Anda di halaman 1dari 22

BIAYA PRODUKSI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem


Based Learning (PBL) dan metode diskusi, peserta didik dapat menjelasksan
konsep biaya produksi, memahami jenis-jenis biaya produksi, menghitung harga
pokok produksi, menjelaskan faktor-faktor biaya produksi, menghitung biaya
produksi prototipe produk dengan rasa ingin tahu, kreatif, komuikatif, dan mandiri.

PENDAHULUAN

Dahulu kebutuhan manusia masih terbatas dan sederhana, sehingga proses


produksi pun masih dilakukan sendiri untuk memenuhi kebutuh hidup. Seiring
berjalannya waktu, kebutuhan semakin meningkat sedangkan sumber daya terbatas.
Oleh karena itu, manusia tida lagi dapat memproduksi sendiri kebutuhannya.
Keberagaman kebutuhan manusia terhadap produk barang maupun jasa,
memberikan peluang usaha yang luas. Hal tersebut menjadi salah satu alasan
semakin banyaknya bermunculan wirausahawan-wirausahawan baru yang saling
bersaing menciptakan sebuah produk untuk memenuhi kebutuhan dna keinginan
masyarakat atau konsumen.
Akan tetapi, tidak semua usaha atau bisnis yang dijalankan atau dirintis berhasil dan
sukses. Beberapa usaha bahkan mengalami kebangkrutan diawal berdirinya. Faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut salah satunya adalah
karena salah dalam memperhitungkan biaya produksi. Biaya produksi merupakan
aspek yang cukup penting dalam pelaporan keuangan perusahaan. Dalam dunia
Akuntansi Biaya, biaya produksi merupakan salah satu komponen yang terdapat
pada Laporan Laba Rugi (Income Statement).

Jika usaha yang dijalanin merupakan usaha di bidang manufaktur, biaya produksi
merupakan salah satu biaya yang harus diperhitungkan dengan matang. Karena
dengan mengetahui jumlah biaya yang harus dikeluarkan, maka perusahaan dapat
mengambil keputusan-keputusan yang penting dalam proses produksi produk.

BIAYA PRODUKSI DAN JENIS-JENISNYA.

A. Produksi
1. Konsep Produksi

Produksi merupakan proses yang dilakukan seorang wirausaha setelah


mendapatkan konsep ptototipe yang sudah melalui proses pengujian dan
evalusi, sehingga prototipe yang akan diproduksi adalah prototipe yang
sudah sempurna dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pengertian dari produksi adalah segala kegiatan untuk menciptakan


sebuah produk barang atau jasa atau menambah kegunaan suatu benda
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam kegiatan
produksi terdapat proses penggabungan berbagai input material (bahan
baku) dan input imaterial (pengetahuan, rencana). Semua kegiatan selain
kegiatan konsumsi atau kegiatan menggunakan atau memakai barang
atau jasa disebut produksi, karena kegiatan produksi tidak hanya berupa
proses pembuatan produk saja, tetapi mencakup kegiatan pengiriman,
penyortiran, dan pengemasan.

Kegiatan produksi termasuk ke salah salah satu kegiatan ekonomi yang


menghasilkan sebuah produk. Produk yang dihasilkan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan produksi dalam perdagangan
merupakan suatu proses yang melewati ruang dan waktu dalam periode
tertentu. Oleh karena itu, produksi diukur sebagai “tingkat output atau
keluaran per periode waktu”.

Ada tiga aspek dalam proses produksi, yaitu :

 Jumlah produk yang diproduksi,


 Bentuk produk,
 Pendistribusian produk yang dihasilkan.
2. Manajemen Produksi

Manajemen Produksi merupakan proses pengelolaan sumber daya yang


mendukung proses produksi, seperti peralatan produksi, bahan baku,
tenaga kerja yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan, dan
sasaran usaha.

Beberapa tujuan dari manajemen produksi adalah menentukan dan


mengatur jumlah produk, menentukan kualitas produk, menentukan harga
jual produk, menentukan waktu dan tempat yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen.

3. Faktor-faktor Produksi

Untuk mencapai keberhasilan usaha yang optimal maka seorang


wirusahawan harus memperhatikan luas produksi. Luas produksi
menunjukkan jumlah atau volume produk yang seharusnya yang
dihasilkan dalam satu periode tertentu. Jumlah produk yang diproduksi
semakin banyak, maka semakin besar luas produksinya.

Luas produksi dengan luas perusahaan berbeda. Jika luas produksi


menunjukkan jumlah produk, maka luas perusahaan lebih menunjukkan
kepada kapasitas atau luas ruangan yang dimiliki oleh perusahaan untuk
dilakukannya kegiatan produksi. Karena luas perusahaan lebih
menunjukkan kepada luas kapasitas perusahaan dalam menampung
kegiatan produksi.

Penentuan jenis produk sangat tergantung pada faktor-faktor produksi


yang tersedia. Dalam penetapan jumlah produk yang akan dihasilkan
perlu dilakukan penelitian secara cermat telebih dahulu, terutama pada
ketersediaan faktor-faktor produksi yang mendukung keberlangsungan
usaha, seperti, tenaga kerja, bahan baku, kapasitas mesin dan permintaan
pasar. Sehingga jumlah barang atau jasa yang dihasilkan dapat sesuai
dengan permintaan pasar.

Jika sebuah usaha dapat menentukan luas produksi dengan tepat


menunjukkan perusahaan tersebut dapat memanfaatkan faktor-faktor
produksi yang dimilikinya dengan baik dan efektif.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Luas Produksi adalah sebagai


berikut :

a. Ketersediaan bahan baku

Dalam menjalankan suatu usaha atau bisnis diperlukan ketelitian


dalam menghitung jumlah bahan baku yang dibutuhkan, sehingga
dapat dikeutahui luas produksi dari perusahaan tersebut. Karena
produk yang dihasilkan akan sama jumlahnya degan bahan baku yang
tersedia.

b. Kapasitas mesin yang tersedia.

Peralatan produksi dalam sebuah perusahaan atau usaha apapun


sangatlah penting, karena kapasitas mesin maupun perlatan produksi
merupakan batasan dalam proses produksi produk. Hal itu karena
produk yang dihasilkan tidak akan berbanding lurus dengan jumlah
peralatan atau kapasitas peralatan yang dimiliki perusahaan.

c. Jumlah tenaga kerja.

Proses produksi tidak akan berjalan dengan lancrr apabila tanpa


adanya tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang tersedia sangat
memperngaruhi jumlah produk yang dihasilkan sampai jumlah
permintaan yang ada terpenuhi. Karena perusahaan tidak akan
mampu memenuhi permintaan yang ada apabila jumlah tenaga kerja
tidak mendukungnya.

Jika jika jumlah permintaan melebihi jumlah tenaga kerja, maka biaya
produksi perusahaan akan meningkat, karena kelebihan produksi itu
akan disimpan dan akan memerlukan biaya simpan dan biaya
pemeliharaan.

d. Faktor pendukung produksi yang lain.

Faktor pengukung kegiatan produksi lain yang harus diperhatikan di


antaranya, air bersih, listrik, alat angkut, dan lain sebagainya. Karena
jika faktor-faktor tersebut tidak diperhitungkan maka akan terjadi
pemborosan.

B. Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi atau produk mengacu pada biaya yang harus dikeluarkan
oleh sebuah usaha atau bisnis dari pembuatan produk atau menyediakan
layanan. Biaya produksi dapat mencakup berbagai biaya, seperti tenaga
kerja, bahan baku, pasokan manufaktur yang dapat dikonsumsi, dan
overhead umum. Biaya produk juga dapat mencakup biaya yang timbul
sebagai bagian dari pengiriman layanan kepada pelanggan. Pajak yang
dipungut oleh pemerintah ditanggung oleh perusahaan juga termasuk ke
dalam biaya produksi.
Tiga kategori umum biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead.

a. Biaya bahan baku (direct material cost)

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memnuhi


kebutuhan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan bahan
jadi. bahan-bahan yang digunakan secara langsung dalam proses
pembuatan produk jadi yang siap untuk dipasarkan. Contohnya pabrik
foniture, membutuhkan kayu, kulit atau kain, dan vinil untuk membuat
kursi dan meja.

b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)

Biaya tenaga kerja adalah jumlah semua upah yang dibayarkan


kepada karyawan, serta biaya imbalan kerja dan pajak gaji yang
dibayarkan oleh pemberi kerja. Biaya tenaga kerja dipecah menjadi
biaya langsung dan tidak langsung (overhead). Biaya langsung
termasuk upah untuk karyawan yang menghasilkan produk, termasuk
pekerja di jalur perakitan, sementara biaya tidak langsung terkait
dengan tenaga kerja pendukung, seperti karyawan yang memelihara
peralatan pabrik.

Contohnya XYZ Furniture merencanakan harga penjualan untuk kursi


ruang makan. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya-biaya yang
dapat dilacak langsung ke produksi. XYZ, misalnya, membayar pekerja
untuk menjalankan mesin yang memotong kayu menjadi potongan-
potongan tertentu untuk perakitan kursi, dan biaya itu adalah biaya
langsung. Di sisi lain, XYZ memiliki beberapa karyawan yang
memberikan keamanan untuk pabrik dan gudang; biaya tenaga kerja
tersebut bersifat tidak langsung, karena biaya tidak dapat dilacak ke
tindakan produksi tertentu.

c. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)

Merupakan semua biaya untuk bahan-bahan yang tidak langsung


digunakan dalam produksi, tenaga kerja tidak langsung dan biaya
pabrik lainnya, seperti, biaya pemeliharaan pabrik, biaya pemasaran
dan promosi, bahan tambahan atau penunjang, pajak, biaya tenaga
kerja tidak langsung, dan lain-lain. Biaya Overhead merupakan elemen
biaya tetapi biaya tambahan dan tidak dapat langsung ditambahkan ke
pekerjaan tertentu.
2. Jenis-jenis Biaya Produksi

Biaya produksi dihitung untuk menentukan harga pokok produksi maupun


harga pokok penjualan produk. Harga pokok produksi merupakan harga
yang mengacu pada biaya langsung untuk memproduksi barang yang
dijual oleh suatu perusahaan. Jumlah ini termasuk biaya bahan dan
tenaga kerja yang langsung digunakan untuk menciptakan barang. Tidak
termasuk biaya tidak langsung, seperti biaya distribusi dan biaya tenaga
penjualan. Berdasarkan volume kegiatan produksi, biaya produksi
dibedakan menjadi berikut ini.

a. Biaya Tetap (Fixed Cost/FC)


Adalah biaya yang tidak berubah dengan jumlah output yang
dihasilkan. Artinya, mereka harus dibayar bahkan jika tidak ada output
produksi sama sekali. Misalnya, jika Anda ingin membuka restoran
burger, Anda harus membayar sewa untuk lokasi Anda. Katakanlah 10
juta per bulan. Ini adalah biaya tetap karena tidak masalah jika dan
berapa banyak burger yang Anda jual, Anda masih harus membayar
sewa.

Demikian pula, Anda harus membayar gaji pelayan Anda, terlepas dari
jumlah burger yang ia layani. Maka Anda harus membayar sesuai gaji
yang desepakati. Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka grafik
dari biaya tetap akan seperti garis lurus mendatar.

b. Biaya Variabel (Variabel Cost/VC)


Merupakan biaya yang berubah dengan jumlah output yang dihasilkan.
Artinya, mereka biasanya meningkat dengan meningkatnya output dan
sebaliknya. Tidak seperti biaya tetap, biaya variabel tidak dikeluarkan
jika tidak ada produksi. Karena itu, mereka biasanya dilaporkan per
unit. Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, maka akan
semakin besar juga biaya variabel yang dikeluarkan. Hal yang
termasuk ke dalam biaya variable di antaranya, bahan baku dan
tenaga kerja harian
c. Biaya Total (Total Cost/TC)
Merupakan jumlah total biaya tetap dan total biaya variabel. Ini
mencakup semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
Prumus perhitungan biaya total adalah sebagai berikut.

TC = FC + VC

Keterangan:

TC = Total Cost (biaya total)

FC = Fixed Cost (biaya tetap)

VC = Variabel Cost (biaya variabel)

Biaya total akan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya variabel,
oleh karena itu jumlah biaya total akan mengalami kenaikan dan
penurunan tergantung biaya variabel yang dikeluarkan. Grafik dari
biata total adalah sebagai berikut

d. Biaya Marjinal (Marginal Cost/MC)


adalah biaya produksi satu unit output lagi. Artinya, ini memberi tahu
kita berapa total biaya yang meningkat jika unit tambahan diproduksi.
Biaya marjinal adalah faktor penting untuk pengambilan keputusan
dalam konteks proses produksi karena dapat digunakan untuk
menghitung tingkat output yang optimal. Misalnya sebuah perusahaan
mesin cuci memproduksi 200 unit, biaya total yang dikeluarkan
sebesar Rp.200.000.000.-. Apabila biaya total 201 unit menjadi
sebesar Rp. 202.000.000,-, maka biaya 1 unit mesin cuci tambahan
adalah Rp. 2.000.000.-. biaya tambahan tersebut merupakan buaya
marjinal.

Biaya marjinal dapat dirumuskan, sebagai berikut

Keterangan:

∆TC = Perubahan total biaya

∆Q = Perubahan quantity

Penambahan produksi satu unit output atau produk tidak akan


menambah biaya tetap yang harus dikeluarkan, tetapi hanya
menambah biaya variabel total yang harus dikeluarkan. Kurva Biaya
Marginal yang terbentuk (MC) menyerupai huruf U

e. Biaya Rata-rata (Average Cost).

Biaya rata-rata didefinisikan sebagai total biaya dibagi dengan jumlah


output (yaitu jumlah unit yang diproduksi). Ini adalah faktor penting
ketika datang untuk membuat keputusan produksi karena memberi
tahu kita berapa unit biaya output yang khas. Selain biaya total rata-
rata, Anda juga dapat menghitung biaya tetap rata-rata, misalnya Total
biaya tetap/jumlah unit yang diproduksi dan biaya variabel rata-rata,
misalnya biaya variabel total/jumlah unit yang diproduksi. Dengan
memperhitungkan biaya rata-rata maka dapat diketahui keberhasilan
usaha atau bisnis yang sedang dijalankan.

1) Biaya total rata-rata (average total cost) adalah biaya total dibagi
jumlah unit yang diproduksi atau:

Keterangan:

ATC = Average Total Cost (biaya total rat-rata)

TC = Total Cost (Biaya total)

Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

2) Biaya tetap rata-rata (average fixed cost) adalah biaya tetap per
unit output. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berbeda dengan
perubahan output. AFC dihitung dengan membagi total biaya tetap
dengan tingkat output.rata-rata biaya tetap yang harus dikeluarkan
selama periode produksi. Biaya tetap rata-rata (AFC) sama dengan
total biaya tetap (TFC) dibagi dengan output (Q):

Keterangan:

AFC = Average Fixed Cost( biaya tetap rata-rata)

TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap)

Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

Dari sumus perhitungan biaya tetap rata-rata di atas dapat dilihat


bahwa jika jumlah produksi produk semakin banyak, maka biaya
tetap rata-ratanya semakin kecil.

3) Biaya variabel rata-rata (average variable cost) adalah total biaya


variabel per unit, termasuk bahan dan tenaga kerja, dalam produksi
jangka pendek yang dihitung dengan membagi biaya variabel total
dengan total output. Oleh karena itu, perubahan dalam output (Q)
menyebabkan perubahan dalam biaya variabel.

Keterangan:

AVC = Average Variable Cost (biaya variabel rata-rata)

TVC = Total Variable Cost (biaya variabel total)

Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

C. Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dan Harga Jual Produk (HJP)
1. Harga Pokok Produksi (HPP)

Pada saat sebuah produk dihasilkan. Wirausahawan harus


memperhitungkan harga pokok produksi untuk menentukan harga jual
produk. Oleh karena itu, dalam menghitung harga pokok produksi harus
tepat, agar perusahaan tidak mengalami kerugian di kemudian hari. Harga
pokok produksi (cost of goods manufacrtured) merupakan perhitungan
biaya produksi barang yang diselesaikan selama periode keuangan.
Dengan kata lain, itu termasuk biaya bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead manufaktur.

Tujuan dari perhitungan buaya produksi barang adalah sebagai berikut.

a. Memperkirakan harga jual produk.


b. Megevaluasi harga yang dapat dicapai atau ditawarkan oleh
perusahaan.
c. Mendapatkan informasi untuk menghemat biaya pembuatan produk.
d. Untuk menganalisis kemungkian pemasukan dan laba rugi yang
diterima oleh pengusaha.

Penentuan harga pokok produksi ini didasarkan pada keputusan


wirausahawan, apakah akan memproduksi secara massal atau
berdasarkan pesanan khusus (job order). Secara umum, perhitungan
harga pokok produksi adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Biaya Total = Jumlah Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

2. Harga Jual Produk (HJP)

Harga jual produk merupakan besaran harga yang dibebankan kepada


konsumen. Harga jual mempunyai peranan yang penting sebagai alat
bantu dalam strategi pemasaran dan strategi positioning produk.

Keputusan penetapan harga jual dalam usaha atau bisnis sangat penting
karena selain dapat memperkirakan laba yang ingin dicapai pengusaha,
juga mempengaruhi kelangsungan hidup usaha atau bisnis yang sedang
dijalankan.

Dalam proses penetapan harga, tidak hanya sekedar perkiraan harga saja
yang kita hitung. Tetapi dalam perhitungannya harus cermat dan teliti,
sehingga dapat membantu pegembangan usaha yang sedang dijalankan.

Beberapa tujuan yang dapat diperoleh dari perusahaan melalui penetapan


harga yaitu sebagai berikut.

a. Agar dapat bersaing dan bertahan dalam menjalankan usaha atau


bisnis.
b. Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, sehingga dapat
melakukan pengembangan usaha.
c. Pertumbuhan penjualan yang maksimum dengan memaksimalkan
unit penjualan.
d. Untuk mendapatkan pasar yang maksimal.
e. Agar termotivasi untuk meningkatkan kualitas atau mutu produk.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penetapan harga jual,
sebagai berikut.

a. Biaya produk

Faktor terpenting yang mempengaruhi harga suatu produk adalah


biaya. Biaya produk mengacu pada total biaya tetap, biaya variable,
dan biaya semi variabel yang dikeluarkan selama produksi, distribusi
dan penjualan produk. Biaya tetap adalah biaya yang tetap pada
semua tingkat produksi atau penjualan. Harga suatu komoditas
ditentukan berdasarkan total biaya. Jadi kadang-kadang, ketika
memasuki pasar baru atau meluncurkan produk baru, perusahaan
bisnis harus menjaga harganya di bawah tingkat biaya tetapi dalam
jangka panjang. Perlu bagi perusahaan untuk menutupi lebih dari total
biaya jika ingin bertahan di tengah-tengah persaingan ketat.

b. Tingkat Kepuasan Konsumen dan Permintaan

Biasanya, konsumen menuntut lebih banyak unit produk ketika


harganya rendah dan sebaliknya. Namun, ketika permintaan untuk
suatu produk elastis, sedikit variasi dalam harga dapat menyebabkan
perubahan besar dalam kuantitas yang diminta. Dalam hal permintaan
tidak elastis, perubahan harga tidak mempengaruhi permintaan secara
signifikan.

Dengan demikian, suatu perusahaan dapat membebankan keuntungan


yang lebih tinggi jika permintaan tidak elastis. Selain itu, pembeli siap
membayar hingga titik di mana ia menganggap utilitas dari produk
setidaknya sama dengan harga yang dibayarkan. Dengan demikian,
baik utilitas maupun permintaan akan suatu produk mempengaruhi
harganya.

c. Tingkat Persaingan di Pasar

Faktor penting berikutnya yang mempengaruhi harga suatu produk


adalah sifat dan tingkat persaingan di pasar. Suatu perusahaan dapat
menetapkan harga berapa pun untuk produknya jika tingkat
persaingannya rendah. Namun, ketika tingkat persaingan sangat tinggi,
harga suatu produk ditentukan berdasarkan harga produk pesaing,
fitur, dan kualitasnya, dan lainnya. Sebagai contoh, perusahaan Ban
MRF tidak dapat menetapkan harga Ban tanpa mempertimbangkan
harga Bridgestone Tire Company, Goodyear Tire company, dan
lainnya.

d. Peraturan Pemerintah dan Hukum


Perusahaan-perusahaan yang memiliki monopoli di pasar, biasanya
mengenakan harga tinggi untuk produk mereka. Untuk melindungi
kepentingan publik, pemerintah mengintervensi, dan mengatur harga
komoditas untuk tujuan ini. Hal itu menyatakan beberapa produk
sebagai produk penting misalnya, obat penyelamat hidup dan lainnya.

e. Keadaan perekonomian

Keadaan perekonomian pada saat produk diproduksi sangat


mempengaruhi harga jual produk. Keadaan perekonomian tersebut
sangat dipengaruhi oleh daya beli konsumen dan pendapatan
masyarakat di daerah tersebut.

f. Elastisitas permintaan

Naik turunnya permintaan produk di pasar dapat mempengaruhi harga


yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, untuk
mencegah terjadinya kerugian, maka pelaku usaha atau perusahaan
harus memperhitungakan elastisitas permintaan di pasar.

g. Tujuan perusahaan

Tujuan perusahaan berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang


dan siapa yang menentukan kebijakan tersebut. Karena pehitungan
beban dari setiap bidang pada perusahaan tersebut akan berpengaruh
pada penentuan harga akhir yang sesuai dengan tujuan perusahaan.

D. Metode Penetapan Harga Jual

Metode penetapan harga jual dengan pendekatan biaya (cost approach)


terdiri dari dua jenis, yaitu metode dalam proses penetapan harga biaya plus
(Cost Plus Pricing) dan metode penetapan harga i (Mark up Pricing).

1. Metode Penetapan harga biaya plus (Cost Plus Pricing)

Penetapan harga biaya plus adalah metode di mana harga jual ditetapkan
dengan mengevaluasi semua biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan
dan menambahkan persentase mark up atau laba untuk menetapkan
harga.

Rumus:

Harga jual = HPP + (presentase laba yang diinginkan X HPP)

Keterangan:

HPP = Harga Pokok Produksi


2. Metode Penetapan Harga Mark up (Mark up Pricing)

Metode penetapan harga mark up adalah metode menambahkan


persentase tertentu dari mark up ke biaya produk untuk menentukan
harga jual. Untuk menerapkan harga mark up, pertama-tama, perusahaan
harus menentukan biaya suatu produk dan memutuskan jumlah laba yang
akan diperoleh, kemudian menambahkan pada harga jual produk. Manfaat
menggunakan harga mark up adalah sangat mudah untuk menghitung
dan memahami. Jenis penetapan harga yang sama digunakan oleh
semua perusahaan dalam industri, harganya cenderung serupa dan
karenanya, persaingan harga berkurang di pasar.

Namun demikian, kekurangan dari metode ini adalah mengabaikan


permintaan aktual untuk produk dan mengabaikan jumlah konsumen serta
persaingan yang ada dipasaran. Metode ini banyak dipakai oleh pedagang
perantara.

Rumus:

Harga Jual = Harga Beli + mark up

E. Proses Penetapan harga

Proses penetapan harga yang dapat dilakukan oleh seorang wirausahawan


terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Pengembangan Tujuan Penetapan Harga


Mengembangkan tujuan penetapan harga diperlukan karena semua
keputusan selanjutnya didasarkan pada sasaran. Tujuan harus konsisten
dengan tujuan keseluruhan perusahaan dan tujuan pemasaran. Seperti
yang dinyatakan sebelumnya, perusahaan umumnya memiliki beberapa
tujuan penetapan harga dengan tetap memperhatikan kepentingan jangka
pendek dan jangka panjangnya. Tidak ada perusahaan yang dapat tetap
puas hanya dengan satu tujuan penetapan harga yang tidak berubah.
Semua perusahaan biasanya mengubah tujuan penetapan harga mereka
dari waktu ke waktu sebagai tanggapan terhadap perubahan yang terjadi
di pasar. Dalam hal prioritas tujuan, sebagian besar perusahaan
menetapkan tujuan penetapan harga dalam hal optimasi laba, pangsa
pasar, atau laba atas investasi.

2. Memperkirakan permintaan untuk barang tersebut dan elastisitas


harganya Perkiraan permintaan memberikan perkiraan potensi penjualan
suatu produk yang mencerminkan jumlah yang dapat dijual dalam periode
tertentu.

Perkiraan ini membantu dalam memeriksa hubungan antara harga produk


dan jumlah yang mungkin dituntut.

3. Estimasi Biaya

Dalam jangka panjang, harga harus melebihi biaya unit rata-rata untuk
mendapatkan keuntungan. Biaya menetapkan batas harga yang lebih
rendah. Realitas ekonomi pasar bebas sedemikian rupa sehingga
pelanggan sekarang melewatkan nama merek tertentu jika mereka
membayar lebih sedikit tanpa mengorbankan kualitas. Tujuan dari
penetapan harga prosedur untuk perusahaan adalah menetapkan harga
untuk menutup biaya yang terlibat dalam produksi, penjualan, dan
distribusi produk, serta beberapa tingkat keuntungan yang diinginkan
untuk upaya dan risikonya. Biaya produk menetapkan titik terendah di
bawahnya di mana perusahaan tidak akan menetapkan harga dan
permintaan menentukan batas atas harga.

4. Meneliti Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing

Meneliti permintaan pasar dan biaya perusahaan, berbagai kemungkinan


harga dapat dipertimbangkan. Namun, perusahaan juga harus memeriksa
biaya, harga, dan kemungkinan tanggapan dari pesaing di industri.
Mempelajari biaya, harga, dan penawaran pesaing merupakan fungsi
berkelanjutan dari riset pemasaran. Ketika satu perusahaan mendominasi
sebuah industri, itu mungkin mengatur nada untuk keputusan harga dalam
industri, seperti De Beers Consolidated Mines Ltd., atau Intel dalam hal
prosesor komputer.
Perusahaan harus menghargai bahwa perusahaan lain dalam industri
dapat mengubah harga mereka sebagai reaksi terhadap harga yang
ditetapkan oleh perusahaan. Jelas, pesaing terdekat adalah pilihan
pertama yang harus dipertimbangkan untuk menetapkan harga. Langkah
pertama adalah memastikan fitur diferensiasi positif apa yang terdapat
dalam penawaran perusahaan dan tidak ditawarkan oleh pesaing terdekat.
Langkah kedua adalah memastikan nilai fitur positif tambahan bagi
konsumen dan nilai ini harus ditambahkan ke harga pesaing untuk
menetapkan harga produk perusahaan.

Jika nilai fitur diferensiasi positif dari produk pesaing lebih banyak dan
produk perusahaan tidak memiliki fitur tersebut pada penawarannya, maka
nilai tersebut harus dikurangi dari harga pesaing untuk menetapkan harga
produk perusahaan. Latihan ini dapat membantu apakah menjaga harga
lebih tinggi, atau lebih rendah dari pesaing, atau sama

5. Memilih Strategi Harga

Strategi penetapan harga adalah tindakan yang dibingkai untuk


memengaruhi dan memandu keputusan penentuan harga. Strategi-
strategi ini membantu merealisasikan tujuan penetapan harga dan
menjawab berbagai aspek tentang bagaimana harga akan digunakan
sebagai variabel dalam bauran pemasaran, seperti, pengenalan produk
baru, situasi persaingan, peraturan penetapan harga pemerintah, kondisi
ekonomi, atau implementasi tujuan penetapan harga. Lebih dari satu
strategi penetapan harga dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan pasar
yang berbeda atau untuk memanfaatkan peluang di pasar tertentu.

6. Pemilihan Metode Penentuan Harga

Setelah pemilihan strategi penetapan harga atau strategi untuk mencapai


tujuan penetapan harga, perusahaan memutuskan tentang metode
penetapan harga. Metode penetapan harga adalah prosedur sistematis
untuk menetapkan harga secara teratur. Metode penetapan harga
menyusun perhitungan harga aktual suatu produk berdasarkan
pertimbangan permintaan, biaya, dan persaingan. Pada akhirnya akan
menghasilkan harga jual final yang akan dilaunchingkan ke pasaran.

F. Faktor-Faktor Biaya Produksi

Faktor-faktor produksi adalah segala sesutu yang diperlukan untuk


menghasilkan produk. Faktor-faktor produksi termasuk tanah, tenaga kerja,
kewirausahaan, dan modal. Beberapa faktor produksi yang harus
diperhatikan, di antaranya sebagai berikut.
Sementara tanah merupakan komponen penting dari sebagian besar usaha,
kepentingannya dapat berkurang atau meningkat berdasarkan industri.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan teknologi dapat dengan mudah memulai
operasi dengan nol investasi dalam tanah. Di sisi lain, tanah adalah investasi
paling signifikan untuk usaha real estate.

1. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)

Tenaga kerja adalah pendorong utama nilai ekonomi. Pekerja produksi


dibayar untuk waktu dan upaya mereka dalam upah yang tergantung pada
keterampilan dan pelatihan mereka. Tenaga kerja oleh pekerja yang tidak
berpendidikan dan tidak terlatih biasanya dibayar dengan harga rendah.

Pekerja yang terlatih dan terlatih disebut sebagai sumber daya manusia
dan dibayar dengan upah yang lebih tinggi karena mereka membawa lebih
dari kapasitas fisik mereka pada tugas tersebut. Misalnya, pekerjaan
seorang akuntan membutuhkan sintesis dan analisis data keuangan untuk
suatu perusahaan. Negara-negara yang kaya akan sumber daya manusia
mengalami peningkatan produktivitas dan efisiensi.

2. Sumber Daya Modal

Dalam ekonomi, modal biasanya mengacu pada uang. Tetapi, uang bukan
merupakan faktor produksi karena tidak terlibat langsung dalam
menghasilkan barang atau jasa. Sebaliknya, ini memfasilitasi proses yang
digunakan dalam produksi dengan memungkinkan pengusaha dan pemilik
perusahaan untuk membeli barang modal atau tanah atau membayar
upah. Sebagai faktor produksi, modal mengacu pada pembelian barang
yang dibuat dengan uang dalam produksi. Misalnya, traktor yang dibeli
untuk pertanian adalah modal.

Di sepanjang garis yang sama, meja dan kursi yang digunakan di kantor
juga merupakan modal.Penting untuk membedakan modal pribadi dan
pribadi dalam faktorfaktor produksi. Kendaraan pribadi yang digunakan
untuk mengangkut keluarga tidak dianggap sebagai barang modal. Tetapi
kendaraan komersial yang secara eksplisit digunakan untuk tujuan resmi
dianggap sebagai barang modal. Selama kontraksi ekonomi atau ketika
mereka mengalami kerugian, perusahaan mengurangi belanja modal
untuk memastikan keuntungan. Namun, selama periode ekspansi
ekonomi, mereka berinvestasi dalam mesin dan peralatan baru untuk
membawa produk baru ke pasar.

3. Sumber Daya Pengusaha


Sumber daya pengusahaan yang dimaksud adalah kewirausahaan.
Kewirausahaan adalah metal, kreativitas seorang wirausahawan dalam
menciptakan suatu produk yang memiliki nilai lebih dan dibutuhkan oleh
konsumen. Kewirausahaan merupakan gabungan dari semua faktor
produksi.

Contoh kewirausahaan adalah Starbucks Corporation (SBUX). Rantai kopi


ritel membutuhkan keempat faktor produksi: tanah (real estat utama di
kota kota besar untuk rantai kopinya), modal (mesin besar untuk
memproduksi dan mengeluarkan kopi), dan tenaga kerja (karyawan di
pos-pos ritel untuk layanan). Pendiri perusahaan Howard Schulz adalah
orang pertama yang menyadari bahwa pasar untuk rantai semacam itu
ada dan menemukan hubungan antara tiga faktor produksi lainnya.

G. Analisis Kelayakan Usaha


1. Penentuan Break Even Point atau BEP

Break Even Point atau BEP adalah analisis tingkat produksi di mana total
pendapatan untuk suatu produk sama dengan total pengeluaran. Rumus
titik impas ditentukan dengan membagi total biaya tetap yang terkait
dengan produksi dengan pendapatan per unit individu dikurangi biaya
variabel per unit. Dalam hal ini, biaya tetap mengacu pada biaya yang
tidak berubah tergantung pada jumlah unit yang terjual. Dengan kata lain,
titik impas adalah tingkat produksi di mana total pendapatan untuk suatu
produk sama dengan total pengeluaran. BEP terdiri dari dua jenis, yitu
BEP produksi dan BEP harga. Berikut rumus untuk menghitung BEP

Untuk kriteria BEP Produksi adalah sebagai berikut.

a. Jika BEP Produksi < Jumlah Produksi, maka usaha berada pada
posisi menguntungkan.
b. Jika BEP Produksi = Jumlah Produksi, maka usaha berada pada
posisi titik impas atau tidak laba/tidak rugi.
c. Jika BEP Produksi >Jumlah Produksi maka usaha berada pada
posisi yang tidak menguntungkan.

Sementara untuk BEP Harga kriterianya adalah sebagai berikut.

a. Jika BEP Harga < Harga Jual, maka usaha berada pada posisi
yang menguntungkan.
b. Jika BEP Harga = Harga Jual, maka usaha berada pada posisi titik
impas atau tidak laba/tidak rugi.
c. Jika BEP Harga > Harga Jual, maka usaha berada pada posisi
yang tidak menguntungkanberada pada posisi titik impas atau tidak
laba/tidak rugi.
d. Jika BEP Produksi >Jumlah Produksi maka usaha berada pada
posisi yang tidak menguntungkan.

2. Penentuan R/C Ratio

Laporan keuangan harus dianalisis dengan ukuran tertentu. Ukuran yang


sering digunakan dalam analisa finansial adalah rasio. R/C adalah
singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan
antara penerimaan dan biaya. Bisnis hanya dapat berjalan secara
berkelanjutan ketika pendapatan yang dihasilkan oleh bisnis secara umum
melebihi biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan bisnis. Ketika biaya
melebihi pendapatan, ada laba negatif, atau kerugian.

Para siswa dalam usaha sederhana perlu menentukan apakah mereka


dapat memperoleh keuntungan dari bisnis yang mereka jalankan atau
tidak dan mengetahui seberaba efektif dan efesien usaha yang meraka
jalankan.

Rumusnya:

R/C = TR/TC

Keterangan:

TR = Penerimaan total (total revenue)

TC = Biaya total (total cost)

Dengan kriteria:

a. Jika, hasil R/C lebih besar dari 1, maka usaha yang dijalankan
mendapatkan keuntungan.
b. Jika hasil R/C sama dengan 1, maka perusahaan tidak untung maupun
rugi (impas).
c. Jika hasil R/C lebih kecil dari 1, maka usaha yang dijalankan
mengalami keugian.

6 Hal Yang Harus Diperhatikan dalam Menentukan Harga


Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam berbisnis adalah
memnentukan harga jual produk. Kesalahan menentukan harga jual produk dapat
membuat perusahaan mengalami kerugian bahkan dapat menyebabkan perusahaan
tersebut gulung tikar. Terdapat beberapa cara untuk menentukan harga jual produk.
Cara penentuan harga jual akan berbeda-beda antara satu produk dengan produk
yang lainnya. Hal itu dipengaruhi oleh jenis produk, model usaha, dan target
pasarnya yang berbeda-beda. Dalam menetapkan harga, beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan di antaranya segementasi pasar, persaingan harga, dan
kualitas produk.

Dua hal yang harus diperhatikan oleh wirausahawan dalam menentukan harga jual,
yaitu, pertama, penetapan harga jual yang murah atau terlalu rendah dapat
mempengaruhi kegiatan pembuatan produk. Walaupun pada kenyataannya, harga
jual yang murang sangat disukai oleh konsumen dan meningkatkan jumlah
penjualan. Namun jika harga yang ditetapkannya terlalu murah dan tidak
mempertimbangkan pasar atau harga pesaing, jumlah penjualan malah akan
mengalami penurunan, karena konsumen meragukan kualitas produk tersebut.
Sehingga, perusahaan dapat mengalami kerugian.

Poin kedua, jika pelaku usaha menerapkan harga terlalu tinggi atau mahal, maka
konsumen yang sangat memperhatikan harga akan meninggalkan produk kita dan
memilih produk pesaing. Oleh karena itu, alangkah pentingnya untuk melihat
kemampuan daya beli konsumen yang menjadi segem pasar kita. Oleh karena itu,
perlu dialakukannya survei pasar untuk mengetahui harga produk dipasaran yang
ditawarkan pesaing. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
harga adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan keuntungan atau pendapatan yang ingin dicapai.


Pendapatan atau keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan akan
digunakan untuk menutupi biaya pengeluaran dalam proses produksi maupun
untuk melakukan pengembangan usaha. Kebanyakan wirausahawan
beranggapan bahwa tingkat penjualan produk hanya ditentukan oleh harga
saja, namun pada kenyataannya sangat dipengaruhi oleh minat konsumen dan
strategi penjualan yang dilakukan apakah tepat atau tidak.

2. Menentukan prioritas usaha

Kemampuan wirausahawan dalam menentukan arah usaha pun penting.


Karena arah usaha pun dapat digunakan untuk menetapkan harga jual produk.
Namun yang peliang penting adalah menjaga kualitas produk, sehingga yang
diingat oleh konsumen adalah kualitas barang yang ditawarkan bukan harga
murah saja.

3. Mempertimbangkan kemampuan konsumen.


Dalam mementukan harga, perlu mempertimbangkan daya beli konsumen.
Untuk mengetahui daya beli kosnumen, perlu dilakukannya survey langsung ke
lapangan. Survei yang dilakukan dapat berdasarkan demografis dan produk
apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Dengan mengetahui kemampuan daya
beli konsumen, maka akan memaksimalkan proses penentuan harga jual
produk. Saah satu caranya adalah dengan melakukan survei berdasar
demografis dan barang apa saja apa yang biasa di beli.

4. Biaya Produksi.

Harga jual produk sangat bergantung pada besar kecilnya biaya produksi yang
dikeluarkan. Biasany harga jual yang ditentukan sudah ditambahkan dengan
persentase keuntungan yang ingin didapatkan perusahaan.

Contohnya, total biaya yang harus dikeluarkan Sinta dalam memproduksi kue
sus adalah biaya Rp. 30.000 dengan keuntungan sebesar Rp. 3000, maka
harga kue sus yang ditawarkan adalah Rp. 13.000. Namun selain biaya
produksi, biaya lain yang perlu diperhatikan adalah harga yang ditawarkan
sudah termasuk biaya overhead.

5. Harga pesaing

Untuk menentukan harga jual, kita harus mengetahui juga harga produk
pesaing. Apabila harga produk pesaing sebanding dengan produk kita, maka
harga tersebut dapat kita jadikan patokan dalam menentukan harga. Selain itu,
nilai tambah pada produk yang kita tawarkan juga harus diperhatikan.
Misalnya, kemasan yang menarik dan dapat digunakan kembali, layanan return
barang dan lain sebagainya.

6. Monitor harga.

Hal selanjutnya yang harus diperhatikan setelah penentuan harga adalah


memonitor harga yang dilakukan secara berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan
untuk mengetahui keuntungan yang didapatkan perushaan. arena harga juga
menentukan tingkat keuntungan yang didapatkan Perhitungan biaya produksi
dan penentuan harga pokok produksi (HPP) dan harga jual produk (HJP)
sangatlah penting. Oleh karena itu, di bawah ini beberapa informasi mengenai
biaya produksi, HJP dan HPP

RANGKUMAN

1. Produksi adalah segala kegiatan untuk menciptakan sebuah produk barang


atau jasa atau menambah kegunaan suatu benda yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
2. Terdapat tiga aspek dalam proses produksi, yaitu,: jumlah produk yang
diproduksi, bentuk produk, dan pendistribusian produk.
3. Manajemen produksi merupakan proses pengelolaan sumber daya yang
mendukung proses produksi, seperti peralatan produksi, bahan baku, tenaga
kerja yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan, dan sasaran usaha.
Beberapa tujuan dari manajemen produksi adalah menentukan dan
mengatur jumlah produk, menentukan kualitas produk, menentukan harga
jual produk, menentukan waktu dan tempat yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen.
4. Luas produksi menunjukkan jumlah atau volume produk yang seharusnya
yang dihasilkan dalam satu periode tertentu. Jumlah produk yang diproduksi
semakin banyak, maka semakin besar luas produksinya.
5. Faktor yang dapat mempengaruhi luas produksi adalah ketersediaan bahan
baku, kapasitas mesin yang tersedia, jumlah tenaga kerja, dan faktor lain
yang mendukung produksi.
6. Biaya Produksi atau produk mengacu pada biaya yang harus dikeluarkan
oleh sebuah usaha atau bisnis dari pembuatan produk atau menyediakan
layanan. Biaya produksi dapat mencakup berbagai biaya, seperti, tenaga
kerja, bahan baku, pasokan manufaktur yang dapat dikonsumsi, dan
overhead umum.
7. Tiga kategori umum biaya produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead.
8. Berdasarkan volume kegiatan produksi, biaya produksi dibedakan menjadi,
biaya Tetap (Fixed Cost/FC), biaya variabel (Variabel Cost/VC), biaya total
(Total Cost/TC), dan biaya marjinal (Marginal Cost/MC).
9. Faktor terpenting yang mempengaruhi harga suatu produk adalah biaya
produk, tingkat kepuasan konsumen dan permintaan, tingkat persaingan di
pasar, peraturan pemerintah dan hukum, keadaan perekonomian, elastisitas
permintaan, dan tujuan perusahaan.
10. Metode penetapan harga jual dengan pendekatan biaya (cost approach)
terdiri dari dua jenis, yaitu metode penetapan harga biaya plus (Cost Plus
Pricing) dan metode penetapan harga mark up (Mark up Pricing).
11. Proses penetapan harga yang dapat dilakukan oleh seorang wirausahawan
terdiri dari beberapa tahap, yaitu, pengembangan tujuan penetapan harga,
memperkirakan permintaan untuk barang tersebut, elastisitas harganya,
estimasi biaya, meneliti Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing, memilih
Strategi Harga dan pemilihan Metode Penentuan Harga.
12. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi
barang dan jasa. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses
produksi yaitu, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja
Manusia), Sumber Daya Modal, dan Sumber Daya Pengusaha

Anda mungkin juga menyukai