DALAM PERUSAHAAN
Dosen Pengampu:
Ahmad Mansur
Kelas:
Manajemen keuangan 7
Disusun oleh:
WIWI SARTIWI (21510170)
Masalah etika bisnis atau etika usaha akhir-akhir ini semakin banyak dibicarakan
bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain termasuk di negara-negara
maju. Perhatian mengenai masalah ini tidak terlepas dari semakin berkembangnya dunia
usaha sebagai hasil pembangunan selama ini. Peran dunia usaha dalam perekonomian
begitu cepat. Kegiatan bisnis yang makin banyak baik di dalam maupun di luar negeri,
telah menimbulkan tantangan baru, yaitu adanya tuntutan praktek bisnis yang baik, etis,
dan menjadi tuntutan kehidupan bisnis di banyak negara di dunia.
Penulis berharap dengan membaca makalah tentang penerapan etika bisnis dalam
perusahaan ini dapat membantu pembaca untuk mengetahui betapa pentingnya etika yang
harus dilakukan dalam dunia bisnis agar hal-hal seperti pelanggaran etika bisnis di dalam
perusahaan dapat dihindari.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Bisnis
Menurut kamus besar bahasa indonesia bisnis adalah usaha dagang,usaha komersial
dalam dunia perdagangan sedangkan menurut Richard Burton Simatupang, bisnis
adalah keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara
teratur dan terus menerus dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
B. Pengertian Etika
Dalam bahasa indonesia etika dikenal dengan nama susila atau kesusilaan, susila
berasal dari bahasa sansekerta yaitu”su”berarti bagus dan “sila”berarti adab.
Menurut” wis pordarminta”etika adalah filsapat tentang nilai kesusilaan, tentang baik
dan buruk,kecuali etika mempelajari nilai nilai,ia juga merupakan pebgetahuan atas
nilai itu sendiri. Menurut”verkuyl”etika berasal dari kata ethos yang artinya
kecenderungan hati seseorang untuk berbuat kebaikan.
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para
pelaku bisnis. Prinsip dimaksud adalah :
1. Prinsip Otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung
jawab secara moral atas keputusan yang diambil.
2. Prinsip Kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan
kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal,
kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran
dalam hubungan kerja dan lain-lain).
3. Prinsip Keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan
yang sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh
dirugikan haknya.
4. Prinsip Saling Mengutungkan, agar semua pihak berusaha untuk saling
menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif.
5. Prinsip Integritas Moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana
para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama
baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
Penerapan etika bisnis sangat penting terutama dalam menghadapi era pasar
bebas dimana perusahaan-perusahaan harus dapat bersaing berhadapan dengan
kekuatan perusahaan asing. Perusahaan asing ini biasanya memiliki kekuatan yang
lebih terutama mengenai bidang SDM, Manajemen, Modal dan Teknologi.
Ada mitos bahwa bisnis dan moral tidak ada hubungan. Bisnis tidak dapat
dinilai dengan nilai etika karena kegiatan pelaku bisnis, adalah melakukan sebaik
mungkin kegiatan untuk memperoleh keuntungan. Sehingga yang menjadi pusat
pemikiran mereka adalah bagaimana memproduksi, memasarkan atau membeli
barang dengan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Perilaku bisnis sebagai
suatu bentuk persaingan akan berusaha dengan berbagai bentuk cara dan pemanfaatan
peluang untuk memperoleh keuntungan.
Apa yang diungkapkan diatas adalah tidak benar karena dalam bisnis yang
dipertaruhkan bukan hanya uang dan barang saja melainkan juga diri dan nama baik
perusahaan serta nasib masyarakat sebagai konsumen. Perilaku bisnis berdasarkan
etika perlu diterapkan meskipun tidak menjamin berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan, akan tetapi setidaknya akan menjadi rambu-rambu pengaman apabila
terjadi pelanggaran etika yang menyebabkan timbulnya kerugian bagi pihak lain.
Masalah pelanggaran etika sering muncul antara lain seperti, dalam hal
mendapatkan ide usaha, memperoleh modal, melaksanakan proses produksi,
pemasaran produk, pembayaran pajak, pembagian keuntungan, penetapan
mutu, penentuan harga, pembajakan tenaga professional, blow-up proposal proyek,
penguasaan pangsa pasar dalam satu tangan, persengkokolan, mengumumkan
propektis yang tidak benar, penekanan upah buruh dibawah standar, insider traiding
dan sebagainya. Ketidaketisan perilaku berbisnis dapat dilihat hasilnya, apabila
merusak atau merugikan pihak lain. Biasanya factor keuntungan merupakan hal yang
mendorong terjadinya perilaku tidak etis dalam berbisnis.
Suatu perusahaan akan berhasil bukan hanya berlandaskan moral dan
manajemen yang baik saja, tetapi juga harus memiliki etika bisnis yang baik.
Perusahaan harus mampu melayani kepentingan berbagai pihak yang terkait. Ia harus
dapat mempertahankan mutu serta dapat memenuhi permintaan pasar yang sesuai
dengan apa yang dianggap baik dan diterima masyarakat. Dalam proses bebas dimana
terdapat barang dan jasa yang ditawarkan secara kompetitif akan banyak pilihan bagi
konsumen, sehingga apabila perusahaan kurang berhati-hati akan kehilangan
konsumennya.
Perilaku tidak etis dalam kegiatan bisnis sering juga terjadi karena peluang-
peluang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan yang kemudian disahkan
dan disalah gunakan dalam penerapannya dan kemudian dipakai sebagai dasar untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar etika bisnis.
Study Kasus
Disetiap perusahaan pasti terdapat tata tertib dan aturan kedisiplinan, dalam hal
tersebut bila karyawan tidak mengikuti aturan dalam perusahaan maka karyawan
tersebut bisa diberhentikan oleh perusahaan.
Di PT SUMBIRI ( Sumber Bintang Rezeki ) terdapat buku peratutran perusahaan
atau yang biasa disebut dengan buku biru. Di dalam buku tersebut termuat tata tertib,
hak, kewajiban, aturan kedisiplinan dan ancaman bagi karyawan yang melanggar
aturan etika dalam perusahaan.
Salah satu hal yang penting bagi karyawan adalah mengetahui ketentuan umum
perusahaan dan akibat dari pelanggaran etika yang dilakukan. Dalam buku biru
tersebut karyawan harus menumbuhkan kesadaran moral kerja. Oleh karena itu setiap
karyawan wajib melaksanakan tata tertib dan aturan kedisiplinan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
Perusahaan dan karyawan menyadari bahwa disiplin kerja perlu ditegakkan, maka
pelanggaran terhadap tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan dapat dikenakan sanksi.
Dalam menentukan sanksi akan dipertimbangkan berat ringannya kesalahan/
pelanggaran serta hal-hal yang mempengaruhi terjadinya kesalahan/ pelanggaran
terebut. Sanksi didasarkan pada:
1. Macam pelanggaran.
2. Frekuensi (seringnya/ pengulangan) pelanggaran.
3. Berat ringannya pelanggaran.
4. Tata tertib peraturan perusahaan.
5. Unsur kesengajaan.
Jenis sanksi pelanggaran tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan adalah sebagai
berikut:
1. Surat teguran
Surat teguran dibuat/ ditandatangani dan diberikan oleh division head/
departement head/ branch head, tembusannya disampaikan kepada bagian HRD
dan karyawan berhak menyampaikan tembusannya kepada ikatan karyawan, masa
berlakunya 3 (tiga) bulan. Pelanggaran yang dikenakan sanksi surat teguran
adalah:
a) Terlambat masuk kerja 5 (lima) kali dalam sebulan tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan/ atau tanpa izin.
b) Mangkir 1 (satu) hari kerja dalam sebulan.
c) Tidak mematuhi pengarahan atasannya tanpa alasan yang dapat diterima.
d) Melalaikan kewajibannya untuk memberitahukan dan menyerahkan surat
keterangan perubahan alamat (tempat tiggal) dan status keluarga (perkawinan,
kelahiran, kematian).
SP-II yang diterima oleh karyawan dapat berdampak pada penundaan kenaikan
gaji/ pangkat/ jabatan/ sub golongan pada tahun berjalan.
SP-III yang diterima oleh karyawan dapat berdampak pada demosi atau
penundaan kenaikan gaji/ pangkat/ jabatan/ sub golongan pada tahun berjalan.
Karyawan yang melakukan peningkatan sanksi pelanggaran dari surat peringatan
ketiga (SP-III) yang jenis dan atau berat pelanggarannya yang sama dan atau
lebih rendah dapat diputuskan hubungan kerjanya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian bahasan “Pengertian Etika Bisnis” dapat disimpulkan bahwa:
kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa
yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang
diambil. Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena
kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (misal, kejujuran dalam
pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja
dan lain-lain). Setiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai
dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya. Dalam
berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis karyawan harus
menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan
terbaik.
B. Saran
Sebagai pelaku bisnis yang baik, maka wajib mempertahankan etika ketika
berbisnis, tidak mudah untuk melakukan tindakan-tindakan yang merugikan
perusahaan maupun diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA