“ASPEK PRODUKSI”
NamaKelompok:
1. Fennarizqiyah (P27824116014)
2. PuspaAvininda (P27824116015)
3. Romi Kiki NurFita Sari (P27824116016)
4. MeiditaRohmawati (P27824116017)
5. Devi Octavia Kartikasari (P27824116018)
6. Galuh Chandra D.P (P27824116019)
7. Lisa AyuEvitasari (P27824116020)
8. IntanRatnaSawitri (P27824116021)
9. NurAzizaturRohmah (P27824116022)
10. NurulAzizahRahmawati (P27824116023)
11. YuriscaNuzulul K. (P27824116024)
12. DjayantiDyahWilujeng (P27824116025)
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum ........................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan ..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Produksi ............................................................................................2
2.2 Kebutuhan Produksi ............................................................................................3
2.3 Proses Produksi ...................................................................................................6
2.4 Pengendalian Produksi ........................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang aspek produksi dalam kewirausahaan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian produksi
2. Mengetahui kebutuhan produksi
3. Mengetahui tentang proses produksi
4. Mengetahui tentang pengendalian produksi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Produksi tidak hanya menciptakan produk sebagai keluaran (output), namun juga
menggunakan berbagai faktor produksi sebagai masukan (input). Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Prawirosentono (1997) bahwa produksi adalah membuat atau
menghasilkan produksi suatu barang dari berbagai bahan lain. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Sofyan (1999) bahwa produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau
proses yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran atau dengan pengertian
bahwa produksi mencakup setiap proses yang mengubah masukan menjadi keluaran
yang berupa barang dan jasa.
Produksi sebagai suatu proses, diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik
bagaimana produksi itu dilaksanakan atau suatu kegiatan untuk menciptakan dan
menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Ahyari (1990) mengemukakan
bahwa proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan
suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat berbagai definisi yang telah diungkapkan di atas, maka dapat dirumuskan
bahwa proses produksi dalam konteks kewirausahaan adalah merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan
faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana, agar
menghasilkan produk yang dibutuhkan dan sesuai dengan yang diharapkan oleh
konsumen.
2
2.2 Kebutuhan Produksi
a. Bahan Baku
Dalam menyusun kebutuhan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi
harus mengacu pada karakteristik produk yang akan dihasilkan. Misalnya saja, jika
berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap pasar produk yang akan
dihasilkan,konsumen menginginkan produk yang rasanya manis dan berwarna merah,
tentunya bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi adalah gula dan pewarna
merah. Dengan demikian, kualitas produk yang akan dihasilkan sesuai dengan
permintaan konsumen, sangat ditentukan oleh kualitas bahan baku yang digunakan.
Ini yang menjadi alasan mengapa perusahaan perlu melakukan penanganan bahan
baku, terutama dalam mengendalikan kualitas untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Pengendalian dalam pengadaan bahan baku terutama pada perusahaan
perusahaan yang memanfaatkan hasil-hasil pertanian primer sebagai bahan bakunya
sangat penting untuk dilakukan, karena hasil pertanian primer memiliki ciri yang
apabila tidak dikendalikan akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan. Ciri-ciri
produk hasil pertanian primer adalah bersifat musiman, mudah rusak, banyak
menggunakan tempat dan sumbernya terpencar-pencar. Jenis bahan yang digunakan
oleh perusahaan dalam proses produksinya dapat dibedakan menjadi :
Bahan langsung
Bahan yang digunakan dalam proses produksi dan terikat atau menjadi bagian
dalam produk.
Bahan tak langsung
Bahan yang bukan atau tidak menjadi bagian dalam
produk, namun sangat diperlukan untuk mendukung produksi.
Agar produksi dapat berjalan lancar, maka dalam pemilihan bahan baku yang akan
digunakan setidaknya memenuhi syarat:
a. Kualitasnya Baik
b. Mudah diperoleh
c. Mudah diolah
3
d. Harga yang relatif murah
Sebelum mengambil keputusan untuk menghasilkan sendiri bahan baku yang
dibutuhkan, mungkin perlu dipertimbangkan berbagai aspek dengan mempertanyakan
berbagai hal, sebagai berikut:
1. Bahan-bahan apa saja yang merupakan bagian dari komponen terbesar produk
yang
dihasilkan?
2. Sampai sejauh mana ketersediaan bahan tersebut di pasaran dalam setiap saat
dan
bagaimana keterandalam pemasok dalam menyediakannya?
3. Bagaimana ketersediaan bahan tersebut di masa yang akan datang?
4. Apakah dengan menyediakan sendiri bahan yang dibutuhkan lebih efisien
dibandingkan dengan pengadaan bahan yang bersumber dari pemasok?
5. Apakah perusahaan memiliki sumberdaya yang cukup untuk menyediakan
sendiri
bahan tersebut?
b. Tenaga Kerja
Tenaga kerja atau sumberdaya manusia merupakan asset penting perusahaan. Dalam
proses produksi, tenaga kerja merupakan penggerak berjalannya proses produksi.
Meskipun bahan baku yang digunakan telah memenuhi standar kualitas, peralatan
yang digunakan telah memadai, jika tenaga kerja yang menjalankan operasional
produksi tidak sesuai dalam hal jumlah dan kualifikasi yang diharapkan, maka
mustahil perusahaan dapat menghasilkan produk yang berkualitas sebagaimana yang
diharapkan oleh konsumen dan perusahaan.Meskipun tenaga kerja dianggap sebagai
salah satu faktor penting dalam aktifitas proses produksi perusahaan, namun kadang
dalam operasional perusahaan, hal ini sering dikesampingkan, terutama yang terkait
dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Pertimbangan yang sering digunakan adalah
mudahnya untuk mendapatkan tenaga kerja dengan alasan bahwa setiap orang
dianggap membutuhkan pekerjaan. Kondisi yang demikian menyebabkan banyaknya
tenaga kerja produksi yang dipekerjakan pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Akibatnya harapan untuk menghasilkan
produk yang berkualitas tidak tercapai.
4
c. Mesin/Peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam suatu proses produksi memiliki peran
yang cukup besar di dalam keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produksi,
baik dalam hal kuantitas, kualitas maupun kontinyuitasnya. Kebutuhan mesin dan
peralatan produksi baik jumlah, jenis, kapasitas dan spesifikasi lainnya seharusnya
telah diidentifikasi saat gambaran produk yang akan dihasilkan telah ditetapkan.
Apabila perusahaan mengadakan mesin/peralatan produksi yang tidak bermanfaat
untuk menghasilkan produk sesuai dengan yang direncanakan, maka sudah dapat
dipastikan mesin/peralatan produksi tersebut akan kurang berfungsi atau malah tidak
berfungsi. Konsekuensi yang harus ditanggung oleh perusahaan adalah adanya beban
biaya (penyusutan) yang harus ditanggung oleh perusahaan sedangkan
mesin/peralatan tersebut kurang/tidak mendukung dalam menghasilkan produksi.
Disamping itu pula, mesin/peralatan produksi yang jarang dimanfaatkan akan cepat
mengalami kerusakan dan tentunya membutuhkan perawatan. Ini berarti bahwa
perusahaan melakukan investasi yang sia-sia, malah akan menambah beban biaya
produksi dan akan berpengaruh pula pada meningkatnya harga jual produk.
d. Biaya Produksi
Biaya dapat didefenisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk
memperoleh produk (barang dan /atau jasa). Atau pengeluaran yang dilakukan di
masa sekarang untuk mendapatkan manfaat pada masa yang akan datang, dimana
pengeluaran atau pengorbanan tersebut dapat diduga serta dapat dihitung secara
kuantitatif dan tidak dapat dihindarkan.Biaya produksi terdiri atas 2 (dua) bagian
besar dengan penggolongan biayanya masing-masing diuraikan, sebagai berikut:
1. Biaya menurut perilaku yang terdiri dari:
o Biaya tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tergantung
pada besar kecilnya produksi dan dalam periode tertentu jumlahnya
tetap. Misalnya biaya untuk gaji tenaga kerja tetap, penyusutan alat,
pajak lahan dan sebagainya.
o Biaya tidak tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan
langsung dengan besarnya produksi atau dengan kata lain biaya yang
dalam periode tertentu jumlahnya dapat berubah tergantung pada
tingkat produksi yang dihasilkan. Misalnya biaya untuk pembelian
5
bahan baku, biaya upah tenaga kerja borongan,
dan sebagainya.
2. Biaya menurut jenis yang terdiri dari:
o Biaya langsung (pokok), merupakan biaya yang langsung terikat atau
menjadi bagian pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya yang
digolongkan dalam jenis ini adalah biaya bahan langsung dan tenaga
kerja langsung.
o Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang secara tidak digunakan
untuk menghasilkan produk atau biaya yang terikat bukan pada bagian
pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongkan dalam
jenis ini adalah biaya bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak
langsung.
o Biaya administrasi/umum, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan administrasi kantor perusahaan dan umum. Misalnya biaya
untuk menggaji pimpinan dan pegawai, sewa kantor, perlengkapan
kantor dan sebagainya.
Dihasilkannya produk sesuai dengan jumlah dan mutu yang diharapkan oleh pasar dan
perusahaan, selain ditentukan oleh input sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya,
juga sangat ditentukan oleh kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembuatan produk
berlangsung yang dikenal dengan istilah proses produksi. Proses produksi melalui
beberapa tahapan yang merupakan aktifitas menyeluruh yang dilakukan oleh tenaga kerja
produksi yang membuat produk, tahapan-tahapan ini disebut tahapan produksi. Tahapan-
tahapan produksi yang tersusun secara teratur disebut aliran produksi.
6
Proses perakitan, yaitu proses menggabungkan komponen-komponen produk
menjadi produk yang lebih bermanfaat.
Proses transportasi, yaitu proses memindahkan sumber atau produk dari
tempat asal ke tempat dimana produk tersebut dibutuhkan.
2. Proses produksi berdasarkan tipenya, terdiri atas:
Proses berkesinambungan, dimana arus masukan berlangsung terus melalui
sistem produksi yang telah distandarisasi untuk menghasilkan produk yang
homogen. Bentuk produk yang dihasilkan bersifat standar dan tidak tergantung
pada spesifikasi pemesan. Tujuan produksi umumnya untuk persediaan
kemudian dipasarkan.
Proses terputus-putus, proses yang biasanya menghasilkan produk yang
berbeda beda, prosedur yang berbeda-beda dan bahkan kadang dengan
masukan yang berbeda-beda. Bentuk produknya disesuaikan dengan pesanan
konsumen. Tujuan produksi adalah untuk melayani pesanan konsumen.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komponen-komponen dalam sistem produksi yang terdiri dari input, proses dan
output. Dengan demikian, dalam merancang sistem produksi perusahaan, ketiga komponen
ini dijadikan sebagai pedoman. Langkah awal yang dilakukan dalam merancang suatu sistem
produksi adalah perumusan tujuan secara jelas yang menuntut perusahaan telah
menetapkan spesifikasi produk sesuai keinginan konsumen pasar sasaran. Selanjutnya
menentukan input yang meliputi bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi dan biaya
yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk sesuai yang ditetapkan pada langkah awal tadi.
Dan langkah berikutnya adalah menentukan proses produksi yang akan digunakan untuk
menghasilkan produk. Upaya-upaya yang dilakukan dengan melibatkan komponenkomponen
sistem produksi tersebut perlu senantiasa dikendalikan agar apa yang diharapkan
dalam proses produksi dapat tercapai.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan input seperti
bahan baku, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi dan biaya hanya dapat dibuat
perencanaannya ketika jenis produk yang akan dihasilkan beserta spesifikasinya telah
ditetapkan.
Advertisements