Anda di halaman 1dari 9

Kelompok : 5

Nama Anggota Kelompok :

1. Rangga Kurniawan (042111333177)

2. Bintang Toto Laksono S. (042111333178)

3. Syaivan Prameswara Nugroho (042111333175)

4. Nayla Ve Rarie Sabina (042111333175)

5. Andre Kresna Pratama (042111333176)

RESUME MATERI CHAPTER 2

2.1 Business Ethics Defined

Etika adalah studi tentang benar dan salah dan moralitas dari pilihan yang dibuat individu.
Keputusan atau tindakan etis adalah keputusan yang "benar" menurut beberapa standar perilaku.
Ketika ada konsensus yang kuat mengenai tindakan tidak etis tertentu, masyarakat dapat
menuntut hukum untuk melarangnya. Etika bisnis adalah penerapan standar moral pada situasi
bisnis.Kasus pengadilan baru-baru ini yang melibatkan perilaku tidak etis telah membantu
membuat etika bisnis menjadi perhatian publik.

2.2 Ethical Issues

Masalah etika sering muncul dari hubungan bisnis dengan investor, pelanggan, karyawan,
kreditur, pemasok, atau pesaing. Masing-masing kelompok pemangku kepentingan ini memiliki
perhatian khusus dan biasanya memberikan tekanan pada manajer organisasi. Misalnya, investor
ingin manajemen membuat keputusan keuangan yang masuk akal yang akan meningkatkan
penjualan, keuntungan, dan pengembalian investasi mereka. Pelanggan mengharapkan produk
perusahaan aman, andal, dan harga terjangkau. Karyawan menuntut untuk diperlakukan secara
adil dalam keputusan perekrutan, promosi, dan kompensasi. Kreditur mengharuskan akun
dibayar tepat waktu dan informasi akuntansi yang diberikan oleh perusahaan harus akurat.
Pengusaha menghadapi masalah etika setiap hari, dan beberapa dari masalah ini mungkin sulit
untuk dinilai. Meskipun beberapa jenis masalah jarang muncul, yang lain terjadi secara teratur.

2-2a Fairness and Honesty

Keadilan dan kejujuran dalam bisnis adalah dua masalah etika yang penting. Selain mematuhi
semua undang-undang dan peraturan, pelaku bisnis diharapkan untuk menahan diri dari menipu,
memberikan gambaran yang salah, atau mengintimidasi orang lain dengan sengaja. Konsekuensi
dari kegagalan untuk melakukannya bisa mahal. Baru-baru ini, misalnya, Juan Alejandro
Rodriguez Cuya menghadapi puluhan tahun penjara setelah dinyatakan bersalah menipu dan
mengintimidasi pelanggan call center yang berbahasa Spanyol ke dalam penyelesaian penipuan.
Di pengadilan, jaksa menjelaskan bahwa Cuya memeras korban agar percaya bahwa mereka
harus membayar pengiriman produk yang tidak ada atau dikenakan denda besar dan tuntutan
hukum dan bahkan deportasi. Gerber mendapat kecaman karena mempromosikan formula bayi
Good Start Gentle yang dapat mencegah atau mengurangi alergi pada anak-anak. Komisi
Perdagangan Federal memutuskan bahwa klaim Gerber tidak memiliki bukti ilmiah dan meminta
perusahaan untuk menghapus pernyataan dari iklan dan label produknya. Jika konsumen merasa
telah ditipu atau perusahaan tidak adil, mereka akan membawa bisnis mereka ke tempat lain dan
bahkan mungkin meminta regulator untuk campur tangan

2-2b Organizational Relationships

Seorang pebisnis mungkin tergoda untuk menempatkan kesejahteraan pribadinya di atas


kesejahteraan orang lain atau kesejahteraan organisasi. 2 Selain legalitas tindakan tersebut,
tindakan tersebut dapat mengancam mata pencaharian karyawan dan bisnis itu sendiri serta
merusak hubungan dengan pelanggan, pemasok, dan lainnya. Perilaku tidak etis dalam bidang ini
termasuk menerima penghargaan atas ide atau pekerjaan orang lain, tidak memenuhi komitmen
seseorang dalam kesepakatan bersama, dan menekan orang lain untuk berperilaku tidak etis.
Ketika diekspos, konsekuensi dari plagiarisme bisa sangat serius. Misalnya, US Army War
College membatalkan gelar master yang telah diberikan kepada Senator AS John Walsh setelah
tinjauan akademis oleh perguruan tinggi menentukan bahwa Walsh telah menyalin bagian
penting dari makalah terakhirnya dari sumber lain. Ketika kesalahan terjadi dalam bisnis,
investor juga menderita. Investor dan pemilik harus dapat mempercayai bahwa perusahaan
bertindak untuk kepentingan terbaik mereka dan melaporkan aktivitas mereka dengan jujur.
Investor semakin memprotes kompensasi eksekutif yang tinggi, terutama ketika eksekutif
tersebut tidak menghasilkan keuntungan yang kuat bagi pemiliknya.

2-2c Conflict of Interest

Konflik kepentingan terjadi ketika seorang pengusaha mengambil keuntungan dari situasi
untuk kepentingan pribadinya sendiri daripada untuk kepentingan majikan. Contoh situasi yang
melibatkan konflik kepentingan umumnya melibatkan seorang karyawan yang memiliki loyalitas
yang terbagi, seperti manajer yang berkencan dengan bawahan. munculnya konflik kepentingan
dapat membahayakan kredibilitas pebisnis. Misalnya, Komisi Sekuritas dan Bursa mendakwa
firma penasihat investasi Houston atas penipuan karena Robare Group, Ltd. gagal memberi tahu
klien tentang reksa dana yang direkomendasikan, bahwa mereka menerima kompensasi dari
broker yang menawarkan reksa dana. Dalam kasus tersebut, konsumen memiliki hak untuk
mengetahui bahwa penasihat investasi mereka mungkin merekomendasikan dana tertentu di atas
yang lain untuk menerima kompensasi tambahan yang diterima terlepas dari apakah dana
tersebut paling sesuai. Konflik kepentingan dapat terjadi ketika pembayaran dan hadiah masuk
ke dalam kesepakatan bisnis. P&G mengharuskan karyawan untuk mengungkapkan semua
potensi konflik kepentingan dan mengambil tindakan segera untuk menghilangkan konflik ketika
perusahaan meminta mereka untuk melakukannya. Secara umum, P&G melarang karyawan
menerima hadiah, hiburan, atau gratifikasi lainnya dari orang yang berbisnis dengan perusahaan
karena hal itu dapat menyiratkan kewajiban dari pihak perusahaan dan berpotensi menimbulkan
konflik kepentingan

2-2d Communications

Komunikasi bisnis, terutama periklanan, dapat menghadirkan pertanyaan etis. Iklan palsu dan
menyesatkan adalah ilegal dan tidak etis, dan dapat membuat marah pelanggan. Tetapi menurut
Komisi Perdagangan Federal, VW mencetak angka-angka itu dengan memasang setiap mobil
dengan «perangkat kekalahan» yang curang dalam pengujian. Pengiklan produk yang
berhubungan dengan kesehatan juga harus mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari
penipuan saat menggunakan istilah deskriptif seperti rendah lemak, bebas lemak, dan ringan.

2-3 Factors Affecting Ethical Behavior

Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Etika :

1. Faktor Individu

2. Faktor Sosial

3. Peluang

2-3a Individual Factors Affecting Ethics

Faktor individu yang dapat mempengaruhi perilaku beretika dalam suatu perusahaan adalah
pengetahuan yang luas, nilai-nilai, dan tujuan. Seorang pembuat keputusan dengan jumlah
pengetahuan yang lebih besar mengenai suatu situasi dapat mengambil langkah-langkah untuk
menghindari masalah etika, sedangkan orang yang kurang informasi dapat mengambil tindakan
yang menjerumus kepada masalah etika. Nilai moral individu juga sangat mempengaruhi
perilaku dan dalam menentukan pilihan bisnisnya.

2-3b Social Factors Affecting Ethics

Banyak berbagai faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku etika dalam perusahaan,
seperti : norma budaya, tindakan dan keputusan rekan kerja, nilai dan sikap atasan, dan
penggunaan Internet. Oleh karena itu kita harus dapat menyaring sesuatu yang positif dan
membuang yang negatif agar kita tetap bisa menunjukan etika yang baik yang sesuai norma yang
berlaku.

2-3c Opportunity as a Factor Affecting Ethics

Peluang mengacu pada jumlah kebebasan yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk
berperilaku tidak etis. Di beberapa perusahaan, telah di tetapkan kebijakan dan prosedur
perusahaan yang bertujuan untuk mengurangi peluang dalam berprilaku tidak etis. Tingkat
penegakan kebijakan, prosedur, dan kode etik perusahaan merupakan kekuatan utama yang
mempengaruhi peluang. Ketika pelanggaran ditangani secara konsisten dan tegas, peluang untuk
berprilaku tidak etis akan berkurang.

2-4 Encouraging Ethical Behavior

2-4a Government’s Role in Encouraging Ethics

Pemerintah dapat mendorong perilaku etis dalam bisnis dengan memberlakukan lebih banyak
peraturan yang ketat. Misalnya memberikan perlindungan hukum baru bagi mereka yang
melaporkan kesalahan perusahaan. Antara lain, hukum berurusan dengan tanggung jawab
perusahaan, konflik kepentingan, dan akuntabilitas perusahaan. Namun, aturan membutuhkan
penegakan hukum, karena banyak pengusaha yang melakukan tindakan tidak sesuai etika tanpa
terdeteksi oleh hukum.

2-4b Trade Associations’ Role in Encouraging Ethics

Asosiasi perdagangan dapat memberikan etika pedoman untuk anggotanya, dengan


menegakan hukum dan semua karyawan wajib menataatinya agar perilaku etika buruk dapat
teratasi, dan sebagai penegak hukum harusnya tidak memandang status atau jabatan agar terasa
adil.

2-4c Individual Companies’ Role in Encouraging Ethics

Kode etik mungkin adalah cara paling efektif untuk mendorong perilaku etis. Kode etik
adalah panduan tertulis untuk perilaku yang dapat diterima sesuai norma yang berprilaku.
Contoh : Perusahaan menetapkan penggunaan seragam dalam hari kerja dan menerapkan standar
untuk hukuman pelanggaran. Hal ini perlu dilakukan karena kode etik memberi tahu karyawan
apa yang diharapkan dari perusahaan dan apa yang akan terjadi jika mereka melanggar aturan,
tentu saja hal itu dapat mengurangi pelanggaran etika. Perushaan juga harus menciptakan
lingkungan dimana karyawan menyadari pentingnya sesuai dengan kode tertulis. Manajer harus
memberikan arahan dengan membina komunikasi, secara aktif memodelkan dan mendorong
pengambilan keputusan secara etis, dan melatih karyawan untuk membuat keputusan etis.

2-4d Social Responsibility

Tanggung jawab sosial adalah pengakuan bahwa kegiatan bisnis berdampak pada masyarakat
dan pertimbangan dampak itu dalam pengambilan keputusan bisnis. Misalnya perusahaan
menyumbangkan dukungan seperti menyediakan buku, perlengkapan sekolah, makanan,
kunjungan lapangan bagi orang yang membutuhkan. Hal itu termasuk tanggungjawab sosial, dan
tanggungjawab sosial juga merupakan bisnis yang baik bagi perusahaan. Banyak perusahaan
menyumbangkan sumber daya, pengetahuan, dan produk serta uang untuk membantu tetangga
dan orang lain selama masa krisis. Upaya seperti ini membawa dampak positif untuk perusahaan
yang membuat nama perusahaan menjadi menonjol dalam persaingan pasar. Dan para pelanggan
akhirnya mencari tahu perusahaan mana yang bertindak bertanggung jawab dan mana yang
tidak.

2-5 The Evolution of Social Responsibility in Business

Awal abad 20 an bisnis mulai banyak ada dan tumbuh, belum ada peraturan-peraturan yang
mengikat. Peraturan tentang perlindungan pekerja dan konsumen masih minim. Kondisi tempat
buruh bekerja sangat tidak memnuhi standart dibandingkan saat ini. Dengan jam kerja rata-rata
diatas 60 jam dalam seminggu, tidak ada UMR, tidak ada benefit untuk buruh/karyawan
membuat itu semakin menyedihkan. Awal tahun 1900 an dengan bantuan pemerintah, mulai ada
pengadilan kekerasan, dan ada beberapa UU tentang antimonopoly. Selama periode ini,
konsumen umumnya tunduk dengan doktrin caveat emptor, frasa dari latin yang artinya “biarkan
pembeli berhati-hati” dengan kata lain “apa yang kamu liat ya itu yang kamu dapatkan”.
Meskipun korban bisa maju ke pengadilan, tapi itu memakan biaya mahal dan jarang ada
pemenang pengadilan dari pihak konsumen. Sebelum 1930, masyarakat percaya persaingan dan
Tindakan pasar akan membaik pada waktunya. Oleh karna itu pemerintah mulai terlibat kegiatan
bisnis sehari-hari tapi hanya dalam kasus penyalahgunaan yang jelas dari sistem pasar bebas.

Enam peraturan penting disahkan antara tahun 1887-1914. Namun peraturan itu hanya
mendorong kompetisi lebih daripada mengoreksi pelanggaran, hanya 2 yang mengatur tentang
kemurnian makanan dan obat-obatan. 29 oktober 1929 adalah runtuhnya hampir setengah pasar
saham dan hampir 25% pekerja menjadi pengangguran. Tekanan public mulai tinggi dan
menuntut pemerintah untuk lakukan sesuatu. 1933 Franklin D. Roosevelt diangkat jadi presiden
dan membuat program untuk mengembalikan kondisi ekonomi dan social. Pemerintah keluarkan
undang-undang untuk penyalahgunaan monopolistic, dan sediakan berbagai layanan social. Hal
tersebut menjadi pondasi awal untuk meningkatkan sektor bisnis dan social.

Sejak saat itu public mulai memiliki kesadaran dalam tanggung jawab social dan bisnis. Saat
ini owner lebih khawati tentang return dari investasi mereka dan juga sikap etis para karyawan.
Banyak juga pihak yang menuntut tentang berbagai hak perlindungan tentang pekerja, kesehatan
bumi, limbah, dll. Namun menariknya perusahaan teknologi tinggi saat ini bagus dalam
menanggapi hal tersebut, mereka hampir tidak melanggar apa-apa dari peraturan dan hak yang
sudah disuarakan. Regulasi pemerintah dan kesadaran masyarakat adalah kekuatan tersendiri.
Menurut konsep bisnis tradisional, benefit dari public akan lebih teras ajika perusahaan bisa
berjalan sendiri.

Model ekonomi tersebut mulai di abad 18, dimana bisnis hanya dimiliki oleh pendiri saja.
Bagi penganut konsep tersebut, tanggung jawab social itu pekerjaan orang lain, lagipula
pemegang saham hanya peduli terhadap profitnya, bukan karena punya tanggung jawab social.
Dan lagi pembayar pajak dan dana pemerintahan terbesar berasal dari perusahaan besar. Oleh
karana itu pemilik perusahaan seperti ini berpikir sudah melakukan tanggung jawab social secara
tidak langsung. Ada kontra juga beberapa manajer percaya bahwa mereka juga punya tanggung
jawab kepada pembeli, pekerja, dan public. Pemilik bisnis sekarang banyak berdebat tentang
model ekonomi yang mereka pakai, dan memiliki argumennya masing-masing.

2-6 Public responsibilities of Businesss

Konsumerisme adalah semua kegiatan yang bersifat melindungi hal-hak konsumen.


Pergerakan konsumen umumnya adalah menuntut dan menerima perhatian dari bisnis di bidang
keamanan produk, informasi produk, pilihan produk melalui persaingan, dan penyelesaian
keluhan tentang produk dan praktik bisnis. Meskipun kekhawatiran atas hak-hak konsumen telah
ada sampai batas tertentu sejak awal abad ke-19, gerakan ini menjadi lebih kuat pada tahun
1960-an ketika Presiden John F. Kennedy memprakarsai Undang-Undang Hak Konsumen.
Keenam hak dasar konsumen tersebut meliputi hak atas keamanan, hak untuk diberitahu, hak
untuk memilih, hak untuk didengar, dan hak atas pendidikan konsumen dan pelayanan yang
sopan. Saat ini, banyak orang percaya bahwa bisnis memiliki tanggung jawab dasar untuk
berkontribusi pada kesejahteraan umum masyarakat. Masalah lain yang dihadapi bisnis terkait
dengan kesehatan masyarakat, termasuk pelabelan produk yang berisi organisme hasil modifikasi
genetika

2.7 Employment Practice

2-7a Affirmative Action Programs

Program tindakan afirmatif adalah rencana yang dirancang untuk meningkatkan jumlah
karyawan minoritas di semua tingkatan dalam suatu organisasi. Dalam program ini kita
mengalami dua permasalahan yang cukup. Signifikan yaitu yang Pertama kuota, maksudnya
mereka juga harus mempertimbangkan bagaimana mereka merekrut pekerja minoritas namun
juga dapat merekrut pekerja nonminoritas jadi karna hal tersebut maka membuat mereka
mengurangi kuota untuk pekerja minoritas. Namun, pengadilan telah memutuskan bahwa kuota
tersebut tidak konstitusional meskipun tujuannya terpuji. Mereka sebenarnya adalah

bentuk diskriminasi yang disebut diskriminasi terbalik. Lalu yang kedua adalah bahwa meskipun
sebagian besar program seperti itu telah cukup berhasil, tidak semua pengusaha mendukung
program tindakan afirmatif. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka di buatlah
lembaga Equal Employment Opportunity Commission (EEOC) untuk menyelesaikan
permasalahan tadi.

2-7b Training Programs for the Hard-Core

Hard Rock Hotel & Casino bekerja sama dengan College of Menominee Nation dan Gateway
Technical College di Kenosha, Wisconsin, untuk membuat Lembaga Pelatihan Kerja guna
merekrut dan melatih penduduk asli Amerika untuk kasino dan pekerjaan terkait di wilayah
Kenosha.

2-7c Programs to Reduce Sexual Harassment and Abusive Behavior

The Workplace Bullying Institute (WBI) mendefinisikan bullying di tempat kerja sebagai
sabotase kerja yang berulang; pelecehan verbal; dan/atau perilaku kasar yang mengancam,
mempermalukan, atau mengintimidasi. Dalam hal itu akhirnya banyak para pekerja yg merasa
tidak nyaman dan merasa perusahaan tidak dapat menjamin kenyamanan pekerja. Akhirnya
perusahaan mengharuskan membuat kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu
membuat kebijakan formal yang mendefinisikan dan melarang perilaku kasar yang tidak dapat
diterima, perusahaan harus berusaha untuk menciptakan budaya organisasi anti-intimidasi
dengan mencontohkan perilaku yang baik dan mengirimkan pesan yang kuat bahwa perilaku
yang tidak pantas akan dihukum.

2.8 Environmental Concerns

Masalah lingkungan yang signifikan adalah jumlah limbah yang dihasilkan oleh bisnis dan
masyarakat. Permasalahan lingkungan yg seribg terjadi adalah polusi, dari polusi air, Udara, atau
Tanah itu yang membuat masyarakat resah akan hadirnya perusahaan.

2-8a Pollution

Tumpahan minyak dapat memiliki efek jangka panjang pada satwa liar kita dan sumber daya
alam lainnya. Seiring bertambahnya populasi dan bisnis kita, kebutuhan untuk mengurangi
polusi pada sumbernya menjadi lebih penting.

2-8b Effects of Environmental Legislation

Jelas sangat berpengaruh Jika kita memiliki aturan sendiri untuk menjaga lingkungan hidup
kita Karena dengan adanya aturan tersebut maka akan lebih terjamin lagi hidup kita dalam hal
kebersihan.

2-8c Business Response to Environmental Concerns

Salah satu cara paling efektif yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi dampaknya
terhadap lingkungan adalah dengan mengurangi limbah dari operasi dan aktivitas lainnya. Cara
lain perusahaan berusaha untuk lebih sadar lingkungan adalah melalui penggunaan bentuk energi
yang "lebih hijau" untuk melawan penggunaan energi dalam jumlah besar selama operasi dan
aktivitas lainnya.

2-9 Implementing a Program of Social Responsibility

Program akan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, sumber daya keuangan, catatan masa lalu
di bidang tanggung jawab sosial, dan persaingan. Di atas segalanya, bagaimanapun, program
tersebut harus memiliki komitmen total perusahaan atau akan gagal. Program tanggung jawab
sosial yang efektif membutuhkan waktu, uang, dan organisasi.

2-9a Commitment of Top Executives

Tanpa dukungan eksekutif puncak, program apa pun akan segera goyah dan menjadi tidak
efektif. Komite tersebut ditunjuk oleh dewan direksi Boeing, dan anggotanya termasuk ketua dan
CEO perusahaan, presiden dan chief operating officer, presiden grup operasi, dan wakil presiden
senior. Pernyataan ini memberikan nada dukungan positif dan nantinya akan menjadi panduan
bagi karyawan lain saat mereka terlibat dalam program ini.

2-9b Planning

Selanjutnya, komite manajer harus ditunjuk untuk merencanakan program. Jika perlu,
konsultan luar dapat disewa untuk membantu mengembangkan rencana tersebut.

2-9c Appointment of a Director

Setelah rencana tanggung jawab sosial ditetapkan, seorang eksekutif tingkat atas harus
ditunjuk untuk mengimplementasikan rencana organisasi. Individu ini harus ditugaskan untuk
merekomendasikan kebijakan khusus dan membantu masing-masing departemen untuk
memahami dan memenuhi tanggung jawab sosial yang telah diemban perusahaan. Tergantung
pada ukuran perusahaan, direktur mungkin memerlukan staf untuk menangani program setiap
hari.

2-9d The Social Audit

Pada interval tertentu, direktur program harus menyiapkan audit sosial untuk perusahaan.
Audit sosial adalah laporan komprehensif tentang apa yang telah dan sedang dilakukan
organisasi terkait dengan masalah sosial yang memengaruhinya. Dokumen ini memberikan
informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mengevaluasi dan merevisi program tanggung
jawab sosialnya. Informasi yang disertakan dalam audit sosial harus seakurat dan sekuantitatif
mungkin, dan audit harus mengungkapkan aspek positif dan negatif dari program tersebut.
Karyawan didorong untuk mengomunikasikan kekhawatiran mereka, serta mengajukan
pertanyaan tentang masalah etika. Jalur Etika tersedia untuk semua karyawan Boeing, termasuk
anak perusahaan Boeing. Hal ini juga tersedia untuk individu yang bersangkutan di luar
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai