Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 5

Etika Bisnis Dalam Berwirausaha

O
L
E
H

Nama : ‘Afifah Mardhatillah


NIM : 22030001

Dosen Pembimbing :
Rani Sofya, S.Pd., M.Pd
Seksi : 202221280899

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2023
a. Mengapa Pentingnya Etika Bisnis dalam Berwirausaha
Etika bisnis dan moral dalam berbisnis merupakan salah satu aspek
yang harus mendapatkan perhatian yang serius dalam upaya mengelola
suatu kegiatan bisnis, karena hal ini akan mampu menjamin kepercayaan
serta loyalitas dari seluruh unsur yang berpengaruh terhadap perusahaan
(stakeholders), yang berarti sangat menentukan maju mundurnya suatu
perusahaan.
Etika bisnis ini sangat berpengaruh bagi perusahaan dalam upayanya
untuk mempertahankan loyalitas stakeholders berkenaan dengan upaya
memecahkan problem maupun membuat keputusan perusahaan. Hal ini
mengingat bahwa antara perusahaan dengan stakeholders merupakan dua
pihak yang saling mempengaruhi.
Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah : “Suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai - nilai moral dan norma yang dijadikan
tuntunan dalam membuat keputusan dan dalam memecahkan persoalan –
persoalan yang dihadapi”.
Etika bisnis ini sangat berpengaruh bagi perusahaan dalam upayanya
untuk mempertahankan loyalitas stakeholders berkenaan dengan upaya
memecahkan problem maupun membuat keputusan dalam perusahaan. Hal
ini mengingat bahwa antara perusahaan dengan stakeholders merupakan
dua pihak yang saling mempengaruhi.

Adapun stakeholders adalah semua individu ataupun kelompok yang


berkepentingan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan perusahaan.
Stakeholders dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Internal stakeholders (investor karyawan, manajemen ataupun pimpinan
perusahaan).
2. Eksternal stakeholders ( pelanggan, asosiasi dagang, kreditor, pemasok,
pemerintah, masyarakat umum dan kelompok khusus).

Pada saat menjalankan bisnis ataupun suatu tugas diperlukan adanya


rasa tanggung jawab dan sebuah aturan untuk mengatur tindakan-tindakan
yang akan dilakukan. Hal tersebut menjadi pendorong bagi sebuah bisnis
untuk menuju arah yang lebih baik atau lebih sering disebut dengan
kesuksesan.
Seringkali pebisnis dihadapkan pada kondisi-kondisi sulit dalam
perkembangannya. Baik yang terkait dengan pengelolaan sumber daya
internal perusahaan dan dengan masyarakat. Untuk menangani berbagai
masalah sulit semacam itu, dibutuhkan suatu prinsip yang dapat membantu
pebisnis dalam bersikap. Inilah alasan Zimmerere, Thomas W dan
Scarborough, Norman M, 2002. Pengantar Kewirausahaan dan
Manajemen Bisnis Kecil, PT. Prenhallindo, Jakarta.Mengapa etika dalam
berbisnis sangat penting untuk dimiliki.
Etika bisnis merupakan suatu pengetahuan tentang tata cara ideal dalam
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal. Ini merupakan aturan tidak
tertulis mengenai cara menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan
hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan individu atau
pun organisasi di masyarakat.
Dalam perusahaan, etika bisnis dapat membentuk suatu nilai, norma
dan perilaku karyawan serta pimpinan untuk menciptakan suasana
hubungan yang adil dan sehat baik itu dengan sesama rekan kerja maupun
konsumen. Dari etika bisnis itulah secara tidak langsung akan mendorong
adanya sikap tanggung jawab dalam menjalankan bisnis sehingga segala
aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Bagi sebuah perusahaan, etika bisnis merupakan hal penting dalam
membangun bisnis. Dalam membangun dan memperluas kiprah
perusahaan menjadi lebih baik, tentunya tidak mudah untuk dilakukan.

Praktik bisnis yang tidak mengikuti aturan dan kewajiban yang sudah
menjadi ketentuan hukum pemerintah atau kelaziman bisnis yang berEtika,
bisa berakibat tidak langgengnya bisnis itu sendiri. Selain pelanggaran
etika, ketidaksuksesan sebuah bisnis juga dapat disebabkan oleh sangsi
formal, di dalam bisnis juga akan berakibat pada runtuhnya reputasi atau
kepercayaan, baik secara eksternal maupun internal perusahaan.
Perilaku bisnis yang tidak berEtika ini secara eksternal akan
menjatuhkan kredibilitas perusahaan. Dalam jangka panjang tentu akan
berakibat lanjut pada kekhawatiran rekanan bisnis terhadap kemungkinan
akan terseret dalam kasus hukum atau dirugikan secara ekonomi dan
secara internal, akan terjadi hilangnya rasa hormat (respect) dari karyawan
terhadap atasan (eksekutif). Akibatnya ethos kerja karyawan menurun
karena ketidak-hadiran panutan beretika dari pimpinan. Butuh waktu dan
biaya besar untuk memulihkan kepercayaan publik dan karyawan terhadap
perbaikan kualitas etika bisnis perusahaan Yang tidak lain merupakan
bagian dari profesionalitas dan kepedulian sosial perusahaan, serta
landasan yang tidak untuk ditawar, apalagi ditinggalkan, namun untuk
dijalankan.
Memang, begitu penting arti etika bisnis untuk keberlangsungan sebuah
perusahaan. Sebagai pelaku bisnis harus memiliki etika dan tanggung
jawab dalam menjalankan bisnis.
Untuk itu pelaku bisnis dapat mulai mempelajari etika dalam berbisnis
dan cara menumbuhkan adanya etika saat berbisnis. Harapannya saat
meraih kesuksesan bukan menjadi persoalan yang begitu berat di
kemudian hari.
Jelaslah, bahwa etika bisnis merupakan landasan penting dan harus
diperhatikan terutama untuk menciptakan dan melindungi reputasi
(goodwill) perusahaan. Oleh sebab itu menurut Zimmerer, etika bisnis
merupakan masalah yang sangat sensitif dan kompleks. Mengapa
demikian? Menurutnya, karena membangun etika untuk mempertahankan
reputasi (goodwill) lebih sukar dari pada menghancurkannya.

Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah pentingnya dalam bisnis
adalah norma etika. Menurut Zimmerer (1996:22) ada tiga tingkatan
norma etika, yaitu:
1. Hukum
Hukum berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur mana
perbuatan yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Hukum hanya mengatur standar perilaku minimum.

2. Kebijakan dan Prosedur Organisasi.


Kebijakan dan prosedur organisasi memberi arahan khusus bagi setiap
orang dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari-harinya. Para
karyawan akan bekerja sesuaidengan kebijakan dan prosedur perusahaan /
organisasi.

3. Moral Sikap Mental Individual.


Sikap Mental Individual sangat penting untuk menghadapi suatu
keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dan sikap
mental individual biasanya berasal dari keluarga, agama, dan sekolah.
Sebagian lagi yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan dan aturan perusahaan sangat
penting terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi
pemahaman karyawan tentang etika perilaku.
b. Berikan Contoh Perilaku Pengusaha yang tidak
Mencerminkan Etika Bisnis dalam Berwirausaha
Contoh pelanggaran dari etika bisnis, di antaranya sebagai berikut :
1. Pelanggaran hokum.
Pelanggaran hukum, yaitu sebuah perusahaan yang melakukan PHK
namun tidak memberikan pesangon sama sekali.

2. Pelanggaran kejujuran.
Pelanggaran Kejujuran, yaitu perusahaan yang dapat dikatakan
berhasil terhadap kejujuran agar mereka tidak memberikan harga yang
sejujurnya kepada konsumen serta kualitas-kualitas dari barang yang
ditawarkannya. ada Pelanggaran Empati dan Pelanggaran
Transparansi.

3. Pemalsuan.
Permasalahan etik dalam pemalsuan merek adalah tidak menghargai
hasil karya cipta seseorang yang menciptakan produk unggul yang
bermanfaat bagi semua orang, tiba-tiba dibajak atau ditiru dengan
mengambil karya orang lain untuk keuntungan diri sendiri, contohnya
yang banyak beredar di masyarakat adalah pemalsuan DVD/VCD dan
pakaian baju,kaos, celana yang dengan sengaja menciptakan merk
yang sama tetapi kualitas berbeda jauh dengan yang asli oleh karena
itu produk bajakan harganya sangat murah, masyarakat pun memilih
untuk membeli produk bajakan karena harganya murah dan tidak jauh
berbeda kualitasnya dengan yang asli. mengapa hal ini terjadi? karena
tidak ada aturan yang baku untuk menahan gejolak ini, bahkan
pemerintah pun tidak mampu untuk menahan gejolak ini. peran serta
negara pengusaha bahkan masyarakat sebagai konsumen yang sangat
dibutuhkan, kunci utama yang perlu ditekankan adalah kesadaran
masyarakat untuk membeli produk asli bukan bajakan.membeli produk
asli akan meningkatkan produktifitas pencipta dan memberikan
kontribusi terhadap negara.

4. Pembajakan.
Pembajakan di Industri Musik dan Film Indonesia :
Kasus pembajakan dalam industri musik dan film di Indonesia sudah
menjadi sesuatu yang biasa di masyarakat umum namun sesungguhnya
hal tersebut sangat merugikan bagi para pelaku bisnis di industri musik
dan film di Indonesia, namun karena lemahnya pengawasan
pemerintah dan kurang tegasnya tindakan hukum bagi oknum-oknum
pelaku pembajakan, membuat para pelaku tidak jera terhadap
perbuatannya. Banyaknya kios-kios yang menjual barang-barang
bajakan membuat semakin pelik masalah pembajakan di indonesia.

Masih banyak pengguna yang belum dapat mengelola bisnis dengan


etika yang baik. Efek yang ditimbulkan adalah kesan konsumen atau
calon konsumen dalam melihat atau me-review produk yang
ditawarkan.

Berikut beberapa pelanggaran etika bisnis dalam mengelola usaha di


era digital, di antaranya :
1. Mencuri ide bisnis
Salah satu pelanggaran kelas berat yang dilakukan oleh pesaing
bisnis adalah mencuri ide bisnis. Tentunya risiko yang ditanggung
akan sangat memberatkan apabila pemegang hak Rahasia Dagang
menggugat perbuatan ini. Pelaku pencuri ide bisnis dapat dijerat
sanksi pidana sesuai Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, yaitu : “Barangsiapa
dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak
lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 atau Pasal 14 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun danatau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).

2. Penipuan
Esensi terpenting dalam usaha atau dagang adalah kejujuran dalam
transaksi. Dalam banyak kasus transaksi secara online, penjual
tidak transparan kepada konsumen. Dalam hal ini penjual tidak
jujur terhadap kondisi barang, tidak memberikan hak kepada
konsumen sepenuhnya atas produk yang telah dibeli. Hal ini tentu
sangat mengecewakan bagi pihak konsumen, dan konsumen dapat
melakukan pengembalian barang atau berujung pada complain
konsumen yang berpengaruh pada rating toko (jika toko tersebut
online).

3. Melakukan Tag Secara Acak


Selain spamming dalam bentuk komentar, seringkali para pelaku
bisnis juga melakukan hal seperti men-tag calon konsumen secara
acak. Melakukan tag memang membuat orang yang Anda tag
menjadi melihat apa yang Anda jual. Namun, bukannya membeli
mereka mungkin bisa saja menjadi merasa terganggu dan yang
terjadi sebaliknya, yaitu mereka menghilangkan Anda dari daftar
teman di sosial medianya. Tentunya Anda tidak ingin kehilangan
calon pelanggan karena tindakan ini, bukan? Jika Anda ingin agar
post Anda dilihat oleh calon konsumen, cobalah untuk
menggunakan cara lain seperti fb ads, instagram ads, atau metode
lainnya dibandingkan dengan cara ini.

4. Menggunakan Foto Produk Orang Lain


Apa jadinya jika produk yang dibeli secara online ternyata tidak
sama dengan fotonya?Pasti sangat mengecewakan,
bukan?Biasanya hal ini seringkali terjadi karena para pelaku bisnis
menggunakan foto produk orang lain untuk diposting di sosial
medianya. Akibatnya, barang yang sampai kepada pelanggan sudah
pasti akan berbeda. Hindari melakukan hal ini jika Anda tidak
ingin kehilangan pelanggan secara sekejap. Pahamilah bahwa
kelangsungan suatu bisnis dipengaruhi oleh banyaknya pelanggan
yang melakukan pembelian lebih dari sekali. Selalu utamakan
kejujuran saat berbisnis, khususnya untuk urusan kualitas jika
memang ingin bisnis Anda terus bertumbuh semakin besar.

5. Tidak Aktif dan Tidak Kreatif


Agar tidak menyesal di masa depan, Salah satu syarat bisnis untuk
berkembang adalah kreatifitas dan aktifitas yang dimiliki. Sebuah
bisnis akan berkembang jika selalu ada inovasi yang dilakukan di
dalamnya. Cobalah untuk terus kreatif dan aktif dalam bisnis Anda.
Jika dalam media sosial, Anda harus menciptakan konten-konten
yang menarik dan tidak monoton.

Dalam menjalankan sebuah bisnis, setiap pemilik usaha harus menjadi panutan
bagi orang lain yaitu mampu menangani tanggung jawab dan menyadari peluang
sesuai dengan tanggung jawab jabatannya, salah satunya dengan memastikan
bisnis dapat berjalan dengan baik sehingga pelanggaran etika bisnis tidak sampai
terjadi.
c. Upaya Apa yang Akan Anda Lakukan Agar Seluruh
Wirausaha Mampu Mengaplikasikan Etika Bisnis dalam
Berwirausaha
Cara-Cara Mempertahankan Standar Etika :
1. Ciptakan Kepercayaan Perusahaan.
Kepercayaan perusahaan dalam menetapakan nilai-nilai perusahaan
yang mendasari tanggung jawab etika bagi stakeholder.

2. Kembangkan Kode Etik.


Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku dan
prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
Topik-topik khas yang ada pada suatu kode etik biasanya memuat
tentang :
 Ketulusan hati secara fundemental dan ketaatan pada hukum.
 Kualitas dan keamanan produk.
 Kesehatan dan keamanan tempat kerja.
 Konflik kepentingan (conflict of interest).
 Praktik dan latihan karyawan.
 Praktik pemasaran dan penjualan.
 Keamanan / kebebasan.
 Kegiatan berpolitik.
 Pelaporan finansial.
 Hubungan dengan pemasok.
 Penentuan harga, pengajuan rekening, dan kontrak.
 Jaminan dagang / insider information.
 Pembayaran untuk mendapatkan usaha.
 Perlindungan lingkungan.
 Informasi pemilikan.
 Keamanan kemasan.

3. Jalankan Kode Etik Secara Adil dan Konsisten.


Manajer harus mengambil tindakan apabila mereka melanggar etika.
Bila karyawan
mengetahui, bahwa yang melanggar etika tidak dihukum, maka kode
etik menjadi tidak berarti apa-apa.

4. Lindungi Hak Perorangan.


Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat tergantung pada
individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip-prinsip moral
dan nilai-nilainya merupakan jaminan yang terbaik untuk menghindari
penyimpangan etika.
a) Untuk membuat keputusan-keputusan etika, seseorang harus
memiliki: Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk
bertindak secara etis dan melakukan sesuatu yang benar;
b) Kesadaran etika, yaitu kemampuan untuk merasakan implikasi
etika dari suatu situasi;
c) Kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk
menggunakan suara pikiran moral
dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara
praktis.

5. Adakan Pelatihan Etika.


Balai kerja (workshop) merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran
para karyawan.

6. Lakukan Audit Etika Secara Periodik.


Audit cara yang terbaik untuk mengevaluasi efektivitas sistem etika.
Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu sinyal kepada
karyawan bahwa etika bukan sekedar bercanda.

7. Pertahankan Standar yang Tinggi tentang Tingkah Laku, Jangan Hanya


Aturan.
Tidak ada seorangpun yang dapat mengatur etika dan moral. Akan
tetapi, manajer bisa saja membolehkan orang untuk mengetahui tingkat
penampilan yang mereka harapkan. Standar tingkah laku sangat
penting untuk menekankan bahwa betapa pentingnya etika dalam
organisasi. Setiap karyawan harus mengetahui bahwa etika tidak bisa
dinegosiasi atau ditawar-tawar.

8. Hindari Contoh Etika yang Tercela Setiap Saat.


Etika diawali dari Atasan. Atasan harus memberi contoh dan menaruh
kepercayaan kepada bawahannya.

9. Ciptakan Budaya yang Menekankan Komunikasi Dua Arah.


Komunikasi dua arah sangat penting, yaitu untuk menginformasikan
barang dan jasa yang kita hasilkan dan untuk menerima aspirasi untuk
perbaikan perusahaan.
10. Libatkan Karyawan dalam Mempertahankan Standar Etika.
Para karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik
tentang bagaimana standar etika dipertahankan.

Etika bisnis wajib dimiliki oleh pebisnis unggul dan yang mau sukses
dalam usahanya. Anda bisa menerapkan 10 etika bisnis berikut :
1. Jujur dan tidak berbohong
2. Bersikap dewasa dan tidak kekanak-kanakan
3. Lapang dada dalam cara berkomunikasi
4. Menggunakan panggilan atau sebutan nama orang dengan baik
5. Menggunakan pesan bahasa efektif dan efisien
6. Tidak mudah emosi atau emosional
7. Berinisiatif sebagai pebisnis pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah, dan sopan
9. Menggunakan pakaian yang pantas dan menyesuaikan keadaan
10. Bertingkah laku yang baik

Perilaku Etika dalam Bisnis Perusahaan


Perilaku etika dalam bisnis di atas hanyalah sebagian dari etika bisnis yang
harus Anda miliki. Selain itu, Anda juga harus memiliki etika lainnya yang
tentunya yang dibutuhkan dalam mengendalikan diri, bisnis, dan
moral/prilaku Anda. Etika lain yang harus Anda miliki di antaranya :
1) Pengendalian diri;
2) Pengembangan akan tanggung jawab secara social (social
responsibility);
3) Mempertahankan jati diri dan tidak terombang-ambing oleh
pesatnya akan perkembangan informasi serta teknologi;
4) Bersaing secara sehat;
5) Menerapkan akan konsep pembangunan yang berkelanjutan;
6) Menghindari dari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi,
Kolusi, dan Komisi);
7) Mampu menyatakan bahwa itu memang benar atau salah;
8) Menumbuhkan sikap untuk saling percaya baik antara golongan
pengusaha kuat atau golongan pengusaha bawah;
9) Konsekuen dan konsisten atas aturan main yang sudah disepakati
bersama;
10) Menumbuhkembangkan akan sikap sadar, rasa memiliki atas apa
yang sudah disepakati, dan tidak memberikan kecurangan;
11) Perlu etika bisnis yang dituangkan pada suatu hukum yang positif
dengan berupa peraturan yang berlaku pada perundang-undangan.
Daftar Pustaka

Zimmerere, Thomas W dan Norman M Scarborough. 2002. Pengantar


Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. PT. Prenhallindo, Jakarta

https://alumni.stekom.ac.id/artikel/ketahui-contoh-pelanggaran-dalam-etika-bisnis

https://sitinovianti.wordpress.com/2015/12/31/memberikan-contoh-tentang-
perilaku-bisnis-yang-melanggar-etika

https://stekom.ac.id/artikel/pentingnya-etika-dalam-berbisnis

https://alumni.stekom.ac.id/artikel/pelanggaran-etika-bisnis-yang-wajib-dihindari

https://wartaekonomi.co.id/read167670/10-etika-bisnis-ini-wajib-dimiliki-
pengusaha-agar-jadi-pebisnis-sukses

Anda mungkin juga menyukai