Etika yang baik berarti bisnis yang baik. Etika bisnis yang buruk dapat menggelincirkan
rencana strategis terbaik sekalipun. Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip
etik dalam suatu organisasi yang membimbing pengambilan keputusan dan tingkah laku.
Peningkatan kesadaran mengenai pentingnya etika bisnis telah disadari oleh seluruh
perusahan di AS dan seluruh dunia. Strategis seperti CEO dan pemilik bisnis adalah orang-
orang yang paling bertanggung jawab untuk memastikan bahwaprinsip-prinsip etika bisnis
yang tinggi telah dilaksanakan di suatu organisasi. Seluruh formulasi strategi, implementasi,
dan evaluasi keputusan memiliki dampak secara etika.
kata etika, Menurut bahasa Yunani, kata etika berawal dari kata ethos yang
memiliki arti sikap, perasaan, akhlak, kebiasaan, watak. Sedangkan Magnis Suseno
berpendapat bahwa etika merupakan bukan suatu ajaran melainkan suatu ilmu.
Kata kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua
kata tersebut dipadukan, yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu
tata cara yang dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis.
Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala macam aspek, baik dari
individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis.
“kode etik”; maksudnya adalah sebagai kumpulan norma dan nilai moral yang
wajib diperhatikan oleh pemegang profesi tertentu. Sebagai contoh misalnya
pemakaian dalam istilah “Etika Rumah Sakit,” “Etika Jurnalistik.”
Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi danmasalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengankata lain, etika bisnis
yang pertama bertujuan untuk mengimbau parapelaku bisnis untuk menjalankan
bisnisnya secara baik dan etis. Karenalingkup bisnis yang pertama ini lebih sering
ditujunjukkan kepada paramanajer dan pelaku bisnis dan lebih sering berbicara
mengenai bagaimanaperilaku bisnis yang baik dan etis itu.2.
Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangatmenentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnislebih bersifat makro, yang
karena itu barangkali lebih tepat disebut sebagaietika ekonomi.Ketiga lingkup dan
sasaran etika bisnis ini berkaitan erat satu denganyang lainnya dan bersama
–
sama menentukan baik tidaknya, etis tidaknyapraktek bisnis tersebut.
Indikator Etika Bisnis berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baiksecara
individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnyadengan
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang adadisekitar operasi suatu
perusahaan, daerah dan suatu bangsa.6.
Prinsip Otonomi
yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambilkeputusan dan bertindak
berdasarkan kesadarannya tentang apa yangdianggapnya baik untuk dilakukan.2.
Prinsip Kejujuran
terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisaditunjukkan secara jelas bahwa
bisnis tidak akan bisa bertahan lama danberhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalampemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kedua, kejujuran dalampenawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang
sebanding.Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.3.
Prinsip Keadilan
menuntut agar setiap orang diperlakukan secara samasesuai dengan aturan yang
adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif,serta dapat dipertanggung
jawabkan.4.
Kejujuran:
Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi
mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnyakejujuran merupakan salah
satu kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan,termasuk unsur penting untuk bertahan
di tengah persaingan bisnis.
Keadilan
: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upahkepada karyawan
sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saatperusahaan mendapatkan
keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saatmenentukan harga, misalnya dengan
tidak mengambil untung yangmerugikan konsumen.
Rendah Hati
: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya,dalam mempromosikan produk
dengan cara berlebihan, apalagi sampaimenjatuhkan produk bersaing, entah
melalui gambar maupun tulisan. Padaakhirnya, konsumen memiliki kemampuan
untuk melakukan penilaian ataskredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak
sedikit masyarakat yangpercaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu
sempurna, padakenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
Simpatik
: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukanhanya di depan klien
atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis
anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
Kecerdasan
: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankanstrategi bisnis sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehinggamenghasilkan keuntungan yang
memadai. Dengan kecerdasan pulaseorang pebisnis mampu mewaspadai dan
menghindari berbagai macambentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan
oleh lawan-lawanbisnisnya.
Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran danrasa Memiliki
terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usahamenciptakan etika
bisnis.
e.
Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua. Dan
biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Menurut
Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal
pokok yaitu :
a) Memiliki produk yang baik
b) Memiliki managemen yang baik
c) Memiliki Etika
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya.
Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang
dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang
tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku
tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan
dengan hak orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik
secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Whistle Blowing ?
Interaksi dan komunikasi manusia dalam dunia kerja ataupun bisnis pastilah
terjadi, baik antar rekan se-tim, dengan atasan, mitra, maupun konsumen. Semua
saling terkait satu sama lain. Peristiwa whistle blowing tidak menutup
kemungkinan terjadi dalam lingkup interaksi tersebut. Terlebih lagi bila sistem dan
pengawasan dalam perusahaan tersebut sudah tidak sehat. Apa itu whistle
blowing? Whistle Blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan
oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.
1.
Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR sebagai
1. Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan
terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal
tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
3. Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang
dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
Kode Etik
Kode etik adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan yang
berkaitan dengan persoalan etika dan sosial.
Struktur etis
Struktur etis mewakili beragam sistem posisi dan program yang dapat dilaksanakan
oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika. Komite etika adalah kelompok
eksekutif yang ditunjuk untuk mengawasi perusahaan. Kepala pegawai etika adalah
eksekutif perusahaan yang mengawasi etika dan kepatuhan hukum.
Pelatihan Etika
Pelatihan etika adalah program pelatihan untuk membantu para pegawai dalam
menghadapi pegawai dalam menghadapi persoaln etika dan nilai-nilai
Whistle-Blowing
Whistle-Blowing adalah penyingkapan yang dilakukan seorang pegawai atas praktik-
praktik ilegal,moral,atau tidak sah yang dilakukan organisasi.
Kasus Bisnis Tentang Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Sebagian besar manajer sekarang menyadari bahwa memperhatikan etika dan
tanggung jawab sosial adalah sama pentingnya dengan memperhatikan
pengeluaran, keuntungan, dan pertumbuhan bisnis. Secara alami, hubungan antara
etika dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja keuangannya berkaitan
dengan gelar manajer dan gelar sarjananya.
Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik[1] yang merupakan
ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat publik, yakni
mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.[1] Kebijakan
sosial juga adalah ketetapan yang dirancang secara kolektif untuk mencegah terjadinya
masalah sosial (fungsi preventif), mengatasi masalah sosial (fungsi kuratif) dan
mempromosikan kesejahteraan (fungsi pengembangan) sebagai wujud kewajiban negara
(state obligation) dalam memenuhi hak warga negaranya.[1] Dalam hal lainnya, kebijakan
sosial dapat dikatakan sebagai sebuah aspek sosial, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan
bidang kesejahteraan sosial.[2] Kebijakan sosial adalah prinsip-prinsip, prosedur dan tata
cara dari undang-undang yang telah ada, sebagai panduan administrasi dan regulasi pada
lembaga yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.[3]
KEBERLANGSUNGAN LINGKUNGAN
Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada dilingkungan. Etika bisnis
dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi oleh etika bisnis.
Lingkungan disini dibagi menjadi Lingkungan intern dan ekstern. Lingkungan intern ini
dimungkinkan untuk dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan
sesuai dengan keinginan perusahaan sedangkan lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang
berada diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh para
pelaku bisnis sesuai dengan keinginan perusahaan. pelaku bisnislah yang harus mengikuti
”kemauan” lingkungan ekstern, agar kegiatan bisnis bisa ”selamat” dari pengaruh
lingkungan tersebut.
Hubungan etika bisnis dan lingkungan intern merupakan bentuk pengendalian tindakan
atau perilaku bisnis terhadap lingkungan disekitar bisnis. Lingkungan intern meliputi
tenaga kerja, peralatan dan lain-lain. Lingkungan extern yang mempengaruhi etika dalam
bisnis yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro, lingkungan mikro yaitu pemerintah,
pesaing, publik, dan konsumen. Lingkungan makro yaitu demografi, sosial politik, dan
sosial budaya.
Hubungan Bisnis dan Lingkungan
Bisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dan berkepentingan dengan lingkungan,
dengan kata lain bisnis merupakan kegiatan pengelolaan sumber-sumber ekonomi yang
disediakan oleh lingkungan. Di samping itu bisnis tidak terlepas dengan adanya faktor-
faktor lingkungan yang mendukung maupun yang menghambat atas tujuan yang ingin
dicapai bisnis. Di lain pihak lingkungan bisnis merupakan seluruh karakter dan faktor yang
dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak terhadap bisnis. Sebaliknya
bisnis dapat secara langsung maupun tidak dapat mempengaruhi atau menciptakan
pengaruh terhadap lingkungannya. Oleh karena itu interaksi antara bisnis dan
lingkungannya atau sebaliknya menjadi tema pencermatan yang cukup penting dan sangat
urgen bagi kegiatan bisnis terhadap masyarakat. Sehingga eksistensi bisnis layak diterima
atau memberikan pengaruh tertentu yang positif atau negatif terhadap lingkungannya.
Secara umum lingkungan bisnis dapat kita kelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu
lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Dalam hal ini untuk meghadapi lingkungan demikian adalah mengkiati agar perusahaan
dalam meraih keberhasilan dan tujuan bisnis tidak sampai merusak apalagi
menghancurkan lingkungan. Pengetahuan mengenai SWOT hanya merupakan data dan
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan kebijakan perusahaan yang bijaksana dan
fair terhadap lingkungan ini. Kebijakan yang dilatar belakangi oleh informasi lingkungan
akan dijadikan sebagai masukan yang berharga dalam rangka menyusun strategi
perusahaan yang akan didukung oleh lingkungan dalam jangka panjang.