Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2

“Etika Komunikasi Bisnis”


Dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis
Dosen Pengajar : Dede Suparman, SE., MM

Dibuat Oleh :
Maulana Ramadhan

NPM :
22522014

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas


Binaniaga Indonesia Bogor 2024

BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia
bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin
kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan,
juga sangat menentukan maju/mundurnya suatu perusahaan.

RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan norma dan etika bisnis
2. Menyebutkan prinsip – prinsip etika dan perilaku bisnis
3. Memahami tata cara mempertahankan standar etika bisnis
4. Memahami macam – macam tanggung jawab perusahaan terhadap pemilik
kepentingan

TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi tugas kelompok Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi.
2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi
3. Untuk mengetahui pentingnya etika didalam berbisnis dan kewirausahaan.

ETIKA BISNIS
Norma dan Etika Bisnis
Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (200:80), etika bisnis adalah
istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang
manajer atau karyawan suatu organisasi.
Semua keputusan perusahaan sangat memengaruhi dan dipengaruhi oleh
pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau
kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan
perusahaan. Ada dua jenis pemilik
kepentingan yang berpengaruh terhadap perusahaan yaitu pemilik kepentingan
internal dan
eksternal.
Pemilik kepentingan eksternal meliputi :
1. Investor
2. Karyawan
3. Manajemen
4. Pimpinan
Pemilik kepentingan internal meliputi :
1. Pelanggan
2. Asosiasi dagang
3. Kreditor
4. Pemasok
5. Pemerintah
6. Masyarakat umum
7. Kelompok khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan

Menurut Zimmerer (1996:21) yang termasuk kelompok pemilik kepentingan


yangmemengaruhi keputusan bisnis adalah :

1. Para pengusaha dan mitra usaha


Selain merupakan pesaing, para pengusaha juga merupakan mitra. Sebagai
mitra, parapengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama dalam
menyediakan informasi atau sumber peluang. Misalnya akses pasar, bahan
baku, dan sumber daya lainnya. Bahkan mitra usaha dapat berperan sebagai
pemasok, produsen, dan pemasar.
Loyalitas mitra usaha akan sangat bergantung pada kepuasan yang mereka
terima (bagian dari kepuasan pemilik kepentingan ) perusahaan.

2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku


Petani dan perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku. Pasokan
bahan baku yang kurang bermutu dan lambat dapat memengaruhi kinerja
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dan petani yang memasok bahan baku
merupakan faktor yang langsung memengaruhi keputusan bisnis. Keputusan
dalam menentukan kualitas barang dan jasa sangat bergantung pada pemasok
bahan baku.

3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja


Organisasi atau serikat pekerja dapat memengaruhi keputusan melalui proses
tawar
menawar secara kolektif. Tawar menawar tingkat upah, jaminan sosial,
kesehatan,
kompensasi, dan jaminan hari tua sangat berpengaruh langsung terhadap
pengambilan keputusan. Perusahaan yang tidak melibatkan organisasi pekerja
dalam mengambil keputusan sering menimbulkan protes – protes yang
mengganggu jalannya perusahaan. Ketidakloyalan para pekerja dan protes
buruh adalah akibat dari ketidakpuasan mereka terhadap keputusan yang
diambil perusahaan.

4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha


Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui serangkaian
kebijaksanaan yang dibuatnya. Peraturan dan perundang – undangan pemerintah
sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang – undang monopoli, hak
paten, hak cipta, dan peraturan yang melindungi dan mengatur jalannya usaha
sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha.

5. Bank penyandang dana perusahaan


Bank selain fungsinya sebagai jantung perekonomian secara makro, juga
berfungsi sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan. Neraca –
neraca perbankan yang kurang likuid dapat memengaruhi neraca – neraca
perusahaan yang tidak likuid. Sebaliknya, Neraca – neraca perusahaan yang
kurang likuid dapat memengaruhi keputusan bank dalam menyediakan dana
bagi perusahaan. Bunga kredit bank dan pesyaratan yang dibuat bank
penyandang dana sangat besar pengaruhnya terhadap keputusan yang diambil
dalam bisnis.

6. Investor penanaman modal


Investor penyandang dana dapat memengaruhi perusahaan melalui serangkaian
persyaratan yang diajukannya. Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat
besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan. Misalnya seperti standar
tenaka kerja, bahan baku, produk, dan aturan lainnya. Jadi loyalitas investor
sangat bergantung pada tingkat kepuasan mereka atas hasil modal yang
ditanamkan.

7. Masyarakat umum yang dilayani


Masyarakat umum yang dilayani dapat memengaruhi keputusan bisnis. Mereka
akan menanggapi dan memberikan informasi tentang bisnis. Mereka juga
merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan – keputusan
perusahaan, baik dalam menentukan produk barang dan jasa yang dihasilkan
maupun teknik produksi yang digunakan. Tanggapan terhadap operasi
perusahaan, kualitas, harga, dan jumlah barang serta layanan perusahaan
memengaruhi keputusan – keputusan perusahaan.

8. Pelanggan yang membeli produk


Pelanggan yang membeli produk secara langsung dapat memengaruhi
keputusan bisnis. Barang dan jasa yang akan dihasilkan, jumlah, dan teknologi
yang diperlukan sangat ditentukan oleh pelanggan dan memegnaruhi keputusan
– keputusan bisnis. Selain kelompok – kelompok tersebut di atas, beberapa
kelompok lain yang berperan dalam perusahaan adalah para pemilik
kepentingan kunci seperti manajer, direktur, dan kelompok khusus. Semua
kelompok kepentingan baik secara internal maupun eksternal oleh zimmerer
Selain etika dan perilaku yang tidak kalah penting adalah norma etika. Menurut
Zimmerer
(1996:22) ada tiga tingkatan norma etika :
1. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan
yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur
standar perilaku minimum.
2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap orang
dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari – hari. Para karyawan
akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan.
3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu
Keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dn sikap mental
individual biasanya berasal dari keluarga, agama, dan sekolah. Sebagian lain
yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.

Kebijakan dan aturan perusahaan sangat penting terutama untuk membantu,


mengurangi, dan mempertinggi
pemahaman karyawan tentang etika perilaku.
Menurut Zimmerer (1996), kerangka kerja etika dapat dikembangkan melalui
tiga tahap :
1. Mengakui dimensi – dimensi etika yang ada sebagai suatu alternatif atau
keputusan.
Artinya, sebelum wirausaha menginformasikan suatu keputusan etika yang
dibuat,
terlebih dahulu ia harus mengakui etika yang ada.
2. Mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci yang terlibat dalam pengambilan
keputusan. Setiap keputusan bisnis akan memengaruhi dan dipengaruhi oleh
berbagai
pemilik kepentingan.
3. Membuat pilihan alternatif dan membedakan antara tanggapan etika dan
bukan etika.
Ketika akan membuat pilihan alternatif tanggapan etika dan bukan etika serta
mengevaluasi dampak positif dan negatifnya, manajer akan menemukan
beberapa hal
berikut :

a. Prinsi dan etika perilaku


b. Hak hak moral
c. Keadilan
d. Konsekuensi dan hasil
e. Pembenaran publik
f. Intuisi dan pengertian / wawasan.

4. Memilih tanggapan etika yang terbaik dan mengimplementaasikannya.


Pilihan tersebut harus konsisten dengan tujuan, budaya, dan sistem nilai
perusahaan serta keputusan individu. Oleh karena itu ada tiga tipe manajer
dilihat dari sudut etikanya :

1. Manajemen Tidak Bermoral. Manajemen tidak bermoral didorong oleh


kepentingan dirinya sendiri, demi keuntungan sendiri atau perusahaan.
Kekuatan yang menggerakan manajemen immoral adalah kerakusan/ketamakan
yaitu berupa prestasi organisasi atau keberhasilan personal.

2. Manajemen Amoral. Tujuan utamanya adalah laba, akan tetapi tindakannya


berbeda dengan manajemen immoral. Yang membedakannya yaitu mereka tidak
dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika. Yang terjadi pada
manajemen amoral adalah bebas kendali dalam pengambilan keputusan, artinya
mereka tidak mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan.

3. Manajemen bermoral. Bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi


menggunakanaspek legal dan prinsip – prinsip etika. Filosofi manajer bermoral
selalu melihat hukum sebagai standar minimum untuk beretika dalam perilaku.
Prinsip – prinsip Etika dan Perilaku Bisnis Menurut pendapat Michael
josephson (1998) yang dikutip oleh zimmerer (1996: 27 – 28),
secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:
1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh – sungguh, terus
terang,
tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
2. Integritas, yaitu memegang prinsip melakukan kegiatan yang terhormat, tulus
hai, berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat
jahat, dan dapat dipercaya.
3. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh
komitmen, patuh, tidak menginteprestasikan persetujuan dalam bentuk teknikal
atau legalistic dengan dalih ketidakrelaan.
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan
Negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga
dalam suatu konteks professional, menjaga/melindungi kemampuan untuk
membuat Keputusan professional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal
yang tidak pantas serta konflik kepentngan.
5. Kewajaran/ keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui
kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual
dan toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak melampaui batas atau
mengambil keuntungan professional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal
yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas
kasihan, tolong – menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang
membahayakan orang lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan
dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak
merendahkan dan memperlakukan martabat orang lain.
8. Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati hukum/aturan,
penuh kesadaran social, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil
keputusan.
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik
dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun,
dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas
dengan kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan
tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung
jawab atas keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh
Cara –c ara mempertahankan standar etika
1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam
menetapkan nilai –nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bagi
pemilik kepentingan.
2. Kembangkan kode etik . Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar
tingkah laku dan prinsip – p rinsip etika yang diharapkan perusahaan dari
karyawan.
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil
tindakan apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa
yang melnggar etika tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa –
apa.
4. Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat
begantung pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip moral
dan nilainya merupakan jaminan terbaik untuk menghindari penyimpangan
etika.
5. Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk meningkatkan
kesadaran para karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodic. Audit merupakan cara terbaik untuk
mengevaluasi efektivitas system etika.
7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan. Standar
tingkahb laku sangat penting untuk menekankan betapa pentingnya etika dalam
organisasi.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan.
Atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Komunikasi dua
arah sangat penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita
hasilkan dan menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan
diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaiman standar
etika dipertahankan.

Tanggung Jawab Perusahaan


Menurut Zimmerer, ada beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan,
yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan,
artinya perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan,
misalnya tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha
mendaur ulang limbah yang merusak lingkungan, dan menjalin komunikasi
dengan kelompok masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.

2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan terhadap


karyawan dapat diakukan dengan cara:
a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
b. Meminta input kepada karyawan
c. Memberikan umpan balik positif maupun negative
d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan
e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka harapkan
f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik
g. Memberi kepercayaan kepada karyawan

3. Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosisal perusahaan


juga termasuk melindungi hak – hak pelanggan yaitu:
a. Hak mendapatkan produk yang aman
b. Hak mendapatkan informasi segala aspek produk
c. Hak untuk didengar
d. Hak memilih apa yang akan dibeli
Sedangkan menurut Zimmerer(1996), hak – hak pelanggan yang harus
dilindungi meliputi:
a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus
berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannnya
b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang
mereka beli, termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut.
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arahh harus dibentuk, yaitu untuk
menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk
menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan.
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya
pendidikan tentang bagaimana menggunakan dan memelihara produk
e. Hak untuk memilih. Tanggung jawab social perusahaan adaalah tidak
mengganggu persaingan dan mengabaikan undang – undang antimonopili
(antitrust)

4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawabnya yaitu menyediakan


pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba dan juga
melaporkan kinerja keuangan seakurat dan setepat mungkin.

5. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab


terhadap masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan dan
menciptakan
kesehatan serta kontribusi terhadap masyarakat.

SIMPULAN
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai – nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan (Zimmerer). Kelompok pemilik kepentingan yang
memengaruhi keputusan bisnis adalah Para pengusaha dan mitra usaha, Petani
dan perusahaan pemasok bahan baku, Organisasi pekerja, pemerintah, bank,
investor, masyarakat umum, pelanggan. Setiap perusahaan harus memiliki
tanggung jawab terhadap semua pihak yang bersangkutan dengan
perusahaannya seperti tanggung jawabnya terhadap lingkungan, karyawan,
investor, pelanggan, masyarakat. Karena dengan beretika bisnis yang baik selain
dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh
pada perusahaan, juga sangat menentukan maju / mundurnya suatu
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Jakarta:
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai