Anda di halaman 1dari 5

5 Prinsip Etika Bisnis

Oleh : Tedi Mulyadi

5 Prinsip Etika Bisnis – Penerapan etika bisnis, salah satunya bisa dilakukan dengan cara
produsen harus memberikan informasi harga yang benar kepada konsumen.

Wirausahawan atau orang yang bekerja di bidang bisnis akan berhasil dengan baik apabila
dalam menjalankan bisnis selalu memperhatikan etika bisnis. Hal itu dikarenakan bisnis
merupakan sebuah profesi yang luhur dan etis. Ini berarti bisnis perlu dijalankan secara etis.

Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Berdasarkan teori ekonomi, bisnis memang mempunyai etika. Kalau bisnis mempunyai etika,
maka pertanyaan yang muncul adalah prinsip etika yang mana yang berlaku dalam kegiatan
bisnis? Apakah prinsip-prinsip itu berlaku umum?

Beberapa prinsip etika bisnis dapat disampaikan sebagai berikut:

Prinsip Otonomi

Otonomi merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
Seseorang dikatakan memiliki prinsip otonomi dalam berbisnis jika ia sadar sepenuhnya akan
kewajibannya dalam dunia bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang
dihadapinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya. Ia sadar dan tahu
akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta risiko atau akibat yang akan timbul
baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun bagi pihak lain.

Di samping itu ia juga tahu bahwa keputusan dan tindakan yang akan diambilnya akan sesuai
atau sebaliknya bertentangan dengan nilai atau norma moral tertentu. Oleh karena itu orang
yang otonom bukanlah orang yang sekedar mengikuti begitu saja norma dan nilai moral yang
ada, melainkan ia tahu dan sadar bahwa apa yang dilakukan itu adalah sesuatu yang baik.

Hal yang demikian berlaku juga dalam bidang bisnis. Misalnya seorang pelaku bisnis hanya
mungkin bertindak secara etis kalau dia diberi kebebasan dan kewenangan penuh untuk
mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan apa yang dianggapnya baik. Tanpa
kebebasan ini para pelaku bisnis hanya akan menjadi robot yang hanya bisa tunduk pada
tuntutan perintah, dan kendali dari luar dirinya. Hanya dengan kebebasan seperti itu ia dapat
menentukan pilihannya secara tepat dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya .

Prinsip Kejujuran

Dalam kenyataannya, kegiatan bisnis tidak akan bisa bertahan dan berhasil kalau tidak
didasarkan pada prinsip kejujuran. Sesungguhnya para pelaku bisnis modern sadar dan
mengakui bahwa memang kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilannya, termasuk
untuk bertahan dalam jangka panjang, dalam suasana bisnis yang penuh dengan persaingan.
Kejujuran ini sangat penting artinya bagi kepentingan masingmasing pihak dan selanjutnya
sangat menentukan hubungan dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak. Apabila salah
satu pihak berlaku curang, maka pihak yang dirugikan untuk waktu yang akan datang tidak
akan lagi bersedia menjalin hubungan bisnis dengan pihak yang berbuat curang tersebut.

Jadi dengan berlaku curang dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian atau kontrak dengan
pihak tertentu, maka pelaku bisnis sesungguhnya telah menggali kubur bagi bisnisnya sendiri.
Kejujuran juga sering dikaitkan dengan mutu dan harga barang yang ditawarkan.
Sebagaimana telah disampaikan di depan, dalam bisnis modern yang penuh dengan
persaingan, kepercayaan konsumen adalah hal yang paling pokok untuk dipertahankan.

Oleh karena itu sekali pengusaha menipu konsumen, entah melalui iklan atau pelayanan yang
tidak sesuai dengan yang diinformasikan, konsumen akan dengan mudah lari dan pindah ke
produsen yang lain. Cara-cara promosi yang berlebihan, tipu-menipu bukan lagi cara bisnis
yang baik dan berhasil. Kenyataan bahwa banyak konsumen Indonesia lebih suka membeli
produk dari luar negeri, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia kurang begitu percaya
dengan produk buatan bangsanya sendiri.

Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan
yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional, obyektif dan dapat dipertanggung
jawabkan. Demikian pula prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis
entah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu diperlakukan
secara sama sesuai dengan haknya masing-masing. Keadilan menuntut agar tidak ada pihak
yang dirugikan hak dan kepentingannya.

Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak. Jadi kalau prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak
dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan menuntut hak yang sama yaitu agar
semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.

Dalam kenyataan, pengusaha ingin memperoleh keuntungan dan konsumen ingin


memperoleh barang dan jasa yang memuaskan (harga tertentu dan kualitas yang baik) maka
bisnis hendaknya dijalankan saling menguntungkan antara produsen dan konsumen.

Prinsip Integritas Moral

Prinsip ini menganjurkan agar orang-orang yang menjalankan bisnis tetap dapat menjaga
nama baik perusahaan. Perusahaan harus megelola bisnisnya sedemikian rupa agar tetap
dipercaya, tetap paling unggul dan tetap yang terbaik.
Dengan kata lain prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku bisnis
dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Hal ini tercermin dalam
seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik keluar maupun ke dalam perusahaan.

Contoh Kegiatan yang Melanggar Etika Bisnis

Contoh kegiatan yang melanggar aturan-aturan dalam berbisnis/etika bisnis, antara lain:

Pada saat ada informasi gaji naik, distributor berusaha menimbun barang dagangan karena
mereka tahu harga akan naik.

Penjual di pasar sering mengurangi berat timbangan dari barang yang dijual, agar
keuntungannya tinggi.

Produsen sering menampilkan label 100% halal padahal kenyataan tidak

PRINSIP - PRINSIP ETIKA BISNIS


Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk
mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah
timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi
perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:

Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Atau mengandung
arti bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan
pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus
diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan
kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.

Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan.
Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika
prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan
kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa
ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding.
Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan. 

Prinsip tidak berniat jahat


Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan
mampu meredam niat jahat perusahaan itu.

Prinsip keadilanPerusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem
bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama
kepada konsumen, dan lain-lain,menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung
jawabkan. 

Prinsip hormat pada diri sendiri


Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan
prinsip keadilan.

Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :

Utilitarian Approach  : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-
rendahnya.

Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang
harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan
akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain. 

Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan
baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
* Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik
intern perusahaan maupun dengan eksternal. 
* Mampu meningkatkan motivasi pekerja. 
* Melindungi prinsip kebebasan berniaga 
* Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing
tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra .

Namun, dalam etika bisnis ada prinsip-prinsip yang dinilai Adiwarman Karim, Presiden Direktur Karim
Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu :
* Kejujuran Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi
mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu
kunci keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di
tengah persaingan bisnis. 
* Keadilan - Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada
karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan
mendapatkan keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan harga,misalnya
dengan tidak mengambil untung yang merugikan konsumen.
* Rendah Hati - Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam
mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk
bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki
kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi,
tidak sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar
terlalu sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk. 
* Simpatik - Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di depan
klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis
anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain. 
* Kecerdasan - Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi
bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan
keuntungan yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai
dan menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan
oleh lawan-lawan bisnisnya. 
* Lakukan dengan cara yang baik, lebih baik atau dipandang baik Sebagai pebisnis,
anda jangan mematok diri pada aturan-aturan yang berlaku. Perhatikan juga norma,
budaya atau agama di tempat anda membuka bisnis. Suatu cara yang dianggap baik di
suatu Negara atau daerah, belum tentu cocok dan sesuai untuk di terapkan di Negara
atau daerah lain. Hal ini penting kalau ingin usaha berjalan tanpa ada gangguan.

Anda mungkin juga menyukai