Anda di halaman 1dari 30

ETIKA AKUNTAN PROFESIO

NAL DALAM BISNIS DAN PR


OFESI
Presented by :
1. Amelia Rachma Archanti 31401800022
2. Danial Falah 31401800043
3. Dian Da’i Ananda 31401800051
Prinsip Utama Akuntan Profesional

1. Integritas.
2. Objektivitas.
3. Kompetensi profesional dan kehati-hatian
4. Profesional.
5. Kerahasiaan.
6. Perilaku Profesional.
Situasi-situasi dimana akuntan bisa mengungkapkan
informasi atau pengungkapan yang bisa diterima :

1. Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui klien atau


pemberi kerja.
2. Pengungkapan yang diterima oleh hukum, misalnya pengungkapan
dokumen atau bukti dalam sidang pengadilan/pengungkapan kepada lembaga
yang berwenang mengenai suatu pelanggaran hukum.
3. Adanya hak atau tugas profesional untuk mengungkapkannya, sepanjang
tidak melanggar hukum yang berlaku.
Contoh :
a. Pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi profesi atau regulator
.
b. Menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi profesi atau re
gulator .
c. Melindungi kepentingan profesional dari akuntan profesional dalam sidang pengadil
an
d. Mematuhi standar profesi dan kode etik yang berlaku.
Menyadari Masalah Etika

Peran etika bisnis untuk membentuk perusahaan yang kokoh, mempunyai daya
saing yang tinggi dan mempunyai kemampuan dalam menciptakan nilai yang
tinggi diperlukan suatu landasan yang kuat. Pada dasarnya etika bisnis selalu
menguntungkan perusahaan. Hal penting bagi keberhasilan manajemen etis dengan
mengetahui sifat risiko etika dan mengidentifikasi orang – orang yang paling
memungkinkan mempengaruhi organisasi.
Dalam memutuskan untuk menggunakan informasi yang bersifat
rahasia, akuntan profesional harus mempertimbangkan :

- Apakah pihak pihak yang dirugikan atas ijin klien / pemberi kerja untuk
mengungkap informasi rahasia tersebut.
- Apakah seluruh informasi yang relevan diketahui dan memiliki bukti.
- Jenis media komunikasi yang akan digunakan dan pihak yang dituju .
Dalam memasarkan dan mempromosikan diri , akuntan profesional tidak
boleh merendahkan martabat profesi .
Akuntan profesional harus jujur dan berketa benar serta tidak boleh :

a)Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang


ditawarkan serta kualifikasi dan pengalaman yang dimiliki.
b)Membuat perbandingkan yang merendahkan atau tidak didukung bukti terhadap
hasil pekerjaan akuntan profesional lainnya
Abusive Perilaku
Solusi baik dalam Mengatasi
Abusive disebut sebagai perilaku menakutkan yang menjadi
Gangguan di Lingkungan Kerja masalah etika paling umum dihadapi karyawan seperti bullying
Melalui kotak saran atau hotline yang dapat menyebabkan gangguan serius pada kehidupan
telepon menjadi solusi yang baik karyawan dan produktivitasnya (Linda Ferrel & O.C. Ferrel,
sehingga pimpinan perusahaan bisa 2009:24)
langsung mengetahui ketidakberesan Bullying dapat menyebabkan kerusakan psikologis serius dan
perusahaannya. Namun kinerja yang buruk dari tim. Pelaku bullying dapat berpengaruh
kelemahannya yaitu nama pelapornya negative pada kerja sama tim, terkadang pelaku mencuri
tidak diketahui sehingga sulit diproses informasi dan melakukannya tanpa etika, sehingga produktivitas
karena identitas korban kurang jelas. bisa melemah dan motivasi mengembangkan ide perusahaan
akan menurun juga.
Ancaman :
• Ancaman Kepentingan pribadi

• Ancaman Telaah Pribadi

• Ancaman Advokasi

• Ancaman Kedekatan

• Ancaman Intimidasi
Pengamanan :
- Pengamanan yang diciptakan oleh profesi, undang- undang atau pemerintah
Persyaratan pendidikan, pelatihan dan pengalaman untuk menjadi anggota profesi
Persyaratan pendidikan berkelanjutan
Peraturan mengenai tata kelola perusahaan
Standar profesi
Pemantauan dan prosedur disiplin dari organisasi profesi atau regulator
Review eksternal terhadap laporan, surat pemberitahuan pajak, komunikasi dan
informasi yang dihasilakan oleh akuntan profesional oleh lembaga yang memiliki kekuatan
hukum
- Pengamanan lingkungan kerja
Penyelesaian Konflik Etika

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memulai proses


penyelesaian konflik etika, baik secara formal atau informal:
Fakta-fakta yang relevan
Isu etika yang terkait
Prinsip utama yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dipecahkan
Prosedur-prosedur yang telah ada
Tindakan-tindakan alternatif
Menghadapi Dilema Nilai

Manajer harus bertanggung jawab untuk mengungkap dan menilai kegiatan dari risiko bisnis yang dijalankan. Sedangkan
banyak organisasi lain lebih terfokus pada risiko bencana namun kesalahan etika sering diabaikan. Banyak pimpinan yang
takut menemukan kesalahan mereka dan menyembunyikan kesalahan karena khawatir akan menggunakan informasi itu
untuk merusak reputasi perusahaan. Sehingga banyak organisasi yang memilih untuk mengelola bagaimana perusahaan
dirasakan masyarakat atau disebut manajemen reputasi.
Reputasi dalam lingkungan bisnis:
Menempatkan kepentingan sendiri diatas organisasi
Diskriminasi atas ras, warna kulit, gender, usia, dll
Perubahan catatan keuangan
Pencurian
Penyalahgunaan internet
Bujukan penawaran
Berbohong pada pemangku kepentingan
Berbohong pada karyawan
Part C Code of Ethics-IFAC– Professional
Accountants in Business
Etika Akuntansi Profesional dalam Bisnis dan Profesi.
 Potensi konflik
 Persiapan dan pelaporan informasi

 Bertindak dengan keahlian yang cukup


 Kepentingan keuangan

 Bujukan
Bisnis: Sebuah Profesi Etis?
Tidak sepenuhnya bisnis merupakan profesi yang kotor. Profesi memerlukan keahlian,
keterampilan, dan komitmen moral yang tinggi. Jika pekerjaan berkeahlian rendah dan
merugikan orang lain itu bukan profesi. Bisnis merupakan profesi mulia, profesi luhur
karena dapat memberikan kesejahteraan ekonomi kepada masyarakat.

Peranan Etika dalam Bisnis


Peranan etika mulai diakui dan diperhatikan. Dalam berbisnis perlu aturan – aturan
main sesuai perkembangan peradaban bisnis dalam system sosial, peradaban konsumen.
Peraturan bisnis berdasarkan moralitas harus disesuaikan dengan sistem sosial
masyarakat yang berkembang di suatu wilayah.
Lingkungan Bisnis Beretika yg Diinginkan Para
Stakeholder
Menurut Crnkovic (2007), ada beberapa klasifikasi etika bisnis terhadap
stakeholder
1. Etika Bisnis Terhadap Pemerintah
2. Etika Bisnis Terhadap Pemasok
3. Etika Bisnis Terhadap Konsumen atau Pelanggan
4. Etika Korporasi Terhadap Lingkungan dan Masyarakat
5. Etika Bisnis Terhadap Pekerja
Etika Bisnis Terhadap Pemerintah

Sebagai badan hukum, perusahaan mempunyai hak- hak legal tertentu


sebagaimana dimiliki oleh manusia.Misalnya, hak milik pribadi, hak paten, hak atas
merek tertentu, dan sebagainya. Sejalan dengan itu, perusahaan juga mempunyai
kewajiban legal untuk menghormati hak legal perusahaan lain: tidak boleh merampas
hak perusahaan lain.
Etika Bisnis Terhadap Pemasok

Hartman (2008) juga menjelaskan hubungan dengan para pemasok dan subkrontraktor harus
berdasarkan rasa saling menghormati, oleh karena itu perlu adanya tanggung jawab untuk: mencari
keadilan dan kejujuran dalam semua aktivitas (penetapan harga, lisensi, dan hak untuk menjual),
memupuk stabilitas hubungan jangka panjang dengan pemasok dengan imbalan nilai, kualitas, daya

A
saing dan keandalan, berbagi informasi dengan para pemasok dan mengintegrasikan dalam proses

B D
perencanaan, pembayaran yang tepat waktu sesuai kesepakatan

C
Etika Bisnis Terhadap Konsumen atau Pelanggan

Menurut Keraf (2012) beberapa hak konsumen yang harus dipenuhi produsen antara lain:
pertama, konsumen berhak mendapat informasi yang lengkap dan benar, Kedua, konsumen berhak
mendapat ganti rugi atas produk barang atau jasa yang cacat bahkan kalaupun tidak disengaja oleh
produsen, Ketiga, konsumen berhak mengkonsumsi barang dan jasa secara aman, Keempat,

A
konsumen berhak untuk secara bebas menentukan pilihannya dalam membeli produk tertentu tanpa
dipaksa baik secara halus maupun terangterangan. Kelima, konsumen berhak mendapat pelayanan
B D
yang memadai baik selama maupun setelah membeli produk tertentu

C
Etika Korporasi Terhadap Lingkungan dan Masyarakat

Keraf (2012) mengungkapkan sebagai salah satu bentuk dan wujud tanggungjawab sosial
perusahaan, perusahaan diharapkan untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang terutama
dimaksudkan untuk memajukan dan meningkatkan kesejahterahan masyarakat.Jadi, tanggung jawab
sosial dan moral perusahaan di sini terutama terwujud dalam bentuk ikut melakukan kegiatan tertentu
yang berguna bagi masyarakat.perusahaan dalam hal ini diharapkan untuk tidak hanya melakukan
kegiatan bisnis demi mencari keuntungan, melainkan juga ikut memikirkan kebaikan, kemajuan, dan
kesejahterahan masyarakat, dengan ikut melakukan berbagai kegiatan sosial yang berguna bagi
masyarakat.
Etika Bisnis Terhadap Pekerja

Menurut Keraf (2012) perusahaan memiliki tanggung jawab kepada pekerja, sebagai berikut:
1. Hak atas perlindungan keamanan dan kesehatan,dasar dari hak atas perlindungan keamanan,
keselamatan, dan kesehatan kerja adalah hak atas hidup
2. Hak untuk diperlakukan secara sama.
3. Hak atas kebebasan suara hati. Ia harus dibiarkan bebas mengikuti apa yang menurut suara
hatinya adalah hal yang baik. Konkretnya, pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan
tertentu yang dianggapnya tidak baik.
Lingkungan Bisnis yang tidak Beretika
( Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Etika Bisnis yang Buruk )

Kerusakan lingkungan hidup tidak lain merupakan dampak langsung dari kejahatan
lingkungan . Hal ini terjadi dimana-mana dan oleh siapa saja, terutama dilakukan oleh para
pelaku usaha yang tidak memperdulikan lingkungan hidup dan peraturan pemerintah.
Akibatnya kejahatan lingkungan ini terus berkembang hingga merusak lingkungan hidup di
sekitarnya.
Contoh Kasus Lingkungan Bisnis yang Tidak Beretika
Berdampak Pada Lingkungan Hidup Bisnis

PT. Kelian Equotor Mining (KEM) di Kalimantan Timur yang merupakan perusahaan tambang besar
dengan kantor pusat di London. PT KEM menggunakan lebih dari 6 juta meter kubik air bersih dari
Sungai Kelian untuk operasi tambang mereka. Hanya 4 juta meter kubik yang didaur ulang dalam
tambang tersebut. Limbah air yang mengandung ion logam tingkat tinggi seperti mangan, sianida dan
lumpur dibuang begitu saja ke dalam Sungai Kelian. Dampak yang ditimbulkan berupa perubahan
bentangan alam dan ratusan danau buatan. Implikasinya, puluhan perkampungan kehilangan akses atas
tanah adat mereka yang kemudian terjadilah banjir. Serta masyarakat sekitar pun berhubungan
langsung dengan limbah racun yang setiap saat menjadi ancaman pula bagi flora dan fauna di
sekitarnya.
Kasus lingkungan yang tidak beretika di perusahaan
Kasus Lippo Bank tahun 2002

Dari ketiga versi laporan keuangan tersebut yang benar-benar telah diaudit dan mencantumkan
”opini wajar tanpa pengecualian” adalah laporan yang disampaikan pada 6 Januari 2003. Dimana
dalam laporan itu disampaikan adanya penurunan AYDA (agunan yang diambil alih) sebesar Rp
1,42 triliun, total aktiva Rp 22,8 triliun, rugi bersih sebesar Rp 1,273 triliun dan CAR sebesar 4,23
%. Untuk laporan keuangan yang diiklankan pada 28 November 2002 ternyata terdapat kelalaian
manajemen dengan mencantumkan kata audit. Padahal laporan tersebut belum diaudit, dimana
angka yang tercatat pada saat diiklankan adalah AYDA sebesar Rp 2,933 triliun, aktiva sebesar Rp
24,185 triliun, laba bersih tercatat Rp 98,77 miliar, dan CAR 24,77 %.
Alasan Bisnis Harus Etis

Bisnis merupakan bidang khusus dari kondisi manusia pada umumnya. Dasar aktivitas bisnis perlu
mempertimbangkan faktor agama, kepentingan sosial, dan perilaku pebisnis sebagai keutamaan.
Dalam agama bahwa sesudah kehidupan jasmani manusia akan hidup dalam dunia baqa dimana
Allah akan menghukum kejahatan yang dilakukan dan mengganjar kebaikannya. Dalam berbisnis
pastinya memiliki kontrak sosial dengan masyarakat untuk selalu menciptakan kesejahteraan dalam
bidang bisnisnya. Setiap kegiatan dilakukan bersama – sama masyarakat, menuntut adanya norma –
norma dan nilai - nilai moral, sehingga dalam bermasyarakat menjadi lebih sejahtera. Keutamaan
sebagai ukuran melakukan bisnis terbaik sebagai penyempurnaan tertinggi kodrat manusia, dimana
manusia yang bertindak etis itu baik dalam materi maupun spiritual.
Peran Akuntan dalam Membentuk Lingkungan
Bisnis yang Beretika .

Professional Accountants in Business (PAIB) Committe IFAC, Agustus 2006


menerbitkan tulisan yang berjudul “Why Sustainability Counts for Professional
Accountants in Business”.
Tulisan tersebut mendorong agar akuntan manajemen profesional dapat mengambil
peran untuk memberikan pemahaman, melakukan tindakan dan mencapai efesiensi
entitas melalui praktik usaha yang ramah lingkungan sebagai implementasi penerapan
etika.
Peran Akuntan Untuk Membentuk Lingkungan Bisnis Yang
Beretika

A. Mengembangkan kebijakan yang terkait dengan masalah sustainability. Selanjutnya menerapkan, m


emantau dan mengelola resiko yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan tersebut.
B. Mengidentifikasi secara sukarela aspek lingkungan dan sosial yang sesuai dengan sistem informasi
manajemen yang ada.

C. Mempertahankan dan memperluas pengetahuan dari peraturan perundang-undangan, pajak dan subs
idi yang dapat diterapkan dunia usaha termasuk ketentuan yang terkait dengan kewajiban penyediaan i
nformasi lingkungan dan sosial perusahaan yang relevan.
Tanggung Jawab Moral

Tanggung jawab moral bisa dituntut jika seseorang bertindak dan


menyadari konsekuensinya secara sadar. Tanggung jawab menjadi
hal utama yang harus diwujud kan dalam berinteraksi bisnis dengan
masyarakat. Pebisnis bermoral dan bertanggung jawab merupakan
pebisnis yang melaksanakan semua rencana bisnis sesuai janjinya
pada diri sendiri dan stakeholder untuk berbisnis, memberikan
kesejahteraan, dan memberikan kemanfaatan.
AL – Qur’an
‫ع ِن ال ْ َف ْحـ َشاۤ ِء َوال ُْمنْك َِر َوال ْبَ ْغ ِييَ ِع ُظك ُْم ل ََعلَّك ُْم‬ ِ ‫اِ َّن الل ّ ٰ َه يَأ ْ ُم ُر ِبال َْع ْد ِل َوالْاِ ْح َس‬
ِ َ‫ان َواِيْت‬
َ ‫اۤئ ِذى ال ْ ُق ْربٰى َويَن ْ ٰهى‬
‫َت َذك ّ َ ُر ْو َن‬
An – Nahl ayat 90 Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan)
perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu
agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
‫خيْ ًرا يَ َر ُه‬ َ ‫َف َمن يَ ْع َم ْل ِمثْ َق‬
َ ‫ال َذ َّر ٍة‬
َ َ‫َو َمن يَ ْع َم ْل ِمثْق‬
‫ال َذ َّر ٍة َش ّ ًرا يَ َر ُهۥ‬

Al Zalzalah ayat 7 – 8. Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat


dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula.”
Hadits

Artinya: “Sesungguhnya orang yang adil berada dekat dengan Allah di atas
mimbar dari cahaya, disebelah kanan Allah, dan tangan keduaNYA adalah
kanan, yaitu mereka yang adil di dalam hukum mereka dan kepada keluarga
mereka dan segala yang diamanahkan kepada mereka.” (HR. Muslim)
THANK YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai