Anda di halaman 1dari 24

“ANALISIS

EFEKTIVITAS
BIAYA (AEB) /
COST
EFFECTIVENESS
ANALYSIS (CEA)”
Apa itu metode Cost
Effectiveness Analysis (CEA) ?

Analisis Efektivitas Biaya / Cost Effectiveness Analysis (CEA) adalah teknik


analisis ekonomi untuk membandingkan biaya dan hasil (outcomes) relatif dari
dua atau lebih intervensi kesehatan. Pada CEA, hasil diukur dalam unit non-
moneter, seperti jumlah kematian yang dapat dicegah atau penurunan mm/Hg
tekanan darah diastolik.
Apa prinsip Cost Effectiveness
Analysis (CEA) ?
Prinsip CEA
• Pada CEA, hasil pengobatan tidak diukur dalam unit
moneter, melainkan didefinisikan dan diukur dalam unit
alamiah, baik yang secara langsung menunjukkan efek
suatu terapi atau obat

• CEA cukup sederhana dan banyak digunakan untuk kajian


farmakoekonomi untuk membandingkan dua atau lebih
intervensi kesehatan yang memberikan besaran efek
berbeda
CEA dapat digunakan untuk memilih intervensi kesehatan yang
memberikan nilai tertinggi dengan dana yang terbatas jumlahnya,
misalnya:

• Membandingkan dua atau lebih jenis obat dari kelas terapi yang sama
tetapi memberikan besaran hasil pengobatan berbeda

• Membandingkan dua atau lebih terapi yang hasil pengobatannya dapat


diukur dengan unit alamiah yang sama, walau mekanisme kerjanya
berbeda
Apa saja kelebihan dan kelemahan
metode Cost Effectiveness Analysis (CEA)?
Kelebihan Metode CEA
• Mengatasi kekurangan dalam Cost Benefit Analysis saat
benefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang
• Hemat waktu dan sumber daya intensif
• Lebih mudah untuk memahami perhitungan unsur
biaya
• Cocok untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan
program
• Membantu penentuan prioritas dari sumber daya
Kelemahan Metode CEA
• Alternatif tidak dapat dibandingkan dengan tepat
• CEA terkadang terlalu disederhanakan
• Belum adanya pembobotan terhadap tujuan dari setiap program
• Seharusnya ada pembobotan terhadap tujuan dari setiap proyek karena
beberapa tujuan harus diprioritaskan
Bagaimana rumus perhitungan dalam
Cost Effectiveness Analysis (CEA) ?

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑅𝑝)


𝐴𝐶𝐸𝑅 =
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 (%)

𝛥𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
𝛥𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛
ACER
(Average Cost Effectiveness Ratio)
ACER bertujuan untuk membandingkan total biaya suatu program
atau alternatif pengobatan dibagi dengan keluaran klinis untuk
menghasilkan perbandingan yang mewakili biaya tiap hasil klinis
yang spesifik dan independen dari pembanding, dengan
perbandingan ini, maka dapat dipilih alternatif dengan biaya lebih
rendah untuk setiap outcome yang diperoleh.
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 (𝑅𝑝)
𝐴𝐶𝐸𝑅 =
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 (%)
Biaya = Rata-rata biaya terapi / rata- rata biaya medik langsung (direct medical cost)
Efektivitas = Outcome (efek) terapi obat / lama hari rawat inap
ICER
(Incremental Cost Effectiveness Ratio)

Metode ICER digunakan untuk mengetahui kenaikan pembiayaan terapi


dengan dilakukannya penambahan atau penggantian pengobatan yang
mungkin akan menaikkan biaya terapi, tetapi dengan kenaikan pembiayaan
pada pasien ini akan memberikan dampak efek obat yang lebih baik.

𝛥𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
𝛥𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛
atau

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵


𝐼𝐶𝐸𝑅 =
𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑂𝑏𝑎𝑡 𝐴 − 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑂𝑏𝑎𝑡 𝐵
Bagaimana prevalensi kasus tentang Cost
Effectiveness Analysis (CEA) ?

Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik Sefiksim dan Sefotaksim


Pasien Diare di Rumah Sakit X Tahun 2017
Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan (mencret) dan
merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lain. Diare
akut adalah perubahan pada frekuensi buang air besar menjadi lebih sering
dari normal atau perubahan konsistensi feses menjadi lebih encer atau
keduanya dalam waktu <14 hari.
• Penyebab diare, terdapat gangguan dari resorpsi, sedangkan sekresi getah
lambung-usus dan motilitas usus meningkat
• Penggolongan Mekanisme Diare
– Diare osmotik : isi usus yang hipertonik menyebabkan air ditarik ke rongga
usus;
– Diare sekretik : sekresi air dan elektrolit diusus (oleh toksin kuman);
– Diare yang disebabkan oleh gangguan motilitas usus yang disertai
peningkatan kontraksi otot;
– Diare yang disebabkan oleh peradangan mukosa usus yang meningkatkan
permeabilitas (mis. colitis ulcerosa)
• Jenis-jenis diare : akibat virus, bakterial invasif , parasite akibat protozoa , akibat
penyakit, akibat obat, akibat keracunan makanan
Tata Laksana Pengobatan Diare
• Kemoteraupetika untuk terapi kausal, yakni memberantas
bakteri penyebab diare (antibiotika, sulfonamida dan
senyawa kinolon)
• Obstipansia untuk terapi simtomatis, yang dapat
menghentikan diare :
o Zat-zat penekan peristaltik sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit
oleh mukosa usus, yakni candu dan alkaloidnya, derivat petidin (loperamide) dan antikolinergika
(atropin, ekstrak belladone).
o Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tanin) dan tannalbumin,
garam-garam bismut dan aluminium.
o Adsorbensia, misalnya karbo adsorbens yang pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat
beracun yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan).

• Spasmolitika, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-


kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada
diare (papaverin)
Berikut keterangan perbedaan dari masing-
masing antibiotik yang digunakan dalam
contoh kasus CEA ini
No. Keterangan Sefiksim Sefotaksim
1. Mekanisme Generasi ke -3 cephalosporin oral dengan aktivitas Meningkatkan protein pengikat pensil dan
luas terhadap bakteri gram negatif. Dengan menghambat tahap transpeptidasi akhir dari
meningkatkan satu atau lebih protein pengikat sintesis peptidoglikan, mengakibatkan
pensil, bakteri ini menghambat sintetis dan kematian pada dinding sel β–laktamase,
menghambat pertumbuhan bakteri. pembudidayaan yang tepat dan rute
administrasi yang tepat. Ditentukan oleh
kondisi infeksi pasien.

2. Dosis 100 mg, 200 mg Injeksi 20 mg, vial 500 mg – 10 g.


3. Efek Samping Sakit kepala, mual, muntah, dispepsia, demam, Trombositopenia, diare, mual, demam,
urtikaria eosinophilia, nyeri di tempat suntikan, ruam

4. Bentuk Sediaan Kapsul, Tablet, Suspensi Injeksi, vial


5. Harga Obat Rp 5.000 – Rp. 10.000 Rp. 9.000 (Tokopedia)
Identifikasi tingkat efektivitas
• Berdasarkan jurnal yang diambil, menunjukkan bahwa tingkat
efektivitas diukur dari rata-rata lama rawat inap sampai pasien
dikatakan boleh pulang, dengan hasil sebagai berikut:

o Terapi antibotik Sefiksim adalah sebanyak 21 pasien


dengan rata-rata lama rawat inap sampai pasien
dikatakan boleh pulang yaitu 3,9 hari (100 %).

o Terapi antibotik Sefotaksim adalah sebanyak 21 pasien


dengan rata-rata lama rawat inap sampai pasien
dikatakan boleh pulang yaitu 4,3 hari (90,7 %).
Identifikasi dan hitung biaya medik langsung

• Perhitungan biaya medik langsung pada pasien diare


yang menjalani rawat inap di rumah sakit X terdapat 3
komponen biaya yaitu biaya perawatan, biaya
pengobatan dan biaya uji laboratorium.

o Rerata biaya medik langsung untuk terapi Sefiksim


= Rp. 1.390.741/pasien

o Rerata biaya medik langsung untuk terapi


Sefotaksim = Rp. 1.861.003/pasien
Perhitungan efektivitas biaya berdasarkan
ACER

Rp. 1.390.741
𝐴𝐶𝐸𝑅𝑠𝑒𝑓𝑖𝑘𝑠𝑖𝑚 = = 356.600,26
3,9 ℎ𝑎𝑟𝑖

Rp.1.861.003
𝐴𝐶𝐸𝑅𝑠𝑒𝑓𝑜𝑡𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚 = = 432.791,39
4,3 ℎ𝑎𝑟𝑖

Maksud dari angka-angka dalam ACER adalah setiap peningkatan outcome


dibutuhkan biaya sebesar ACER. Dilihat dari nilai ACER Sefiksim yang lebih kecil
dari nilai ACER Sefotaksim, dapat diartikan bahwa Sefiksim lebih cost-effective
dibandingkan Sefotaksim pada pasien Diare yang dirawat inap di rumah sakit X.
Semakin rendah biaya dan semakin tinggi efektivitas maka semakin cost-
effective terapi antibiotik tersebut, sehingga pilihan terapi tersebut merupakan
pilihan yang terbaik.
Perhitungan efektivitas biaya berdasarkan
ICER
𝛥𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
𝛥𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑜𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛

𝑅𝑝. 1.390.741 − 𝑅𝑝. 1.861.003


𝐼𝐶𝐸𝑅 =
100 % − 90,7 %

−470262
=
9,3

= −50565,8
Nilai ICER yang diperoleh merupakan besarnya biaya tambahan yang diperlukan
untuk memperoleh perubahan satu unit efektivitas pada pasien diare. Jika
perhitungan ICER menunjukkan hasil negatif atau semakin kecil, maka suatu
alternatif obat tersebut lebih efektif dan lebih murah, sehingga pilihan terapi
tersebut merupakan pilihan yang terbaik.
Kesimpulan Prevalensi Kasus

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terapi yang lebih cost-
effective antara penggunaan antibiotik Sefiksim dan Sefotaksim pada
pengobatan diare di rumah sakit X, yaitu :

– Terapi dengan pemberian antibiotik Sefiksim yang dapat dilihat


dari nilai ACER Sefiksim sebesar Rp. 356.600,26/hari
dibandingkan dengan nilai ACER Sefotaksim sebesar Rp.
432.791,39/hari untuk setiap peningkatan efektivitas.

– Nilai ICER terkecil pada antibiotik Sefiksim yaitu Rp.50.565,8


sehingga Sefiksim adalah obat yang paling cost-effective untuk
terapi pengobatan pasien diare rawat inap di rumah sakit X.
KESIMPULAN
Analisis Efektivitas Biaya / Cost Effectiveness Analysis
(CEA) adalah teknik analisis ekonomi untuk
membandingkan biaya dan hasil (outcomes) relatif dari
dua atau lebih intervensi kesehatan yang hasilnya
diukur dalam unit non-moneter. CEA merupakan suatu
metode farmakoekonomi untuk memilih dan menilai
program atau obat yang terbaik pada beberapa pilihan
terapi dengan tujuan yang sama, sehingga perlu
dilakukan perhitungan Average Cost Effectiveness
Ratio (ACER) dan Incremental Cost Effectiveness Ratio
(ICER). Cara tersebut dilakukan untuk mengetahui
pengobatan mana yang lebih cost-effective dari kedua
alternatif pengobatan yang dipilih.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai