Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

PRINSIP UMUM ETIKA BISNIS


1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip Keadilan
4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual benefit
principle)
5. Prinsip Integral Moral
1. Prinsip Otonomi

• Prinsip Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia


untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik
untuk dilakukan.
• Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar
sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam
dunia bisnis, misalnya bidang kegiatannya, situasi yang
dihadapi, apa yang diharapkan darinya, tuntutan dan aturan
yang berlaku bagi bidang kegiatannya, sadar dan tahu akan
keputusan dan tindakan yang akan diambilnya, resiko atau
akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaan
maupun bagi pihak lain.
Untuk bertindak secara otonom diandaikan :
• adanya kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan keputusan yang terbaik. Artinya kebebasan adalah
unsur hakiki dari prinsip otonom dan prasyarat utama untuk
bertindak secara etis.
• Misal : Seorang pelaku Bisnis hanya mungkin akan bertindak
secara etis bila diberi kebebasan dan kewenangan, namun
kebebasan saja belum menjamin bahwa seseorang bertindak
secara otonomi dan etis. Oleh karena itu otonomi juga
mengandalkan adanya tanggung jawab.
• Prinsip lain dari orang otonomi adalah orang yang tidak saja
sadar akan kewajibannya dan bebas mengambil keputusan dan
tindakan berdasarkan apa yang dianggapnya baik, melainkan
orang yang bersedia mempertanggungjawabkan keputusan dan
tindakan serta mampu bertanggungjawabkan keputusannya
dan tindakannya serta dampaknya
keputusannya dan tindakannya serta dampaknya.

2. Prinsip Kejujuran
kejujuran merupakan sebuah prinsip etika bisnis, karena bisnis tidak
bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan pada prinsip
kejujuran. Kejujuran dalam bisnis merupakan kunci untuk dapat
bertahan dalam jangka waktu panjang, untuk menghadapi
persaingan yang ketat.
• Kejujuran relevan dengan pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan
kontrak.
• Kejujuran relevan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu
dan harga yang sebanding
• Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan
 Ketiga wujud tersebut bahwa kejujuran terkait erat dengan
kepercayaan.

3. Prinsip Keadilan
• menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang
rasional objectif dan dapat dipertanggungjawabkan.
• Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan
bisnis baik untuk relasi internal maupun eksternal
perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya
masing-masing.
• Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan
hak dan kepentingannya.
4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual benefit
principle)

• Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian


rupa sehingga menguntungkan semua pihak.. Prinsip
ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan
bisnis.

5. Prinsip integritas moral


prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal
dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dalam
menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya
atau nama baik perusahannya.
• Menurut Adam Smith : prinsip keadilan sebagai
prinsip yang paling pokok.
• Prinsip keadilan komutatif no harm (tidak merugikan
hak dan kepentingan orang lain) dimana dalam
prinsip ini bahwa sampai tingkat tertentu sudah
dengan sendirinya terkandung prinsip kejujuran,
saling menguntungkan,otonomi (termasuk
kebebasan dan tanggung jawab) dan integritas
moral.
• Prinsip no harm memiliki jangkauan yang sangat luas
mencakup banyak prinsip etika lainnya. Dan juga
diterapkan menjadi hukum tertulis
ETOS BISNIS

“Suatu kebiasaan atau budaya moral yang


menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam
suatu perusahaan dari suatu generasi
kegenerasi lainnya”
• Inti etos bisnis adalah pembudayaan atau
pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau
prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti
kekuatan daru suatu perusahaan yang
membedakannya dari perusahaan lainnya.
• Wujudnya dalambentuk :
1. Mengutamakan mutu
2. Pelayanan
3. Disiplin
4. kejujuran,
5. Tanggung jawab
6. Perlakuan yang fair tanpa diskriminasi
RELATIVITAS MORAL
DALAM BISNIS
• Anggapan bahwa tidak ada nilai dan norma moral yang
bersifat universal yang berlaku disemua negara dan
masyarakat.
• Nilai dan norma yang berlaku disatu negara berbeda oleh
karena itu menurut pandangan norma dan nilai moral bersifat
relatif
• Dengan menekankan prinsip no harm dan prinsip integritas
moral sebagai prinsip yang berlaku dimana dan kapan saja
sehingga harus dikatakan bahwa prinsip relativitas moral
tidak benar.
• Relativitas moraldalam bisnis pun harus ditolak karena dalam
bisnis dituntut dan diakui orang bisnis sebagi prinsip moral
khususnya no-harm yang belaku secara universal
PENDEKATAN STAKEHOLDER

“ cara mengamati dan menjelaskan secara


analitis bagaimana berbagai unsur dipengaruhi
dan mempengaruhi keputusan dan tindakan
bisnis”
Ada 2 kelompok Stakeholder yaitu kelompok
primer dan kelompok sekunder

1. Kelompok Primer terdiri dari pemilik modal atau


saham , kreditor, karyawan, pemasok, konsumen,
penyalur pesaing atau rekanan.
2. Kelompok Sekunder terdiri dari pemerintah –
setempat, asing, kelompok sosial, media masa, kel.
Pendukung, masyarakat pada umumnya dan
masyarakat setempat.
 Kelompok primer paling penting dalam menentukan
hidup, matinya dan berhasil atau tidaknya bisnis
dalam suatu perusahaan.
Perusahaan harus menjalin relasi bisnis yang
baik dan etis dengan kelompok tersebut :
jujur, bertanggung jawab dalam penawaran
barang dan jasa, bersikap adil terhadap
mereka, saling menguntungkan satu sama
lain.
STUDI KASUS CSR
• Perusahaan XYZ adalah perusahaan
manufaktur di sektor tekstil yang
beroperasi di sebuah kota kecil. Mereka
dihadapkan pada tuntutan untuk
meningkatkan dampak positif mereka
pada komunitas lokal dan memastikan
bahwa pertumbuhan bisnis mereka
memberikan manfaat nyata bagi orang-
orang di sekitarnya.
• Masalah:
• Komunitas lokal mengalami tingkat
pengangguran yang tinggi, terutama di
kalangan pemuda. Selain itu, beberapa
area di sekitar pabrik perusahaan
menghadapi masalah akses pendidikan
dan fasilitas kesehatan yang terbatas.
• laangkah CSR: pengangguran,
pendidikan, faskes.

Anda mungkin juga menyukai