Anda di halaman 1dari 7

TEORI PRODUKSI

Teori produksi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah teori yang menerangkan sifat hubungan
antara tujuan produksi yang diinginkan dengan faktor-faktor produksi yang terlibat. Dengan kata
lain, teori produksi mengajarkan sebuah mekanisme agar produksi dapat mencapai tujuang yang
diharapkan dengan memaksimalkan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh produsen.

Konsep utama yang digunakan dalam teori produksi adalah menghasilkan output semaksimal
mungkin, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, dengan input tertentu. Dan menghasilkan
sejumlah output yang ditargetkan dengan biaya produksi seminimal mungkin. Jika kondisi
tersebut tercapai, perusahaan dapat mencetak keuntungan yang optimal.

Teori produksi menggunakan prinsip ilmiah dalam melakukan proses produksi. Prinsip-prinsip
ilmiah tersebut meliputi pemilihan kombinasi sehingga menghasilkan output dengan
produktivitas dan efisiensi yang tinggi serta pemilihan teknologi yang tepat agar
tercapai output yang diinginkan.

Teori Produksi berdasarkan Jenis Produk


Teori produksi juga menjelaskan beberapa jenis produksi sesuai dengan output yang diproduksi.
Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Produksi Ekstraksi

Jenis produksi ekstraksi merupakan kegiatan produksi yang menambah atau menciptakan nilai
guna dengan mengambil langsung sumber daya alam. Barang-barang tersebut nantinya akan
disetor ke pabrik-pabrik untuk diolah kembali. Contoh produksi ekstraksi meliputi kegiatan
tambang emas, tembaga, batu bara, nikel, kobalt, besi, dan minyak bumi.

2. Produksi Agraris

Jenis produksi agraris merupakan kegiatan produksi yang memberikan nilai tambah atau
menciptakan nilai pada hewan dan tumbuhan. Secara sempit, produksi agraris meliputi produksi
di bidang pertanian seperti beras. Namun, secara luas bidang-bidang sejenis seperti perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan juga termasuk ke dalam produksi agraris.

3. Produksi Industri

Jenis produksi industri merupakan kegiatan industri yang memberikan nilai tambah atau
menciptakan nilai dengan mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi. Contoh dari kegiatan produksi industri seperti pengolahan makanan kemasan, pakaian,
bahan-bahan konstruksi, kendaraan bermotor, alat-alat elektronik, dan sebagainya.

4. Perdagangan
Meski perdagangan tidak mengubah bentuk barang, perdagangan dapat dikategorikan sebagai
kegiatan produksi karena perdagangan memindahkan tempat barang dari produsen ke konsumen.
Pada umumnya, para pedagang akan membeli barang dari produsen dengan harga yang lebih
terjangkau dengan pembelian grosir. Kemudian mereka menjualnya ke pembeli, baik konsumen
maupun pedagang retail, dengan selisih harga agar mendapatkan keuntungan.

5. Jasa

Produksi jasa merupakan kegiatan produksi yang memberikan pelayanan kepada konsumen.
Hasil output produksi di bidang jasa tidak bisa dilihat wujudnya sebab tidak berupa barang fisik.
Produk jasa hanya dapat dirasakan manfaatnya. Contoh produk di bidang jasa adalah layanan
telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan perbankan.

Teori Produksi Mengenai Tahapan Produksi


Sementara itu, teori produksi lainnya menyebutkan beberapa tahapan dalam melakukan kegiatan
produksi. Penjelasan di bawah ini akan mengantarkan kita pada pemahaman tentang tahapan
produsi.

1. Tahapan Primer

Pembagian tahap produksi primer ini berlaku untuk kegiatan produksi di bidang ekstraksi dan
agraris. Tahap primer ini menghasilkan barang yang sifatnya masih sangat dasar, sehingga ada
yang bisa dikonsumsi langsung oleh konsumen, namun ada juga yang memerlukan pengolahan
lebih lanjut agar bisa dikonsumsi oleh konsumen.

Kita ambil contoh produk minyak bumi pada produksi ekstraksi memerlukan pengolahan lebih
lanjut oleh pabrik-pabrik. Sementara untuk kegiatan produksi agraris, hasilnya bisa dikonsumsi
langsung oleh konsumen. Misalnya buah-buahan yang dapat dibeli konsumen di toko-toko buah
untuk langsung dimakan.

2. Tahapan Sekunder

Tahap produksi sekunder merupakan lanjutan dari produksi primer. Bahan mentah yang
dihasilkan pada tahapan primer memerlukan pengolahan lebih lanjut. Pada umumnya, yang
termasuk dalam tahapan ini adalah bidang industri. Barang mentah yang merupakan hasil
produksi tahapan primer diolah menjadi barang jadi atau siap pakai.

Sebagai contoh, barang hasil produksi pada tahapan primer adalah getah karet. Komoditas
tersebut merupakan barang mentah yang perlu diolah lagi melalui tahapan sekunder sehingga
getah karet bisa menjadi ban untuk kendaraan bermotor, bola karet, alas sepatu, dan isolator
listrik. Hasil produksi pada tahapan sekunder akan dijual melalui toko, pasar, supermarket, dan
lain-lain.
3. Tahapan Tersier

Tahapan produksi tersier merupakan tahapan produksi yang tujuan utamanya adalah
memperlancar pembuatan barang serta menyalurkan barang dari produsen ke konsumen.
Produksi di bidang perdagangan dan jasa merupakan bagian dari produksi tahapan tersier.
Dengan adanya peran bidang perdagangan barang atau jasa yang diproduksi dapat sampai ke
konsumen.

Pelayanan jasa juga turut memberikan peran pada tahapan ini. Sebut saja peran jasa pengiriman
paket yang membantu sampainya barang dari penjual ke konsumen. Di jaman sekarang ini, peran
jasa pengiriman sangat vital karena turut menentukan jadi atau tidaknya sebuah transaksi.
Contoh lain pelayanan jasa dalam tahapan ini adalah peran perbankan atau fintech yang
membantu proses pembayaran cashless. Tanpa adanya jasa pembayaran penjual dan pembeli
akan kesulitan melakukan transaksi jarak jauh.

Teori Produksi tentang Faktor Produksi


Teori produksi lainnya yang perlu kita pelajari adalah faktor produksi. Jika dibahasakan secara
ringkas, faktor produksi adalah segala sesuatu atau sumber daya yang diperlukan dan memiliki
kaitan dalam melakukan proses produksi. Ada banyak sekali faktor-faktor produksi, namun
secara garis besar faktor produksi dibedakan menjadi dua kelompok besar, yakni faktor produksi
asli dan faktor produksi turunan. Penjelasan lebih detail akan kita bahas di bawah ini:

1. Faktor Produksi Asli

Faktor produksi asli meliputi sumber daya alam dan tenaga kerja. Benar, Grameds, hanya dua hal
tersebut. Mengapa sumber daya lama dan tenaga kerja dikatakan sebagai faktor produksi
asli? Karena hanya dengan dua faktor tersebut, manusia sudah dapat memproduksi barang.

Sumber daya alam yang dimaksud di sini meliputi udara, hewan, tumbuhan, panen hasil alam,
dan lain-lain. Dengan bahan-bahan tersebut manusia dapat mengolahnya menjadi bahan mentah,
setengah jadi, atau bahkan barang jadi. Sementara untuk tenaga kerja adalah manusia yang
mengolah sumber daya alam tersebut menjadi barang yang siap dikonsumsi.

2. Faktor Produksi Turunan

Faktor produksi turunan merupakan faktor produksi yang tidak berhubungan secara langsung dan
merupakan karya yang berasal dari pemikiran dan kemajuan budaya manusia. Di antara yang
termasuk faktor produksi turunan adalah modal, kewirausahaan atau entrepreneur, dan
teknologi.

Produksi dalam skala besar memerlukan modal agar dapat mencapai output yang telah
ditargetkan. Yang termasuk modal adalah dana, mesin, gedung bangunan, dan peralatan lainnya
yang berperan dalam proses produksi. Sedangkan yang dimaksud
dengan entrepreneurship adalah kemampuan seseorang untuk melakukan manajemen tim hingga
bisnis sehingga usaha yang dijalankan menghasilkan keuntungan. Pemanfaatn teknologi yang
tepat guna juga merupakan faktor penting dalam produksi sehingga kegiatan produksi dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.

Teori Produksi tentang Produktivitas


Teori produksi kali ini membahas bagaimana kemampuan sebuah perusahaan memproduksi
barang dan/atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Perusahaan akan berusaha untuk
meningkatkan jumlah barang dan/ atau jasa yang diproduksi sehingga dapat melayani semakin
banyak konsumen.

Secara umum, perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya dengan menggunakan tiga cara,
yakni metode ekstensif, intensif, dan . Metode ekstensif adalah cara meningkatkan produktivitas
dengan menambah faktor produksi. Contoh metode ekstensif ini adalah menambah jumlah
tenaga kerja, pabrik, lahan pertanian, dan lainnya. Tentunya dengan penambahan faktor produksi
tersebut biaya produksi juga bertambah.

Metode intensif digunakan untuk meningkatkan produktivitas dengan cara menambah


produktivitas faktor produksi. Misalnya untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kerja diadakan
pelatihan khusus, atau pembaharuan teknologi di perusahaan.

Teori Produksi tentang Biaya Produksi


Proses produksi tentunya memerlukan biaya produksi. Teori produksi kali ini akan membahas
apa saja yang termasuk ke dalam biaya produksi. Dalam teori produksi, biaya produksi terbagi
menjadi tiga jenis, yakni biaya produksi tetap, varibel, dan total. Secara rinci, akan dibahas
sebagaimana penjelasan di bawah ini.

1. Biaya Produksi Tetap (Fixed Cost)

Biaya produksi tetap merupakan biaya yang dibutuhkan untuk proses produksi dan nominalnya
tetap. Berapapun jumlah barang dan/ atau jasa yang dihasilkan, nominal biaya ini tetap. Contoh
biaya produksi tetap ini seperti biaya sewa gedung, pajak bumi dan bangunan, pembelian alat,
gaji pokok karyawan, dan asuransi.

2. Biaya Produksi Variabel (Variable Cost)

Biaya produksi variabel merupakan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk proses
produksi dan nominal berubah sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan. Semakin besar
volume produksi, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dan
sebaliknya. Besarnya biaya ini sangat bergantung pada aktivitas usaha.
Contoh dari pengeluaran yang termasuk dalam variable cost adalah bahan langsung, tenaga kerja
langsung, upah over time pekerja, komisi penjualan, dan maintenance alat produksi.

3. Biaya Produksi Total (Total Cost)

Biaya produksi total dihitung dari menambahkan biaya variable dan biaya tetap. Misalkan
produksi catering melibatkan bahan makanan, tenaga kerja, gas, listrik, air, transportasi,
kemasan, dan sebagainya. Maka biaya produksi total didapatkan dengan cara menambahkan
seluruh komponen-komponen biaya tersebut.

4. Biaya Produksi Rata-rata (Average Cost)

Biaya produksi rata-rata didapatkan dengan cara membagi biaya produksi total dengan jumlah
produksi. Hal ini penting diketahui agar perusahaan dapat memprediksi keuntungan yang
didapatkan setiap menjual satu unit produk.

Teori Produksi tentang The Law Of Diminishing Return


Teori produksi kali ini dirumuskan oleh David Richardo. Dalam pemaparannya, David
menyatakan adanya anomaly dalam proses produksi. Ia menjelaskan bahwa penambahan faktor
produksi tidak serta merta selalu meningkatkan hasil produksi yang linier. Pada titik tertentu,
hasil produksi justru akan berkurang meskipun factor produksi ditambah.

Penambahan input terus-menerus menjadikan jumlah input melebihi kapasitas produksi dan
berakibat pada tercapainya titik jenuh. Hal ini menyebabkan produktivitas tidak maksimal.

Kita ambil contoh sebuah perusahaan yang mempekerjakan seorang tenaga kerja dapat
memproduksi barang sebanyak 100 buah. Jika ditambah seorang pekerja lagi, maka dalam sehari
produk yang dihasilkan sebanyak 250 buah. Jika ditambah seorang lagi, artinya tiga pekerja,
barang yang diproduksi sebanyak 400 buah. Pada tabel di bawah ini, akan dijelaskan banyaknya
jumlah produksi dan penambahan tenaga kerja.

Pada tabel tersebut kita dapati bahwa pada titik tertentu, produktivitas semakin menurun. Untuk
lebih jelas mengamati hubungan jumlah pekerja, produk total, produk rata-rata (AP), dan
marjinal produk (MP), kita bisa amati grafik di bawah ini.
Solusi yang dapat dilakukan dalam menghadapi hal tersebut adalah:

1. Salah satu faktor produksi harus tetap jumlahnya sehingga yang mengalami perubahan
hanya perbandingannya saja. Faktor produksi yang bisa diatur tetap kuantitasnya bisa
berupa luas tanah pada pertanian atau mesin pada industry.

2. Teknik produksi yang digunakan harus lebih canggih. Sebab teknik produksi yang sama
tidak mempengaruhi produktivitas ketika sudah berada di titik jenuh.

3. Daya kerja harus ditingkatkan. Misalkan sebuah perusahaan yang menambah jumlah
tenaga kerja. Sebaiknya bukan hanya jumlah tenaga kerja yang ditambah, melainkan juga
kualitas sumber daya manusia juga perlu ditingkatkan.

Teori Mengenai Fungsi Produksi


Fungsi produksi merupakan fungsi dalam bentuk persamaan matematika yang menjelaskan
hubungan output dengan input yang dipakai selama proses produksi berlangsung. Fungsi
produksi memberikan prediksi jumlah output yang memungkinkan yang dihasilkan oleh
produsen dengan mengkombinasikan berbagai macam input yang mungkin untuk terjadi.
Dengan fungsi produksi, produsen dapat merancang harga pokok produksi dan kuantitas produk
yang dihasilkan. Tidak hanya itu, fungsi produksi juga dapat memberikan gambaran kombinasi
input yang harus digunakan.

Misalkan menurut perhitungan fungsi produksi, sebuah perusahaan maksimal dapat


menghasilkan unit X sebesar 500 buah dan 750 unit Y dalam sehari. Maka untuk mencapai
kuantitas tersebut, factor-faktor produksi apa saja yang perlu disiapkan dan berapa banyak
jumlahnya.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, bisa dipahami bahwa teori produksi sangat diperlukan oleh produsen
agar memahami persiapan yang diperlukan, proses produksi itu sendiri, dan biaya-biaya
produksi. Dengan memahami teori produksi secara menyeluruh, diharapkan perusahaan dapat
meningkatkan keefektifan dan keefisienan dalam melaksanakan produksi.

Teori produksi ini banyak dipelajari dan diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin
meminimalisir pemborosan atau pengeluaran yang tidak perlu. Bagaimanapun, teori produksi ini
akan bermanfaat untuk perusahaan yang mempelajari dengan baik dan menerapkan ke dalam
bisnis mereka. Karena teori yang hanya dipelajari tanpa penerapan tidak akan menghasilkan
buah.

Anda mungkin juga menyukai