Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

FAKOR X DAN ETIKA BERBISNIS

OLEH :

TUTI MAISARAH BR. SIREGAR


1704122922
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

DOSEN PENGAMPU: HAZMI ARIEF, SPi. M.Si

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME, karena dengan limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan
makalah pembanding tentang Etika Bisnis dan Kewirausahaan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, guna memenuhi tugas mata kuliah KWU.

Dalam penyusunan makalah ini, banyak sekali pihak yang telah membantu.
Untuk itu tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu/Bapak dosen mata kuliah KWU yang telah memberikan pengarahan dalam
penyusunan dalam laporan ini.
2. Teman-teman dan semua pihak yang ikut serta dalam pembuatan makalah ini.

Kami selaku penyusun sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah


ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang
bersifat konstruktif. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
kelangsungan proses belajar mengajar dikelas khususnya.

Pekanbaru, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

2.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

3.3. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2

II. PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

2.1 Etika Bisnis .................................................................................................. 3

2.2. Faktor X .................................................................................................... 12

IV KESIMPULAN .............................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26


I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam

dunia bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin

kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan,

juga sangat menentukan maju / mundurnya suatu perusahaan.

Setiap orang di dunia ini pasti memiliki perbedaan.Masing-masing memiliki

potensi dan bakat yang berlainan dan mungkin bersifat unik.Terdapat beberapa

orang yang dengan baik mampu mengenali dan mengembangkan potensi atau bakat

yang dimilikinya. Namun tidak sedikit juga orang yang bahkan belum menyadari

akan potensi dan bakat yang dimilikinya. Dalam wirausaha, faktor “X” yang

melekat pada diri manusia ini memiliki pengaruh terhadap suatu usaha. Namun,

tanpa penggalian dan pencarian akan faktor “X” itu sendiri, semua sia-sia. Faktor

“X” dapat dikatakan berpengaruh pada usaha apabila seseorang yang memilikinya

telah menemukan kunci atau pintunya.

2.2. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan norma dan etika bisnis


2. Menyebutkan prinsip – prinsip etika dan perilaku bisnis
3. Memahami tata cara mempertahankan standar etika bisnis
4. Memahami macam – macam tanggung jawab perusahaan terhadap pemilik
kepentingan
5. Potensi menemukan pintunya
6. Memancing keberuntungan
7. Bakat menemukan pintunya
2

8. “x” kecik dan “X” besar


9. Identifikasi Faktor “X”
10. Tidak dapat dirampas

3.3. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk memenuhi tugas kelompok Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi.


2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi
3. Untuk mengetahui pentingnya etika didalam berbisnis dan kewirausahaan.
4. Untuk memenuhi dan melengkapi tugas Kewirausahaan tentang Faktor X
5. Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai kewirausahaan
tentang Faktor X
3

II. PEMBAHASAN

2.1 Etika Bisnis

Norma dan Etika Bisnis


Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai – nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (200:80), etika bisnis adalah
istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang
manajer atau karyawan suatu organisasi.
Semua keputusan perusahaan sangat memengaruhi dan dipengaruhi oleh
pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok
yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan. Ada dua
jenis pemilik kepentingan yang berpengaruh terhadap perusahaan yaitu pemilik
kepentingan internal dan eksternal.
Pemilik kepentingan eksternal meliputi :
1. Investor
2. Karyawan
3. Manajemen
4. Pimpinan

Pemilik kepentingan internal meliputi :


1. Pelanggan
2. Asosiasi dagang
3. Kreditor
4. Pemasok
5. Pemerintah
6. Masyarakat umum
7. Kelompok khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan
4

Menurut Zimmerer (1996:21) yang termasuk kelompok pemilik kepentingan


yang memengaruhi keputusan bisnis adalah :
1. Para pengusaha dan mitra usaha
Selain merupakan pesaing, para pengusaha juga merupakan mitra. Sebagai
mitra, para pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama
dalam menyediakan informasi atau sumber peluang. Misalnya akses pasar,
bahan baku, dan sumber daya lainnya. Bahkan mitra usaha dapat berperan
sebagai pemasok, produsen, dan pemasar. Loyalitas mitra usaha akan
sangat bergantung pada kepuasan yang mereka terima ( bagian dari
kepuasan pemilik kepentingan ) perusahaan.
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
Petani dan perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku. Pasokan
bahan baku yang kurang bermutu dan lambat dapat memengaruhi kinerja
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dan petani yang memasok bahan
baku merupakan faktor yang langsung memengaruhi keputusan bisnis.
Keputusan dalam menentukan kualitas barang dan jasa sangat bergantung
pada pemasok bahan baku.
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
Organisasi atau serikat pekerja dapat memengaruhi keputusan melalui
proses tawar menawar secara kolektif. Tawar menawar tingkat upah,
jaminan sosial, kesehatan, kompensasi, dan jaminan hari tua sangat
berpengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan. Perusahaan yang
tidak melibatkan organisasi pekerja dalam mengambil keputusan sering
menimbulkan protes – protes yang mengganggu jalannya perusahaan.
Ketidakloyalan para pekerja dan protes buruh adalah akibat dari
ketidakpuasan mereka terhadap keputusan yang diambil perusahaan.
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui serangkaian
kebijaksanaan yang dibuatnya. Peraturan dan perundang – undangan
pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang – undang
monopoli, hak paten, hak cipta, dan peraturan yang melindungi dan
mengatur jalannya usaha sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha.
5

5. Bank penyandang dana perusahaan


Bank selain fungsinya sebagai jantung perekonomian secara makro, juga
berfungsi sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan.
Neraca – neraca perbankan yang kurang likuid dapat memengaruhi neraca
– neraca perusahaan yang tidak likuid. Sebaliknya, Neraca – neraca
perusahaan yang kurang likuid dapat memengaruhi keputusan bank dalam
menyediakan dana bagi perusahaan. Bunga kredit bank dan pesyaratan
yang dibuat bank penyandang dana sangat besar pengaruhnya terhadap
keputusan yang diambil dalam bisnis.
6. Investor penanaman modal
Investor penyandang dana dapat memengaruhi perusahaan melalui
serangkaian persyaratan yang diajukannya. Persyaratan tersebut akan
mengikat dan sangat besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan.
Misalnya seperti standar tenaka kerja, bahan baku, produk, dan aturan
lainnya. Jadi loyalitas investor sangat bergantung pada tingkat kepuasan
mereka atas hasil modal yang ditanamkan.
7. Masyarakat umum yang dilayani
Masyarakat umum yang dilayani dapat memengaruhi keputusan bisnis.
Mereka akan menanggapi dan memberikan informasi tentang bisnis.
Mereka juga merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan –
keputusan perusahaan, baik dalam menentukan produk barang dan jasa
yang dihasilkan maupun teknik produksi yang digunakan. Tanggapan
terhadap operasi perusahaan, kualitas, harga, dan jumlah barang serta
layanan perusahaan memengaruhi keputusan – keputusan perusahaan.
8. Pelanggan yang membeli produk
Pelanggan yang membeli produk secara langsung dapat memengaruhi
keputusan bisnis. Barang dan jasa yang akan dihasilkan, jumlah, dan
teknologi yang diperlukan sangat ditentukan oleh pelanggan dan
memegnaruhi keputusan – keputusan bisnis.

Selain kelompok – kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok lain yang


berperan dalam perusahaan adalah para pemilik kepentingan kunci seperti manajer,
6

direktur, dan kelompok khusus. Semua kelompok kepentingan baik secara internal
maupun eksternal oleh zimmerer ditunjukkan pada gambar

PELANGG

SERIKAT KELOMPO

KARYAW INVESTOR

PERUSAHAAN

DEWAN MANAJEM

KREDITOR PEMASOK

PEMERINT MASYARAK

GAMBAR : PEMILIK KEPENTINGAN KUNCI

Selain etikadan perilaku yang tidak kalah penting adalah norma etika. Menurut
Zimmerer (1996:22) ada tiga tingkatan norma etika :
1. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan
yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur
standar perilaku minimum.
2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap
orang dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari – hari. Para
karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan.
3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu
keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dn sikap
mental individual biasanya berasal dari keluarga, agama, dan sekolah.
Sebagian lain yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan,
7

pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan dan aturan perusahaan sangat


penting terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi
pemahaman karyawan tentang etika perilaku.

Menurut Zimmerer (1996), kerangka kerja etika dapat dikembangkan melalui


tiga tahap :
1. Mengakui dimensi – dimensi etika yang ada sebagai suatu alternatif atau
keputusan. Artinya, sebelum wirausaha menginformasikan suatu
keputusan etika yang dibuat, terlebih dahulu ia harus mengakui etika yang
ada.
2. Mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci yang terlibat dalam
pengambilan keputusan. Setiap keputusan bisnis akan memengaruhi dan
dipengaruhi oleh berbagai pemilik kepentingan.
3. Membuat pilihan alternatif dan membedakan antara tanggapan etika dan
bukan etika. Ketika akan membuat pilihan alternatif tanggapan etika dan
bukan etika serta mengevaluasi dampak positif dan negatifnya, manajer
akan menemukan beberapa hal berikut :
a. Prinsip – prinsi dan etika perilaku
b. Hak hak moral
c. Keadilan
d. Konsekuensi dan hasil
e. Pembenaran publik
f. Intuisi dan pengertian / wawasan.
4. Memilih tanggapan etika yang terbaik dan mengimplementaasikannya.
Pilihan tersebut harus konsisten dengan tujuan, budaya, dan sistem nilai
perusahaan serta keputusan individu. Oleh karena itu ada tiga tipe manajer
dilihat dari sudut etikanya :
1. Manajemen Tidak Bermoral. Manajemen tidak bermoral didorong oleh
kepentingan dirinya sendiri, demi keuntungan sendiri atau perusahaan.
Kekuatan yang menggerakan manajemen immoral adalah
kerakusan/ketamakan yaitu berupa prestasi organisasi atau
keberhasilan personal.
8

2. Manajemen Amoral. Tujuan utamanya adalah laba, akan tetapi


tindakannya berbeda dengan manajemen immoral. Yang
membedakannya yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar hukum
atau norma etika. Yang terjadi pada manajemen amoral adalah bebas
kendali dalam pengambilan keputusan, artinya mereka tidak
mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan.
3. Manajemen bermoral. Bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi
menggunakan aspek legal dan prinsip – prinsip etika. Filosofi manajer
bermoral selalu melihat hukum sebagai standar minimum untuk
beretika dalam perilaku.

Prinsip – prinsip Etika dan Perilaku Bisnis


Menurut pendapat Michael josephson (1998) yang dikutip oleh zimmerer
(1996: 27 – 28), secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan
perilaku, yaitu:
1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh – sungguh,
terus terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak
berbohong.
2. Integritas, yaitu memegang prinsip melakukan kegiatan yang terhormat,
tulus hai, berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak
berbuat jahat, dan dapat dipercaya.
3. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh
komitmen, patuh, tidak menginteprestasikan persetujuan dalam bentuk
teknikal atau legalistic dengan dalih ketidakrelaan.
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan
Negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia,
begitu juga dalam suatu konteks professional, menjaga/melindungi
kemampuan untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti,
dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentngan.
5. Kewajaran/ keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia
mengakui kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan
perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak
9

melampaui batas atau mengambil keuntungan professional yang bebas dan


teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas
kasihan, tolong – menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu
yang membahayakan orang lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain,
kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan
santun, tidak merendahkan dan memperlakukan martabat orang lain.
8. Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati
hukum/aturan, penuh kesadaran social, dan menghormati proses
demokrasi dalam mengambil keputusan.
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik
dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional,
tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan
semua tugas dengan kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta
mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung
jawab atas keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh

Cara –cara mempertahankan standar etika


1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam
menetapkan nilai –nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab
etika bagi pemilik kepentingan.
2. Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang
standar tingkah laku dan prinsip –prinsip etika yang diharapkan
perusahaan dari karyawan.
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus
mengambil tindakan apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan
mengetahui bahwa yang melnggar etika tidak dihukum, maka kode etik
menjadi tidak berarti apa – apa.
4. Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika
sangat begantung pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan
10

prinsip moral dan nilainya merupakan jaminan terbaik untuk


menghindari penyimpangan etika.
5. Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk
meningkatkan kesadaran para karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodic. Audit merupakan cara terbaik
untuk mengevaluasi efektivitas system etika.
7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya
aturan. Standar tingkahb laku sangat penting untuk menekankan betapa
pentingnya etika dalam organisasi.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari
atasan. Atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada
bawahannya.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.
Komunikasi dua arah sangat penting, yaitu untuk menginformasikan
barang dan jasa yang kita hasilkan dan menerima aspirasi untuk
perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para
karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang
bagaiman standar etika dipertahankan.

Tanggung Jawab Perusahaan


Menurut Zimmerer, ada beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan,
yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah
lingkungan, artinya perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan
menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang mencemari
lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang merusak lingkungan,
dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di
lingkungan sekitarnya.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan
terhadap karyawan dapat diakukan dengan cara:
a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
11

b. Meminta input kepada karyawan


c. Memberikan umpan balik positif maupun negative
d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan
e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka
harapkan
f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik
g. Memberi kepercayaan kepada karyawan

3. Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosisal


perusahaan juga termasuk melindungi hak – hak pelanggan yaitu:
a. Hak mendapatkan produk yang aman
b. Hak mendapatkan informasi segala aspek produk
c. Hak untuk didengar
d. Hak memilih apa yang akan dibeli
Sedangkan menurut Zimmerer(1996), hak – hak pelanggan yang harus
dilindungi meliputi:
a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
harus berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian juga
kemasannnya
b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang
dan jasa yang mereka beli, termasuk perusahaan yang
menghasilkan barang tersebut.
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arahh harus dibentuk,
yaitu untuk menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen
dan untuk menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari
perusahaan.
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan,
misalnya pendidikan tentang bagaimana menggunakan dan
memelihara produk
e. Hak untuk memilih. Tanggung jawab social perusahaan adaalah
tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan undang – undang
antimonopili (antitrust)
12

4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawabnya yaitu


menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti
memaksimumkan laba dan juga melaporkan kinerja keuangan seakurat
dan setepat mungkin.

4. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus


bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya, misalnya
menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi
terhadap masyarakat.

2.2. Faktor X

A. Potensi untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor (X)


Bagaimana kita menjelaskan seorang gadis desa, anak seorang petani
selepas sekolah bekerja sebagai pelayan restoran disebuah hotel dibali dapat
menjadi seorang wirausahawan yang terhormat diluar negeri? bagi kebanyakan
orang hal itu dianggap sebuah keniscayaan. Namun kalau itu dijalani dengan tekun,
maka akhirnya menusia menemukan juga “pintu keluarnya” atau sering disebut
faktor “X” yang seakan – akan datang begitu saja dari langit.
Malcom Gladwell (2008) yang meneliti tentang kesuksesan manusia
menemukan karya – karya besar yang dilakukan manusia ternyata tidak ditentukan
oleh tingginya skor IO yang dimiliki manusia, latar keluarga, tanggal lahir, darah
biru atau bukan, melainkan dedikasi suci dalam mencari pintu keluar dari berbagai
labirin kesulitan.Dia menyebut dedikasi itu sebagai suatu kecerdasan praktis.
Didunia ini ada orang yang bodoh dan ada orang yang pintar.Namun,
sesungguhnya ada juga orang yang makin pintar dan makin bodoh ( Rhenald
Kasali).
John C. Maxwel dalam bukunya yang berjudul talent is never enough (2007)
mengatakan bahwa talenta atau bakat hanyalah sebuah kesempatan, tetapi untuk
menjadi “sesuatu”, bakat itu harus diasah agar ia mengeluarkan aura cahayanya dan
meneumukan pintunya/faktor (X).
13

B. Memancing Keberuntungan
 Hoki atau keberuntungan tak akan datang tiba-tiba. Seperti yang banyak
dipelajari dari praktek-praktek penerapan ilmu keberuntungan China (fengshui),
keberuntungan harus dipancing agar ia mau datang. Misalnya kasus Dewi Fransesca
 Demikianlah dalam kehidupan spiritual kita, Allah yang maha pengasih pun
mendengarkan doa manusia yang tulus, yang terus mengetuk-ngetuk pintunya dan
menunjukkan keseriusan dalam berusaha.
 Dan keberuntungan hanya datang pada orang-orang yang siap, yang sejak
awal cocok menerimanya. Itulah yang disebut ”pintu” oleh Maxwell atau
kecerdasan praktis oleh Gladwell, atau dedikasi suci.

C. Bakat ”menemukan” pintunya


Setiap orang pasti memiliki bakat, diantaranya ada bakat memimpin orang,
membuat lagu indah, menulis puisi, memijat, meyembuhkan orang, berpidato,
memasak, melucu, menyanyi, memberi semangat, berolahraga, dan sebagainya.
Semua orang belum tentu mengenali bakatnya masing – masing, walaupun
tampak banyak orang yang tidak menyadari atau mengakui bakatnya. Bakat – bakat
itu ada yang tersempul keluar seperti buah yang menggantung dipohon. Namun,
sebagian bakat tersimpan jauh dilubuk hati sepeti bongkahan emas yang terkubur
diperut bumi, kecuali manusia menggalinya, maka ia akan ditemukan.
Demikian pulalah dengan faktor (X) itu.Ia melekat pada diri anda masing –
masing dan baru menjadi faktor “X” kalau ia berhasil menemukan pintunya.
Celakanya, didunia ini ada ribuan atau bahkan jutaan pintu yang pasangannya
berbeda. Maka, temukan dan ketuklah pintu – pintu itu.
Sikap anda terhadap “pintu” itu akan tercermin pada apa yang anda
dapatkan. Sikap itu adalah sebuah pilihan, pilihannya bermacam – macam yaitu :

1. Ada yang mendiamkan saja


Dia adalah orang yang percaya diri dengan “bakat” –nya dan membiarkan
“pintu” menemukan dirinya. Kalau dia beruntung, bisa saja dia berhasil. Namun,
faktanya, sedikit sekali orang yang berhasil menggunakan cara ini.
2. Mengirim sinyal positif
14

Orang kedua ini sepertinya diam dan menunggu pintu mendatanginya, tetapi
sesungguhnya ia tidak diam. Dia mengirimkan signal agar “pintu” itu bergerak dan
menghampirinya. Dengan kata lain, di mengetuk “pitu” itu dengan bahasa
tubuhnya. Apakah itu penampilannya yang menarik, suaranya yang khas, dan
sebagainya.
3. Mencari pintu, mengetuk pintu
Orang ketiga ini adalah orang yang kurang beruntung. Mereka sadar
bahwa “pintu” itu tidak akan terbuka, kecuali mereka mendatangi dan
mengetuknya, maka mereka mendatangi sebuah pintu. Pintu itu mungkin Cuma
dibuka separuh oleh pemilik atau penghuninya. Ia tidak welcome.Anda harus pergi
mencari pintu lainnya, terus mencari dan mengetuk.Namun, begitu berada didlam
pintu itu, lagi – lagi sikap mereka berbeda – beda :
· Ada yang sudah merasa nyaman dengan berada diruag tunggu yang
membukakan pintu itu. Dia tidak mengerti bahwa dia hanya welcome diruang itu
saja.Ruang itu terlalu kecil, tatapi ia sudah merasa betah.
· Ada yang segera menyadari bahwa ruang itu sekedar ruang tunggu saja.Kalau
pintu utama tidak dibukakan, dia segera keluar mencari pintu lainnya yang lebih
welcome dan didalamnya tersimpan pintu – pintu lain yang boleh dia ketuk dan
masuk kedalamnya.
Demikianlah, hidup adalah sebuah pilihan.Ada demikian banyak pilihan
yang tersedia.Masalahnya, apakah kita mau mendatangi pilihan – pilihan itu,
mengetuknya, dan mengambil pilihan yang terbaik.
Dalam berwirausaha, seorang pemuda dapat diibatkan sebagai seorang yang
sedang mencari pintu.Sukses yag dicapainya adalah sebuah keberhasilan
menemukan pintu yang sesuai dengan minat dan masa depannya.Dia melawan rasa
nyaman sampai benar – benar mendapatkan jawaban yang setimpal.
D. “X” kecil dan “X” besar
Dengan demikian faktor (X) tidak lain adalah sesuatu yang harus kita cari dan
miliki.Ia akan menemani siapa saja yang ingin berubah, menjadi lebih baik.Orang
yang tidak ingin berubah juga memiliki faktor “X” tetapi itu hanyalah “X” kecil
yang berarti sebuah kenyamanan.Dia sudah nyaman dengan kondisi sekarang dan
tentu saja hidupnya tidak akan mengalami kemajuan.
15

Untuk mengalami kemajuan, seseorang harus berani berselancar pada


gelombang ketidaknyamanan.Entrepreneur adalah orang yang merasa hidupnya
kurang nyaman, terancam, miskin kurang bermakna.Maka dari itu, dia berjuang
mengejar kenyamanan baru.Dia bergerak, berjalan, berpikir, mengetuk pintu,
mengambil resiko, mencari produk, membuat, membangun usaha, mendatangi
pelanggan, dan seterusnya.Kalau dia diam atau menikmati warisan orang tua, ia
sudah bisa hidup nyaman.Namun, ia ingin masa depannya lebih baik.Daripada
hidup susah nanti, lebih baik sulit sekarang.Dia tidak memilih hidup nyaman
dengan “X” kecil warisan, melainkan membentuk “X” besar.
E. Identifikasikan Faktor “X”
“X” besar ada ditangan orang dewasa, yaitu orang – orang yang sudah memiliki
kepercayaan pasar.Sedangkan “X” kecil ada pada diri kita masing – masing.Bentuk
“X” pun macam – macam.Ia didapat berasal dari diri anda sendiri, orang lain,
lembaga lain, dan sebagainya.
“X” yang berasal dari diri anda sendiri itu adalah bakat (talenta), kerja keras,
kejujuran, kecerdasan, keterampilan, penampilan fisik anda, kualitas suara, dan
pendidikan.Orang – orang yamg memiliki potensi dari dalam dirinya tidak boleh
mengeluh karena semua potensi itu adalah modal yang jauh lebih bernilai dari
sekadar modal uang, dengan ketekunan, “X” kecil itu dapat ditumbuhkan menjadi
“X” besar.
Namun, “X” kecil itu bisa saja tak menjadi besar kalau ia tidak menemukan
pintunya.Sebaliknya, orang – orang yang tak memiliki potensi berasal dirinya dapat
menunggang “kuda” yang berasal dari orang lain atau lembaga lain.
Syarat untuk menjadi kuda adalah “kepercayaan” dan “penerimaan”
pasar.mereka adalah orang – orang terpecaya yang sudah memiliki “X” dari
pengalaman, keahlian, dan kepercayaan yang mereka bangun
F. Tidak dapat dirampas
Karena melekat pada diri anda sendiri, maka ia harus dipelihara.Banyak orang
berusaha merampas “X” itu dengan merampas “kuda – kuda tunggangan”yang
dimiliki seseorang.Padahal “X” itu merupakan kombinasi dari berbagai hal yang
melekat pada seseorang.
16

Pada dasarnya, sebuah usaha bukanlah semata – mata bisa membuat atau
menghasilkan sesuatu lebih baik.Sebuah usaha baru berhasil bila anda berhasil
mendatangkan pelanggan.Jadi, faktor “X” itu bukan berada ditangan orang lain,
melainkan pada usaha anda sendiri.
G. Karakteristik faktor “X”, yaitu:
1. Merupakan penentu keberhasilan,
2. Merekat pada diri manusia,
3. Tidak diperoleh dalam waktu sekejap,
4. Namun, ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi “X” besar,
5. Dapat berasal dari diri sendiri, tetapi juga dapat berasal dari luar diri,
6. Sekali tumbuh, ia dapat dipakai untuk usaha lainnya.

H. Bagaimana menemukan dan menggali Faktor X?


Cara menemukan dan menggali faktor “X” yang dimiliki, ada bermacam-
macam.Namun menurut kelompok kami, yang terpenting dalam menemukan dan
menggali faktor “X” itu sendiri adalah rasa tidak cepat puas.Rasa tidak cepat puas
disertai dengan keingintahuan yang besar membuat kita berusaha untuk mencari
yang lebih lagi. Dengan demikian, kita dapat menemukan faktor “X” yang kita
miliki. Orang dengan keingintahuan yang besar dan sikap yang tidak cepat puas ini
akan mendorong dirinya untuk menemukan hal-hal baru dan bahkan memecahkan
tantangan baru dan semakin mengembangkan faktor “X” yang dimiliki. Terdapat
beberapa tips untuk menemukan dan menggali faktor X tersebut, yaitu :
 Kenalilah diri Anda sendiri dan mulailah menimbulkan “X”pada diri Anda.
 Carilah pintu yang mampu membuat “X” Anda tumbuh.Datangi dan
ketuklah masing-masing pintu itu.
 Pintu yang bagus adalah pintu yang di dalamnya terdapatruang besar bagi
Anda untuk berkembang dan di dalamnyaterdapat pintu-pintu lain yang dapat Anda
buka.
 Waspadailah hidup yang nyaman, karena hidup yangdemikian dapat
membuat hidupmu sulit. Berselancarlah padagelombang-gelombang
ketidaknyamanan dengan beranimenembus hal-hal baru yang sulit karena Anda
akanmendapatkan pembejaran-pembelajaran baru.
17

 Pintu yang tepat adalah pintu yang membuat Anda merasamampu untuk
tumbuh dan memberi ruang untuk berkembang.

I. Macam- Macan Faktor X


a. Introvert adalah orang yang berorientasi ke ‘dalam’ diri mereka sendiri
(inward thinking). Mereka tertarik pada dunia ide, pemikiran, dan konsep
sehingga orang-orang introvert sangat menyukai suasana tenang untuk
menyendiri untuk berpikir ataupun beraktivitas. Sumber energi mentalmereka
berasal dari proses ‘menyendiri’ ini sehingga bagi orang yang tidak mengerti,
orang introvert terkadang disalah artikan sebagai pribadi yang anti sosial dan
tertutup. Ketika orang introvert bersosialisasi dengan banyak orang, maka ‘stock’
energi mental mereka perlahan-lahan akan berkurang dan ketika itu terjadi, maka
mereka akan ‘mengisi ulang’ dirinya dengan menyendiri. Banyak pemikir,
seniman atau orang—orang hebat yang merupakan orang introvert. Nama-nama
seperti Albert Einstein, Abraham Lincoln, Steven Spielberg, sampai businessman
sekelas Bill Gates adalah contoh notable orang-orang introvert yang sukses dalam
pekerjaan mereka.
Introvert Perspective

Feeling Introvert (Fi)

Fi adalah singkatan dari Feeling introvert. Jika huruf berdiri sendiri


merupakan identitas sebagai Mesin-Kecerdasan. Menurut konsep STIFIn ragam
Mesin-Kecerdasan hanya ada lima, dan F adalah salah satu diantara 5 Mesin-
Kecerdasan tersebut. Identitas Mesin-Kecerdasan berubah menjadi kepribadian
ketika Mesin-Kecerdasan digandengkan dengan jenid kemudi di belakangnya. Jenis
kemudi kecerdasan hanya ada dua, yaitu i (introvert) dan e (extrovert). Dengan
demikian Fi sudah menjadi identitas kepribadian. F ditulis dengan huruf besar
karena pengaruhnya sebagai Mesin-Kecerdasan lebih besar dari i yang ditulis
dengan huruf kecil yang berperan hanya sebagai kemudi kecerdasan.
18

Ciri Kepribadian Feeling Introvert (Fi)


Kepribadian jenis ini adalah kepribadian libido. Hasrat dan nafsunya selalu
bergelora. Meskipun libidonya tinggi, namun di sebalik itu mereka ingin dimanja
dan diperhatikan. Kepribadiannya halus dan lembut namun begitu diusik meraka
akan menyengat seperti lebah. Kemampuan organisatorisnya hebat seperti seorang
pemimpin yang berkharisma. Namun kebiasaaan buruknya adalah begitu sensitif
dan mudah tersinggung yang membawa kepada dendam. Mereka seorang
pemberi dan penolong, namun di balik pemberiannya mereka menaruh sikap curiga
dan berhitung nilai balas budi orang lain. Mereka jenis komunikator yang hebat dan
pandai menyampaikan rencananya mempengaruhi orang lain.
Bahkan tergolong memiliki banyak rencana, lucunya mereka seringkali lupa
dengan rencana-rencananya karena saking banyaknya. Atau lebih disebabkan
karena ingatan jangka panjangnya lemah, ditambah komitmen terhadap rencananya
longgar. ‘Hangat-hangat tahi ayam’. Kehebatannya adalah kemampuannya
berempati sehingga mereka seolah-olah bisa masuk lebih dalam pada diri orang
lain. Sehingga mereka sangat mahir dalam menakar orang, melihat niat baik-
buruknya orang lain.
Kemampuan menakar orang ini seringkali terganggu oleh sifatnya yang
mencerna semua informasi yang masuk tanpa olah fikiran terlebih dahulu dan
mudah percaya orang. Akibatnya sering rugi besar di saat-saat kritis yang
sepatutnya beruntung jika mereka hati-hati. Mereka dadanya lebar sebagai pertanda
jenis pengayom yang hebat walaupun mereka paling tidak senang digurui. Obsesi
mereka tinggi dan akan bisa dicapainya jika mereka tidak malas beraksi. Malas
beraksi inilah justru yang menjadi kendalanya dalam banyak hal. Sehingga orang
menyebut mereka lamban.

b. Ekstrovert adalah orang-orang yang kepribadiannya sangat bertolak belakang


dengan orang introvert karena mereka adalah orang-orang yang berorientasi ke
‘luar’ diri mereka (outward thinking).Ciri dari orang ekstrovert adalah outgoing,
pandai bersosialisasi, dan senang mengobrol. Jika orang introvert mengisi
energinya dengan menyendiri, maka orang ekstrovert justru mendapatkan energi
19

mentalnya dengan bersosialisasi dan bertemu orang banyak. Ketika mereka


sendiri, mereka akan merasa tidak tenang karena itu akan ‘menghabiskan’ energi
mereka. contoh orang ekstrovert yang terkenal adalah Soekarno, Guy Kawasaki,
dan Larry King

Extrovert Perspective
c. AMBIVERT
Ambievert merupakan kepribadian gabungan antara introvert dan ekstrovert.
Kelebihan dari tipe ini, mereka nyaman berada di tengah keramaian dan berbagai
aktivitas sosial, tetapi juga rileks dengan kesendirian. Kekurangan dari kepribadian
ambievert adalah mereka cenderung moody, karena sifat yang berubah-ubah.

J. Hubungan Introvert dan Ekstrovert

v Pada dasarnya, orang introvert juga suka bersosialisasi, namun mereka sudah
merasa nyaman jika memiliki 1 atau 2 orang teman dekat karena bagi mereka
yang terpenting bukanlah kuantitas teman yang mereka miliki tetapi lebih kepada
kualitas atau ‘kedalaman’ hubungan yang mereka bangun. Beda halnya dengan
orang ekstrovert, mereka sangat senang bertemu dengan orang-orang baru dan
membuat teman sebanyak mungkin karena justru hal inilah yang membuat mereka
nyaman.

v Dalam dunia kerja, orang introvert lebih cenderung bekerja secara sendiri atau
dalam kelompok kecil yang tenang karena bagi mereka cara kerja seperti itu terasa
kondusif. Adapun orang ekstrovert, mereka senang bekerja di posisi dimana
mereka bisa berinteraksi dengan banyak orang. Tempatkan mereka di lingkungan
sepi dan mereka akan merasa pekerjaan itu sangat tidak menyenangkan.
v Lalu yang manakah yang lebih bagus, menjadi orang introvert atau ekstorvert ?
sebenarnya pertanyaan ini sendiri tidak patut ditanyakan karena esensinya akan
sama apabila kita mempertanyakan yang manakah lebih bagus antara pria atau
wanita. Keduanya berbeda tapi saling melengkapi. Sayangnya di dunia dimana
publisitas dan narsisme di agung-agungkan seringkali orang ekstrovert cenderung
20

mendapat apresiasi lebih dibandingkan orang introvert karena orang introvert


biasanya lebih unggul dalam bersosialiasi sehingga mudah kelihatan ‘menonjol’
di mata orang lain

v Pada dasarnya tidak ada orang yang 100% ekstrovert ataupun 100% introvert. Kita
semua merupakan campuran dari unsur ini, hanya saja ada satu unsur yang
mendominasi kepribadian kita yang memang sudah terbentuk dari
‘sananya’. Pada sisi lain, ada juga orang yang bertipe Ambivert, yaitu orang
yang memiliki kepribadian introvert dan ekstrovert yang seimbang atau 50-50,
namun jumlah orang seperti ini sangat sedikit.

v Pada akhirnya kita tidak perlu mempermasalahkan apakah kita introvert atau
ekstrovert, tapi yang lebih penting adalah bagaimana mengembangkan potensi
berdasarkan pengetahuan akan jenis kepribadian kita, karena setiap kepribadian
tentu memiliki kelebihan dan juga kekurangan.contoh sederhananya, Orang
introvert harus belajar lebih membuka diri terhadap pergaulan baru dan dunia
sosial. Sedangkan orang ekstrovert harus belajar menikmati waktu-waktu sendiri
mereka.

K. PERBEDAAN INTOVERT dan EXTROVERT


· Ekstrovert dan Introvert adalah dua tipe karakter manusia. Jika ekstrovert
terkesan lebih supel maka introvert terkesan lebih menutup diri. Selama ini kita
sering terjebak dogma bahwa ekstrovert lebih baik dari pada introvert. Padahal
kedua karakter ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Apa itu?
· Beberapa bulan lalu saya menemukan sebuah teori yang menyebutkan bahwa
ekstrovert dan introvert lebih merupakan sumber energi bagi manusia. Pribadi
ekstrovert senang berada di tengah keramaian. Energinya terkumpul ketika
berbicara dan berinteraksi dengan banyak orang. Ketika sedang berada di
keramaian seorang ekstrovert seolah-olah juga sedang mengisi tenaganya
(charging). Oleh karena itu jika seorang ekstrovert sedang stress maka dia akan
cenderung memilih untuk berinteraksi dengan banyak temannya, entah itu pergi ke
21

mall, nonton, atau sekedar jalan-jalan. Seorang ekstrovert tidak nyaman dengan
suasana sepi. Suasana sepi bagi seorang ekstrovert malah akan membuatnya makin
tertekan.
· Introvert sebaliknya, bagi mereka keramaian membuat tenaga mereka cepat
hilang. Oleh karena itu biasanya mereka hanya sekali-kali berinteraksi, kemudian
diam. Ketika sedang stress, introvert lebih senang menyendiri atau hanya mau
berbagi kepada satu atau dua orang yang mereka percaya. Bagi introvert suasana
sepi adalah suasana yang nyaman dimana mereka bisa mengisi energi mereka.
Selain itu, biasanya para introvert hanya berbicara seperlunya dan hanya berbicara
mengenai apa yang memang ingin mereka bicarakan. Pada kadar yang tinggi orang
introvert jika ditanya akan diam terlebih dahulu memikirkan apa yang akan mereka
ucapkan, setelah itu baru mereka berbicara.
· Sekedar informasi tambahan Menurut Carl Gustav Jung, orang-orang introvert
adalah mereka yang terampil dalam melakukan perjalanan ke dunia dalam, yaitu
diri mereka sendiri. Mereka selalu mencoba memahami diri mereka sendiri dengan
melakukan banyak perenungan dan berkontemplasi. Pada akhirnya mereka menjadi
orang yang memahami dirinya, berpendirian keras, tidak mudah terpengaruh oleh
orang lain, dan mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya.

L. Hubungan Ekstrovert, Introvert, and Relationship


Dalam hal hubungan pria dan wanita, seorang ekstrovert memiliki keuntungan
tersendiri. Berkenalan dengan lawan jenis (approach) atau meminta no HP bukan
perkara yang sulit bagi mereka. Namun dalam hal dating biasanya mereka memiliki
kesulitan. Tipe ekstrovert biasanya lebih sulit untuk membina suatu hubungan
personal yang lebih dalam dengan seseorang.

Introvert cenderung lebih sulit melakukan approach, tetapi dalam hal dating
mereka lebih unggul karena mereka biasanya bisa membuat suatu hubungan
personal yang lebih dalam. Di sinilah keunggulan seorang introvert. Ketika
berinteraksi dengan seorang introvert arah pembicaraan akan lebih dalam, berbeda
dengan ekstrovert yang lebih general.
22

Mengapa demikian?
Seorang introvert seringkali disibukkan dengan dirinya sendiri dan kurang
peka terhadap lingkungannya. Pada akhirnya lingkungannya juga tidak dapat
menerima seorang introvert dengan baik. Mereka tahu apa yg mereka mau namun
sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Hal ini membuat orang
introvert seringkali dicap sebagai orang aneh. Untuk mengerti pemikiran seorang
introvert maka anda harus meluangkan waktu lebih banyak untuk berkomunikasi
dengannya. Inilah mengapa ketika kita berbicara dengan seorang introvert maka
kita akan diajak menuju pembicaraan yang lebih dalam.

Di lain pihak mereka yg ekstrovert terampil dalam melakukan perjalanan ke


dunia luar. Mereka dengan leluasa dapat berinteraksi dengan banyak orang.
Membuat orang lain terkagum-kagum dan menyukainya. Namun semua itu
dilakukan dengan mengorbankan dirinya sendiri. Mereka sering terpaksa
mengorbankan kepribadiannya sendiri agar dapat diterima oleh orang banyak.
Pembicaraan seorang ekstovert juga biasanya general, artinya bersifat umum.
Dalam hal relationship, seorang (I) akan cenderung lebih cocok dengan
orang (E). Sebaliknya, orang (E) akan lebih cocok dengan orang (I). Sekali lagi ini
hanya kecendrungan. Tidak selamanya seperti itu. Disamping itu masih banyak
faktor-faktor lain.
M. Bisakah introvert berubah menjadi ekstrovert atau sebaliknya?
Jawabannya adalah bisa karena karakter tidak bersifat permanen namun
dinamis, artinya dapat berubah sewaktu-waktu. Karakter kita dibentuk bukan oleh
kita sendiri tapi oleh beberapa faktor seperti lingkungan, mood, teman, situasi sosial
dll. Ketika sedang berada di keramaian seperti aktivitas organisasi atau reuni SMA
kita sebaiknya menjadi seorang ekstrovert dengan segala kepintaran
berinteraksinya. Ketika kita ingin mempunyai hubungan yang lebih dalam dengan
seseorang maka jadilah introvert, hal ini dapat membuat orang menjadi lebih dekat
dengan anda.

Namun untuk melakukannya tidak dapat sekaligus membutuhkan proses dan


harus perlan-lahan. Dengan menyadari hal di atas adalah merupakan modal yang
23

baik. Jika merasa sebagai seorang introvert cobalah untuk melakukan interaksi
dengan banyak orang. Jika merasa sebagai ekstrovert maka cobalah untuk
berinteraksi lebih dalam, one-on-one atau eye-to-eye dengan orang lain. Coba tahan
nafsu anda untuk berbicara dan lebih banyak menjadi seorang pendengar. Pada
awalnya hal ini akan terasa berat, tetapi lama kelamaan kita akan terbiasa untuk
menyesuaikan karakter kita dengan lingkungan yang dibutuhkan. Sekali lagi ini
bukan merupakan hal yang mudah. Saya sendiri masih belajar dan pada beberapa
waktu khusus sering mengalami kesulitan melakukannya.
Kadar introvert dan ekstrovert masing-masing orang juga berbeda-beda. Ada
yang tinggi ada yang rendah. Misalnya A dan B bisa saja sama-sama seorang
introvert. Namun si A memiliki kadar introvert 55% sedangkan si B 70%. Semakin
tinggi persentasenya maka sifat khas dari masing-masing tipe kepribadian itu akan
semakin muncul dominan. Kadar tersebut bisa berubah seiring waktu.
N. Apa Penyebab Seseorang Menjadi Introvert dan Ekstrovert?
Menurut penelitian yang dirilis pada jurnal Frontiers in Human Neuroscience,
menemukan bahwa cara pemrosesan informasi di otak yang berbeda pada
kepribadian introvert dan ekstrovert. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh
Michael Cohen, seorang peneliti dari University of Amsterdam yang menyebutkan
adanya keterkaitan antara fungsi dopamin dan respon terhadap hal baru. Dopamin
merupakan zat kimia di otak yang mengatur respon terhadap suatu rangsangan.
Para peneliti melakukan pengujian terhadap kelompok ekstrovert dan
introvert dengan permainan judi. Saat memenangkan permainan, mereka memindai
aktivitas otak melalui proses scan otak. Dari proses tersebut, kelompok ekstrovert
menunjukkan respon lebih kuat di area otak amigdala dan nucleus
accumbens dibandingkan dengan kelompok introvert. Amigdala berfungsi untuk
memproses rangsangan emosional, sedangkan nucleus accumbens berhubungan
dengan produksi hormone dopamin.
Tips praktis MENEMUKAN FAKTOR X
Kenalilah diri anda sendiri dan mulailah menimbulkan “X” pada diri anda.
Carilah pintu yang membuat “X” anda tumbuh.Datangilah dan ketuklah masing
– masing pintu itu.
24

Pintu yang bagus adalah pintu yang yangdidalamnya terdapat ruang besar bagi
anda untuk berkembang dan didalamnya terdapat pintu – pintu lain yang dapat anda
buka.
Waspadailah hidup yang nyaman karena hidup yang demikian dapat membuat
hidupmu sulit.
Pintu yang tepat adalah pintu yang membuat anda merasa mampu untuk tumbuh
dan memberi ruang untuk berkembang.
25

III. KESIMPULAN

Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai –

nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan

memecahkan persoalan (Zimmerer). Kelompok pemilik kepentingan yang

memengaruhi keputusan bisnis adalah Para pengusaha dan mitra usaha, Petani dan

perusahaan pemasok bahan baku, Organisasi pekerja, pemerintah, bank, investor,

masyarakat umum, pelanggan. Setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab

terhadap semua pihak yang bersangkutan dengan perusahaannya seperti tanggung

jawabnya terhadap lingkungan, karyawan, investor, pelanggan, masyarakat. Karena

dengan beretika bisnis yang baik selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas

dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju

/ mundurnya suatu perusahaan.

Faktor x diartikan sebagai faktor penunjang kesuksesan,tapi secara harafiah faktor


x itu jarang dimiliki setiap orang (atau seseorang belum menemukan faktor x dalam
dirinya). Setiap orang pasti memiliki faktor x dalam dirinya,namun seseorang hanya
belum menemukan faktor x itu,sehingga belum menyadari kalau dirinya memiliki
talenta hebat yang siap ditampilkan di dunia wirausaha. Dalam Faktor X ada juga
istilah Potensi untuk menemukan “pintu”-nya atau faktor (X), Bakat ”menemukan”
pintunya, “X” kecil dan “X” besar, Identifikasikan Faktor “X”, Tidak dapat
dirampas dan memancing keberuntungan. Selain ke enam istilah diatas faktor x
juga mempunyai karekterisitik dan macam-macam faktor x yang meliputi introvert
ekstrovert dan ambivert.
26

DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju


Sukses. Jakarta: Salemba Empat
http://stifinjogja.blogspot.com/2012/07/mesin-kecerdasan-feeling-introvert-
fi.html SENIN – 03 NOVEMBER 2014 16.06
http://emilarya.wordpress.com/2013/01/23/definisi-introvert-yang-
sebenarnya/SENIN 06 OKTOBER 2014 06.12 (Emil Arya)
http://givigarsivagorilla.blogspot.com/2014/01/faktor-x-dalam-
kewirausahaan.htmlMINGGU 21 SEPTEMBER 2014 14.40 (givi garsiva)
http://psikologid.com/introvert-ekstrovert-dan-ambievert/ SENIN 06 OKTOBER
2014 06.21
http://masnuntheangel.blogspot.com/2013/06/faktor-x.html MINGGU 21
SEPTEMBER 2014 14.04 (Masnun theAngel)
http://infotipskoe.blogspot.com/2014/03/perbedaan-antara-introvert-dan-
extrovert.html SENIN 06 OKTOBER 06.30
http://thelimiter.wordpress.com/2013/03/21/tugas-4/ SELASA 04 NOVEMBER
2014 14.39

Anda mungkin juga menyukai