Anda di halaman 1dari 11

Teori Produksi Beserta Penjelasannya

Pengertian dari teori produksi adalah studi yang mempelajari bagaimana faktor produksi
menghasilkan hasil produksi berupa barang atau jasa. Kamu bisa mempelajari materi ini
sehingga akan membantumu dalam memahami pelajaran di sekolah Manfaat lainnya adalah
bertambahnya wawasanmu tentang ilmu ekonomi yang berkaitan dengan produksi.
Ada bermacam-macam definisi dari teori produksi menurut para ahli diantaranya adalah
pendapat dari Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo (1993:1). Menurut mereka produksi adalah
penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi.
Drs Mohammad Hatta (1994:4) produksi adalah segala pekerjaan yang menimbulkan guna,
memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu diantara orang banyak.
Secara umum produksi sendiri bisa diartikan sebagai kegiatan membuat barang atau
menghasilkan jasa. Barang dan jasa tersebut pada akhirnya akan dikonsumsi oleh masyarakat
sebagai pembeli. Produsen akan mendapatkan keuntungan dari kegiatan produksi yang
dilakukannya.

Teori Produksi Tentang Pembagian Produksi

Kegiatan produksi yang dilakukan dalam perekonomian bisa dibagi menjadi beberapa jenis.
Secara umum ada 5 jenis produksi yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian.
Kelima jenis kegiatan produksi tersebut bisa digolongkan sebagai berikut.
Ekstraktif
Pengertian dari ekstraktif adalah kegiatan menghasilkan barang dengan cara mengambilnya
langsung dari alam tanpa melakukan pengolahan. Manusia hanya mengambil berbagai benda-
benda yang ada di alam tanpa melakukan pengolahan, biasanya mereka akan menjualnya
kepada pabrik-pabrik. Contoh dari ekstraktif adalah berbagai kegiatan tambang, mulai dari
batu bara, minyak bumi, emas dan lain-lain.
Agraris
Definisi agraris adalah kegiatan mendapatkan barang dari alam baik yang berasal dari
tumbuhan ataupun hewan. Sektor agraris sendiri tidak hanya mencakup pertanian secara
sempit tetapi juga termasuk perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Benda-benda
yang dihasilkan dari sektor agraris sangat diperlukan oleh masyarakat seperti beras, lauk
pauk, kayu untuk bangunan dan lain sebagainya.
Industri
Pengertian dari industri adalah kegiatan mengubah barang mentah menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi. Biasanya industri ini berupa pabrik-pabrik yang mengolah barang
mentah baik dari pertambangan maupun pertanian untuk dijadikan barang siap pakai.
Berbagai contoh industri yang sering dijumpai di tengah-tengah masyarakat adalah pabrik
makanan kemasan, pabrik kendaraan bermotor dan lain-lain.
Perdagangan
Pengertian dari perdagangan adalah kegiatan membeli barang kemudian menjualnya kembali
tanpa melakukan pengubahan terhadap bentuknya. Mereka akan mendapatkan barang dengan
harga yang lebih murah dari harga saat mereka menjual agar mendapatkan untung atau laba.
Para pedagang mendapatkan dari produsen kemudian menjualnya pada konsumen dengan
cara mendirikan toko-toko dan lain sebagainya.
Jasa
Jasa adalah pelayanan yang akan memberikan manfaat bagi konsumen serta bukan
merupakan barang dan tidak bisa dilihat wujudnya. Dalam teori produksi ada berbagai
layanan jasa yang sering digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan
mereka. Berbagai jenis jasa mulai yang umum digunakan adalah transportasi umum, jasa
komunikasi di telepon seluler, perbankan dan lain sebagainya.
Teori Produksi Tentang Tahapan Produksi
Tahapan Produksi adalah anggapan bahwa kegiatan menghasilkan barang hingga barang
tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat ada tahapan-tahapannya. Secara umum ada tiga
tahapan atau tingkatan yang akan dilalui dalam suatu proses produksi. Proses yang terakhir
adalah sampai ditangan konsumen dengan berbagai pelayanan dari produsen.
Primer
Pembagian industri yang termasuk ke dalam tahap primer adalah ekstraktif dan juga agraris.
Hal ini dikarenakan tahap primer adalah jenis kegiatan menghasilkan barang yang masih
dasar. Barang tersebut ada yang bisa langsung dikonsumsi masyarakat dan ada juga yang
memerlukan proses produksi lebih lanjut.
Pada kegiatan ekstraktif, barang yang dihasilkan antara lain adalah minyak bumi yang
tentunya memerlukan pengolahan lebih lanjut pada tahapan produksi berikutnya. Pada tahap
primer jika barang tersebut hasil dari agraris maka bisa saja langsung dinikmati oleh
konsumen. Contohnya adalah hasil agraris berupa buah-buahan yang langsung dijual kepada
masyarakat melalui pasar atau toko-toko.
Sekunder
Tahap sekunder dalam produksi adalah suatu tahap yang berupa pengolahan dari barang yang
dihasilkan dari tahap produksi primer. Pengolahan ini dalam pembagian produksi termasuk
pada jenis industri. Pada kegiatan industri dilakukan pengolahan dari barang mentah hasil
produksi primer hingga menjadi barang jadi atau siap pakai.
Produksi primer salah satunya adalah berupa hasil pertanian misalkan getah karet. Pada tahap
sekunder getah karet tersebut akan diolah lagi menjadi barang jadi seperti ban untuk
kendaraan bermotor atau barang lainnya. Hasil dari tahap sekunder ini tentunya akan dijual
melalui toko-toko, pasar dan lain sebagainya.
Tersier
Tahap tersier adalah tahap dalam produksi yang tujuannya adalah untuk memperlancar
pembuatan barang serta menyalurkannya pada konsumen. Perdagangan dan juga bisnis jasa
merupakan bagian dari tahap tersier ini. Dalam teori produksi perdagangan akan sangat
diperlukan untuk menyalurkan barang dari pihak produsen hingga sampai ke konsumen.
Pelayanan jasa juga akan membantu dalam memperlancar serta membuat suatu barang. Ada
jasa perbankan yang akan sangat membantu produsen dalam mendapatkan modal yang
kemudian digunakan untuk membuat barang. Contoh lain adalah perusahaan jasa pengiriman
paket yang akan membantu pengiriman barang dan produsen ke tangan konsumen.
Teori Produksi Tentang Faktor Produksi
Pengertian dari faktor produksi adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam memproduksi
barang dan jasa. Macam dari faktor produksi sangat banyak sekali, dalam teori produksi
dibedakan menjadikan 2 yaitu faktor produksi asli dan faktor produksi turunan. Faktor
produksi asli terdiri dari tenaga kerja dan sumber daya alam sedangkan yang lainnya
merupakan faktor produksi turunan.
Teori Produksi Faktor Produksi Asli
Pengertian dari faktor produksi asli adalah semua sumber daya alam dan tenaga kerja yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Keberadaan sumber daya alam sangat
penting dalam menghasilkan barang atau jasa. Suatu negara yang memiliki sumber daya alam
melimpah, maka secara teori produksi bisa menghasilkan berbagai barang yang berkualitas.
Sumber daya alam yang banyak dan melimpah harus diimbangi dengan ketersediaan tenaga
kerja yang jumlahnya cukup serta berkualitas bagus. Suatu negara atau perusahaan dengan
kualitas tenaga kerja yang bagus maka dapat mengolah sumber daya alamnya dengan
maksimal. Kombinasi dari sumber daya alam yang melimpah, tenaga kerja yang jumlahnya
cukup serta kualitasnya baik sangat diperlukan dalam kegiatan produksi.
Teori Produksi Faktor Produksi Turunan
Pengertian dari faktor produksi turunan adalah segala hal yang diperlukan untuk membuat
barang serta jasa selain SDA dan tenaga kerja. Ada banyak sekali faktor produksi turunan
yang akan dibutuhkan dalam membuat barang dan jasa. Secara umum dalam teori faktor
produksi diringkas menjadi sumber daya modal, teknologi dan kewirausahaan atau
pengusaha.
Modal dalam kegiatan produksi bisa berupa mesin, peralatan, gedung hingga uang tunai yang
nantinya digunakan untuk membeli bermacam-macam keperluan produksi. Dalam produksi
juga diperlukan teknologi, semakin canggih teknologi maka akan semakin berkualitas barang
yang akan dihasilkan dan murah biaya produksinya. Dalam membuat barang atau jasa
diperlukan orang yang mampu mengatur semua faktor produksi atau biasa disebut pengusaha.
Teori Produksi Tentang Produktivitas
Pengertian dari produktivitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan barang dan
jasa yang nantinya akan dijual kepada konsumen. Perusahaan biasanya akan berusaha untuk
meningkatkan jumlah barang dan jasa yang bisa dihasilkannya. Secara umum ada dua cara
yang bisa dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya meningkatkan produktivitasnya yakni
melalui metode ekstensif dan intensif.
Teori Produksi Ekstensif
Pengertian dari ekstensif adalah peningkatan produktivitas dengan cara menambah faktor
produksi. Misalnya sebuah perusahaan ingin meningkatkan kemampuannya dalam
memproduksi barang dengan cara menambah tenaga kerja. Tentunya cara ini memerlukan
penambahan biaya yang tidak sedikit untuk membayar gaji setiap tenaga kerja.
Cara lain adalah dengan membuka pabrik baru di tempat lain, biaya yang dikeluarkan juga
memang besar. Penambahan pabrik ini tentu akan meningkatkan jumlah barang dan jasa yang
bisa diproduksi. Pada perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan misalnya, penambahan
luas areal perkebunan termasuk salah satu cara ekstensif.
Teori Produksi Intensif
Cara intensif dalam teori produksi adalah meningkatkan produktivitas dengan menambah
produktivitas faktor produksi. Pada faktor produksi tenaga kerja misalnya, perusahaan tidak
melakukan penambahan jumlah pekerja. Perusahaan akan memberikan pelatihan agar setiap
pekerja bisa menghasilkan lebih banyak barang dari sebelumnya.
Dalam teori produksi intensif, perusahaan bisa juga melakukan pembaruan teknologi yang
digunakan. Penggunaan teknologi yang canggih akan meningkatkan produktivitas suatu
perusahaan. Pada umumnya penggunaan teknologi yang lebih canggih akan lebih murah
daripada menambah jumlah pekerja.
Teori Produksi Tentang Proses Produksi
Pengertian dari proses produksi adalah berbagai tahapan yang akan dilalui dalam membuat
barang dan jasa. Ada barang yang hanya membutuhkan waktu sedikit untuk bisa digunakan
oleh konsumen tetapi ada juga yang memerlukan waktu yang panjang. Dalam teori produksi,
proses produksi suatu barang secara umum bisa dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai
berikut.
Proses Produksi Pendek
Pengertian proses produksi pendek adalah kegiatan membuat barang dengan sedikit waktu,
sehingga pihak yang membuat barang langsung menjualnya kepada konsumen. Dalam
kehidupan sehari-hari contohnya adalah penjual nasi goreng, penjual mie pangsit, penjual mie
ayam dan lain-lain. Orang-orang tersebut membuat barang (makanan) dalam waktu singkat
dan langsung menjualnya kepada para pembeli.
Proses Produksi Panjang
Pengertian dari proses produksi panjang adalah kegiatan pembuatan barang yang
membutuhkan waktu sangat lama. Produksi panjang diantaranya seperti menanam padi yang
membutuhkan waktu lama, pembangunan perumahan yang tidak mungkin dikerjakan dalam
waktu singkat. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan waktu sangat lama dalam
menghasilkan barang seperti beras dari tanaman padi dan juga perumahan.
Proses Produksi Terus-menerus
Pengertian dari proses produksi terus-menerus adalah kegiatan pembuatan barang yang
memiliki banyak sekali tahapan. Contoh yang paling sering ditemui seperti pembuatan baju,
yang tahapan produksinya sangat banyak. Pada awalnya berupa kapas yang diambil dari
pohon diubah menjadi kapas lalu benang kemudian kain dan terakhir sampai menjadi baju.
Proses Produksi Berselingan atau Intermitten
Pengertian dari proses produksi berselingan adalah pembuatan barang dengan cara mengolah
bahan-bahan lalu dijadikan satu menjadi suatu produk. Pada produk kendaraan bermotor,
berbagai hasil produksi berupa ban, rangka, mesin dan lain-lain dijadikan satu. Hal tersebut
merupakan contoh dari proses produksi berselingan yang sering dijumpai di dalam
masyarakat.
Teori Produksi Tentang Biaya Produksi
Pengertian dari biaya produksi adalah besarnya pengorbanan yang dibutuhkan dalam
membuat barang atau jasa. Secara umum biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi dua
macam yakni biaya produksi tetap dan biaya produksi variabel. Produsen juga harus
mempelajari biaya produksi total, biaya produksi rata-rata dan biaya produksi marjinal agar
bisa memaksimalkan keuntungan perusahaannya.
Biaya Produksi Tetap atau Fixed Cost (FC)
Pengertian biaya produksi tetap adalah biaya pembuatan barang yang bersifat tetap, baik
membuat barang dalam jumlah sedikit ataupun banyak. Pada perusahaan roti misalnya biaya
sewa tempat untuk pembuatan roti, pembelian oven merupakan biaya tetap. Hal ini
dikarenakan berapapun jumlah roti biaya sewa tempat, biaya pembelian oven tidak akan
berubah.
Biaya Produksi Variabel atau Variable Cost (VC)
Pengertian biaya variabel adalah besarnya biaya yang dikeluarkan dalam membuat barang
tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan. Pada perusahaan pembuatan roti, contoh
biaya variabelnya adalah tepung, telur, gula, dan lain sebagainya yang digunakan sebagai
bahan bakunya. Perusahaan roti yang ingin membuat banyak roti maka akan semakin banyak
memerlukan bahan-bahan tersebut sehingga biayanya semakin meningkat.
Biaya Produksi Total atau Total Cost (TC)
Pengertian dari biaya total adalah keseluruhan biaya yang digunakan dalam membuat barang
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Misalnya dalam kegiatan produksi roti
berbagai macam biaya yang digunakan tersebut mulai dari gedung, oven, hingga bahan
bakunya. Dalam teori produksi semua biaya yang dibutuhkan untuk membuat barang disebut
dengan biaya total dengan rumus sebagai berikut.
TC = FC + VC
TC = Biaya Total (Total Cost)
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya Produksi Rata-rata atau Average Cost (AC)
Pengertian dari biaya produksi rata-rata adalah besarnya biaya untuk membuat setiap satu
unit produk. Misalnya biaya rata-rata membuat satu roti sebesar Rp2.000,- dan harga jualnya
Rp3.000,- maka akan diperoleh untung Rp1.000,- tiap satu roti. Bagi produsen biaya rata-rata
ini sangat penting untuk menghitung laba setiap menjual satu unit barang, rumusnya sebagai
berikut.

AC = Biaya Rata-rata (Average Cost)


TC = Biaya Total (Total Cost)
Q = Jumlah Barang
Biaya Produksi Marjinal atau Marginal Cost (MC)
Pengertian dari biaya produksi marjinal adalah tambahan biaya jika produsen ingin
menambah produksi satu unit barang lagi. Bagi produsen yang ingin menambah jumlah
barang yang dihasilkan maka harus menghitungnya dengan rumus biaya produksi marjinal.
Dalam teori produksi cara menghitungnya adalah dengan menggunakan rumus berikut.

MC = Biaya Marjinal (Marginal Cost)


∆TC = perubahan Biaya Total (Total Cost)
∆Q = Perubahan Jumlah Barang
Teori Produksi Tentang The Law Of Diminishing Return
Pengertian the law of diminishing return adalah penambahan faktor produksi pada titik
tertentu akan membuat tambahan hasil produksi menjadi berkurang. Faktor produksi adalah
segala hal yang diperlukan untuk membuat suatu barang. Secara umum penambahan faktor
produksi akan menambah hasil produksi.
Misalnya saja sebuah perusahaan memiliki satu orang pekerja maka dalam sehari bisa
menghasilkan 150 barang. Saat ada penambahan 1 tenaga kerja sehingga ada 2 pekerja maka
hasil produksinya menjadi 360 barang, ada selisih sebesar 210 barang. Pada teori produksi
artinya dengan adanya tambahan satu pekerja maka akan ada tambahan hasil barang sebanyak
210.
Penambahan 1 pekerja lagi akan membuat ada tambahan hasil sebesar 260. Dalam teori
produksi penambahan pekerja pada titik tertentu tidak akan memberikan tambahan hasil
bahkan bisa mengurangi hasil produksi. Tambahan hasil sendiri sering disebut dengan
marginal produk, untuk penjelasan lebih detail bisa dilihat pada kurva berikut ini.

Jumlah Pekerja (L) Produk Total (TP) Produk Rata-rata Marjinal Produk

1 150 150 150


2 360 180 210
3 660 220 260
4 1000 250 340
5 1250 250 250
6 1380 230 130
7 1400 200 20
8 1400 175 0
9 1350 150 -50
Pada kurva tersebut TP adalah seluruh hasil yang bisa diproduksi oleh perusahaan, sedangkan
L artinya labour atau jumlah pekerja. ∆P adalah rata-rata hasil produksi setiap satu pekerja,
sedangkan MP adalah tambahan hasil. Pada kurva dan tabel tersebut diketahui bahwa
penambahan pekerja pada titik tertentu tambahan hasilnya berkurang hingga menjadi negatif.
Teori Produksi Tentang Kurva Kemungkinan Produksi
Pengertian kurva kemungkinan produksi adalah batas maksimum kombinasi barang produksi
yang bisa dilakukan. Contohnya saja misalkan sebuah perusahaan bisa memproduksi dua
jenis barang dengan jumlah maksimal adalah 1000 unit. Dua barang tersebut misalkan saja
diberi nama X dan Y.

Sumber: Dokumentasi
Penulis
Perusahaan tersebut jika ingin membuat kombinasi maksimal maka bisa memilih titik A.
Pada titik tersebut jumlah barang X yang dihasilkan adalah 700 unit sedangkan untuk barang
Y adalah 300 unit. Kombinasi ini termasuk titik maksimal yang bisa diambil oleh perusahaan
agar bisa mendapatkan keuntungan yang besar.
Titik lain yang bisa dipilih adalah B dimana jumlah produksi Y adalah 100 unit dan X 900
unit. Pilihan antara titik A dan B dalam teori produksi adalah hal yang paling
menguntungkan. Produsen harus memaksimalkan kemungkinan produksi yang bisa
dilakukannya agar mendapatkan keuntungan setinggi mungkin.
Bagi kamu yang telah mempelajari teori produksi bisa menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Teori ini memang akan sangat berguna jika dipakai oleh produsen, akan tetapi
juga bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan kamu tentang tentang ilmu
ekonomi yang berkaitan dengan produksi ini akan membuat wawasanmu bertambah luas.
Semangat belajar!

Marginal Product: Pengertian, Cara Menghitung, dan Contohnya


Adalah kepentingan terbaik bisnis untuk memastikan pasokan produk sesuai dengan
permintaan pelanggan. Menghitung marginal product membantu bisnis memastikan mereka
menggunakan sumber daya mereka dengan bijak. Marginal product adalah alat sederhana
untuk menjaga produksi tetap tinggi dan biaya rendah.
Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu marginal product, cara menghitung produk
marjinal, dan memberikan informasi serta contoh berguna lainnya untuk memandu Anda
menggunakan alat ini.
Apa itu Marginal Product?
Marginal product atau produk marjjinal adalah formula yang digunakan untuk menentukan
bagaimana perubahan salah satu faktor produksi mengubah produksi secara keseluruhan.
Faktor yang dimaksud dapat berupa tenaga kerja, modal, tanah, mesin atau aspek lain yang
secara langsung mempengaruhi produksi barang dagangan.
Umumnya, ketika salah satu elemen ini ditingkatkan, produksi juga meningkat. Namun,
bisnis perlu mengukur peningkatan produksi tersebut terhadap pendapatan dan biaya untuk
memastikan biaya tambahan tersebut menambah nilai.
Bagaimana Cara Menghitung Marginal Product
Berikut ini adalah langkah-langkah kunci untuk menghitung marginal product
1. Ketahui rumus dalam menghitung produk marjinal
Rumus untuk menghitung produk marjinal adalah (Q^n – Q^n-1) / (L^n – L^n-1).
2. Identifikasi Q^n
Q^n adalah total waktu produksi pada n, dan n adalah total waktu produksi saat ini.
Contoh: Pizza Prince memiliki dua karyawan dan dapat membuat 15 pizza per jam.
Perusahaan mempekerjakan satu karyawan lagi. Output pizza meningkat menjadi 22 pizza
per jam. Q^n adalah 22, atau jumlah pizza yang dibuat per jam saat ini.
3. Identifikasi Q^n-1
Q^n – 1 adalah total waktu produksi pada n-1, dan n-1 adalah total waktu produksi
sebelumnya.
Contoh: Untuk Pizza Prince, Q^n-1 adalah 15, atau jumlah pizza yang dibuat per jam
sebelumnya.
4. Identifikasi L^n
L^n adalah total unit pada waktu n.
Contoh: Untuk Pizza Prince, L^n adalah 3, atau jumlah karyawan saat ini.
5. Identifikasi L^n-1
L^n – 1 adalah total unit pada waktu n-1.
Contoh: Untuk Pizza Prince, L^n-1 adalah 2, atau jumlah karyawan sebelumnya.
6. Hitung produk marjinal
Gunakan angka yang sesuai dan masukkan ke dalam rumus (Q^n – Q^n-1) / (L^n – L^n-1).
Contoh: Persamaan produk marjinal Pizza Prince adalah (22 – 15) / (3 – 2). Produk marjinal
Pizza Prince ketika beralih dari dua karyawan menjadi tiga adalah peningkatan tujuh pizza.
7. Hitung produk marjinal (disederhanakan)
L^n – L^n – 1 sering kali sama dengan 1. Dalam kasus ini, ada rumus yang lebih sederhana
yang dapat Anda gunakan untuk menghitung produk marjinal. Kurangi kuantitas atau tingkat
produksi sebelumnya dari tingkat produksi saat ini.
Contoh: Di Pizza Prince, jumlah pizza yang dibuat per jam sebelumnya dengan dua karyawan
adalah 15. Jumlah pizza saat ini yang dibuat per jam dengan tiga karyawan adalah 22. 22 – 15
= 7. Kita sampai pada produk marjinal yang sama seperti pada langkah enam.
Apa yang Mempengaruhi Output Marginal Product?
Beberapa faktor mempengaruhi output produk marjinal. Pertama, adanya peningkatan unsur
produksi. Pada contoh Pizza Prince di atas, faktor produksi yang meningkat adalah tenaga
kerja.
Namun, setiap elemen produksi dapat diubah dan kemudian diukur untuk produk marjinal.
Modal, atau peningkatan pendanaan, adalah faktor produksi lain yang dapat dipindahkan.
Beberapa bisnis membeli lebih banyak tanah atau ruang kerja. Mesin adalah faktor lain yang
dapat mempengaruhi output produk marjinal.
Tujuan dari peningkatan produksi adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan dan pada
akhirnya meningkatkan pendapatan. Dengan demikian, permintaan pelanggan mempengaruhi
output produk marjinal.
Masuk akal bagi perusahaan untuk mempekerjakan lebih banyak karyawan atau membeli
lebih banyak mesin untuk membuat barang dagangan jika ada permintaan yang lebih tinggi
untuk produk tersebut.
Bagaimana Meningkatkan Output Marginal Product?
Untuk memastikan bisnis Anda mendapatkan output produk marjinal setinggi mungkin, yang
terbaik adalah melakukan penyesuaian kecil pada satu elemen produksi pada satu waktu.
Jika Anda menambah lebih banyak karyawan, membeli lebih banyak ruang gudang, dan
menginvestasikan lebih banyak modal ke barang dagangan sekaligus, akan sulit untuk
menentukan elemen mana yang memiliki dampak paling positif terhadap pendapatan.
Selain itu, meningkatkan elemen produksi secara ekstrem dapat mengakibatkan hilangnya
uang. Keuntungan yang meningkat dari, katakanlah, seorang karyawan tambahan harus lebih
tinggi atau sama dengan biaya untuk membayar karyawan baru.
Mempekerjakan banyak karyawan baru sekaligus dapat mengakibatkan pengeluaran lebih
banyak untuk upah daripada pendapatan perusahaan.
Apa itu Hukum Diminishing Returns?
Hukum hasil yang semakin berkurang atau diminishing returns mengatakan bahwa pada titik
tertentu peningkatan elemen produksi tidak akan lagi mengarah pada peningkatan output
Marginal product.
Ada batasan dalam tempat kerja yang menghambat produksi eksponensial. Setiap bisnis
memiliki tingkat optimal atau derajat di mana produksi mereka menghasilkan keuntungan
tertinggi dengan biaya terendah. Meningkatkan faktor produksi di luar tingkat itu akan
meningkatkan biaya seperti upah tanpa meningkatkan pendapatan dari barang dagangan.
Contoh Kasus dalam Menghitung Marginal Product
Berikut adalah beberapa contoh lagi untuk menghitung produk marjinal:
Contoh 1:
Perusahaan Mainan Toys telah menambah beberapa karyawan baru untuk musim liburan
untuk memenuhi permintaan pelanggan. 10 karyawan dapat membuat 20 mainan sehari.
11 karyawan dapat membuat 24 mainan sehari. 12 karyawan dapat membuat 25 mainan
sehari. 13 karyawan dapat membuat 25 mainan sehari. Apa itu produk marjinal? Berapa
jumlah karyawan yang optimal untuk perusahaan toys?
 Dari 10 hingga 11 karyawan: 24 – 20 = 4
 Dari 11 hingga 12 karyawan: 25 – 24 = 1
 Dari 12 hingga 13 karyawan: 25 – 25 = 0
Produk marjinal untuk 11 karyawan adalah empat, untuk 12 karyawan adalah satu dan 13
karyawan adalah 0. Jumlah karyawan yang optimal untuk perusahaan toys adalah 12. Di atas
12, produksi tidak meningkat.
Contoh 2:
Perusahaan sepatu Emporium telah menambahkan satu mesin ke lini produksinya.
Sebelumnya, dengan tiga mesin, Emporium mampu membuat 200 pasang sepatu sehari.
Dengan mesin keempat, Emporium Sepatu dapat membuat 280 pasang sepatu sehari.
Berapakah output produk marjinal?
 Dari tiga mesin menjadi empat mesin: 280 – 200 = 80
 Output marginal product untuk Emporium Sepatu adalah 80.
Contoh 3
Dairy Dudes telah membeli satu hektar tanah tambahan untuk sapi perah mereka.
Sebelumnya, Dairy Dudes memiliki lahan seluas 10 hektar. Mereka menghasilkan 120 galon
susu seminggu dari sapi mereka. Sekarang, mereka mengumpulkan 130 galon susu seminggu.
Berapakah output produk marjinal?
130 – 120 = 10
Output marginal product untuk Dairy Dudes adalah 10.

Anda mungkin juga menyukai