorang atau beberapa orang karyawan
tahu mengenai kecurangan yang dilakukan oleh karyawan lain atau kepala
bagiannya kemudian melaporkan kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan
yang lebih tinggi. Motivasi utama dari whistle blowing adalah motivasi moral demi
mencegah kerugian bagi perusahaan tersebut. Suatu lembaga atau organisasi
memang harus menjaga sistem komunikasi internal sehingga dapat menghindari
konflik fungsional maupun disfungsional. Whistle blowing internal sebaiknya
diselesaikan secara internal agar tidak terjadi perembetan masalah yang dapat
menjatuhkan nama instansi, lembaga atau organisasi tersebut. Contoh whistle
blowing internal adalah seorang karyawan yang melaporkan penyimpangan
keuangan perusahaan. Penyimpangan ini dilaporkan kepada pihak direksi atau
komisaris.
B. Whistle Blowing Eksternal.
Whistle blowing eksternal yaitu bila seseorang atau beberapa orang karyawan
mengetahui kecurangan yang dilakukan perusahaannya lalu membocorkan kepada
masyarakat karena dia/mereka tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan
masyarakat. Motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi masyarakat atau
konsumen. Contoh whistle blowing eksternal yaitu seseorang atau beberapa orang
karyawan yang melaporkan kepada pihak berwajib atau membocorkan ke
masyarakat bahwa perusahaan “A” memanipulasi dibagian produksi dengan
mengurangi atau menaikan kadar unsur kimia tertentu dari standar normal untuk
mengurangi biaya produksi atau membuat konsumen ketagihan dan pada akhirnya
mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan. Demikian pula laporan
mengenai manipulasi atau neraca perusahaan hanya untuk bisa go public. Laporan
mengenai kecurangan’kecurangan ini bukanlah pembocoran rahasia.

bagaimana Anda mendorong orang untuk datang dan menggunakan


hotline whistleblower saat dibutuhkan dan apa metode yang bisa Anda
ambil?
1. Menetapkan kebijakan hotline whislteblowing
Pertama, jika perusahaan Anda tidak memilikinya, mulailah dengan
menerapkan kebijakan whistleblowing dan memastikan bahwa setiap
karyawan menyadari keberadaannya. Ada banyak cara untuk
melakukannya, baik melalu sesi pelatihan karyawan, seminar makan siang
atau materi promosi. Karyawan harus diberi tahu tentang langkah- langkah
yang tepat yang dapat mereka lakukan dalam melaporkan masalah
tersebut. Komponen lain yang harus mereka miliki adalah hotline
whistleblower. Untuk hasil terbaik, hotline seharusnya dikelola pihak ketiga
yang independen, badan yang tidak berada dalam perusahaan, untuk
memastikan anonimitas dan seluruh informasi disimpan dengan
kerahasiaan yang ketat.

2. Berikanlah kepercayaan kepada karyawan


Kedua, karyawan Anda harus percaya bahwa kekhawatiran mereka akan
ditanggapi secara serius dan isu yang ada akan direspon dan diinvestigasi
dengan segera. Pastikan Anda melakukan pembicaraan dan tindakan yang
tepat. Karyawan harus diberikan kepercayaan bahwa laporan mereka akan
ditangani secara rahasia karena mereka mempertaruhkan posisi mereka
untuk menjadi sasaran intimidasi dan pembalasan dari mereka yang
terlibat dalam kecurangan tersebut.

3. Menerapkan kebijakan keterbukaan


Dalam hal ini, bagian personalia memainkan peran terbesar dalam
memastikan bahwa karyawan mereka aman dan nyaman untuk terbuka
dengan masalah apapun. Bagian pesonalia dapat membantu
membudayakan etika yang kuat dan menerapkan kebijakan keterbukaan
dimana karyawan tidak akan merasa takut untuk melaporkan adanya
kecurangan atau meminta saran dari personalia professional. Selain
mengikuti kebijakan keterbukaan, Anda bisa memulai dengan menyapa
mereka dan menyempatkan waktu untuk bertemu dengan mereka secara
teratur untuk membangun tingkat kepercayaan dan hubungan kerja yang
sehat yang diinginkan.

4. Gunakan kotak saran anonym


Orang Asia biasanya memiliki budaya yang sangat berbeda dengan orang
barat. Kita memiliki kecenderungan untuk tidak berbicara karena takut
dihakimi, apalagi menimbulkan rasa takut akan reaksi saat melaporkan
tindakan yang mencurigakan. Yang sebenarnya, seperti yang sering
terjadi, orang Asia lebih memilih untuk melaporkan suatu masalah secara
anonim. Walaupun dilakukan dengan diam- diam terdengar cukup
mengerikan, hal ini telah membantu polisi untuk mencegah kejahatan
dalam banyak hal. Jadi pertimbangkanlah untuk menggunakan kotak saran
anonim di tempat kerja. Sertakanlah formulir yang meminta whistleblower
untuk menyertakan bukti yang mendukung atau setidaknya nomer untuk
menghubunginya.

Risiko-risiko yang dapat dihadapi oleh sang whistleblower antara lain:


1. Dimusuhi, diintimidasi dan dikucilkan rekan-rekan kerjanya karena dianggap tidak
memiliki kesetiakawanan dengan rekan kerja dalam satu organisasi.
2. Dipecat dari pekerjaannya atau dimutasi ke organisasi lain yang terpencil.
3. Dipersulit dan dihambat karirnya.
4. Teror dari pihak-pihak yang dilaporkan hingga penyerangan secara fisik dan
mental.

Pengertian Corporate Social Responsibility


Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab
sosial perusahaan adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap sosial maupun
lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.
Tanggung jawab Sosial
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah suatukonsepbahwaorganisasi, khususnya
(namunbukanhanya) perusahaanmemilikiberbagaibentuk tanggung jawab terhadap
seluruh pemangku kepentingannya, yang di
antaranyaadalahkonsumen, karyawan, pemegangsaham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi,
sosial, dan lingkungan.
tanggung jawab sosial (Social Responbility) merupakan usaha suatu bisnis
menyeimbangkankan komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam
lingkungannya yang meliputi, bisnis lain, karyawan, investor, dan komunitas lokal.
Tanggung jawab social perusahaan adalah suatu bentuk kepedulian
perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melauli berbagai kegiatan
yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat,
partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab social lainnya.
CSR berhubunganeratdengan "pembangunanberkelanjutan",
yaknisuatuorganisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam
aspek ekonomi, misalnya tingkatkeuntunganataudeviden, tetapijugaharus
menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik
untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Dengan pengertian
tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan
pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimisasi dampak
negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya.

Ruang Lingkup Tanggung Jawab Sosial


Di dalam tanggung jawab sosial, terdapat beberapa ruang lingkup yang
harus diketahui. Adapun ruang lingkup tanggung jawab sosial adalah sebagai
berikut.
a) Tanggung jawab terhadap lingkungan
Tanggung jawab sosial terhadap lingkungan merupakan kepedulian suatu
perusahaan dalam mengendalikan operasionalnya agar tidak merugikan
masyarakat dan lingkungan sekitar, tetapi seharusnya dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat sekitar. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial terhadap
lingkungan yang harus diperhatikan adalah kepedulian atas polusi udara, polusi
air, polusi tanah, pembuangan limbah beracun, daur ulang dan sebagainya.
b) Tanggung jawab terhadap konsumen
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen pada umumnya terbagi atas dua
kategori, yaitu menyediakan produk-produk berkualitas dan menetapkan harga-
harga secara adil. Perusahaan pun harus memperhatikan hak-hak konsumen,
dengan tidak menetapkan harga yang tidak wajar, dan menjaga etika dalam hal
periklanan. Suatu perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap
pelanggannya akan kehilangan kepercayaan dalam bisnisnya.
c) Tanggung jawab terhadap karyawan
Bentuk tanggung jawab sosial terhadap karyawan didasarkan pada aktivitas
manajemen sumber daya manusia dalam melancarkan fungsi-fungsi bisnis seperti
proses perekrutan, penerimaan, pelatihan, promosi, dan pemberian kompensasi.
Perilaku tanggung jawab terhadap para karyawan memiliki komponen hukum dan
sosial. Suatu perusahaan dikatakan memenuhi tanggung jawab hukum dan
sosialnya apabila karyawannya diberi kesempatan yang sama tanpa memandang
faktor-faktor suku, jenis kelamin, atau faktor lainnya yang tidak relevan.
Perusahaan harus mengakui kewajibannya untuk melindungi kesehatan para
karyawannya dengan cara memberikan kesempatan untuk menyeimbangkan
pekerjaan dengan tekanan kehidupan dan preferensi hidup. Perusahaan yang
mengabaikan tanggung jawab itu akan menghadapi resiko kehilangan karyawan
yang produktif dan bermotivasi tinggi. Mereka juga membiarkan dirinya
menghadapi tuntutan hukum.
d) Tanggung jawab terhadap investor
Perusahaan bertanggung jawab terhadap para investor dengan cara mengelola
sumber daya investor dan memperlihatkan status keuangan para investor secara
jujur. Perusahaan harus menghindari tindakan yang tidak bertanggung jawab
terhadap para investor dengan cara memberikan keterangan yang menyimpang
mengenai sumber daya.
e) Tanggung jawab terhadap umat
Dalam bisnis Islam, tanggung jawab sebagai pengusaha dan pedagang muslim
adalah membayar zakat dan sedekah kepada yang berhak menerimanya, fakir
miskin.
Jenis-Jenis Tanggung Jawab Sosial

Archie Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat


tanggung jawab yakni :
a. Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai
bagi masyarakat.
b. Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang
ditentukan oleh pemerintah
c. Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan
umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
d. Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan
bersifat sukarela.
Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum
dinilai sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah
tanggung jawab dasar terpenuhi maka perusahaan dapat memenuhi tanggung
jawab sosialnya yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial

1.

Manfaat Bagi Perusahaan


Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung
jawabsosial adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan
kehadiran perusahaan dilingkungannya. Kegiatan perusahaan dalam
jangkaa panjang akan dianggap sebagaikontribusi yang positif bagi masyarakat.
Selain membantu perekonomian
masyarakat perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu dalam m
ewujudkankeadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Akibatnya,
perusahaan justru akanmemperoleh tanggapan yang positif setiap kali akan menawarkan
sesuatu kepadamasyarakat. Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan produk untuk
diberikanmasyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan sesuatu yang akan
membawa perbaikan bagi masyarakat.
2.

Manfaat Bagi Masyarakat


Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang
d i l a k u k a n o l e h perusahaan sangatlah jelas. Selain bahwa beberapa kepentingan
masyarakat diperhatikanoleh perusahaan, masyarakat juga akan mendapatkan
pandangan baru mengenaihubungan. perusahaan dan masyarakat yang barangkali
selama ini hanya sekadardipahami sebagai hubungan produsen-konsumen,
atau hubungan antara penjual
dan pembeli saja Masyarakat akan memiliki pandangan baru bahwa hubungan anta
ramasyarakat dalam dunia bisnis perlu diarahkan untuk kerja sama yang
salingmenguntungkan kedua belah pihak.
3.

Manfaat Bagi Pemerintah


Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang
menetapkanaturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia
bisnis, dalam
memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak ya
ng mendapat legitimasiuntuk mengubah tatanan masyarakat ke arah yang lebih
baik akan mendapatkan partnerdalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut.
Sebagian tugas pemerintah dapatdijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini
perusahaan atau organisasi bisnis.

Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR sebagai

bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :

1. Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan
terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal
tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.

2. Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak


yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena
tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang
dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.

4. Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk


menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam
pengambilan keputusan manajemen.

5. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.


6. a. Strategi Reaktif
7. Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab
sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab
sosial.
8. b. Strategi Defensif
9. Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh
perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum
untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial.
10.c. Strategi Akomodatif
11.Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan
perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan
sekitar akan hal tersebut.
12.d. Strategi Proaktif
13.Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari
tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders
terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
14.Filosofi etika dan tanggungjawab sosial
15.Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk
dasar bagi orang-orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat
keputusan dan berinteraksi dengan pihak stakeholder dalam perusahaan.
16.Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai
pilihan di antara perilaku alternatif.
17.Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan
masalah dalam tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih
dipertanyakan dan menjadi bahan kajian antara lain (Cavanagh dalam
Hunger & Whellen, 2000)
18.1. Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan
pabrik bahan kimia serta limbah industri.
19.2. Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.
20.3. Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
21.4. Produk dan penjualan produk rusak.
22.5. Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.
23.6. Diskriminasi dalam sex, ras, suku.
24.Dari sudut pandang strategi, suatu perusahaan wajib mempertimbangkan
tanggungjawab sosial di mana bisnis menjadi bagiannya. Argumen yang
berkaitan dengan perilaku manajemen perusahaan dalam etika dan
tanggungjawab sosial adalah Hunger & Whellen (2000):
25.1. Moralitas
26.2. Pemurnian kepentingan diri sendiri
27.3. Teori investasi
28.4. Mempertahankan ekonomi

Perilaku Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan yang dapat berjalan dengan baik/survival memasuki tahap dua dan
tiga dalm respon tanggung jawab sosial. Aktivitas perusahaan sudah memasukan
program tanggung jawab sosial, proaktif memiliki keinginan mengevaluasi setiap
aktivitas yang berhubungan dengan publik ( social responsiveness ). Setiap
keputusan manajer perusahaan mempertimbangkan keinginan stakeholder (
penyesuaian inside group dan outside group ) sebagai bagian integral dari
kehidupan perusahaan.
Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk
membuat keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak
etis. Zimmmerer (1996) memberikan prinsip-prinsip umum etika yang
mengarahkan perilaku, yaitu :
1. Kejujuran. Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap
jujur, tidak melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2. Integritas. Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan
terhormat, berani dan penuh pendirian.
3. Memelihara janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati
janji, penuh komitmen dan dapat dipercaya.
4. Kesetiaan. Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan
negara. Mampu memegang rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam
konteks profsional.
5. Keadilan. Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan
kebaikan orang lain, toleransi terhadap keberagaman.
6. Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas
kasihan terhadap orang lain maupun masyarakat.
7. Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati
hak dan kebebasan orang lain.
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara
yang baik, mentaati aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9. Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan
dan kompetensi. Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10. Dapat dipertanggung jawabkan. Segala kegiatan atau aktivirtas dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
Mengelola etika dan tanggung jawab sosial

 Kode Etik
Kode etik adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan yang
berkaitan dengan persoalan etika dan sosial.
 Struktur etis
Struktur etis mewakili beragam sistem posisi dan program yang dapat dilaksanakan
oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika. Komite etika adalah kelompok
eksekutif yang ditunjuk untuk mengawasi perusahaan. Kepala pegawai etika adalah
eksekutif perusahaan yang mengawasi etika dan kepatuhan hukum.
 Pelatihan Etika
Pelatihan etika adalah program pelatihan untuk membantu para pegawai dalam
menghadapi pegawai dalam menghadapi persoaln etika dan nilai-nilai
 Whistle-Blowing
Whistle-Blowing adalah penyingkapan yang dilakukan seorang pegawai atas praktik-
praktik ilegal,moral,atau tidak sah yang dilakukan organisasi.
 Kasus Bisnis Tentang Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Sebagian besar manajer sekarang menyadari bahwa memperhatikan etika dan
tanggung jawab sosial adalah sama pentingnya dengan memperhatikan
pengeluaran, keuntungan, dan pertumbuhan bisnis. Secara alami, hubungan antara
etika dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja keuangannya berkaitan
dengan gelar manajer dan gelar sarjananya.

Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik[1] yang merupakan
ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat publik, yakni
mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.[1] Kebijakan
sosial juga adalah ketetapan yang dirancang secara kolektif untuk mencegah terjadinya
masalah sosial (fungsi preventif), mengatasi masalah sosial (fungsi kuratif) dan
mempromosikan kesejahteraan (fungsi pengembangan) sebagai wujud kewajiban negara
(state obligation) dalam memenuhi hak warga negaranya.[1] Dalam hal lainnya, kebijakan
sosial dapat dikatakan sebagai sebuah aspek sosial, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan
bidang kesejahteraan sosial.[2] Kebijakan sosial adalah prinsip-prinsip, prosedur dan tata
cara dari undang-undang yang telah ada, sebagai panduan administrasi dan regulasi pada
lembaga yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.[3]

Kebijakan sosial memiliki sejumlah dimensi, yakni:

1. Sebagai suatu proses, kebijakan sosial dipandang sebagai dinamika perumusan


kebijakan dalam kaitannya dengan variabel-variabel sosio-politik dan teknik-
metodologi.[2] Kebijakan sosial merupakan suatu proses tahapan atau
pengembangan rencana tindak plan action.[2]
2. Sebagai suatu produk, kebijakan sosial dipandang sebagai hasil akhir dari proses
perumusan kebijakan atau perencanaan sosial.[2]
3. Sebagai suatu kinerja atau performance atau pencapaian tujuan, kebijakan sosial
merupakan deskripsi atau evaluasi terhadap hasil-hasil implementasi produk
kebijakan sosial.[2]

Tujuan[sunting | sunting sumber]


Kebijakan sosial hadir sebagai cara untuk memecahkan masalah sosial dan
memenuhi kebutuhan sosial bagi semua golongan masyarakat yang mempermudah dan
meningkatkan kemampuan mereka dalam menanggapi perubahan sosial.[2] Kebijakan sosial
senantiasa berorientasi kepada pencapaian tujuan sosial.[2] Tujuan sosial ini mengandung
dua pengertian yang saling terkait, yakni: memecahkan masalah sosial dan memenuhi
kebutuhan sosial.[2]

KEBERLANGSUNGAN LINGKUNGAN
Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada dilingkungan. Etika bisnis
dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi oleh etika bisnis.
Lingkungan disini dibagi menjadi Lingkungan intern dan ekstern. Lingkungan intern ini
dimungkinkan untuk dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan
sesuai dengan keinginan perusahaan sedangkan lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang
berada diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh para
pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan. pelaku bisnislah yang harus mengikuti
”kemauan” lingkungan ekstern, agar kegiatan bisnis bisa ”selamat” dari pengaruh
lingkungan tersebut.
Hubungan etika bisnis dan lingkungan intern merupakan bentuk pengendalian tindakan
atau perilaku bisnis terhadap lingkungan disekitar bisnis. Lingkungan intern meliputi
tenaga kerja, peralatan dan lain-lain. Lingkungan extern yang mempengaruhi etika dalam
bisnis yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro, lingkungan mikro yaitu pemerintah,
pesaing, publik, dan konsumen. Lingkungan makro yaitu demografi, sosial politik, dan
sosial budaya.
Hubungan Bisnis dan Lingkungan
Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan,
dengan kata lain bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang
disediakan oleh lingkungan. Di samping itu bisnis tidak terlepas dengan adanya faktor-
faktor lingkungan yang mendukung maupun yang menghambat atas tujuan yang ingin
dicapai bisnis. Di lain pihak lingkungan bisnis merupakan seluruh karakter dan faktor yang
dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak terhadap bisnis. Sebaliknya
bisnis dapat secara langsung maupun tidak dapat mempengaruhi atau menciptakan
pengaruh terhadap lingkungannya. Oleh karena itu interaksi antara bisnis dan
lingkungannya atau sebaliknya menjadi tema pencermatan yang cukup penting dan sangat
urgen bagi kegiatan bisnis terhadap masyarakat. Sehingga eksistensi bisnis layak diterima
atau memberikan pengaruh tertentu yang positif atau negatif terhadap lingkungannya.
Secara umum lingkungan bisnis dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu
lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

Dalam hal ini untuk meghadapi lingkungan demikian adalah mengkiati agar perusahaan
dalam meraih keberhasilan dan tujuan bisnis tidak sampai merusak apalagi
menghancurkan lingkungan. Pengetahuan mengenai SWOT hanya merupakan data dan
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan kebijakan perusahaan yang bijaksana dan
fair terhadap lingkungan ini. Kebijakan yang dilatar belakangi oleh informasi lingkungan
akan dijadikan sebagai masukan yang berharga dalam rangka menyusun strategi
perusahaan yang akan didukung oleh lingkungan dalam jangka panjang.

Prinsip – Prinsip Etika di Lingkungan Hidup


Sebagai pegangan dan tuntunan bagi perilaku kita dalam berhadapan dengan alam ,
terdapat beberapa prinsip etika lingkungan yaitu:
1. Sikap Hormat terhadap Alam
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari
alam semesta seluruhnya
2. Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan juga kolektif yang menuntut
manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata
untuk menjaga alam semesta dengan isinya.
3. Prinsip Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam
dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan
lingkungan.
4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan
kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata untuk alam.
5. Prinsip “No Harm”
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai kewajiban moral dan
tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam
secara tidak perlu
6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Pola konsumsi dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari
karena selama ini alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup
manusia.
7. Prinsip Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan anggota
masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.
8. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini didasari terhadap berbagai jenis perbedaan keanekaragaman sehingga prinsip
ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-
buruknya, rusak-tidaknya, suatu sumber daya alam.
9. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan perilaku moral yang
terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan publik yang terkait
dengan sumber daya alam.

Anda mungkin juga menyukai