Ada beberapa pandangan tentang tanggung jawab moral bisnis. John Kenneth
Galbraith berpendapat bahwa bisnis adalah korporasi impersonal yang bertujuan untuk
memperoleh laba. Sebagai institusi impersonal atau pribadi yang artifisial, bisnis tdak
mempunyai nurani, sehingga tidak bertanggung jawab secara moral. Dengan kata lain,
bisnis adalah institusi yang tidak berkaitan dengan moralitas yang bertujuan
meningkatkan pemenuhan kepentingan pihak-pihak yang terlibat, dan melalui
kekuatan pasar, kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat. Ini berarti pandangan
mereka tergolong utilitariasme karena bisnis memberikan yang terbaik untuk sebagian
besar anggota masyarakat.
Yang bertentangan dengan pandangan diatas adalah Kenneth Googpatern dan John
Metthews yang mengatakan bahwa bisnis adalah analog dengan individu, yang
mempunyai kehendak, nurani, tujuan dan strategi. Oleh karena itu, bisnis bukan saja
secara hukum dan moral bertanggung jawab terhadap tindakannya, tetapi juga
tanggung jawab sosial yaitu untuk menjadi warga negara yang baik.
Keith Davis sebagaiman dikutip oleh weiss menyatakan lima kewajiban yang
harus dilakukan oleh bisnis profesional agar dapat bertanggung jawab secara sosial,
yaitu :
Kode etik menyangkut apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam
pelaksanaan suatu profesi. Kode etik berbagai profesi sudah dikenal ada sejak lama.
Sumpah Hipocrates dapat dipandang sebagai kode etik tertua dalam bidang kedokteran
yang masih digunakan hingga saat ini. Dalam jaman moderen saat ini terdapat banyak
profesi yang sudah memiliki kode etik. Salah satu fenomena terbaru adalah
mencuatnya kode etik khusus untuk perusahaan pada tahun 1970-an akibat terjadinya
skandal korupsi dikalangan pebisnis. Perkembangannya dimulai di Amerika kemudian
Inggris dan berkembang ke negara-negara Eropa lainnya. Di Indonesia hanya
perusahaan-perusahaan internasioanl yang beroprasi di Indonesia yang diketahui telah
memiliki kode etik perusahaan.
Kode etik perusahaan menurut Patrict Murphy dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
Pernyataan nilai dibuat singkat saja dan melukiskan apa yang dilihat oleh
perusahaan sebagai misinya dan mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi
perusahaan. Banyak pernyataan nilai yang menegaskan bahwa perusahaan ingin
beroprasi secara etis dan menggaris bawahi pentingnya integritas, kerja tim,
kredibilitas, dan keterbukaan dalam komunikasi.
1. Kode etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah
dijadikan sebagai corporate culture.
2. Kode etik dapat membantu menghilangkan kawasan abu-abu di bidang etika.
3. Kode etik dapat menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab
sosialnya.
4. Kode etik menyediakan regulasi sendiri dan dalam batasan tertentu tidak perlu
campur tangan pihak pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan bisnis.