Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Naufal

NIM : 220905501005
Prodi : Kewirausahaan (A)

RANGKUMAN MATERI 4
KEBIJAKAN ETIS PERUSAHAAN DAN PENERAPANNYA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan pihak yang bertanggungjawab terhadap penerapan etika moral


perusahaan
2. Menyebutkan Standar etika perusahaan
3. Menjelaskan manfaat penerapn etika bisnis perusahaan

PEMBAHASAN

Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan
menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan melakukan ‘apa
yang benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang ‘salah’ dan ‘buruk’. Etika bisnis sangat
penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan
dan memecahkan persoalan perusahaan. Mengapa demikian? Karena semua keputusan
perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik
kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh
terhadap keputusan perusahaan.

Ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etikanya, yaitu:


(1) Manajemen Tidak bermoral. Manajemen tidak bermoral didorong oleh
kepentingan dirinya sendiri, demi keuntungan sendiri atau perusahaan. Kekuatan yang
menggerakkan manajemen immoral adalah kerakusan/ketamakan, yaitu berupa prestasi
organisasi atau keberhasilan personal. Manajemen tidak bermoral merupakan kutub yang
berlawanandengan manajemen etika.

(2) Manajemen Amoral. Tujuan utama dari manajemen amoral adalah laba, akan tetapi
tindakannya berbeda dengan manajemen immoral. Ada satu cara kunci yang
membedakannya, yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika.
Yang terjadi pada manajemen amoral adalah bebas kendali dalam mengambil keputusan,
artinya mereka tidak mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan. Salah satu
conoth dari manajemen amoral adalah penggunaan uji kejujuran detektor bagi calon
karyawan.

(3) Manajemen Bermoral. Manajemen bermoral juga bertujuan untuk meraih


keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan prinsip-prinsip etika. Filosofi
manajer bermoral selalu melihat hukum sebagai standar minimum untuk beretika dalam
perilaku.

Menurut pendapat Michael Josephson, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:

(1) Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus-terang,


tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.

(2) Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hati,
berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan dapat
dipercaya.

(3) Memeliharan janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh,
tidak menginterpretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalitas dengan dalih
ketidakrelaan.

(4) Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara,
tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga dalam suatu konteks
profesional, menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan profesional yang
bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.

(5) Kewajaran/keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui
kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran
terhadap perbedaan, serta tidak bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang
tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.

(6) Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong
menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
(7) Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan hak
menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan
mempermalukan martabat orang lain.

(8) Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu mentaati hukum/aturan, penuh
kesadaran sosial, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.

(9) Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam
pertemuan pesonal maupun pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat
dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan kemampuan
terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.

(10) Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab atas
keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh.

Standar Etika Perusahaan dapat dipertahankan melalui:

(1) Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam menetapkan


nilainilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bagi pemilik kepentingan.

(2) Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah
laku dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.

(3) Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil tindakan
apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa yang melanggar etika
tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.

(4) Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat
bergantung pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip morl dan nilainya
merupakan jaminan terbaik untuk menghindari untuk menghindari penyimpangan etika.
Untuk membuat keputusan etika seseorang harus memiliki: (a) Komitmen etika, yaitu tekad
seseorang untuk bertindak secara etis dan melakukan sesuatu yang benar; (b) Kesadaran
etika, yaitu kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan suara pikiran
moral dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara praktis.

(5) Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran
para karyawan.
(6) Lakukan audit etika secara periodik. Audit merupakan cara terbaik untuk
mengevaluasi efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu sinyal
kepada karyawan bahwa etika bukan sekadar gurauan.

(7) Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan. Tidak ada
seorang pun yang dapat mengatur norma dan etika. Akan tetapi, manajer bisa saja
membolehkan orang untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan. Standar
tingkah laku sangat penting untuk menekankan betapa pentingnya etika dalam organisasi.
Setiap karyawan harus mengetahui bahwa etika tidak bisa dinegosiasi atau ditawar.

(8) Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan.
Atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.

(9) Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.Komunikasi dua arah
sangat penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan
menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.

(10) Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan diberi
kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika dipertahankan.

Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan.
Menurut Zimmerer, ada beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:

(1) Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan,


artinya perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya
tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang
merusak lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di
lingkungan sekitarnya.

(2) Tanggung jawab terhadap karyawan. Semua aktivitas manajemen sumber daya
manusia seperti peneriman karyawan baru, pengupahan, pelatihan, promosi, dan kompensasi
merupakan tanggung jawaab perusahaan terhadap karyawan.

(3) Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
pelanggan menurut Ronald J. Ebert (2000:88) ada dua kategori, yaitu (1)
Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas; dan (2) Memberikan harga produk dan jasa
yang adil dan wajar. Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak
pelanggan.
(4) Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawab perusahaan terhadap investor
adalah menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba.
Selain itu, perusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja keuangan kepada
investor seakurat mungkin.

(5) Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab


terhadap masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan
kesehatan serta kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan
tersebut berada

Fungsi etika bisnis terhadap perusahaan

Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan perusahaan adalah penerapan etika dalam
bisnis. Setiap perusahaan memiliki permasalahan etika bisnis yang berbeda. Hal ini
disebabkan karena operasional perusahaan yang sangat spesifik dalam berbagai bidang
kerja, sehingga setiap fungsi perusahaan memilki masalah etika tersendiri.

Adapun manfaat menerapkan etika bisnis dalam perusahaan adalah:

1. Menciptakan kepercayaan konsumen

Perusahaan yang memegang teguh etika bisnis dan nilai-nilai moral dalam menjalankan
usahanya akan menciptakan konsumen yang loyal. Loyalitas ini timbul karena
adanya trust dari konsumen bahwa perusahaan tidak melakukan kecurangan atau hal-hal
negatif yang dapat merugikan konsumen.

2. Image perusahaan yang baik di mata konsumen


Citra perusahaan yang baik akan mendapatkan tanggapan yang positif dari
konsumen. Dengan adanya respon positif dari konsumen maka perusahaan tersebut akan
dikenal dan produknya akan mengalami peningkatan penjualan.

3. Sebagai motivasi karyawan

Karyawan yang bekerja di perusahaan yang menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai moral
akan memiliki motivasi kerja yang tinggi. Mengingat perusahaan dimana mereka bekerja
mendapatkan kepercayaan dan respon positif di mata masyarakat, tentunya akan membuat
para karyawan ini merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Kebanggan inilah
yang akan melecut semangat karyawan untuk termovitasi bekerja dengan semakin lebih baik.
4. Menghasilkan profit bagi perusahaan
Dengan tingginya kepercayaan konsumen pada bisnis anda, yang akan menaikkan citra
perusahaan dan didukung dengan motivasi karyawan, maka tidak sulit bagi perusahaan anda
untuk menghasilkan profit yang signifikan.

Namun sayangnya tidak semua dan tidak selamanya sebuah bisnis menerapkan etika bisnis
beserta nilai-nilai dalam usahanya. Berbagai permasalahan yang terjadi di fungsi perusahaan
seringkali menimbulkan masalah etika bisnis, seperti pada bidang:

a. Akuntansi

Fungsi atau bidang akuntansi ini adalah komponen yang sangat krusial bagi perusahaan.
Kejujuran, integritas, dan ketelitian adalah syarat yang harus dipenuhi oleh fungsi ini.
Masalah yang biasa muncul dalam etika di bidang akuntansi ini adalah membuat laporan
yang berbeda untuk kepentingan pihak yang berbeda, dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan dari laporan keuangan tersebut.

b. Keuangan

Pelanggaran etika bisnis di bidang keuangan yang dilakukan oleh pelaksana bagian
keuangan akan menimbulkan kerugian yang besar bagi pihak investor. Misalnya, saat
mengajukan pinjaman ke bank, pihak perusahaan membuat laporan keuangan yang telah
direkayasa sehingga nampak seolah-olah perusahaan memiliki kuangan yang sehat
dan layak mendapatkan kredit. Faktanya, kondisi keuangan perusahaan tidak sebagus
yang dilaporkan.

c. Produksi dan Pemasaran

Hubungan antara perusahaan dan konsumen rentan dengan masalah etika bisnis di
bidang produksi dan pemasaran. Seringkali konsumen merasa dirugikan oleh perusahaan
terkait dengan produk yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya,
berat bersih, hitungan jumlah isi, takaran, atau manfaat yang tidak sesuai dengan yang
diinformasikan olehprodusen.
d. Teknologi Informasi

Kemajuan teknologi yang kian pesat, keberadaan sosmed, serta kemudahan bertransaksi
di dunia maya juga menjadi pemicu permasalahan di bidang teknologi informasi.
Misalnya; saat seorang konsumen menyampaikan keluhannya terhadap suatu produk di
dunia maya, maka dengan cepat informasi ini akan tersebar luas.

Adapun alasan yang mendorong perusahaan untuk menjalankan bisnisnya secara


etis, yaitu:

a) Memenuhi ekspektasi publik agar perusahaan beroperasi secara etis. Dimana


perusahaan yang mengabaikan masalah etika akan menjadi sorotan, sasaran kritik,
bahkan hukuman.
b) Mencegah agar perusahaan tidak melakukan tindakan yang merugikan stakeholder
lainnya.
c) Meningkatkan kinerja perusahaan
d) Meningkatkan kualitas hubungan bisnis dengan menerapkan etika bisnis seperti
menepati janji, kejujuran, dan menolak suap.
e) Mencegah perusahaan agar terhindar dari penyalahgunaan yang dilakukan oleh
karyawan atau pesaing.
f) Menghindarkan pelanggaran hak-hak pekerja yang dilakukan oleh pemberi kerja.
Misalnya; adanya diskirminasi besaran gaji yang diakibatkan oleh diskriminasi rasial.
g) Menghindarkan perusahaan dari sanksi hukum akibat tidak dipenuhinya etika bisnis.

Anda mungkin juga menyukai