PEMBAHASAN
Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang
tidak baik untuk dijunjung tinggi atau untuk diperbuat (Ethics is the science of good
and bad). Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis adalah ilmu yang menyangkut
tata pergaulan di dalam kegiatan-kegiatan bisnis dimana etika bisnis adalah
menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis
ini menyangkut moral, kontak sosial, hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan
aturan-aturan.
Kegiatan produksi berarti membuat nilai manfaat atas suatu barang atau jasa,
produksi dalam hal ini tidak diartikan dengan membentuk fisik saja. Sehingga
kegiatan produksi mempunyai fungsi menciptakan barang dan jasa yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat pada waktu, harga, dan jumlah yang tepat. Oleh
karena itu, dalam proses produksi biasanya perusahaan menekankan agar produk
yang dihasilkan mengeluarkan biaya yang murah, melalui pendayagunaan sumber
daya-sumber daya uang dibutuhkan, didukung dengan inovasi dan kreativitas untuk
menghasilkan barang dan jasa tersebut. Misalnya biasa berproduksi dengan cara
konvensional/tradisional tetapi sekarang dengan pemanfaatan teknologi yang tepat
guna dan berdasarkan aturan dan standar yang berlaku. Jika kegiatan produksi ini
digunakan dengan standar dunia, maka harus berdasarkan standar dunia yang di
4
5
Pada saat pelaku bisnis melakukan etika bisnis, maka mereka harus
menghindari pelanggaran hukum atau norma-norma yang ada di masayarakat
sehingga dapat terhindar dari citra yang buruk bagi perusahaan. Jika citra
perusahaan buruk maka akan berdampak pada kegiatan usahanya. Timbulnya
masalah-masalah yang dapat melahirkan problematika dalam kaitannya dengan
etika bisnis bias beraneka ragam sifatnya, seperti adanya kepentingan pribadi yang
sering berlawanan dengan kepentingan orang lain, adanya persaingan dalam meraih
keuntungan yang melahirkan konflik perusahaan, dengan nilai-nilai pribadi yang
menimbulkan pertentangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan atas
dan bawahan di perusahaan. Untuk itu, ada beberapa faktor penting dalam
melakukan kegiatan bisnis suatu perusahaan, yaitu:
1. Keterbukaan
Masyarakat ingin mengetahui dengan jelas tentang kegiatan perusahaan.
Posisi perusahaan harus jelas bagi para konsumen agar mereka dapat menilaia
secara objektif. Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahaan yang sahamnya
dimiliki oleh masyarakat, atau disebut perusahaan yang sudah “go public”
2. Kejujuran
Kejujuran merupakan modal utama dalam melakukan kegiatan produksi,
jika sebuah perusahaan melakukan penipuan atas produk dan kegiatannya,
maka akan mempengaruhi citra perusahaan itu, kepercayaan konsumen akan
berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap penjualan dan pendapatan suatu
produk. Kejujuran dimaksud meliputi tingkah laku perusahaan, mulai dari
jajaran direksi, staf, dan karyawan yang saling terkait.
6
Etika bisnis kaitannya dengan bauran produksi adalah sebuah bisnis yang
berorientasi laba. Hasil dari penerapan etika yang bagus akan menghasilkan produk
atau jasa yang bagus pula. Sebagai contohnya seorang produsen akan memproduksi
produk yang aman sehingga mengurangi kewajiban tuntutan hukum, sedangkan
keuntungan yang didapat yaitu menimbulkan hubungan saling percaya dengan
masyarakat atau konsumen, hal tersebut akan membuat keuntungan jangka panjang
bagi perusahaan atau produsen. Sehingga fungsi produksi yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memproduksi atau pengadaan atas barang atau jasa sesuai dengan
tujuan perusahaan. Sehingga dalam praktik kegiatan produksi adalah untuk
8
Lebih lanjut dikatakan oleh Muchlis, bahwa etika bisnis yang terkait dengan
fungsi produksi adalah keterkaitan dengan upaya memberikan solusi atas tujuh
permasalahan di atas. Solusi dari produksi adalah berorientasi pada pencapaian
harmoni atau keseimbangan bagi semua atau beberapa pihak yang berkepentingan
dengan masalah produksi.
Norma adalah kaidah atau aturan yang dipakai sebagai patokan untuk
mengukur atau menilai sesuatu. Ciri khas atau karakteristik norma-norma dan nilai-
nilai moral serta etika sangat relevan dengan dunia bisnis saat ini. Kejujuran
(sebagai patokan untuk mengukur perilaku seseorang), berlaku kapan dan
dimanapun dan bagi siapapun juga, termasuk para pembisnis baik produsen
maupun investor. Norma terbagi menjadi dua yaitu norma yang bersifat umum
(Universal) dan norma yang bersifat khusus (Komunitarian). Perusahaan harus
dapat menyesuaikan bisnisnya berjalan dengan baik dan tidak melanjar aturan atau
norma yang berlaku secara umum maupun secara khusus.
perusahaan perlu memperhatikan tiga pandangan atau anggapan yang dianut dalam
masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1. Norma-norma berbeda antara satu temapt dengan tempat lain. Salah satu hal
yang harus diperhatikan dalam kegiatan produksi yaitu “ when in Rome, do as
Romans do”. Hal ini menekankan bahwa suatu perusahaan beroperasi atau
dimana saja seorang pelaku bisnis wajib menaati norma-norma dan nilai yang
di junjung oleh masyarakat setempat. Jadi, setiap masyarakat memiliki norma
dan nilai-nilainya sendiri. Istilah lain dalam peribahasa Indonesia “Di mana
bumi dipijak, di situ langit dijunjung”.
2. Norma-norma itu sendiri benar, maka prinsip yang seharusnya dipegang teguh
oleh para pelaku bisnis atau produsen adalah “bertindaklah kamu d mana saja
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang di anut di negeri mu sendiri”.
Hal ini berarti norma-norma berlaku secara umum. Norma-norma dan nilai
berlaku untuk semua masyarakat di manapun juga. Artinya, apa yang dijunjung
tinggi sebagai norma dan nilai-nilai moral di negara sendiri itu atau di tempat
sendiri juga berlaku di tempat-tempat lain.
konsumen. Kegiatan bisnis atau produksi yang dapat merugikan konsumen masih
banyak dilakukan oleh produsen baik produsen berskala besar, produsen berskala
menengah, dan produsen berskala kecil.
1. Mengurangi berat
Praktik mengurangi timbangan dapat kita saksikan di pasas-pasar
tradisional, dimana pelayanannya kepada pembeli menggunakan timbangan.
Tentunya praktik ini sangat merugikan konsumen.
2. Mengurangi volume
Dewasa ini ketika pemerintah telah mengkonversi bahan bakar minyak
tanah menjadi gas elpiji, praktik kecurangan yang merugikan konsumen masih
sering terjadi. Bentuk kecurangan dilakukan dengan cara mengurangi volume
gas yang ada di dalam tabung gas. Konsumen yang kritis memperhatikan bahwa
apabila dalam kondisi tidak dikurangi, gas akan habis selama sekian hari, maka
ketika telah dikurangi gas dalam jumlah hari yang lebih pendek, padahal
pemakaian dilakukan dengan cara normal.
3. Mengurangi ukuran
Praktik mengurangi ukuran seringkali dialami oleh konsumen yang
membeli barang yang diukur, seperti membeli bahan untuk membuat pakaian.
Pada saat diukur memang tampak sesuai dengan ukuran yang dilakukan,
misalnya 2,5 meter, atau 5 meter, dan sebagainya. Namun setelah sampai di
rumah dan di ukur kembali ternyata kurang beberapa centimeter. Kekurangan
itu sendiri bias dianggap sesuatu yang sepele, namun apabila akibat kekurangan
itu sedniri mengakibatkan tidak terpenuhinya panjang atau lebar ukuran
pakaian yang akan dibuat maka kejadian tersebut sangat merugikan konsumen.
Namun dewasa ini dengan semakin banyaknya industri garmen dan pakaian
13
jadi semakin banyak dijual di pasar, sehingga minat konsumen untuk membeli
bahan pakaian dan menjahit sedniri menjadi menurun. Hal tersebut dapat
mengurangi kecurangan yang dilakukan para produsen yang menjual bahan.
4. Mengurangi waktu
Waktu merupakan bagian dari sumber daya. Pada produk-produk
tertentu, terutama produk jasa, waktu merupakan unsur pembentukan kualitas
utama pelayanan. Pada produk jasa kursus misalnya kursus bahasa yang
ditawarkan dengan durasi satu jam sekali pertemuan, ternyata masih ada dalam
praktiknya ada saja yang mngurangi waktu meskipun hanya beberapa menit.
Cara yang dilakukan bervariasi antara lain, masuk lebih lambat, atau selesai
lebih cepat. Kondisi deminian jelas merugikan konsumen yang telah membayar
biaya kursus sesuai dengan persyaratan yang dijanjikan.
5. Mengurangi kualitas
Dengan kualitas produk disini dimaksudkan bahwa produk sesuai
dengan apa yang dijanjikan oleh produsen (melalui iklan atau informasi
lainnya) dan apa yang secara wajar boleh diharapkan oleh konsumen.
Konsumen berhak atas produk yang berkualitas , karena ia membayar untuk itu.
Dan bisnis berkewajiban untuk menyampaikan produk yang berkualitas,
misalnya produk yang tidak kadaluwarsa( bila ada batas waktu seperti obat-
obatan atau makanan).
6. Tidak menepati janji
Kejadian tentang produsen tidak menepati janji sangat sering kita alami
dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kasus dalam hal tidak menepati janji
penyerahan barang mulai dari tidak tepatnya waktu sebagaimana yang telah
dijanjikan atau jumlah barang yang diserahkan tidak sesuai dengan kualitas
barang ang telah dipilih, tidak sesuai ukuran, tidak sesuai spesifikasi dan
sebagainya. Namun kesan sebagian besar produsen seolah tidak merasa
bersalah.
14
Selain menciptakan praktik dan kondisi bisnis yang sehat serta menjauhi
segala bentuk praktik yang tidak sehat, kewajiban produsen juga harus
memperhatikan beberapa aturan yang berlaku mengenai perlindungan terhadap
konsumen. Di Indonesia, untuk mngatur dan melindungi konsumen terhadap
kejahatan bisnis seperti penipuan, iklan produk yang menyesatkan dan agar
konsumen dapat dilayani dengan baik maka buatlah undang-undang Perlindungan
Terhadap Konsumen. Menurut UU No. 8 Tahun 1999. Adapun perlindungan
konsumen bertujuan untuk:
Dalam kaitan ini tentunya tidak hanya bicara hak, seperti pada Pasal 5
Undang-undang Perlindungan Konsumen juga memuat kewajiban konsumen,
antara lain:
Selain itu tidak berbeda dengan konsumen, maka produsen juga memiliki
hak yang harus diterimanya. Salah satu hak produsen yaitu menerima pembayaran
untuk produk yang telah dijualnya. Berikut ini adalah hak yang diperoleh oleh
produsen yaitu:
D. Contoh Kasus yang Sesuai dan Tidak Sesuai dengan Etika Bisnis dalam
Kegiatan Produksi
Kasus 1
Tingkatkan Kualitas SDM, BCA Gelar Pelatihan Etika Bisnis bagi
Warga Sumiir
Sumber: Detiknews.com
(https://detiknews.detikhariini.com/detiknews/tingkatkan-kualitas-sdm-bca-
gelar-pelatihan-etika-bisnis-bagi-warga-sumiir/)
Kasus 2
BPOM: 3 Merek Sarden Kaleng Terbukti Mengandung Cacing
Sumber: Tempo.co
(https://bisnis.tempo.co/read/1071774/bpom-3-merek-sarden-kaleng-
terbukti-mengandung-cacing).
Kasus 3
APIKI Sebut Isu Cacing dalam Ikan Makarel Rugikan Perusahaan
Miliaran Rupiah