ETIKA BISNIS
Disusun oleh
UNIVERSITAS PATTIMURA
JURUSAN MANAJEMEN
2023
PENDAHULUAN
Etika produksi dan pemasaran konsumen adalah seperangkat nilai dan prinsip yang
mengatur kegiatan produksi dan pemasaran untuk memastikan bahwa produk atau
layanan yang ditawarkan kepada konsumen dibuat dengan cara yang etis dan
dipromosikan secara bertanggung jawab. Hal ini penting karena di era globalisasi
saat ini, pelanggan semakin sadar akan dampak produk atau layanan terhadap
masyarakat, lingkungan, dan keberlangsungan hidup.
Etika produksi melibatkan prinsip-prinsip yang menjamin bahwa produk atau layanan
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dihasilkan dengan cara yang aman,
berkualitas, dan ramah lingkungan. Beberapa prinsip etika produksi meliputi
penggunaan bahan baku yang berkelanjutan, kepatuhan terhadap standar
keselamatan dan kesehatan kerja, penghindaran eksploitasi buruh, dan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Kedua hal ini sangat penting karena etika yang baik dalam produksi dan pemasaran
akan membantu membangun kepercayaan konsumen pada perusahaan dan produk
atau layanan yang ditawarkan. Dengan menjalankan bisnis dengan etika yang baik,
perusahaan dapat meningkatkan reputasi mereka dan memperkuat hubungan
dengan pelanggan serta masyarakat secara umum. Sebaliknya, melanggar etika
produksi dan pemasaran dapat merusak reputasi perusahaan dan memicu protes
dari konsumen dan masyarakat
Pembahasan
Pasar dan perlindungan konsumen adalah dua hal yang saling terkait dan penting
dalam lingkungan bisnis. Pasar yang sehat dan berfungsi dengan baik adalah pasar
yang menghormati dan melindungi kepentingan konsumen. Perlindungan konsumen
merupakan upaya untuk melindungi hak dan kepentingan konsumen dari praktik
bisnis yang tidak etis atau merugikan.
Pasar yang sehat dan berfungsi dengan baik harus memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Persaingan yang Sehat Pasal satu Undang-Undang No.5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, mengatur
tentang pentingnya persaingan sehat dalam bisnis. Persaingan yang sehat
menjamin adanya pilihan yang luas bagi konsumen dan harga yang
kompetitif.
2. Informasi yang Transparan Pasar yang sehat memastikan bahwa informasi
yang diberikan kepada konsumen jelas, akurat, dan mudah dipahami.
Konsumen harus mampu membuat keputusan yang tepat dengan informasi
yang tersedia.
3. Kualitas Produk yang Baik Pasar yang sehat harus menyediakan produk dan
layanan yang berkualitas dan memenuhi standar yang ditetapkan.
Menurut teori due care, produsen atau penyedia layanan harus memperhatikan dan
memahami risiko dan bahaya yang terkait dengan produk atau layanan mereka.
Mereka harus memastikan bahwa produk atau layanan yang mereka pasarkan aman
dan sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku. Mereka juga harus
memberikan informasi yang cukup kepada konsumen mengenai manfaat dan risiko
produk atau layanan yang ditawarkan, serta cara yang benar untuk
menggunakannya.
Teori due care dapat diterapkan dalam berbagai situasi, seperti dalam produksi dan
pemasaran produk makanan, obat-obatan, peralatan elektronik, dan peralatan medis.
Prinsip ini juga dapat diterapkan dalam industri layanan, seperti perbankan dan
asuransi, di mana penyedia layanan harus memastikan bahwa mereka memberikan
layanan yang aman dan mematuhi standar keselamatan yang berlaku.
Penerapan teori due care juga membutuhkan upaya yang terus-menerus dari
produsen atau penyedia layanan untuk memperbarui dan meningkatkan produk atau
layanan mereka. Hal ini meliputi peningkatan kualitas dan keamanan produk atau
layanan, serta meningkatkan cara pemasaran dan pengiriman produk atau layanan
tersebut.
Dalam kesimpulannya, teori due care merupakan prinsip hukum yang penting dalam
bisnis, khususnya dalam produksi dan pemasaran produk atau layanan. Prinsip ini
menekankan pentingnya produsen atau penyedia layanan untuk bertanggung jawab
dan memperhatikan konsekuensi dari tindakan mereka, serta memastikan bahwa
produk atau layanan yang ditawarkan aman dan memenuhi standar keselamatan
yang berlaku. Dengan menerapkan prinsip ini, produsen atau penyedia layanan
dapat menghindari risiko hukum dan membangun reputasi yang baik di kalangan
konsumen
Dalam praktiknya, pandangan biaya sosial dapat diterapkan dengan cara melakukan
analisis biaya dan manfaat (cost-benefit analysis) dari kegiatan bisnis yang dilakukan
perusahaan. Analisis ini tidak hanya mencakup biaya internal perusahaan, tetapi juga
biaya sosial yang timbul dari kegiatan bisnis. Biaya sosial ini dapat berupa dampak
pada lingkungan, kesehatan masyarakat, dan hak-hak pekerja.
Misalnya, perusahaan mungkin akan menghadapi biaya sosial yang tinggi jika
mereka membuang limbah berbahaya secara sembarangan, menyebabkan kerusakan
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sebaliknya, jika perusahaan
mempertimbangkan dampak sosial dalam pengambilan keputusan bisnis mereka,
mereka dapat melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak negatif tersebut,
seperti dengan cara membuang limbah secara aman dan bertanggung jawab.
Selain itu, pandangan biaya sosial juga menekankan pentingnya transparansi dan
akuntabilitas perusahaan dalam hal dampak sosial dari kegiatan bisnis mereka.
Perusahaan harus memberikan informasi yang jelas dan terbuka kepada publik
tentang dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan bisnis mereka. Hal ini akan
memungkinkan masyarakat untuk memantau dan mengevaluasi kinerja perusahaan
dalam hal tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dalam kesimpulannya, pandangan biaya sosial tentang kewajiban perusahaan
menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari
kegiatan bisnis dalam pengambilan keputusan bisnis. Hal ini membutuhkan analisis
biaya dan manfaat yang melibatkan biaya sosial yang timbul dari kegiatan bisnis.
Perusahaan juga harus transparan dan akuntabel dalam hal dampak sosial dan
lingkungan dari kegiatan bisnis mereka. Dengan menerapkan pandangan ini,
perusahaan dapat membangun reputasi yang baik dan berkontribusi pada
pembangunan berkelanjutan
Etika iklan
Etika iklan adalah standar perilaku yang harus dipatuhi oleh perusahaan dalam
melakukan kegiatan pemasaran dan promosi. Hal ini mencakup tindakan yang harus
diambil untuk menghindari praktik pemasaran yang menipu atau menyesatkan, serta
memastikan bahwa iklan dan promosi yang digunakan oleh perusahaan tidak
melanggar nilai dan norma masyarakat.
Pertama, etika iklan melarang penggunaan klaim yang tidak benar atau menyesatkan
dalam iklan. Perusahaan harus memastikan bahwa iklan yang digunakan tidak
membuat klaim yang tidak dapat dibuktikan atau memberikan informasi yang
menyesatkan. Misalnya, sebuah produk yang diklaim dapat menyembuhkan penyakit
tertentu harus memiliki bukti ilmiah yang kuat dan dapat diverifikasi.
Kedua, etika iklan melarang penggunaan gambar atau kata-kata yang menyinggung
atau merendahkan kelompok tertentu dalam masyarakat. Iklan tidak boleh
menggunakan stereotip atau klise yang merendahkan atau memfitnah kelompok
tertentu, seperti ras, agama, gender, atau orientasi seksual.
Kelima, etika iklan juga melarang penggunaan taktik iklan yang menyesatkan, seperti
iklan yang dibuat untuk menyerupai format berita atau tampilan produk yang
menyesatkan.
Terakhir, etika iklan juga menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas
dalam pengembangan iklan dan promosi. Perusahaan harus menyediakan informasi
yang jelas dan transparan tentang produk atau jasa yang ditawarkan, serta
memastikan bahwa iklan dan promosi yang digunakan tidak melanggar nilai dan
norma masyarakat.
Privasi konsumen
Privasi konsumen adalah hak individu untuk menjaga kerahasiaan informasi pribadi
mereka dari penggunaan yang tidak sah oleh pihak lain. Hal ini terkait dengan
bagaimana perusahaan mengumpulkan, menggunakan, dan mengungkapkan
informasi pribadi konsumen, seperti nama, alamat, nomor telepon, dan informasi
keuangan.
Dalam era digital yang semakin maju, privasi konsumen semakin penting karena
perusahaan dapat mengumpulkan dan menggunakan data konsumen dalam skala
yang lebih besar dan lebih rinci. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami dan
mematuhi undang-undang dan aturan yang mengatur privasi konsumen.
Selain itu, perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki tindakan keamanan
yang memadai untuk melindungi informasi pribadi konsumen dari penyalahgunaan
atau pencurian oleh pihak lain. Ini meliputi tindakan keamanan teknologi, seperti
enkripsi data dan keamanan jaringan, serta prosedur keamanan internal, seperti
batasan akses dan pengawasan penggunaan informasi pribadi konsumen.
Terakhir, perusahaan harus memahami bahwa privasi konsumen tidak hanya penting
dari perspektif hukum dan etika, tetapi juga merupakan faktor kunci dalam
membangun kepercayaan konsumen. Konsumen akan lebih cenderung berbisnis
dengan perusahaan yang dapat mereka percayai untuk melindungi privasi mereka
dengan baik.
Dalam kesimpulannya, privasi konsumen adalah isu penting yang harus dipahami
dan dikelola oleh perusahaan dengan serius. Dengan memastikan kepatuhan
terhadap undang-undang dan regulasi, mengadopsi praktik terbaik dalam
pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi konsumen, serta membangun
sistem keamanan yang memadai, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka
melindungi privasi konsumen dan membangun kepercayaan konsumen yang kuat
dan berkelanjutan