Anda di halaman 1dari 8

Tugas Resume TM 2 ;

1. Business Ethics Defined


2. Ethical Issues
3. Factors Affecting Ethical Behavior
4. Encouraging Ethical Behavior
5. Evolution Of Social Responsibility In Business
6. Environmental Concerns

Hari / tanggal : Rabu, 7 September 2022


Pukul : 15.30 – 18.00
Dosen pengampu : Ibu Febriana Wurjaningrum

Oleh kelompok 9 :
1. Amira Thania Calistadi / 143221149
2. Nabila Safira Niagara / 143221152

1. Definisi Etika Bisnis


Etika merupakan pelajaran tentang yang benar dan yang salah serta moralitas
pilihan yang dibuat oleh setiap orang. Keputusan atau tindakan yang etis adalah
keputusan yang "benar" menurut beberapa standar perilaku. ketika ada konsensus
yang kuat mengenai tindakan tidak etis tertentu, masyarakat dapat menuntut
hukum untuk melarangnya Etika bisnis adalah penerapan standar moral dalam
situasi bisnis.

2. Masalah Etika
Keadilan dan kejujuran dalam bisnis merupakan dua masalah etika yang
penting. Selain mematuhi semua hukum dan peraturan, para pengusaha
diharapkan untuk tidak menipu, menyalahgambarkan, atau mengintimidasi orang
lain. Konsekuensi kegagalan dalam melakukannya dapat mahal.

A. Hubungan Organisasi

Ketika seseorang melakukan hal yang tidak etis dalam sebuah bisnis, hal
tersebut dapat mengancam kehidupan karyawan serta bisnis itu sendiri dan
merusak hubungan dengan pelanggan hingga pemasok. hubungan antar rekan
kerja sering menimbulkan masalah etika. perilaku tidak etis di bidang bidang ini
mencakup mengakui gagasan atau pekerjaan orang lain yang biasa disebut
dengan plagiarisme

B. Konflik Kepentingan

Konflik kepentingan timbul sewaktu seorang pengusahamemanfaatkan situasi


demi kepentingannya sendiri dan bukandemi kepentingan sang majikan. Contoh
situasi yang melibatkan konflik kepentingan umumnya melibatkan
seorangkaryawan yang telah membagi kesetiaan, seperti seorangmanajer yang
berpacaran dengan seorang bawahan, seorangkaryawan dengan kerabat dekat
yang bekerja untuk seorangpesaing, seorang manajer pembelian yang memilih
untukmelakukan bisnis dengan perusahaan lain di mana dia adalahinvestor, atau
perusahaan yang menasehati klien tanpamemberi tahu mereka bahwa itu
memiliki hubungan denganbeberapa produk yang direkomendasikan. Bahkan
munculnyakonflik kepentingan dapat membahayakan konflik-konflikkredibilitas
orang bisnis bunga mungkin terjadi ketikapembayaran dan hadiah masuk ke
dalam transaksi bisnis. Meskipun suap — pemberian, pemberian hadiah,
ataupembayaran yang ditawarkan dengan maksud mempengaruhisuatu hasil —
sering kali merupakan bagian negosiasi bisnisdi luar negeri, adalah ilegal bagi
pengusaha amerika untukmenggunakan suap di as atau di luar negeri.

C. Komunikasi

Komunikasi bisnis, khususnya iklan, bisa menimbulkan pertanyaan etika.


Iklan yang salah dan menyesatkan adalah ilegal dan tidak etis, dan itu bisa
membuat pelanggan marah. Misalnya, para pembuat minuman energi Red Bull
setujuuntuk membayar 13 juta dolar as untuk menyelesaikangugatan terhadap
para pelanggan yang merasa bahwa iklanperusahaan itu memuat pernyataan palsu
yang tidak didukung sains, termasuk slogan lama, "Banteng Merah Memberi
Anda Sayap."

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Etis

A. Faktor Individu yang Mempengaruhi Etika

Beberapa faktor individu mempengaruhi tingkat perilaku etis dalam suatu


organisasi, termasuk pengetahuan pribadi, nilai-nilai, dan tujuan.
seseorang yang memiliki wawasan lebih luas dapat mengambil keputusan
dengan mengambil langkah langkah untuk menghindari estika. sedangkan
orang yang tidak memiliki wawasan luas tanpa sadar dapat menyebabkan
masalah etika. yang dimana nilai moral pada tiap individu yang terkait
dengan nilai tentu mempengaruhi perilaku dan pilihan dalam bisnis. pada
perusahaan, mereka tidak mengubah etika pada tiap karyawannya tetapi
mencoba memperkerjakan orang dengan nilai yang baik yang melengkapi
etika mereka.

b. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Etika

Dalam perusahaan banyak faktor sosial yang mempengaruhi perilaku etis,


termasuk nilai budaya, tindakan karyawan lain dan nilai dari orang penting
di perusahaan tersebut. tindakan dan keputusan rekan kerja juga dapat
membentuk etika bisnis seseorang.

c. Peluang Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Etika

Peluang mengacu pada jumlah kebebasan yang diberikan organisasi kepada


karyawan untuk berperilaku tidak etis jika ia membuat pilihan itu. tingkat
penegakan kebijakan, prosedur, dan kode etik perusahaan merupakan
kekuatan utama yang mempengaruhi peluang . ketika suatu pelanggaran
ditangani secara konsisten dan tegas, peluang untuk tidak etis berkurang.

4. Encouraging Ethical Behavior

a. Government’s Role In Encouraging Ethics

Pemerintah dapat mendorong etika dalam berbisnis dengan cara membuat


peraturan yang lebih ketat. Contohnya undang- undang Sarbanes-Oxley Act
of 2002, yang memberikan perlindungan hukum bagi siapa saja yang
melaporkan pelanggaran perusahaan. Undang undang tersebut juga
mengatur mengenai tanggung jawab perusahaan, conflicts of interest, dan
akuntabilitas perusahaan.

Memperketat peraturan mungkin merupakan salah satu solusinya, tetapi


tetap tidak bisa menyelesaikan seluruh masalah etika yang ada.

b. Trade Associations’ Role In Encouraging Ethics


Asosiasi perdagangan memiliki peran penting dalam memberikan pedoman
etika berbisnis bagi para anggotanya dengan cara memberikan tekanan pada
anggotanya yang sedang menjalankan bisnis “mencurigakan” untuk berhenti
karena dapat membahayakan seluruh perusahaan.

c. Individual Companies’ Role In Encouraging Ethics

Kode etik adalah peraturan tertulis yang dibuat oleh organisasi tertentu. Di
dalamnya terdapat apa yang diharapkan perusahaan pada karyawan dan
konsekuensi / sanksi yang terjadi apabila mereka melanggar.

Tidak semua dapat diselesaikan dengan penerapan kode etik. Perusahaan


juga harus menciptakan lingkungan yang baik agar karyawan dapat secara
sadar mematuhi peraturan atau “kode etik” yang ada dan melatih karyawan
untuk membuat keputusan yang etis.

Sebagian karyawan yang ingin menerapkan perilaku sesuai kode etik namun
merasa kesulitan terpaksa melakukan whistle-blowing, yaitu
menginformasikan pada media atau pejabat yang bersangkutan mengenai
perilaku tidak etis yang terdapat di dalam perusahaan.

Tips membuat keputusan yang etis :

1) Listen and learn


2) Identify the ethical issue
3) Create and analyze options
4) Identify the best option from your point of view
5) Explain your decision and resolve any differences that arise

d. Social Responsibility

Merupakan pengakuan bahwa aktivitas bisnis juga memiliki “impact”


terhadap masyarakat dan memikirkan mengenai dampak keputusan
bisnisnya. Contohnya Target yang menyumbangkan 1 miliar dollar untuk
sektor pendidikan yang berupa buku, peralatan sekolah, makanan, karya
wisata, dsb pada sekolah sekolah yang berada di amerika atau di seluruh
dunia. Selain itu juga banyak perusahaan yang berkontribusi untuk
membantu masyarakat di tengah krisis.
5. The Evolution of Social Responsibility In Business

a. Historical evolution of business social responsibility

Di awal abad 20, perlindungan pemerintah pada pekerja dan konsumen


sangat minim. Jam kerja yang diterapkan lebih dari 60 jam per minggu, tidak
ada peraturan mengenai upah minimum, bahkan tunjangan karyawan juga
tidak ada. Untuk meningkatkan “working conditions” , para pekerja
memutuskan untuk membuat serikat pekerja. Dalam periode tersebut,
konsumen juga dihadapkan dengan doktrin caveat emptor yang berarti “let
the buyer beware”.

Enam peraturan pemerintah yang memengaruhi keadaan bisnis di amerika :

1) Interstate commerce art (1887)


2) Sherman antitrust art (1890)
3) Pure food and drug act (1906)
4) Meat inspection act (1906)
5) Federal trade commission act (1914)
6) Clayton antitrust act (1914)

b. Two Views of Social Responsibility

1) Economic Model Of Social Responsibility


Pandangan bahwa masyarakat akan paling diuntungkan ketika bisnis
dibiarkan memproduksi dan memasarkan produk yang dibutuhkan oleh
masyarakat.

2) Socioeconomic Model Of Social Responsibility


Konsep bahwa bisnis harus menekankan juga pada dampak keputusan
bisnisnya bagi masyarakat tidak hanya soal keuntungan saja.

c. The Pros and Cons of Social Responsibility


a. Argumen untuk meningkatkan social responsibility :

1) Karena bisnis merupakan bagian dari masyarakat, sehingga tidak bisa


mengabaikan isu sosial
2) Bisnis memiliki sumber daya teknis, keuangan, dan menajerial untuk
mengatasi masalah sosial yang kompleks ini
3) Dengan membantu menyelesaikan isu sosial, bisnis dapat membuat
lingkungan yang stabil untuk keuntungan jangka panjang
4) Keputusan sosial yang diambil oleh para ahli dapat mencegah campur
tangan pemerintah yang memaksa perusahaan untuk melakukan apa yang
telah gagal dilakukan pemerintah secara sukarela

b. Argumen yang menentang peningkatan social responsibility :

1) Manager bertanggung jawab pada para pemegang saham. Jadi pihak


menejemen harus lebih terfokus pada pengembalian pemilik investasi
2) Waktu, uang dan sumber daya perusahaan seharusnya dipakai untuk
mencari keuntungan sebesar besarnya bukan untuk menyelesaikan
permasalahan sosial
3) Permasalahan sosial memengaruhi masyarakat secara umum,sehingga
individual business seharusnya tidak diharapkan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
4) Permasalahan sosial adalah tanggung jawab pejabat yang telah dipilih dan
bertanggung jawab pada pemberi suara (masyarakat)

6. Environmental Concerns

a. Masalah Lingkungan Terbesar Saat Ini

Tujuh puluh persen permasalahan lingkungan yang terjadi beruhubungan


dengan air, 16.7 persen berhubungan dengan satwa liar, 8.3 persen
melibatkan bahan berbahaya, dan 5 persen terkait udara. Permasalahan
lingkungan yang mengalami kenaikan secara signifikan adalah jumlah
limbah yang dihasilkan oleh perusahaan dan masyarakat. Alasan terbesarnya
ekspektasi dari konsumen.
Selain itu juga ada polusi, kontaminasi yang terjadi air, tanah, dan udara
sebagai akibat dari tindakan masyarakat industry. Polusi merusak kualitas air
dan udara, mengancam Kesehatan manusia dan hewan, merusak habitat dan
berkontribusi pada perubahan iklim.

b. Summary of Major Environmental Laws :

1) National environmental policy act (1970)


2) Clean air amendment (1970)
3) Water quality improvement act (1970)
4) Resource recovery act (1970)
5) Water pollution control act amendment (1972)
6) Noise control act (1972)
7) Clean air amendment (1977)
8) Resource conservation and recovery act (1984)
9) Clean air act amendment (1987)
10) Oil pollution act (1990)
11) Clean air act amendments (1990)
12) Food quality protection act (1996)
13) American recovery and reinvestment act (2009)

c. Business Response To Environmental Concerns

Salah satu cara yang paling efektif agar perusahaan bisa mengurangi
dampaknya pada lingkungan adalah dengan mengurangi limbah pada
aktivitasnya atau mencari alternatif cara mengolah limbah. Contohnya sisa
makanan yang berasal dari supermarket atau restoran dapat diberikan kepada
para petani untuk diolah sebagai pupuk kompos. Atau juga bisa dengan cara
recycle, yaitu mengoleh barang bekas menjadi barang baru yang bisa
digunakan kembali.

Anda mungkin juga menyukai