1AKMA
Pengantar Manajemen dan Bisnis
Masalah Etika
Masalah etis dalam bisnis meliputi beberapa hal seperti keadilan dan kejujuran, hubungan
organisasi, konflik kepentingan, dan komunikasi. Berikut adalah saran dan kejelasan terkait
masalah etis dalam bisnis:
1. Keadilan dan kejujuran
Para pelaku bisnis diharapkan untuk menahan diri secara sadar menipu, salah
mengartikan, atau mengintimidasi orang lain.
2. Hubungan organisasi
Seorang pelaku bisnis harus mengutamakan kesejahteraan orang lain dan
kepentingannya organisasi di atas kesejahteraan mereka sendiri.
3. Konflik kepentingan
Permasalahan muncul ketika pelaku bisnis mengambil keuntungan dari situasi untuk
keuntungan pribadi dan bukan untuk kepentingan majikan.
4. Komunikasi
Komunikasi bisnis yang salah, menyesatkan, atau menipu adalah tindakan ilegal dan
tidak etis.
Untuk mengatasi dilema etis dalam bisnis, berikut adalah beberapa strategi yang dapat
dilakukan:
1. Risiko dan konsekuensi
Fokus pada strategi yang terdiri dari risiko dan konsekuensi dari setiap keputusan
yang diambil.
2. Prinsip hukum dan agama
Pertimbangkan prinsip hukum dan agama dalam pengambilan keputusan etis.
3. Saran atau masukan orang lain
Mintalah saran atau masukan dari orang lain yang dapat membantu dalam
pengambilan keputusan etis.
Selain itu, penting untuk memperkuat pendidikan etika dalam masyarakat modern, dunia
bisnis, dan profesi akuntan. Pendidikan keperilakuan etis menjadi hal yang penting dalam
masyarakat modern, dunia bisnis, dan profesi akuntan. Pengambilan keputusan etis yang
dituangkan dalam rencana strategis dapat memungkinkan para pelajar untuk memvisualisasikan
dan memudahkan mereka menunjukkan keberanian beretika ketika mereka berada di bawah
tekanan dan dilema etika.
Dalam perspektif bisnis jangka panjang, tanggung jawab sosial adalah kewajiban
organisasi bisnis untuk melindungi lingkungan dan memajukan masyarakat di mana organisasi
beroperasi dan di mana para pelanggannya berada. Tanggung jawab sosial bukanlah bentuk
tanggung jawab yang dipaksakan apalagi atas dasar tekanan, ancaman, atau paksaan,
melainkan tanggung jawab yang didasari kaidah moral, komitmen sosial, dan etika.
Employment Practice
Praktik Ketenagakerjaan mencakup berbagai praktik dan kebijakan yang berkaitan
dengan kesehatan, keselamatan, dan hak-hak karyawan di tempat kerja. Beberapa contoh praktik
Ketenagakerjaan yang umum di Indonesia meliputi:
1. Kesetaraan Gender
Memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam hal
rekrutmen, promosi, dan penggajian.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, serta memberikan pelatihan
dan peralatan yang diperlukan untuk menghindari kecelakaan kerja.
3. Pendidikan dan Pelatihan
Memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi karyawan untuk
membantu mereka meningkatkan kinerja mereka dan memajukan karir mereka.
4. Mekanisme Pengaduan
Menyediakan mekanisme bagi karyawan untuk melaporkan masalah atau keluhan
terkait dengan pekerjaan mereka
5. Kerja Layak
Menyediakan upah yang adil, jam kerja yang wajar, dan hak-hak kerja lainnya
yang layak
Praktik Ketenagakerjaan yang baik dapat memberikan manfaat bagi karyawan dan
perusahaan, seperti meningkatkan produktivitas, mengurangi absensi, dan meningkatkan
kepuasan karyawan meliputi:
1. Program Pelatihan
Program pelatihan bagi para pengangguran tingkat lanjut, seperti yang dilakukan
oleh Aliansi Bisnis Nasional (NAB), dapat membantu meningkatkan keterampilan dan
kualifikasi karyawan sehingga mereka lebih mudah mendapatkan pekerjaan
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Praktik Ketenagakerjaan yang baik meliputi penyediaan lingkungan kerja yang
aman dan sehat, serta pelatihan dan peralatan yang diperlukan untuk menghindari
kecelakaan kerja
3. Kerja Layak
Praktik Ketenagakerjaan yang baik juga meliputi memberikan upah yang adil,
jam kerja yang wajar, dan hak-hak kerja lainnya yang layak
4. Mekanisme Pengaduan
Praktik Ketenagakerjaan yang baik juga meliputi menyediakan mekanisme bagi
karyawan untuk melaporkan masalah atau keluhan terkait dengan pekerjaan mereka
5. Kesetaraan Gender
Memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam hal
rekrutmen, promosi, dan penggajian
Audit Sosial
Audit sosial adalah sebuah kerangka kerja yang memungkinkan sebuah organisasi
memiliki dokumentasi, laporan dan menyusun sebuah proses yang dapat menghitung kinerja
sosial perusahaan. Audit sosial memberikan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk
mengevaluasi dan merevisi program tanggung jawab sosialnya. Dokumen ini memberikan
laporan komprehensif mengenai apa yang terjadi yang telah dan sedang dilakukan organisasi
sehubungan dengan isu-isu sosial yang mempengaruhinya. Audit sosial dapat mencakup audit
lingkungan dan beberapa aspek bisnis lainnya seperti kesehatan dan keselamatan kerja, skema
tunjangan karyawan, kontribusi untuk acara dan amal komunitas lokal, dan perlindungan
privasi pelanggan. Audit sosial bertujuan untuk mencapai peningkatan kinerja secara terus-
menerus terhadap sasaran hasil sosial yang telah dipilih dan ditetapkan oleh perusahaan. Audit
sosial juga dapat membantu perusahaan mempromosikan dan mengembangkan budaya
tanggung jawab sosial bagi setiap orang di perusahaan, yang mendukung reputasi yang lebih
baik. Namun, audit sosial juga memiliki keterbatasan, seperti akses auditor terhadap data dan
informasi yang seringkali terbatas karena mereka mungkin menghadapi penolakan dari
manajemen atau pemangku kepentingan lainnya.