Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP DAN KODE ETIK DALAM BISNIS

PROFESI
Secara lebih rinci, pengertian profesi dalam konteks ini ditandai
oleh ciri-ciri sebagai berikut:
• Profesi adalah suatu pekerjaan mulia.
• Diperlukan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan tinggi.
• Pengetahuan, keahlian, dan keterampilan diperoleh melalui
pendi
-dikan formal, pelatihan, dan praktik/pengalaman langsung.
• Memerlukan komitmen moral (kode etik) yang ketat.
• Berdampak luas bagi kepentingan masyarakat umum.
• Mampu memberikan penghasilan/nafkah.
• Ada organisasi profesi sebagai wadah untuk bertukar pikiran,
me
-ngembangkan program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan,
serta menyempurnakan, menegakkan, dan mengawasi
pelaksana- an kode etik di antara anggota profesi tersebut.
• Ada izin dari pemerintah untuk menekuni profesi ini.
Bisnis sebagai
Profesi
Bisnis dianggap sebagai profesi karena telah sesuai dengan definisi dan ciri-ciri suatu profesi, yaitu:
 Profesi adalah pekerjaan, dan di dalam bisnis terdapat banyak jenis pekerjaan.
 Sebagian besar jenis pekerjaan di dalam perusahaan menuntut pengetahuan dan keterampilan tinggi
 Profesi menuntut penerapan kaidah moral/etika yang sangat ketat.
 Tuntutan kaidah moral yang tinggi menjadi keharusan dalam bisnis.
Prinsip – Prinsip
Etika Bisnis

Menurut Caux Round Table Menurut Sonny Keraf (1998)


dalam Alois A. Nugroho, 2001
• Prinsip Otonomi
01 • Tanggung jawab bisnis: dari shareholders
ke stakeholders.
02 •

Prinsip Kejujuran
Prinsip Keadilan
• Dampak ekonomis dan sosial dari bisnis: • Prinsip Saling Menguntungkan
menuju inovasi, keadilan dan komunitas • Prinsip Integritas Moral
dunia.
• Perilaku bisnis: dari hukum yang tersurat
ke semangat saling percaya.
• Sikap menghormati aturan.
• Dukungan bagi perdagangan multilateral.
• Sikap hormat bagi lingkungan alam.
• Menghindari operasi-operasi yang tidak
etis.
Prinsip – Prinsip
Etika Bisnis

Menurut Lawrence, Weber, dan Post Menurut Weiss (2006)


(2005) Mengemukakan empat prinsip etika:
03 Prinsip etis merupakan tuntutan bagi 04 martabat/hak (rights), kewajiban (duty),
kewajaran (fairness), dan keadilan (justi-ce).
perilaku moral.

Contoh prinsip etika antara lain: kejuju- ran Weiss juga tidak memberikan uraian lebih
(honesty), pegang janji (keeping pro- lanjut tentang prinsip-prinsip etika bisnis
mises), membantu orang lain (helping ot yang diungkapkannya.
-hers), dan menghormati hak-hak orang lain
(the rights of other). Sementara itu,
berbohong, mencuri, menipu, membaha-
yakan/merugikan orang lain adalah con- toh
penyimpang dari prinsip perilaku etis
Kode Etik di Tempat Kerja
KODE ETIK SUMBER DAYA MANUSIA

 Peran Administratif
 Peran Kontribusi
 Peran Agen Perubahan
 Peran Mitra Strategis Hak-hak karyawan menurut Sonny
Keraf (1998) :
Empat peran yang melekat
pada Departemen SDM  Hak atas pekerjaan yang layak
 Hak atas upah yang adil
 Hak untuk berserikat dan berkumpul
 Hak atas perlindungan keamanan dan
Enam dimensi program etik agar suatu kesehatan
 Hak untuk diproses hukum secara sah
kode etik dapat dipatuhi  Hak diperlakukan secara sama
 Kode etik formal  Hak atas rahasia pribadi
 Komite etika  Hak atas kebebasan suara hati
 Sistem komunikasi etika
 Pejabat etika (ethics officers, ombuds persons)
 Program pelatihan etika
 Proses penetapan disiplin
Kode Etik
Pemasaran
Efektivitas fungsi pemasaran terlihat dari
pencapaian target penjualan serta
loyalitas dan kepuasan pelanggan terhadap
produk dan layanan perusaha- an.

Perilaku dan kualitas hubungan para


eksekutif dan karyawan pada fungsi
pemasaran dengan para pelanggan dan
calon pelanggan menjadi sangat krusial
karena menentukan citra perusahaan dan
produknya di mata publik, serta me-
nentukan tingkat loyalitas dan kepuasan
para pelanggan.
Kode Etik Akuntansi
Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuanagan mempunyai suatu tanggung jawab untuk:
1) Kompetisi:Memelihara tingkat kompetisi profesional yang layak dengan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan mereka.
2) Kerahasiaan:Menahan diri untuk membeberkan informasi rahasia yang diperoleh dari menjalankan
tug
as sesuai kewenangannya, kecuali diwajibkan secara hukum untuk membeberkannya.
3) Integritas:Menghindari konflik kepentingan sesungguhnya atau yang tampak dan memberitahu para
pi hak terkait dalam hal terjadi konflik kepentingan.
4) Objektivitas:Mengomunikasikan informasi secara adil.
5) Resolusi atas Konflik Etis: Bila suatu kebijakan tidak mampu memecahkan konflik etis, maka
praktisi harus mempertimbangkan langkah-langkah berikut ini:
 Diskusikan masalah dengan atasan langsung, kecuali ada indikasi atasan langsung terlibat.
 Mengklarifikasi isu etis yang relevan melalui diskusi rahasia dengan penasihat yang tepat.
 Bila konflik etis masih muncul setelah bersusah payah mendapatkan pandangan internal dari pejabat
pa
da berbagai tindakan, tidak ada jalan lain yang lebih baik selain mengundurkan diri dari organisasi dan
Pelanggaran etika yang sudah sering
terdengar, antara lain: insider trading, transaksi saham
Komunikasi yang tidak efektif bisa menimbulkan sua-sana dan
ilegal, proyeksi laporan keuangan yang direkayasa un- tuk
budaya perusahaan yang tidak kondusif. Hal ini akan
memperoleh kredit bank, rekayasa laporan keuang- an untuk
menimbulkan stres bagi karyawan yang pada akhirnya me
tujuan pembayaran pajak atau untuk mendo- ngkrak harga
-rugikan. Oleh karena itu, semua karyawan harus selalu
saham, dan sebagainya.
bersikap profesional, yaitu: menguasai bidang ilmu dan
keterampilan teknis pada bidangnya, serta harus mempu-
nyai sikap dan perilaku etis.

Bersamaan dengan manfaat nyata bagi kehidupan umat manusia,


kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini juga telah memun-
culkan berbagai isu etika yang makin serius, terutama di kalangan mereka
yang berprofesi di bidang teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka makin disadari pentingnya
membangun dan menanamkan sikap dan perilaku etis di
kalangan profesi di bidang teknologi informasi.
Integritas Kompetensi

• Utuh dan tidak terbagi Berarti kecakapan dan kemampu- an


• Menyatu dalam menjalankan suatu pekerjaan
• Kokoh dan konsisten atau profesinya

Objektivitas dan Independensi

Whistleblowing Berarti: sesuai tujuan, sesuai sa-


saran, tidak berat sebelah, selalu
Tindakan yang dilakukan oleh didasarkan atas fakta atau bukti
seseorang atau beberapa orang yang mendukung
karyawan untuk membocorkan ke
-curangan entah yang dilakukan
oleh perusahaan atau atasannya
kepada pihak lain
Thank you

Anda mungkin juga menyukai