Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ETIKA BISNIS

Disusun oleh

Fadly febriyan usirin


202128158

UNIVERSITAS PATTIMURA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

2023
PENDAHULUAN

Etika produksi dan pemasaran konsumen adalah seperangkat nilai dan prinsip yang
mengatur kegiatan produksi dan pemasaran untuk memastikan bahwa produk atau
layanan yang ditawarkan kepada konsumen dibuat dengan cara yang etis dan
dipromosikan secara bertanggung jawab. Hal ini penting karena di era globalisasi
saat ini, pelanggan semakin sadar akan dampak produk atau layanan terhadap
masyarakat, lingkungan, dan keberlangsungan hidup.

Etika produksi melibatkan prinsip-prinsip yang menjamin bahwa produk atau layanan
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dihasilkan dengan cara yang aman,
berkualitas, dan ramah lingkungan. Beberapa prinsip etika produksi meliputi
penggunaan bahan baku yang berkelanjutan, kepatuhan terhadap standar
keselamatan dan kesehatan kerja, penghindaran eksploitasi buruh, dan tanggung
jawab sosial perusahaan.

Etika pemasaran konsumen, di sisi lain, melibatkan prinsip-prinsip yang menjamin


bahwa promosi produk atau layanan dilakukan secara jujur dan transparan. Beberapa
prinsip etika pemasaran konsumen meliputi penghindaran manipulasi informasi dan
penipuan konsumen, penghormatan terhadap privasi konsumen, penghindaran
praktik pemasaran yang diskriminatif, dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kedua hal ini sangat penting karena etika yang baik dalam produksi dan pemasaran
akan membantu membangun kepercayaan konsumen pada perusahaan dan produk
atau layanan yang ditawarkan. Dengan menjalankan bisnis dengan etika yang baik,
perusahaan dapat meningkatkan reputasi mereka dan memperkuat hubungan
dengan pelanggan serta masyarakat secara umum. Sebaliknya, melanggar etika
produksi dan pemasaran dapat merusak reputasi perusahaan dan memicu protes
dari konsumen dan masyarakat

Pembahasan

 Pasar dan perlindungan konsumen

Pasar dan perlindungan konsumen adalah dua hal yang saling terkait dan penting
dalam lingkungan bisnis. Pasar yang sehat dan berfungsi dengan baik adalah pasar
yang menghormati dan melindungi kepentingan konsumen. Perlindungan konsumen
merupakan upaya untuk melindungi hak dan kepentingan konsumen dari praktik
bisnis yang tidak etis atau merugikan.
Pasar yang sehat dan berfungsi dengan baik harus memiliki karakteristik sebagai
berikut:

1. Persaingan yang Sehat Pasal satu Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, mengatur
tentang pentingnya persaingan sehat dalam bisnis. Persaingan yang sehat
menjamin adanya pilihan yang luas bagi konsumen dan harga yang
kompetitif.
2. Informasi yang Transparan Pasar yang sehat memastikan bahwa informasi
yang diberikan kepada konsumen jelas, akurat, dan mudah dipahami.
Konsumen harus mampu membuat keputusan yang tepat dengan informasi
yang tersedia.
3. Kualitas Produk yang Baik Pasar yang sehat harus menyediakan produk dan
layanan yang berkualitas dan memenuhi standar yang ditetapkan.

Perlindungan konsumen adalah upaya untuk melindungi hak dan kepentingan


konsumen dalam bertransaksi dengan pelaku bisnis. Perlindungan konsumen
meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Hak Konsumen Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang


jelas dan akurat tentang produk atau layanan, memilih produk atau layanan
yang sesuai dengan kebutuhan, mendapatkan perlindungan dari praktik bisnis
yang merugikan, serta mendapatkan kompensasi jika terjadi kerusakan atau
kehilangan akibat produk atau layanan yang dipilih.
2. Keamanan Konsumen Keamanan konsumen merupakan hak yang harus
dipenuhi oleh pelaku bisnis dalam produksi dan penjualan produk atau
layanan. Produk atau layanan yang tidak aman dapat merugikan konsumen
dan memicu kekhawatiran masyarakat.
3. Penyelesaian Sengketa Perlindungan konsumen juga meliputi upaya
penyelesaian sengketa antara konsumen dan pelaku bisnis. Penyelesaian
sengketa yang adil dan cepat akan membantu konsumen untuk mendapatkan
kompensasi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi.

Dalam bisnis, penting untuk memperhatikan pasar dan perlindungan konsumen


karena dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dan hubungan dengan konsumen.
Perusahaan harus memastikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan
memenuhi standar kualitas dan keselamatan, serta menjalankan praktik bisnis yang
etis dan bertanggung jawab. Selain itu, pelaku bisnis harus memahami hak-hak dan
kebutuhan konsumen dan memastikan bahwa konsumen mendapatkan informasi
yang jelas dan akurat tentang produk atau layanan. Dengan demikian, pasar yang
sehat dan perlindungan konsumen dapat tercapai dengan baik.
 Pandangan kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen
Pandangan kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen merupakan hal
yang penting dalam lingkungan bisnis. Pandangan kontrak mencakup perspektif
hukum dalam bisnis, sedangkan kewajiban produsen mencakup tanggung jawab
moral dan etika dalam memproduksi produk atau layanan yang dipasarkan kepada
konsumen.

Pandangan kontrak dalam bisnis menekankan pentingnya adanya perjanjian atau


kontrak antara produsen dan konsumen. Kontrak tersebut berisi kesepakatan antara
kedua belah pihak mengenai harga, kualitas produk atau layanan, garansi, dan hak
serta kewajiban masing-masing pihak. Kontrak tersebut harus memenuhi persyaratan
hukum dan etika, serta dapat dipertanggungjawabkan jika terjadi perselisihan atau
masalah di kemudian hari.

Di sisi lain, kewajiban produsen terhadap konsumen mencakup tanggung jawab


moral dan etika dalam memproduksi produk atau layanan. Produsen harus
memastikan bahwa produk atau layanan yang diproduksi aman, berkualitas, dan
memenuhi standar yang ditetapkan. Selain itu, produsen juga memiliki kewajiban
untuk memberikan informasi yang jelas dan akurat mengenai produk atau layanan
yang ditawarkan, termasuk manfaat dan risikonya.

Beberapa kewajiban produsen terhadap konsumen yang perlu diperhatikan antara


lain:

1. Kewajiban untuk memproduksi produk atau layanan yang aman Produsen


harus memproduksi produk atau layanan yang aman dan memenuhi standar
keselamatan yang ditetapkan. Produk atau layanan yang tidak aman dapat
membahayakan kesehatan atau keselamatan konsumen, sehingga produsen
harus memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan tidak
merugikan konsumen.
2. Kewajiban untuk memberikan informasi yang jelas dan akurat Produsen harus
memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang produk atau layanan
yang ditawarkan, termasuk manfaat dan risikonya. Informasi ini harus
disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh konsumen dan tidak
menyesatkan.
3. Kewajiban untuk memberikan garansi Produsen harus memberikan garansi
untuk produk atau layanan yang ditawarkan. Garansi tersebut harus mencakup
masa garansi, jenis kerusakan yang tercakup, dan cara klaim garansi.
4. Kewajiban untuk memberikan pelayanan purna jual Produsen harus
memberikan pelayanan purna jual yang baik kepada konsumen. Pelayanan ini
mencakup perbaikan atau penggantian produk atau layanan yang rusak atau
tidak berfungsi dengan baik, serta memberikan informasi dan bantuan teknis
jika diperlukan.
Dalam bisnis, pandangan kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen harus
dihormati dan dipenuhi dengan baik. Pandangan kontrak menetapkan kesepakatan
antara produsen dan konsumen, sedangkan kewajiban produsen menetapkan
tanggung jawab moral dan etika dalam memproduksi produk atau

 Teori due care


Teori due care (kewajiban wajar) adalah suatu prinsip hukum yang menyatakan
bahwa individu atau organisasi harus bertindak dengan hati-hati dan
mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka. Teori ini sering digunakan
dalam konteks produk dan layanan, di mana produsen atau penyedia layanan
diharapkan untuk memperhatikan keamanan dan kesehatan konsumen dalam proses
produksi dan pemasaran produk atau layanan.

Menurut teori due care, produsen atau penyedia layanan harus memperhatikan dan
memahami risiko dan bahaya yang terkait dengan produk atau layanan mereka.
Mereka harus memastikan bahwa produk atau layanan yang mereka pasarkan aman
dan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku. Mereka juga harus
memberikan informasi yang cukup kepada konsumen mengenai manfaat dan risiko
produk atau layanan yang ditawarkan, serta cara yang benar untuk
menggunakannya.

Prinsip ini menekankan pentingnya produsen atau penyedia layanan untuk


bertanggung jawab atas tindakan mereka dan memperhatikan konsekuensi dari
tindakan tersebut. Jika produsen atau penyedia layanan gagal mematuhi prinsip ini,
mereka dapat dikenakan tanggung jawab hukum jika terjadi kerusakan atau cedera
pada konsumen yang disebabkan oleh produk atau layanan mereka.

Teori due care dapat diterapkan dalam berbagai situasi, seperti dalam produksi dan
pemasaran produk makanan, obat-obatan, peralatan elektronik, dan peralatan medis.
Prinsip ini juga dapat diterapkan dalam industri layanan, seperti perbankan dan
asuransi, di mana penyedia layanan harus memastikan bahwa mereka memberikan
layanan yang aman dan mematuhi standar keselamatan yang berlaku.

Penerapan teori due care juga membutuhkan upaya yang terus-menerus dari
produsen atau penyedia layanan untuk memperbarui dan meningkatkan produk atau
layanan mereka. Hal ini meliputi peningkatan kualitas dan keamanan produk atau
layanan, serta meningkatkan cara pemasaran dan pengiriman produk atau layanan
tersebut.

Dalam kesimpulannya, teori due care merupakan prinsip hukum yang penting dalam
bisnis, khususnya dalam produksi dan pemasaran produk atau layanan. Prinsip ini
menekankan pentingnya produsen atau penyedia layanan untuk bertanggung jawab
dan memperhatikan konsekuensi dari tindakan mereka, serta memastikan bahwa
produk atau layanan yang ditawarkan aman dan memenuhi standar keselamatan
yang berlaku. Dengan menerapkan prinsip ini, produsen atau penyedia layanan
dapat menghindari risiko hukum dan membangun reputasi yang baik di kalangan
konsumen

 Pandangan biaya sosial tentang kewajiban perusahan

Pandangan biaya sosial adalah suatu pendekatan yang menekankan pentingnya


mempertimbangkan dampak sosial dari kegiatan bisnis, terutama dalam hal
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Pandangan ini menyatakan bahwa
perusahaan harus bertanggung jawab atas biaya sosial yang timbul akibat kegiatan
bisnis mereka, yang meliputi dampak pada lingkungan, kesehatan masyarakat, dan
hak-hak pekerja.

Dalam konteks ini, kewajiban perusahaan adalah untuk mempertimbangkan biaya


sosial dalam pengambilan keputusan bisnis mereka. Hal ini mencakup pemikiran
terhadap dampak yang mungkin timbul dari kegiatan bisnis terhadap masyarakat
sekitar, lingkungan hidup, dan hak-hak pekerja. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan mereka dan
melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak negatif tersebut.

Dalam praktiknya, pandangan biaya sosial dapat diterapkan dengan cara melakukan
analisis biaya dan manfaat (cost-benefit analysis) dari kegiatan bisnis yang dilakukan
perusahaan. Analisis ini tidak hanya mencakup biaya internal perusahaan, tetapi juga
biaya sosial yang timbul dari kegiatan bisnis. Biaya sosial ini dapat berupa dampak
pada lingkungan, kesehatan masyarakat, dan hak-hak pekerja.

Misalnya, perusahaan mungkin akan menghadapi biaya sosial yang tinggi jika
mereka membuang limbah berbahaya secara sembarangan, menyebabkan kerusakan
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sebaliknya, jika perusahaan
mempertimbangkan dampak sosial dalam pengambilan keputusan bisnis mereka,
mereka dapat melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak negatif tersebut,
seperti dengan cara membuang limbah secara aman dan bertanggung jawab.

Selain itu, pandangan biaya sosial juga menekankan pentingnya transparansi dan
akuntabilitas perusahaan dalam hal dampak sosial dari kegiatan bisnis mereka.
Perusahaan harus memberikan informasi yang jelas dan terbuka kepada publik
tentang dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan bisnis mereka. Hal ini akan
memungkinkan masyarakat untuk memantau dan mengevaluasi kinerja perusahaan
dalam hal tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dalam kesimpulannya, pandangan biaya sosial tentang kewajiban perusahaan
menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari
kegiatan bisnis dalam pengambilan keputusan bisnis. Hal ini membutuhkan analisis
biaya dan manfaat yang melibatkan biaya sosial yang timbul dari kegiatan bisnis.
Perusahaan juga harus transparan dan akuntabel dalam hal dampak sosial dan
lingkungan dari kegiatan bisnis mereka. Dengan menerapkan pandangan ini,
perusahaan dapat membangun reputasi yang baik dan berkontribusi pada
pembangunan berkelanjutan

 Etika iklan

Etika iklan adalah standar perilaku yang harus dipatuhi oleh perusahaan dalam
melakukan kegiatan pemasaran dan promosi. Hal ini mencakup tindakan yang harus
diambil untuk menghindari praktik pemasaran yang menipu atau menyesatkan, serta
memastikan bahwa iklan dan promosi yang digunakan oleh perusahaan tidak
melanggar nilai dan norma masyarakat.

Pertama, etika iklan melarang penggunaan klaim yang tidak benar atau menyesatkan
dalam iklan. Perusahaan harus memastikan bahwa iklan yang digunakan tidak
membuat klaim yang tidak dapat dibuktikan atau memberikan informasi yang
menyesatkan. Misalnya, sebuah produk yang diklaim dapat menyembuhkan penyakit
tertentu harus memiliki bukti ilmiah yang kuat dan dapat diverifikasi.

Kedua, etika iklan melarang penggunaan gambar atau kata-kata yang menyinggung
atau merendahkan kelompok tertentu dalam masyarakat. Iklan tidak boleh
menggunakan stereotip atau klise yang merendahkan atau memfitnah kelompok
tertentu, seperti ras, agama, gender, atau orientasi seksual.

Ketiga, etika iklan menekankan pentingnya mempertimbangkan kepentingan


konsumen dan kepentingan masyarakat dalam pengembangan iklan dan kampanye
promosi. Perusahaan harus memastikan bahwa iklan yang digunakan tidak
memberikan kesan yang salah atau tidak realistis tentang produk atau jasa yang
ditawarkan.

Keempat, etika iklan juga menekankan pentingnya privasi konsumen. Perusahaan


harus memastikan bahwa informasi pribadi konsumen tidak digunakan secara tidak
sah atau tanpa persetujuan mereka dalam kampanye iklan dan promosi.

Kelima, etika iklan juga melarang penggunaan taktik iklan yang menyesatkan, seperti
iklan yang dibuat untuk menyerupai format berita atau tampilan produk yang
menyesatkan.
Terakhir, etika iklan juga menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas
dalam pengembangan iklan dan promosi. Perusahaan harus menyediakan informasi
yang jelas dan transparan tentang produk atau jasa yang ditawarkan, serta
memastikan bahwa iklan dan promosi yang digunakan tidak melanggar nilai dan
norma masyarakat.

Dalam kesimpulannya, etika iklan adalah penting untuk menjaga kepercayaan


konsumen dan menjaga integritas perusahaan dalam kegiatan pemasaran dan
promosi. Perusahaan harus mematuhi standar perilaku yang tinggi dalam
pengembangan iklan dan promosi, serta memastikan bahwa mereka tidak menipu
atau menyesatkan konsumen. Dengan menerapkan etika iklan yang tepat,
perusahaan dapat membangun reputasi yang baik dan memenangkan kepercayaan
konsumen yang penting untuk kesuksesan jangka panjang mereka.

 Privasi konsumen

Privasi konsumen adalah hak individu untuk menjaga kerahasiaan informasi pribadi
mereka dari penggunaan yang tidak sah oleh pihak lain. Hal ini terkait dengan
bagaimana perusahaan mengumpulkan, menggunakan, dan mengungkapkan
informasi pribadi konsumen, seperti nama, alamat, nomor telepon, dan informasi
keuangan.

Dalam era digital yang semakin maju, privasi konsumen semakin penting karena
perusahaan dapat mengumpulkan dan menggunakan data konsumen dalam skala
yang lebih besar dan lebih rinci. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami dan
mematuhi undang-undang dan aturan yang mengatur privasi konsumen.

Perusahaan harus memastikan bahwa mereka hanya mengumpulkan informasi


pribadi konsumen yang diperlukan untuk tujuan tertentu dan memberikan
pemberitahuan yang jelas kepada konsumen tentang penggunaan informasi pribadi
mereka. Perusahaan juga harus memastikan bahwa informasi pribadi konsumen tidak
disalahgunakan atau dibagikan dengan pihak ketiga tanpa persetujuan konsumen,
kecuali dalam kasus yang diizinkan oleh undang-undang.

Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki tindakan keamanan
yang memadai untuk melindungi informasi pribadi konsumen dari penyalahgunaan
atau pencurian oleh pihak lain. Ini meliputi tindakan keamanan teknologi, seperti
enkripsi data dan keamanan jaringan, serta prosedur keamanan internal, seperti
batasan akses dan pengawasan penggunaan informasi pribadi konsumen.

Ketika terjadi pelanggaran privasi, perusahaan harus segera mengambil tindakan


untuk mengatasi masalah tersebut dan memberi tahu konsumen tentang
pelanggaran tersebut dan langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki situasi.
Perusahaan juga harus mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah
pelanggaran privasi yang serupa terjadi di masa depan.

Terakhir, perusahaan harus memahami bahwa privasi konsumen tidak hanya penting
dari perspektif hukum dan etika, tetapi juga merupakan faktor kunci dalam
membangun kepercayaan konsumen. Konsumen akan lebih cenderung berbisnis
dengan perusahaan yang dapat mereka percayai untuk melindungi privasi mereka
dengan baik.

Dalam kesimpulannya, privasi konsumen adalah isu penting yang harus dipahami
dan dikelola oleh perusahaan dengan serius. Dengan memastikan kepatuhan
terhadap undang-undang dan regulasi, mengadopsi praktik terbaik dalam
pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi konsumen, serta membangun
sistem keamanan yang memadai, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka
melindungi privasi konsumen dan membangun kepercayaan konsumen yang kuat
dan berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai