Anda di halaman 1dari 10

Nama: Najwa Khairannisa

Nim : 23036090

TUGAS MATERI 5. ETIKA BISNIS DALAM


WIRAUSAHA
1. Pentingnya Etika Bisnis Dalam Berwirausaha
Etika adalah tata cara berhubungan dgn manusia lainnya, karena masing-
masing masyarakat beragam adat dan budaya. Etika itu perlu diatur agar tidak
melanggar norma-norma atau kebiasaan yg berlaku dimasyarakat. Etika bisnis dan
moral dalam berbisnis merupakan salah satu aspek yang harus mendapatkan
perhatian yang serius dalam upaya mengelola suatu kegiatan bisnis, Karenna hal
ini akan mampu menjamin kepercayaan serta loyalitas dari seluruh unsusr yang
berpengaruh terhadap perusahaan (stakeholders), yang berarti sangat menentukan
maju mundurnya suatu perusahaan. Menurut Zimmerer, etika bisnis adalah "Suatu
kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang
dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan dalam memecahkan persoalan.
persoalan yang dihadapi". Sementara itu menurut Ronald J Ebert dan Ricky M
Griffin, etika bisnis adalah suatu istilah yang sering digunakan untuk
menunjukkan perilaku etika dari seorang manajer ataupun karyawan suatu
orgaisasi.

Dalam dunia bisnis, etika sangat diperlukan untuk mengelola dan


menjalankan sebuah bisnis. Dengan etika yang baik, secara otomatis bisnis akan
lebih mudah berkembang. Etika yang diterapkan di dalam suatu perusahaan akan
membantu membentuk nilai, norma serta perilaku karyawan dan pemimpinnya.
Jadi, etika bisnis adalah cara dalam melakukan kegiatan bisnis yang mencakup
segala aspek, indvidu, kelompok perusahaan, bahkan masyarakat sekitar. Etika
bisnis menjadi standar acuan oleh seorang manajer dalam mengatur organisasi
bisnisnya, dalam mengatur karyawannya, serta mengambil keputusan demi
keberlangsungan hidup organisasinya.

Etika bisnis sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha baru maupun


pengusaha yang sudah lama terjun di dunia bisnis. Dengan tujuan bagi pengusaha
adalah untuk mendorong kesadaran moral dan memberikan. batasan-batasan bagi
para pengusaha atau pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak
melakukan monkey business atau dirty business. Karena hal tersebut dapat
merugikan banyak pihak yang terkait.

Dengan demikian, para pelaku bisnis memiliki aturan yang dapat


mengarahkan mereka dalam mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik
sehingga dapat diikuti oleh semua orang yang memercayai bahwa bisnis. tersebut
memiliki etika yang baik. Selain itu, dapat juga dapat menghindari citra buruk
seperti penipuan, serta cara kotor dan licik. Bisnis yang memiliki. etika baik
biasanya tidak akan pernah merugikan bisnis lain, tidak melanggar aturan hukum
yang berlaku, tidak membuat suasana yang tidak kondusif pada saingan bisnisnya
dan memiliki izin usaha yang sah.

Menurut Zimmerer (1996), kerangka kerja etika dapat dikembangkan.


melalui tiga tahap:
1. Tahap pertama, mengakui dimensi-dimensi etika yang ada sebagai suatu
alternatif atau suatu keputusan. Artinya, sebelum wirausaha menginformasikan
suatu keputusan etika yang dibuat, lebih dahulu ia harus mengakui etika yang
ada.
2. Tahap kedua, mengidentifikasikan stakeholder kunci yang terlibat dalam
pengambilan keputusan. Setiap keputusan bisnis akan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh berbagai stakeholder. Karena konflik dalam stakeholders
dapat mempengaruhi pembuatan keputusan, maka sebelum keputusan itu
dibuat terlebih dahulu harus dihindari konflik antar- stakeholders.
3. Tahap ketiga, membuat pilihan alternatif dan membedakan antara tanggapan
etika dan bukan etika

Menurut pendapat Michael Josephson (1988) yang dikutip oleh Zimmerer


(1996:27-28), secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku,
yaitu:
1. Kejujuran (honesty), yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur,
sungguhsungguh, terus-terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak
menggelapkan, dan tidak berbohong.
2. Integritas (integrity), yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang
terhormat, tulus hati, berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka
dua, tidak berbuat jahat. dan saling percaya.
4. Memelihara janji (promise keeping), yaitu selalu mentaati janji, patut
dipercaya, penuh komitmen, patuh, jangan menginterprestasikan persetujuan
dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan dalih ketidakrelaan.
5. Kesetiaan (fidelity), yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman,
karyawan, dan negara;begitu juga dalam suatu konteks profesional yang
bebas dan teliti, hindari hal yang tidak pantas dan konflik kepentingan.
6. Kewajaran keadilan (faimess), yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia
untuk mengakui kesalahan, dan perlihatkan. komitmen keadilan, persamaan
perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak
melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari
kesalahan atau kemalangan orang lain.
7. Suka membantu orang lain (caring for others), saling membantu, berbaik hati,
belas kasihan tolong-menolong, kebersamaan, dan menghindari segala
sesuatu yang membahayakan orang lain.
8. Hormat kepada orang lain (respect for others), menghormati martabat
manusia, menghormati kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri
bagi semua orang, bersopan santun, jangan merendahkan orang lain, dan
jangan merendahkan martabat orang lain.
9. Warga negara yang bertanggung jawab (responsibility citizenship), yaitu
selalu mentaati hukumaturan, penuh kesadaran sosial, menghormati proses
demokrasi dalam. mengambil keputusan.
10. Mengejar keunggulan (pursuit of excellence), yaitu mengejar keunggulan
dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun
pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat dipercaya diandalkan, rajin
penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan kemampuan terbaik,
mengembangkan dan mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
11. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability), yaitu memiliki tanggung
jawab, menerima tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan
selalu memberi contoh.

Cara-cara mempertahankan standar etika:


1. Ciptakan kepercayaan perusahaan kepercayaan perusahaan dalam
menetapakan nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika
bagi stakeholder
2. Kembangkan Kode Etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar
tingkah laku dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari
karyawan. Topik-topik khas yang ada pada suatu kode etik biasanya memuat
tentang:
a. Ketulusan hati secara fundemental dan ketaatan pada hukum
b. Kualitas dan keamanan produk.
c. Kesehatan dan keamanan tempat kerja.
d. Konflik kepentingan (conflict of interest).
e. Praktik dan latihan karyawan.
f. Praktik pemasaran dan penjualan.
g. Keamanan/kebebasan.
h. Kegiatan berpolitik.
i. Pelaporan finansial.
j. Hubungan dengan pemasok.
k. Penentuan harga, pengajuan rekening, dan kontrak
l. Jaminan dagang/insider information.
m. Pembayaran untuk mendapatkan usaha.
n. Perlindungan lingkungan.
o. Informasi pemilikan.
p. Keamanan kemasan.
3. Jalankan Kode Etik Secara Adil dan Konsisten. Manajer harus mengambil
tindakan apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan. mengetahui, bahwa
yang melanggar etika tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti
apa-apa
4. Lindungi Hak Perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat
tergantung pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip-
prinsip moral dan nilai-nilainya merupakan jaminan yang terbaik untuk
menghindari penyimpangan etika. Untuk membuat keputusan-keputusan
etika, seseorang harus memiliki:
a. Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk bertindak secara etis dan
melakukan sesuatu yang benar,
b. Kesadaran etika, yaitu kemampuan untuk merasakan implikasi etika
dari suatu situasi,
c. Kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan suara
pikiran moral dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara
praktis.
5. Adakan Pelatihan Etika. Balai kerja (workshop) merupakan alat untuk
meningkatkan kesadaran para karyawan.
6. Lakukan Audit Etika Secara Periodik. Audit cara yang terbaik untuk
mengevaluasi efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi tersebut akan
memberikan suatu sinyal kepada karyawan bahwa etika bukan sekedar
bercanda.
7. Pertahankan Standar yang Tinggi tentang Tingkah Laku. Jangan Hanya
Aturan. Tidak ada seorangpun yang dapat mengatur etika dan moral. Akan
tetapi, manajer bisa saja membolehkan orang untuk mengetahui tingkat
penampilan yang mereka harapkan. Standar tingkah laku sangat penting
untuk menekankan bahwa betapa pentingnya etika dalam organisasi. Setiap
karyawan harus mengetahui bahwa etika tidak bisa dinegosiasi atau ditawar-
tawar.
8. Hindari Contoh Etika yang Tercela Setiap Saat. Etika diawali dari Atasan.
Atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9. Ciptakan Budaya yang Menekankan Komunikasi Dua Arah. Komunikasi dua
arah sangat penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita
hasilkan dan untuk menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Libatkan Karyawan dalam Mempertahankan Standar Etika. Para karyawan
diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar
etika dipertahankan.

4 contoh etika bisnis:


1. Menyebutkan nama
Pengusaha biasanya akan menyebutkan nama secara lengkap ketika bertemu
dengan orang baru
2. Berdiri Saat Berkenalan
Selain menunjukkan kesopanan, berdiri saat memperkenalkan diri juga
mempertegas kehadiran Anda. Namun, jika kondisinya tidak memungkinkan
untuk berdiri, Anda dapat sedikit membungkuk. Dengan begitu, rekan bisnis
akan melihat bahwa Anda adalah orang memiliki nilai positif dan memiliki
citra baik.
3. Mengucapkan Terimakasih
Ketika Anda menghadiri suatu acara bisnis jangan pernah lupa untuk
mengucapkan terima kasih, misalnya "terima kasih sudah datang". Namun,
jangan pernah ucapkan kata tersebut secara berlebihan. Dengan mengucapkan
terima kasih secara berlebih, rekan kerja akan memandang bahwa Anda
sangat membutuhkan bantuan dari mereka.
4. Bayar tagihan ketika mengundang
Terkadang pertemuan bisnis dilakukan di luar kantor, misalnya di sebuah
kafe, restoran dan lain sebagainya. Sebagai tuan rumah yang mengundang
pertemuan, ada baiknya membayar tagihan tersebut.

Etika wirausahawan secara umum:


1. Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang berlaku
dalam suatu negara atau masyarakat.
2. Berpenampilan sopan dalam suatu situasi atau acara tertentu.
3. Cara berpakian yang layak dan pantas
4. Cara berbicara yang santun dan tidak menyinggung perasaan orang lain
5. Perilaku yang menyenangkan orang lain.

Etika dan norma setiap pengusaha :


1. Kejujuran.
2. Bertanggung jawab
3. Menepati janji
4. Disiplin
5. Taat hukum
6. Suka membantu
7. Komitmen dan menghormati
8. Mengejar prestasi

Tujuan dan manfaat etika wirausaha :


1. Tujuan etika harus sejalan dgn tujuan perusahaan
2. Manfaat etika bagi perusahaan:
a. Persahabatan dalam pergaulan.
b. Membujuk pelanggan
c. Mempertahankan pelanggan
d. Membina dan menjaga hubungan

2. Contoh Perilaku Usaha yang Tidak Mencerminkan Etika Bisnis


dalam Berwirausaha
1. Korupsi
Hubungan korupsi dengan etika bisnis dapat dipahami dalam kehidupan
pemerintahan sebagai suatu keadaan, di mana jika etika dipegang teguh sebagai
landasan tingkah laku dalam pemerintahan, maka penyimpangan seperti korupsi
tidak akan terjadi. Korupsi dan etika bisnis merupakan satu kesatuan. Jika kita
sudah memahami betul apa saja yang harus diperhatikan dalam berbisnis, maka
tindakan korupsi tidak mungkin dilakukan.tindakan korupsi jelas jelas melanggar
etika bisnis, karena kegiatan tersebut sangatlah merugikan banyak pihak.

2. Pemalsuan
Permasalahan etik dalam pemalsuan merek adalah tidak menghargai hasil
karya cipta seseorang yang menciptakan produk unggul yang bermanfaat bagi
semua orang, tiba-tiba dibajak atau ditiru dengan mengambil karya orang lain
untuk keuntungan diri sendiri, contohnya yang banyak beredar di masyarakat
adalah pemalsuan DVD/VCD dan pakaian baju,kaos, celana yang dengan sengaja
menciptakan merk yang sama tetapi kualitas berbeda jauh dengan yang asli oleh
karena itu produk bajakan harganya sangat murah, masyarakat pun memilih untuk
membeli produk bajakan karena harganya murah dan tidak jauh berbeda
kualitasnya dengan yang asli.

3. Pembajakan
Kasus pembajakan dalam industri musik dan film di Indonesia sudah
menjadi sesuatu yang biasa di masyarakat umum namun sesungguhnya hal
tersebut sangat merugikan bagi para pelaku bisnis di industri musik dan film di
Indonesia, namun karena lemahnya pengawasan pemerintah dan kurang tegasnya
tindakan hukum bagi oknum-oknum pelaku. pembajakan, membuat para pelaku
tidak jera terhadap perbuatannya.

4. Melakukan pengingkaran terhadap kesepakatan yang telah dibuat dari


hubungan kewirausahaan.
5. Melakukan penjelekan produk atau jasa dari pihak wirausaha yang lain.
6. Selalu bersaing dengan cara yang tidak sehat dengan wirausaha yang lain.

3. Upaya Agar Seluruh Wirausaha Mampu Mengaplikasikan Etika


Bisnis dalam Berwirausaha
1. Memiliki ciri-ciri sebagai seorang wirausaha
Seperti yang kita ketahui bahwa seseorang yang ingin melakukan suatu
wirausaha maka sebaiknya memiliki ciri-ciri seperti percaya diri, berorientasi
pada tugas dan hasil, berani mengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan,
berorientasi ke masa depan, jujur dan tekun. Dimana ciri-ciri tersebut dapat anda
tanamkan pada diri anda untuk bekal dalam melakukan suatu wirausaha. Sebagai
contoh, jika anda memiliki rasa kurang percaya diri maka anda dapat melatih diri
anda agar lebih percaya diri dengan berbagai cara salah satunya dengan berlatih
berkomunikasi dengan baik. Sehingga dengan begitu dapat membantu anda dalam
melakukan kegiatan usaha anda.

2. Memiliki sifat-sifat sebagai seorang wirausaha


Selain harus memiliki ciri-ciri sebagai seorang wirausaha, anda juga perlu
memiliki dan berlajar untuk terkait sifat yang harus ditanamkan oleh seorang
wirausaha. Sifat seorang wirausaha seperti memiliki keyakinan, kemandirian dan
rasa optimisme. Selalu berusaha untuk berprestasi. memiliki ketekunan dan tekad
yang kuat. Memiliki kemampuan untuk mengambil risiko dan suka terhadap
tantangan. Bertingkah laku sebagai pemimpin yang baik, memiliki inovasi dan
kreativitas tinggi, memiliki pandangan yang berorientasi pada masa depan, serta
memiliki keyakinan. yang mampu mendorong ia untuk bekerja keras. Dimana
sifat-sifat tersebut berkaitan dengan ciri-ciri sebagai wirausaha.

3. Memiliki sikap positif


Memiliki sikap positif merupakan salah satu cara berwirausaha yang juga
memberikan pengaruh besar terhadap kesuksesan usaha yang dijalankan dan juga
berhubungan dengan ciri seorang wirausaha. Dimana sikap positif ini seperti
menjunjung kedisiplinan, komitmen yang tinggi, jujur, kratif dan inovatif, mandiri
serta realistis. Seperti misalnya, ketika anda mampu menjunjung kedisiplinan
pada diri anda dan mampu menerapkannya juga untuk kelangsungan usaha anda,
maka akan berdampak pada timbulnya kualitas kerja serta sistem kerja yang tepat.
Sehingga tidak heran jika ketika ada seseorang yang menjalankan suatu usaha
yang ia mengedepankan adanya sikap disiplin maka usaha yang dijalankan pun
akan menghasilkan pendapatan dan kinerja yang maksimal juga.

4. Jujur
Bukan rahasia lagi bahwa jujur merupakan satu kunci penting dalam
mendapatkan kepercayaan. Jika ingin mendapat kepercayaan dari seorang
konsumen, seorang pebisnis harus memegang teguh prinsip satu ini. Pebisnis
hendaknya harus jujur dalam setiap tindakannya. Entah itu tindakan yang
berhubungan dengan konsumen, karyawan, hingga partner kerja. Kejujuran
kepada pihak-pihak tersebut akan melahirkan kepercayaan dari mereka.
Kepercayaan dari konsumen akan membuat konsumen berani untuk menjadi
pelanggan dari bisnis yang sedang dijalani. Kepercayaan dari karyawan akan
menghasilkan karyawan dapat secara maksimal bekerja tanpa takut akan
dibohongi atau dimanfaatkan. Kepercayaan dari partner bisnis akan membuat
kerjasama bisnis menjadi lancar.

5. Integritas
Banyak yang fasih berbicara soal integritas, namun sedikit yang paham
makna dari integritas itu sendiri. Integritas identik dengan sifat konsisten.
Integritas merujuk pada memiliki karakter yang konsisten yang ditunjukkan
dengan penyelarasan pikiran, perkataan, dan perbuatan. Intergritas terkadang
menuntut seseorang untuk memiliki keberanian. dalam melakukan hal yang benar,
serta keberanian untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuat. Integritas dari
seorang pebisnis akan melahirkan satu bentuk respect atau rasa hormat dari orang
sekitar. Orang sekitar, termasuk konsumen juga akan ikut segan kepada pebisnis
tersebut dan merasa bangga saat membeli produk yang dijual.

6. Menepati Janji
Pernah mendengar istilah mulutmu harimaumu? Tidak hanya dalam
kehidupan sehari-hari, dalam dunia bisnis istilah itu pun berlaku. Umumnya,
seseorang akan menilai orang lain dengan cara menyesuaikan perkataannya
dengan perbuatannya. Jika perkataan tidak sesuai dengan perbuatan, maka
kepercayaan tidak akan didapat. Terlebih jika perkataan itu berupa sebuah janji.
Janji memiliki nilai yang besar sebagai penentu integritas seseorang. Jika orang
tersebut jarang bahkan tidak pemah menepati janji, maka dapat dipastikan bahwa
orang tersebut tidak akan dengan mudah dapat dipercaya oleh orang sekitar. Jika
hal tersebut terjadi pada seorang pebisnis, maka dapat dipastikan bahwa usaha
yang sedang ia jalani akan sepi pelanggan. Kepercayaan dari konsumen sangat
penting dalam keberlangsungan bisnis. Jika pebisnisnya saja bukan orang yang
suka menepati janji, bagaimana konsumen akan percaya pada produk yang
dihasilkan oleh pebisnis?

7. Akuntabel
Akuntabel merupakan sifat satu tingkat di atas bertanggung jawab.
Seseorang yang memiliki sifat akuntabel tidak akan keberatan
mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya serta tidak keberatan menerima
gugatan atas hasil pekerjaannya yang kurang. Sikap akuntabel seperti ini sangat
diperlukan oleh seorang pebisnis. Sikap akuntabel. haruslah ditunjukkan kepada
konsumen, rekan kerja, hingga karyawan. Contoh kecil dari sikap akuntabel
adalah saat seorang pebisnis melakukan kelalaian dengan memberikan pesanan
yang salah pada pelanggannya, maka saat itu juga pebisnis tersebut akan
memberikan pesanan yang benar kepada pelanggannya.

8. Loyalitas
Kesetiaan, atau loyalitas juga merupakan etika bisnis dari seorang pebisnis
yang harus diterapkan. Seorang pebisnis haruslah setia kepada bisnis yang
dijalani, tim, bahkan pada diri sendiri. Setia pada diri sendiri lebih kepada setia
dalam keteguhan hati dalam melakukan pekerjaan dengan baik dan benar.
Loyalitas akan membangun kepercayaan serta akan membangun integritas dari
seorang pebisnis. Walaupun loyalitas merupakan hal yang positif, namun seorang
pebisnis tidak boleh mengatasnamakan loyalitas untuk melakukan hal yang tidak
etis. Untuk seorang karyawan, loyalitas juga tidak melulu menghalangi seseorang
untuk mundur dari pekerjaanya. Jika pekerjaan yang ia lakukan sudah tidak sesuai
dengan prinsip yang dianut, atau sudah tidak memperlakukan karyawan secara
baik, maka seorang karyawan tersebut sah-sah saja jika ingin melakukan resign.

9. Peduli
Seorang pebisnis haruslah memiliki sikap peduli terhadap sesama. Rasa
peduli tersebut akan melahirkan perasaan empati dan belas kasih terhadap
konsumen, karyawan, hingga rekan bisnis. Rasa peduli juga memiliki arti bahwa
seseorang tersebut sadar bahwa segala tindakan yang ia lakukan akan memiliki
dampak pada semua orang yang berada di sekitarnya. Karena kesadaran tersebut,
seseorang akan dengan teliti akan menimbang dengan matang segala keputusan
yang diambil, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek..

10. Memiliki Jiwa Kepemimpinan


Hal yang paling kecil yang merupakan bagian dari jiwa kepemimpinan
adalah rasa tanggung jawab. Bentuk tanggung jawab yang paling kecil adalah
tanggung jawab pada diri sendiri. Apakah pekerjaan dalam bisnis sudah dapat
diselesaikan dengan baik dan benar tanpa ada kesalahan. Kalaupun ada kesalahan,
ia berani memperbaikinya. Level yang lebih tinggi jiwa kepemimpinan akan
mengantarkan seseorang mampu. bertanggung jawab atas orang lain. Contohnya,
mampu mengayomi dan menuntun para karyawan untuk bekerja semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan terbaiknya..
11. Patuh Hukum
Walaupun bisnis memiliki banyak aturan, apalagi bisnis yang besar, namun
pebisnis haruslah mematuhi setiap aturan yang diberikan. Seperti aturan
membayar pajak, aturan mndaftarkan izin usaha, dan lain sebagainya. Mematuhi
aturan hukum nantinya juga akan berdampak baik. terhadap kelangsungan bisnis
yang dijalani. Konsumen pun lebih percaya terhadap bisnis yang sesuai dengan
aturan hukum di Indonesia. Contohnya saja, jika perusahaan mengeluarkan
produk tanpa izin BPOM, tentu konsumen akan berfikir dua kali untuk
membelinya. Berbeda dengan. produk yang sudah mengantongi izin BPOM.
Konsumen tentu sudah tidak ragu lagi membeli produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

NOVIA WIDYA UTAMI :https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian- tujuan-


contoh-dan-manfaat-etika-bisnis-dalam-perusahaan/#:-text-Dalam %20dunia
%20bisnis%2C%20etika%20sangat, serta%20perilaku %20karyawan%20dan
%20pemimpinnya.

https://www.kompasiana.com/elipiyaalubis6070/5b34e4c2bde575676e348
742/etika-sangat-penting-didalam-dunia-bisnis?page all

Sitinovianti: https://sitinovianti.wordpress.com/2015/12/31/memberikan-contoh-
tentang-perilaku-bisnis-yang-melanggar-etika/

https://zahiraccounting.com/id/blog/6-cara-berwirausaha-dengan-baik/

Elfizon, S.Pd., M.Pd.T Jurusan Teknik Elektro FT UNP Ppt Pengantar


Kewirausahaan.

Anda mungkin juga menyukai