Nim : 23036090
2. Pemalsuan
Permasalahan etik dalam pemalsuan merek adalah tidak menghargai hasil
karya cipta seseorang yang menciptakan produk unggul yang bermanfaat bagi
semua orang, tiba-tiba dibajak atau ditiru dengan mengambil karya orang lain
untuk keuntungan diri sendiri, contohnya yang banyak beredar di masyarakat
adalah pemalsuan DVD/VCD dan pakaian baju,kaos, celana yang dengan sengaja
menciptakan merk yang sama tetapi kualitas berbeda jauh dengan yang asli oleh
karena itu produk bajakan harganya sangat murah, masyarakat pun memilih untuk
membeli produk bajakan karena harganya murah dan tidak jauh berbeda
kualitasnya dengan yang asli.
3. Pembajakan
Kasus pembajakan dalam industri musik dan film di Indonesia sudah
menjadi sesuatu yang biasa di masyarakat umum namun sesungguhnya hal
tersebut sangat merugikan bagi para pelaku bisnis di industri musik dan film di
Indonesia, namun karena lemahnya pengawasan pemerintah dan kurang tegasnya
tindakan hukum bagi oknum-oknum pelaku. pembajakan, membuat para pelaku
tidak jera terhadap perbuatannya.
4. Jujur
Bukan rahasia lagi bahwa jujur merupakan satu kunci penting dalam
mendapatkan kepercayaan. Jika ingin mendapat kepercayaan dari seorang
konsumen, seorang pebisnis harus memegang teguh prinsip satu ini. Pebisnis
hendaknya harus jujur dalam setiap tindakannya. Entah itu tindakan yang
berhubungan dengan konsumen, karyawan, hingga partner kerja. Kejujuran
kepada pihak-pihak tersebut akan melahirkan kepercayaan dari mereka.
Kepercayaan dari konsumen akan membuat konsumen berani untuk menjadi
pelanggan dari bisnis yang sedang dijalani. Kepercayaan dari karyawan akan
menghasilkan karyawan dapat secara maksimal bekerja tanpa takut akan
dibohongi atau dimanfaatkan. Kepercayaan dari partner bisnis akan membuat
kerjasama bisnis menjadi lancar.
5. Integritas
Banyak yang fasih berbicara soal integritas, namun sedikit yang paham
makna dari integritas itu sendiri. Integritas identik dengan sifat konsisten.
Integritas merujuk pada memiliki karakter yang konsisten yang ditunjukkan
dengan penyelarasan pikiran, perkataan, dan perbuatan. Intergritas terkadang
menuntut seseorang untuk memiliki keberanian. dalam melakukan hal yang benar,
serta keberanian untuk mengakui kesalahan yang telah diperbuat. Integritas dari
seorang pebisnis akan melahirkan satu bentuk respect atau rasa hormat dari orang
sekitar. Orang sekitar, termasuk konsumen juga akan ikut segan kepada pebisnis
tersebut dan merasa bangga saat membeli produk yang dijual.
6. Menepati Janji
Pernah mendengar istilah mulutmu harimaumu? Tidak hanya dalam
kehidupan sehari-hari, dalam dunia bisnis istilah itu pun berlaku. Umumnya,
seseorang akan menilai orang lain dengan cara menyesuaikan perkataannya
dengan perbuatannya. Jika perkataan tidak sesuai dengan perbuatan, maka
kepercayaan tidak akan didapat. Terlebih jika perkataan itu berupa sebuah janji.
Janji memiliki nilai yang besar sebagai penentu integritas seseorang. Jika orang
tersebut jarang bahkan tidak pemah menepati janji, maka dapat dipastikan bahwa
orang tersebut tidak akan dengan mudah dapat dipercaya oleh orang sekitar. Jika
hal tersebut terjadi pada seorang pebisnis, maka dapat dipastikan bahwa usaha
yang sedang ia jalani akan sepi pelanggan. Kepercayaan dari konsumen sangat
penting dalam keberlangsungan bisnis. Jika pebisnisnya saja bukan orang yang
suka menepati janji, bagaimana konsumen akan percaya pada produk yang
dihasilkan oleh pebisnis?
7. Akuntabel
Akuntabel merupakan sifat satu tingkat di atas bertanggung jawab.
Seseorang yang memiliki sifat akuntabel tidak akan keberatan
mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya serta tidak keberatan menerima
gugatan atas hasil pekerjaannya yang kurang. Sikap akuntabel seperti ini sangat
diperlukan oleh seorang pebisnis. Sikap akuntabel. haruslah ditunjukkan kepada
konsumen, rekan kerja, hingga karyawan. Contoh kecil dari sikap akuntabel
adalah saat seorang pebisnis melakukan kelalaian dengan memberikan pesanan
yang salah pada pelanggannya, maka saat itu juga pebisnis tersebut akan
memberikan pesanan yang benar kepada pelanggannya.
8. Loyalitas
Kesetiaan, atau loyalitas juga merupakan etika bisnis dari seorang pebisnis
yang harus diterapkan. Seorang pebisnis haruslah setia kepada bisnis yang
dijalani, tim, bahkan pada diri sendiri. Setia pada diri sendiri lebih kepada setia
dalam keteguhan hati dalam melakukan pekerjaan dengan baik dan benar.
Loyalitas akan membangun kepercayaan serta akan membangun integritas dari
seorang pebisnis. Walaupun loyalitas merupakan hal yang positif, namun seorang
pebisnis tidak boleh mengatasnamakan loyalitas untuk melakukan hal yang tidak
etis. Untuk seorang karyawan, loyalitas juga tidak melulu menghalangi seseorang
untuk mundur dari pekerjaanya. Jika pekerjaan yang ia lakukan sudah tidak sesuai
dengan prinsip yang dianut, atau sudah tidak memperlakukan karyawan secara
baik, maka seorang karyawan tersebut sah-sah saja jika ingin melakukan resign.
9. Peduli
Seorang pebisnis haruslah memiliki sikap peduli terhadap sesama. Rasa
peduli tersebut akan melahirkan perasaan empati dan belas kasih terhadap
konsumen, karyawan, hingga rekan bisnis. Rasa peduli juga memiliki arti bahwa
seseorang tersebut sadar bahwa segala tindakan yang ia lakukan akan memiliki
dampak pada semua orang yang berada di sekitarnya. Karena kesadaran tersebut,
seseorang akan dengan teliti akan menimbang dengan matang segala keputusan
yang diambil, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek..
https://www.kompasiana.com/elipiyaalubis6070/5b34e4c2bde575676e348
742/etika-sangat-penting-didalam-dunia-bisnis?page all
Sitinovianti: https://sitinovianti.wordpress.com/2015/12/31/memberikan-contoh-
tentang-perilaku-bisnis-yang-melanggar-etika/
https://zahiraccounting.com/id/blog/6-cara-berwirausaha-dengan-baik/