Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sehingga


mendorong terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola
pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen baik pada tingkat
oprasional maupun pemimpin dalam suatu organisasi perusahaan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat disebut


sebagai pemicu perkembangan manajemen oprasional, sebab dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan presepsi yang
berbeda-beda sesuai dengan pemahaman dan ilmu pengetahuan individu
terhadap suatu bidang tertentu.

Agar suatu organisasi atau perusahaan dapat berkembang seiring


dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka organisasi atau
perusahaan harus memperhatikan tiga aspek penting yang meliputi: tuntutan
konsumen yang semakin kompleks, persaingan(competitor) dan
perubahan(change).

A.1. Mengapa Tuntutan Konsumen Semakin Kompleks?


Jawaban untuk pertanyaan ini cukup sederhana, yaitu karena
konsumen sekarang semakin pintar. Jika tuntutan konsumen tidak
dipenuhi, tidak segan-segan konsumen beralih dan pindah ke perusahaan
lain. Bahkan konsumen akan menempuh jalur hokum, karena sudah
undang-undang yang mengatur tentang perlindungan konsumen. Oleh
karena itu, memuaskan konsumen dan mempertahankan pelanggan agar
tidak pindah ke perusahaan lain menjadi isu yang hangat di zaman
informasi saat ini.

A.2. Mengapa persaingan itu ada?


Karena persaingan sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan
kualitas suatu produk/merk dengan tujuan agar produk dapat diminati dan
diterima oleh konsumen. Selain dari pada itu persaingan juga sangat
dibutuhkan agar suatu perusahaan dapat terus terpacu untuk terus maju dan
berinovasi untuk melahirkan produk-produk secara kreatif. Persaingan
yang sehat dibutuhkan agar kelangsungan bisnis seseorang bersifat
dinamis.

A.3. Mengapa perlunya perubahan?


Karena gaya hidup yang sangat kompetitif sehingga perusahaan
terus berhadapan dengan kebutuhan informasi dan perusahaan juga

1
dihadapkan dengan peningkatan pesaing sehingga perubahan sangat
dibutuhkan agar perusahaan mampu mengembangkan suatu produknya
agar dapat diterima oleh konsumen.

B. Tujuan
1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya perkembangan
manajemen operasional
2. Mengetahui hak dan kewajiban dari pihak konsumen dan produsen
3. Mengetahui bentuk persaingan yang sehat
4. Mengetahui latar belakang gerakan konsumen
5. Mengetahui bentuk-bentuk perubahan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Manajemen


Operasional

Ada beberapa hal yang menjadi pemicu perkembangan manajemen


operasi, yaitu tuntutan pelanggan (customer); persaingan (competitiveness);
perubahan (change)

A.1. Tuntutan Konsumen


Berdasarkan kenyataan bahwa bisnis merasuki seluruh kehidupan
manusia maka ditinjau dari perspektif etika, bisnis diharapkan dapat
menawarkan sesuatu yang berguna bagi manusia dan tidak sekedar
menawarkan sesuatu hanya untuk memperoleh keuntungan. Termasuk di
dalamnya, para pelaku bisnis dilarang untuk menawarkan sesuatu yang
dianggap merugikan manusia. Oleh karena itu, bisnis harus dikendalikan
dalam batas-batas yang tidak merusak kebebasan dan hak setiap orang
(hak pelaku bisnis, hak konsumen atau hak masyarakat secara
keseluruhan).

Pertama, pelaku bisnis diharapkan masih punya kesadaraan moral


dan tanggung jawab untuk memperhatikan efek kegiatan bisnisnya bagi
masyarakat, baik menyangkut kesehatan, moral, budaya, sosial, dan
ekonomi. Diharapkan bahwa pelaku-pelaku bisnis masih peka pada
kepentingan masyarakat untuk tidak sampai merusaknya hanya demi
keuntungan pribadinya.

Pada tingkat berikutnya dibutuhkan kebijakan berupa perangkat


legal politis untuk menentukan aturan main antara produsen dan
konsumen. Dibutuhkan Undang-undang (UU) yang meletakkan batas-
batas minimal yang masih dapat ditoleransi bagi kegiatan bisnis tertentu
dalam kaitan dengan hak dan kepentingan masyarakat. Secara konkret,
misalnya dibutuhkan Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen
(UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen). Hal ini penting
untuk mengamankan kepentingan masyarakat, agar konsumen tidak
dirugikan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Atas dasar ini,sebagaimana halnya dalam interaksi sosial manapun,


demi menjamin hak masing-masing pihak dibutuhkan dua perangkat
pengendali atau aturan, yaitu:

3
a. Perlunya aturan moral yang tertanam dalam hati sanubari masing-masing
orang dan seluruh masyarakat yang akan berfungsi mengendalikan dan
memaksa dari dalam, baik produsen maupun konsumen untuk menghargai
atau tidak merugikan hak dan kepentingan masing-masing pihak.
b. Perlunya aturan hukum dengan sanksi dan hukumannya yang secara
efektif mengendalikan dan memaksa setiap pihak untuk menghormati atau
paling kurang tidak merugikan hak dan kepentingan masing-masing pihak.

A.1.1 Hak dan Kewajiban Produsen


Untuk memberikan gambaran tentang hak dan kewajiban produsen
terhadap konsumen, berikut ini akan disajikan beberapa aspek penting
yang berkaitan.

1. Hak Produsen
Produsen memiliki hak sebagai berikut:

 Menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi


dan nilai tukar barang/jasa yang diperdagangkan (hak dibayar).
 Mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad
tidak baik (hak perlindungan).
 Melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam penyelesaian hokum
sengketa konsumen (hak pembelaan).
 Mendapatkan rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang/jasa yang
diperdagangkan (hak rehabilitasi).

Dalam kerangka bisnis sebagai profesi, konsumen membayar kepada


produsen untuk menyediakan barang kebutuhan hidupnya secara professional
sedangkan Produsen adalah orang yang professional yang dipercaya dalam
menyediakan kebutuhan konsumen sesuai standar yang baik, yang tidak dapat
disediakan sendiri oleh konsumen. Untuk mengamankan kepentingan
konsumen, dibutuhkan aturan sebagai halnya dalam bidang profesi manapun.
Aturan ini sekaligus menggariskan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
produsen terhadap konsumennya.

2. Kewajiban Produsen
Kewajiban produsen adalah sebagai berikut:
 Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
 Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang/ jasa serta memberi penjelasan dan penggunaan,
perbaikan, dan pemeliharaan.
 Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, tidak
diskriminatif.

4
 Menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi/diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang/jasa yang berlaku.
 Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mencoba barang/jasa
tertentu serta memberi memberi jaminan (garansi) atas barang yang dibuat
atau yang diperdagangkan.
 Memberi kompensasi, gantirugi/pergantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang/jasa yang
diperdagangkan.
 Memberi kompensasi, ganti rugi/penggantian apabila barang atau jasa
yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian

A.1.2. Hak dan Kewajiban Konsumen


Adapun hak dan kewajiban konsumen dapat disajikan pada bagian berikut
ini.

1. Hak Konsumen
Hak konsumen adalah sebagai berikut:

 Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi


barang atau jasa (hak kebutuhan dasar).
 Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barang/jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan (hak memilih).
 Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang/jasa (hak atas informasi).
 Hak untuk didengar pendapat dan keluhanya atas barang/jasa yang
digunakan (hak didengar).
 Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut (hak perlindungan).
 Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen (hak
pendidikan).
 Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif (hak dilayani).
 Hak untuk mendapat kompensasi, ganti rugi atau penggantian apabila
barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya (hak ganti rugi)

2. Kewajiban Konsumen
Kewajiban konsumen adalah sebagai berikut:

 Membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau


pemanfaatan barang /jasa, demi keamanan dan keselamatan.
 Beritikad baik dalam melaksanakan transaksi pembelian barang/jasa.
 Membayar dengan nilai tukar yang disepakati.

5
 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut.

Hal yang paling ideal adalah masing-masing produsen dan


konsumen melaksanakan hak dan kewajibannya. Produsen wajib
melaksanakan kewajibannya yang sekaligus merupakan hak konsumen,
dan konsumen wajib melaksanakan kewajibannya yang sekaligus
merupakan hak produsen. Tetapi dalam hubungan antara konsumen
dengan produsen, sering kali konsumen berada pada posisi lebih lemah.
Posisi ini menjadi semakin lemah kalau pasar bersifat tertutup atau
monopolistis. Untuk membela hak konsumen dan mengupayakan
terbentuknya kekuatan sosial dan hukum yang melindungi konsumen serta
menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara produsen dan
konsumen.

A.1.3 Latar Belakang Gerakan Konsumen


Revolusi industri telah melahirkan berbagai persoalan. Disatu sisi,
produsen menghasilkan barang sebanyak-banyaknya dengan keuntungan
sebesar mungkin. Hal ini membuat praktik-praktik bisnis menjadi tidak
fair karena ambisi mencapai keuntungan sebesar mungkin, misalnya
produsen tidak memperhatikan mutu dalam menwarkan produknya. Disisi
lain, konsumen menuntut barang dan jasa yang baik dan bermutu dengan
harga bersaing dan erjangkau. Oleh karena itulah, lahir gerakan konsumen
untuk membela hak-hak konsumen.

Munculnya revolusi industri telah membawa perubahan ke seluruh


dunia. Penemuan mesin uap telah mendorong perkembangan industry
yang menghasilkan barang dalam jumlah berlipat ganda sehingga aktivitas
produksi, distribusi, dan konsumsi meningkat. Perdagangan yang semakin
berkembang menyebabkan tatanan masyarakat mengalami pergeseran.

Gerakan konsumen ini terutama lahir karena dirasakan adanya


penggunaan kekuatan bisnis secara tidak fair. Dirasakan bahwa ada
praktik-praktik bisnis yang sangat merugikan hak dan kepentingan
konsumen, kalau tidak ditanggapi dalam bentuk” gerakan” akan semakin
merugikan konsumen. Kalau kekuatan ini tidak ditandingi, konsumen akan
terus dijejali dengan produk yang rendah mutunya, yang tidak aman, yang
merusak lingkungan, pelayanan tidak baik, serta iklan yang penuh
dengantrik-trik yang menipu dan merusak nilai budaya dan moral manusia.

Gerakan konsumen di Barat lahir karena beberapa pertimbangan berikut:

6
1. Produk yang semakin banyak
Di satu pihak menguntungkan konsumen karena mereka
mempunyai pilihan yang banyak, namun disisi lain, menjadi rumit karena
sulit menentukan pilihannya. Karena itu, konsumen membutuhkan
pedoman atau informasi yang akurat tentang berbagai produk. Informasi
seperti itu sulit didapat dari produsen sehingga kehadiran gerakan atau
lembaga konsumen sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang
netral dan objektif dari berbagai produk. Dalam hal ini, lembaga
konsumen diharapkan menjadi mitra yang baik dari produsen, bukan
sebaliknya.

2. Spesialisasi Jasa
Jasa semakin terspesialisasi sehingga menyulitkan konsumen untuk
memutuskan mana yang benar-benar dibutuhkannya. Dalam memilih
pengacara, dokter, biro perjalanan, dan semacamnya banyak orang tidak
punyai data objektif tentang baik buruknya jasa pelayanan tertentu.
Pelayanan konsumen dapat menjadi informasi baik, tetapi sering sulit
mendapatkannya. Karena itu, kehadiran lembaga konsumen juga berfungsi
mengumpulkan data dan informasi semacam itu dan menyebarluaskannya
kepada masyarakat luas tentu sangat diperlukan dan berguna.

3. Iklan
Pengaruh iklan melalui media massa baik cetak maupun elektronik,
membawa pengaruh yang sangat besar bagi konsumen. Konsumen tidak
hanya bingung, tetapi juga iklan-iklan tersebut sering merusak kepribadian
pihak tertentu (khususnya anak-anak) baik secara moral maupun kultural.
Oleh karena itu, kehadiran lembaga konsumen untuk menangkal pengaruh
iklan tersebut sangat mendesak.

4. Safety produk
Kenyataan menunjukkan bahwa keamanan produk jarang sekali
diperhatikan secara serius oleh produsen. Ini menyangkut keamanan
pribadi ataupun social, fisik ataupun moral mental budaya, termasuk di
dalamnya keamanan lingkungan hidup.

5. Perjanjian Jual-Beli
Dalam hubungan jual-beli yang didasarkan pada kontrak, konsumen
lebih berasal dari kelas social bawah, membutuhkan konsultasi, advokasi
dan perlindungan untuk menuntut hak dan kepentingan mereka sesuai
dengan prinsip kontrak yang adil dan etis. Karena itu, lembaga konsumen
sangat dibutuhkan untuk memberikan advokasi dan konsultasi yang
dibutuhkan konsumen tersebut, baik secara terangterangan diminta,
maupun yang tidak diminta (khususnya melalui media massa).

7
A.2. Persaingan
Persaingan atau kompetisi adalah kunci sukses perusahaan. Oleh
karena itu, kompetisi jangan ditakuti.Competition is mother of innovation.
(Setyanto, Mantan Dirut PT. Telkom)

A.2.1. Latar Depan


Isu bisnis global dewasa ini marak membicarakan hal yang
berkaitan dengan keamanan produk (safety), kesinambungan produksi
(production sustainability), manajemen mutu terpadu (total quality
management), persaingan dan kerjasama (Co-opetition), serta semakin
disadarinya bahwa konsumen adalah pemilik.

Persaingan di bidang keamanan produk (product safety)


menyebabkan banyak perusahaan mencari cara-cara yang aman atau
formula baru yang aman baik untuk digunakan maupun untuk di
konsumsi. Tidak jarang terjadi, untuk memenangkan persaingan dalam
keamanan produk ini, iklan produk tersebut dikemas dengan cara yang
sangat komunikatif, seperti iklan minyak goreng bebas kolesterol, lotion
anti nyamuk yang tidak merusak kulit, dan lain sebagainya.

A.2.2 Persaingan dan kerja sama (Co-opetition)


Semakin banyak yang sadar bahwa persaingan ternyata
membutuhkan kerja sama. Karena itu, bagaimana persaingan dan kerja
sama tersebut dipadukan menjadi suatu kekuatan. Satu hal yang patut
diingat bahwa Persaingan atau kompetisi adalah kunci sukses perusahaan.
Itu sebabnya, kompetisi jangan ditakuti. Competition is mother of
innovation. Kompetisi itu sangat dibutuhkan, karena bisnis tanpa
kompetisi, akan membuat bisnis itu kurang efisien dan inovatif. Padahal
efisien dan inovatif merupakan kunci dari manajemen operasi. Oleh karena
itu, persaingan merupakan faktor pemicu perkembangan manajemen
operasi. Kalau berbicara tentang kompetisi, maka pendekatanya harus
lebih banyak pada pelanggan (customer). Pelanggalah yang menentukan
apakah barang atau jasa yang dihasilkan berkualitas atau tidak. Pelanggan
pulalah sebenarnya yang menghidupi perusahaan, sekaligus menghidupi
semua pegawai pada perusahaan tersebut. Akan tetapi dengan kemajuan
teknologi, dan perusahaan cita rasa (selera), pelanggan menuntut banyak
dari organisasi bisnis, seperti harga yang murah tetapi berkualitas. Untuk
memenuhi tuntutan ini,mau tak mau, organisasi bisnis terus berubah dan
terus memperbaiki diri agar produk dan jasa yang dihasilkannya betul-
betul seperti yang diharapkan konsumen.

A.2.3 Empat jenis Persaingan


Melihat pada kondisi sekarang, terdapat empat persaingan yang
terjadi di perusahaan yaitu persaingan dalam hal kecepatan, Fleksibilitas,

8
Kualitas, dan Biaya. Persaingan dalam hal kecepatan (SPEED)
menghendaki organisasi bisnis cepat bergerak (Fast Moves), cepat adaptasi
(Fast adaptation), dan terkait erat dengan lingkungan (tight linkage).
Persaingan dalam hal fleksibilitas menghendaki organisasi bisnis
memproduksi banyak jenis dan variasi produk, mengenalkan produk baru,
memodifikasi produk yang sudah ada dengan cepat, dan merespon
kebutuhan konsumen. Persaingan dalam hal kualitas, menyebabkan
organisasi bisnis mencari beberapa cara untuk menyenangkan pelanggan.
Oleh karena itu, suatu produk/bermutu atau tidak, ditentukan dari
kacamata pelanggan.Persaingan dalam hal biaya ditempuh dengan cara
menghilangkan pemborosan, memperbaharui fasilitas dan peralatan,
merampingkan operasi serta melaksanakan pelatihan dan pengembangkan.

1. Speed (kecepatan)
Kecepatan yang diinginkan oleh lingkungan bisnis saat ini
mennyebabkan organisasi bisnis harus bergerak cepat. Motto dahulu ”Biar
lambat asal selamat” sepertinya telah terkubur dengan perkembangan
zaman sendiri dan digantikan menjadi “Cepat,Tepat, dan Benar”. Ketika
Filma menyerang Bimoli dengan jargon iklan” Lebih sehat”, maka Bimoli
menyerang balik dengan mengeluarkan Bimoli Spesial. Cepat adaptasi
merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan untuk bersaingan dalam
hal kecepatan (Speed). Perusahaan yang beradaptasi terlalu lama akan
ditinggal oleh pesaingannya.

Ketika Mobil Suzuki masuk pasar dengan Suzuki Karimunnya


yang disebut-sebut sebagai The City Car, maka Mobil Hyundai cepat
beradaptasi dengan mengeluarkan produk baru yang judulnya adalah
sama: City Car yaitu Hyundai ATOZ. Hal yang perlu berikutnya adalah
keterkaitan yang erat dengan informasi. Orang mengatakan, “ Siapa yang
menguasai informasi, maka dialah yang akan memenangkan persaingan”.
Hal ini berlaku bagi organisasi bisnis. Siapa yang memiliki akses yang
sangat kuat dengan lembaga-lembaga tertentu, misalnya pembuat undang-
undang dan peraturan, akan cepat menentukan arah persaingan ke depan.

2. Flexibility (fleksibilitas)
Kunci persaingan kedua setelah kecepatan adalah Fleksibilitas.
Strategi yang dapat ditemput adalah memproduksi banyak jenis dan variasi
produk. Akibatnya, mesin yang digunakan dapat dipakai untuk membuat
berbagai variasi tersebut, hal ini menyebabkan fleksibilitas mesin dapat
tercapai.

3. Quality (mutu)
Karena mutu tergantung pada mata pelanggan, maka persaingan
melalui mutu ini dicapai dengan cara menyenangkan pelanggan, atau

9
memberi kepuasan lebih dari pada yang diharapkan pelanggan. Itulah
sebabnya, mengapa motor Honda tidak khawatir ketika pasar sepeda motor
diserbu oleh motor Cina dengan berbagai merk. Pelanggan tetap
menempatkan motor Honda sebagai sepeda motor yang layak untuk
dipertimbangan.

4. Cost (biaya)
Jurus utama dalam menghemat biaya adalah “Menghilangkan
semua pemborosan” (eliminate waste). Inilah yang mendasari lahirnya
konsep manajemen Just In Time (JIT). Efisien tidak memperkenankan
adanya pemborosan. Pemborosan harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan filsafat manajemen. Tujuan besar manajemen adalah efisien dan
efektivitas. Jika pemborosan menyebabkan inefisiensi, maka pemborosan
adalah musuh manajemen. Oleh karena itu, untuk menghilangkan
pemborosan, maka organisasi terlebih dahulu melakukan investasi dalam
bentuk: memperbaharui fasilitas dan peralatan, merampingkan operasi
serta melakukan pelatihan dan pengembangan.

Investasi dalam bentuk fasilitas dan peralatan akan menghilangkan


pemborosan yang diakibatkan melakukan pekerjaan ulang. Artinya, jika
peralatan yang di gunakan kurang baik, maka akan banyak produk yang
cacat, sehingga menyebabkan pengerjaan ulang.

A.2.4 Enam Strategi Memenangkan Persaingan


Untuk memenangkan persaingan bisnis global, beberapa strategi
menjadi trend baru yang akan diaplikasikan. Adapun strategi tersebut
adalah:

1. Restrukturisasi
2. Ekspansi
3. Aliansi
4. Integrasi Hulu-Hilir
5. Penguasaan Eceran
6. Diversifikasi Produk

A.3. Perubahan
The Constant is CHANGE. Itulah bahasa yang tepat untuk
menggambarkan sifat perubahaan itu sendiri. Seakan-akan mengikuti
sabda alam, semua hal mengalami perubahan, apakah perubahan fisik,
perubahan mental, perubahan lingkungan dan yang jelas perubahan itu
pasti terjadi mau tidak, suka tidak suka.

Seiring dengan perubahan itu sendiri, dunia bisnis juga berubah


dengan cepat. Jika dunia bisnis berubah dengan cepat, maka dunia

10
mengoperasikan bisnis pun berubah dengan cepat. Kalau melihat kondisi
Indonesia misalnya, maka kecenderungan saat ini adalah bagaimana
melakukan privatisasi terhadap Badan Usaha Milik Negara(BUMN).
Padahal, saat ini Indonesia mengalami krisis ekonomi yang cukup berat.

Begitu privatisasi didengungkan gencar melalui media massa,maka


banyak pakar yang segera memberikan komentar dan pendapat. Ada
seseorang mantan direktur utama sebuah BUMN besar mengatakan bahwa
sekarang ini di lembaga Pemerintah, privatisasi selalu didengaungkan.
Padahal, sebelum privatisasi ada yang namanya profitisasi. Sebelum
profitisasi ada yang namanya restrukturisasi. Dengan demikian, sebelum
privatisasi harus didahului oleh dua langkah yaitu restrukturisasi.

A.3.1. Perubahan organisasi


Perubahan ekonomi global membawa dampak pada perubahan
organisasi baik di organisasi swasta maupun organisasi pemerintahan.
Dalam organisasi swasta yang sifatnya bisnis, Ray Milesa melihat bahwa
organisasi dengan multidivisi harus diubah mennjadi jaringan yang
dinamis. Quinns Mill melihat bahwa pemeliharan organisasi harus diubah
menjadi adaptasi organisasi. Robert Kelley melihat bahwa kekuatan tenaga
kerja harus diubah menjadi kekuatan otak. Sementara itu, dalam dunia
pemerintah, George Lodge medinasi pemerintahan. Dikaitkan dengan hal
itu, John Kotter melihat bahwa kekuasaan formal tidak akan efektif dalam
jangka panjang menciptakan kemajuan. Harus dilihat cara lain, yaitu
pengaruh dan kekuatan informal.

A.3.2. Perubahan Budaya


Hal yang paling fundamental dengan budaya abad 21 menurut
Robert Bellah, Richard Madsen, William Sulliav, Ann Swidler, dan Steven
Tipton adalah bahwa kebesasan individu sudah tidak tepat lagi saat ini.
Paradigma itu harus diubah menjadi ketergantungan secara koletif.

A.3.3. Perubahan Manajemen


Akibat perubahan ekonomi, budaya dan organisasi, maka terjadi
perubahan manajemen dalam segala aspeknya. Warren Bennis melihat
bahwa paradigma manajemen selama ini harus beralih menjadi paradigma
kepemimpinan. Hal ini disadari bahwa manajemen tanpa kepemimpinan
yang efektif tidak akan menghasilkan sesuatu yang signifikan.

Sistem manajemen dengan birokrasi yang kompleks, digugat oleh


Tom Peters dengan menawarkan paradigma baru, yaitu system manajemen
dengan birokrasi yang sederhana. Rosaberth Kanter melihat bahwa
perusahaan-perusahaan yang segmented, harus berubah menjadi
perusahaan-perusahaan yang integrative. Fred Glueck melihat bahwa

11
perencanaan strategis harus diubah menjadi manajemen strategis. James
Botkin, Dan Dimancescu, and Ray Stata melihat bahwa inovasi
entrepreneur harus diubah menjadi inovasi institusi. Inovasi institusi ini
menjadi penting karena institusi yang tidak berinovasi akan mati. Ed Shien
melihat bahwa mendesaindan mengendalikan struktur dan proses harus
berubah menjadi menciptakan dan mengendalikan budaya. Donald
Clifford dan Richard Cavanagh melihat bahwa mengimplementasikan
tradisi yang sudah berhasil, harus diubah menjadi menciptakan tradisi
baru. James O’Toole melihat bahwa variabel-variabel juggling harus
diubah menjadi variabel-variabel yang seimbang.

A.3.4. Perubahan Teknologi


Perkembangan tenologi, khususnya teknologi computer dapat
diuraikan sebagai berikut:

Komputer Generasi I (1945-1959)

Pada awal tahun 1940, Dr.John W.M. dari Universitas


Pengsylvania membuat alat yang menggunakan tenaga manusia. Komputer
ini disebut ENIAC (Electronic Number Cal Integrator and Calculator),
kemudian EDVAC (Electronic Descrete Variable Automotic Computer).
Pada tahun 1954, computer digunakan sebagai usaha pengolahan daftar
gaji.

Komputer Generasi II (1954-1965)

Pada generasi ini dibuat computer dengan solid state device


(transitor). Komputer yang dihasilkannya adalah IBM,NCR, UNIVAC III
dan COC super computer. Komputer ini mempunyai kelebihan dari yang
sebelumnya, diantaranya adalah bentuknya kecil dan ringan, cara
beroperasinya cepat, penggunaan memori semakin besar, printing speed
semakin tinggi, programnya semakin canggih da mulai digunakan disk
storage.

Komputer Generasi III (1965-1971)

Keistimewaan generasi ini adalah digunakannya monolithic


integrated cicule (IC) sebagai pengganti transitor. Komputer ini
mempunyai kapasitas yang lebih besar dan penggunaannya lebih besar
serta fasilitas programnya semakin lengkap dibanding computer
sebelumnya, sehingga factor manusia baik tenaga maupun kecakapannya
telah diambil alih oleh computer. Komputer ini menggunakan multi
programming dan multi processing.

Komputer Generasi IV (1971-1980)

12
Pada generasi ini computer digerakkan oleh komponen elektronik
yang disebut MOS (Metal Oxid Semi Conductor Integrated Circuit). Pada
tahun 1974 telah digunakan pengolahan daftar gaji melalui computer, yang
merupakan gagasan revolusioner pada tahun 1954 dan kini telah dianggap
sebagai sebuah terapan system.

Komputer 1991- sekarang

Komputer disini telah berkembang dan sudah diaplikasikan


berdasarkan fungsi manajemennya, diantara lain di bidang akuntasi dan bisnis.
Penggunaan system computer untuk mendapatkan SIM semakin meningkat.
Sekarang computer telah berkembang lagi yaitu dengan adanya internet.
Jangkauan penggunaan internet ini lebih luas dibandingkan dengan computer
sebelumnya.

 Mengapa Perubahan Sulit Dilakukan?


Kembali kepada aspek perubahan. Pertanyaan yang sering muncul
adalah: mengapa manajer sulit melakukan perubahan? Jawabannya adalah
karena fungsi manajer yang empat : Planning, Organizing, Leading and
Controlling tidak berjalan. Hal ini disebabkan bahwa pada kenyataannya
banyak manajer yang bukan leader, sehingga sulit membuat perubahan .
Padahal, untuk melakukan perubahan itu, diperlukan seorang leader yang
hebat.

Leader yang hebat adalah leader yang mampu melakukan


penetapan arah. Penetapan arah tidak sama dengan perencanaan dan
penganggaran. Perencanaan adalah proses manajemen yang bukan
melakukan perubahan yang sifatnya deduktif dan ditunjukan untuk
mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Penetapan arah lebih bersifat
induktif. Karena fungsi kepemimpinan adalah menciptakan perubahan,
maka menentukan arah perubahan tersebut merupakan hal yang sangat
fundamental bagi kepemimpinan.

Leader yang hebat adalah yang mampu memotivasi orang.


Memotivasi orang tidak sama dengan mengendalikan dan memecahkan
masalah. Manajemen mengendalikan orang dengan mendorong mereka
kearah yang benar. Kepemimpinan memotivasinya dengan memenuhi
kebutuhan dasar manusia.

A.3.5. Perubahan Ekonomi


Kenichi Ohmae melihat bahwa dunia ekonomi juga telah
mengalami perubahan dari ekonomibanyak Negara menjadi ekonomi
global. Munculnya ekonomi global membawa efek terhadap banyak hal.
Ekonomi global akan melahirkan perusahaan-perusahaan yang efisien

13
sebagai pemenang dalam percaturan bisnis. Ekonomi global akan memacu
setiap pebisnis untuk memikirkan dan mengiplementasikan jurus-jurus
manajemen yang dianggap dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas.
Oleh karena itu, ekonomi global telah membawa dunia pada suatu tatanan
baru, yaitu perdagangan tanpa batas (borderless trading).

Globalisasi bukanlah hal yang baru bagi dunia perdagangan.


Kegiatan ini sebenarnya dimulai pada awal-awal tahun Masehi. Bisnis
global dimulai pada zaman kekuasaan Romawi. Saat itu, kota Roma
berfunsi sebagai pusat perdagangan antar Negara. Adapun beberapa alas
an mengapa Roma dijadikan sebagai pusat perdagangan adalah:mobilitas
pedagang dan masyarakat yang aktif, lautan tengah yang terlindung dari
bajak laut, jalan darat mulai terbuka, dan mulai tumbuhnya bank atau
lembaga keuangan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Faktor-faktor yang menjadi pemicu perkembangan manajemen
operasi, yaitu tuntutan pelanggan (customer); persaingan
(competitiveness); perubahan (change). Dimana faktor tersebut harus di
perhatikan oleh perusahaan agar bisnis yang dijalankan tetap exis dan
mampu berkembang seiring dengan perkembangan jaman.

 Tuntutan konsumen

Untuk memenuhi tuntutan konsumen yang sangat kompleks maka


perusahaan harus memperhatikan hak dan kewajiban sebagai produsen
maupun konsumen yang telah diatur dalam perundang-undangan yang
berlaku. Selain itu perusahaan juga harus berinovasi terhadap produknya
sesuai dengan tuntutan konsumen. Hal tersebut bertujuan agar konsumen
tidak beralih ke perusahaan lain.

 Persaingan

Persaingan sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan kualitas


suatu produk/merk dengan tujuan agar produk dapat diminati dan diterima
oleh konsumen. Selain dari pada itu persaingan juga sangat dibutuhkan
agar suatu perusahaan dapat terus terpacu untuk terus maju dan berinovasi
untuk melahirkan produk-produk secara kreatif. Persaingan yang sehat
dibutuhkan agar kelangsungan bisnis seseorang bersifat dinamis.

 Perubahan

Semua hal mengalami perubahan, meliputi perubahan fisik,


perubahan mental, perubahan lingkungan dan yang jelas perubahan itu
pasti terjadi. Untuk menghadapi perubahan tersebut maka perusahaan
harus mengikuti atau bahkan harus selangkah lebih maju dari perubahan
tersebut agar dapat memenangi persaingan yang ada.

Perkembangan Manajemen Oprasional dapat disimpulkan memiliki


tujuan akhir untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan cara
meningkatkan mutu/kualitas produk agar produk/brand/jasa yang
ditawarkan perusahaan dapat diterima dan dapat dirasakan manfaatnya
oleh konsumen dari zaman ke zaman.

15
3.2. Saran

 Perkembangan memang sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai


perusahaan, namun perkembangan tersebut harus berdampak positif
terhadap lingkungan sekitarnya.
 Produsen/Perusahaan harus memperhatikan kualitas produknya sebelum
dipasarkan kepada konsumen.
 Konsumen jangan mudah percaya terhadap iming-iming iklan, ada
baiknya membeli atau menggunakan suatu produk sesuai dengan
kebutuhan.

16
DAFTAR PUSTAKA

H. Jamalludin. 2015. Perkembangan Manajemen Oprasional 2 slides. Bekasi;


Universitas

Islam45

Karyadi, Haris. 2012. Sejarah Perkembangan Manajemen Oprasional. Diperoleh


dari:

http://bahankuliahmanajemen.blogspot.com/2012/08/sejarah-
perkembangan-manajemen.html. diakses 13 Juni 2015, 11.44 WIB

Londong, Dodi. 2009. Perkembangan Manajemen Produksi dan Oprasional.


Diperoleh dari:

http://dedylondong.blogspot.com/2009/01/manajemen-produksi-dan-
operasi-history.html. diakses 02 Mei 2015

Seven. 24. 2012. Hak dan Kewajiban Konsumen dan Produsen Sesuai Dengan
Etika Bisnis.

Diperoleh dari: http://putama.blogspot.com/2012/11/hak-dan-kewajiban-


konsumen-dan-produsen_29.html. diakses 02 Mei 2015

Wahyono. Budi. 2012. Pendidikan Ekonomi Perkembangan Manajemen


Oprasional.

Diperoleh dari:
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/perkembangan-manajemen-
operasi.html. diakses 30 Mei 2015, 20.01WIB

17

Anda mungkin juga menyukai