PENDAHULUAN
1
Proses permesinan merupakan suatu suatu proses untuk menciptakan alat
atau produk baru, dengan suatu tahapan dari bahan baku dan di proses dengan
cara-cara tertentu dengan urut dan sestematis untuk mendapatkan suatu produk
yang berfungsi. Suatu komponen yang mempunyai karakteristik yang ideal
apabila suatu komponen tersebut sesuai yang kita kehendaki. Dengan mempunyai
suatu ukuran ukuran, bentuk yang sempurna dan mempunyai permukaan yang
halus. Sebelum mendapatkan hasil yang demikian maka kita harus membuat alat
tersebut membutuhkan suatu proses. Proses dalam permesinan sangatlah banyak,
di antaranya proses menggunakan mesin bubut.
1.2 Tujuan Praktikum
0 Mengetahui pengoperasian mesin-mesin perkakas, seperti misalnya:
0 Mesin Bubut
0 Mesin Las Listrik
0 Mesin Bor Listrik
0 Mesin Gerinda
0 Mesin Gergaji Listrik
0 Dan lain-lain
2
1.3 Batasan Masalah
Dalam melaksanakan praktikum ini perlu adanya pembatasan masalah
agar praktikum ini lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasannya,
sehingga tujuan praktikum dapat tercapai. Pembatasan masalah dalam Laporan
Proses Manufaktur ini adalah mengenai produk yang telah dibuat, yaitu QUICK
CLAMP F.
Praktikum dikerjakan di Laboratorium Proses Produksi Fakultas
Teknik Universitas Esa Unggul. Berikut adalah batasan-batasan masalah
dalam laporan ini :
0 Laporan berisi tentang pengertian, maksud dan tujuan dari pembelajaran
Proses Manufaktur, Proses Produksi serta kerja bangku.
0 Laporan berisi tentang mesin dan alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan QUICK CLAMP F beserta fungsinya.
0 Laporan ini berisi tentang kegiatan praktikum yang dilakukan di
Laboratorium Proses Produksi Fakultas Teknik Universitas Esa Unggul.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam kegiatan produksi pasti ada modal. Modal adalah semua alat
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan barang dan jasa, dengan
imbalan berupa bunga modal kepada pemodal. Modal dibagi 4, yaitu :
0 Modal tetap
Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi
dalam waktu lama, atau lebih dari satu kali putaran proses produksi.
0 Modal lancar
Modal lancar adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam
proses produksi. Modal ini sekali dipakai dalam proses produksi,
kemudian berubah sifat atau wujudnya menjadi barang lain.
4
0 Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diserahkan pemilik modal kepada badan
usaha. Laba yang diperoleh dan tidak atau belum diserahkan kepada
pemilik modal, dengan sendirinya digolongkan sebagai modal sendiri.
0 Modal asing
Modal asing adalah modal yang diberikan oleh orang-orang atau badan-
badan lain kepada suatu badan usaha sebagai pinjam.
Semua produk, baik itu barang atau jasa, yang dikonsumsi oleh
masyarakat setiap harinya berawal dari proses produksi. Setelah proses
produksi, ada beberapa tahapan lagi sebelum akhirnya produk yang dihasilkan
sampai ke konsumsi untuk digunakan.
5
0 Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
0 Memperoleh keuntungan
6
0 Menambah nilai guna
Proses produksi juga dapat menambah nilai guna suatu barang yang
awalnya telah mempunyai kegunaan tertentu sehingga memiliki nilai guna
tambahan. Proses ini dapat menghilangkan fungsi awal suatu barang
menjadi fungsi yang baru.
0 Produksi agraris
0 Produksi industri
0 Produksi ekstraktif
7
0 Produksi perdagangan
0 Produksi jasa
0 Produksi pengangkutan
0 Alam
Dalam hal ini sumber daya alam (Physical Resources) adalah faktor
produksi yang bersumber dari kekayaan alam.
0 Tenaga kerja
8
0 Modal
0 Kewirausahaan
9
Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
limbah, informasi, dan lainnya.
10
Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan manusia semankin kompleks
dan ilmu-ilmu sains berkembang dengan pesat, alat-alat sederhana tersebut
diganti dengan yang lebih modern bahkan menggunakan mesin yang otomatis
tanpa menggunakan tenaga manusia.
Pada tahun 1567 mulai populer istilah manufacture dan kemudian pda
tahun 1683 muncul istilah manufacturing yang diartikan sebagai aktivitas
Pembuatan produk dari bahan-baku menggunakan berbagai macam proses,
mesin dan operasi, dan diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Alur
dari proses manufaktur adalah sebagai berikut:
11
0 Perancangan Produk – Pembelian – Pemasaran
0 Mesin dan perkakas – Manufacturing – Penjualan
0 Perancangan proses – Production control – Pengiriman
0 Material – Support services – Customer service
12
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin,
peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan
mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual.
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti
dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan
kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling
luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi
(1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses
dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur
melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam
proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan
baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur
13
pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai variasi sumberdaya dan aktivitas.
14
Pengertian Manufakturing Secara Teknis Manufakturing adalah
pengolahan bahan mentah melalui proses kimia dan fisika untuk mengubak
bentuk, sifat atau tampilan untuk membuat komponen atau produk.
Manufaktur juga mencakup perakitan berbagai komponen hingga menjadi
produk. Secara umum, manufaktur mempunyai beberapa tahap operasi, dan
setiap tahapan operasi membuat baan mentah lebih dekat ke bentuk akhir.
15
Industri manufaktur terbagi menjadi beberapa jenis perusahaan yang
bergerak dalam berbagai bidang seperti, Industri dasar dan kimia, aneka
industri dan aneka barang konsumsi. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
Seperti:
0 Aneka industri
16
0 Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI)
0 Dll
Tidak akan pernah ada industri manufaktur apabila tidak ada material,
yang sifat-sifatnya adalah selalu diukur atau dinyatakan dalam besaran-
besaran tertentu, baik itu adalah yang berberbasis ilmu-ilmu Fisika, Kimia
maupun Biologi dengan alat bantu hitung-menghitung Matematika. Hal ini
telah mengacu kepada fungsi dari produk manufaktur.
17
itu adalah terhadap gesekan maupun korosi, kelunakan, mudah dibentuk,
mudah diwarnai, berat jenis dan banyak lagi yang lainnya.
Bentuk-bentuk “simetri“ adalah yang secara teknis lebih mudah dan lebih
ekonomis. Namun demi keindahan, maka banyak diantara produk-produk
yang a-simetri. Berupa garis lurus dan dalam bidang datar dari segi
manufaktur adalah yang paling mudah, namun banyak pula dari garis
lengkung dan bidang-bidang yang lebih melekuk, itupun sering harus a-
simetris dan non-linear.
Selain itu terdapat juga bentuk-bentuk karena tuntutan ruang (space), akan
tetapi tetap mempertahankan spesifikasi fungsi, yang masih bisa
dikategorikan sebagai “technical reasons“.
Proses manufaktur dari tahun ke tahun semakin lama semakin canggih baik
itu adalah dari sisi cara kerja maupun tingkat teknologinya karena selalu
dituntut untuk menjadi semakin tanggap dan selalu siap terhadap adanya
berbagai perkembangan teknologi. Teknologinya bisa saja berubah, akan
tetapi besaran yang ingin segera dicapai tidak terlalu banyak berubah, yang
18
berubah adalah dari ukuran satuannya, seperti makin ringan, makin kuat,
makin kecil, makin kompak, atau semakin terjangkau dan masih banyak
lagi yang lainnya.
Material yang baru akan lahir melalui proses teknologi yang canggih, dan
juga perlu untuk diikuti dengan adanya keseimbangan terhadap alam. Hal
ini memang dibutuhkan untuk dapat mengimbangi agar bumi tidak
semakin panas dan selalu terpolusi. Meskipun demikian pasar juga
semakin menuntut “speed and flexibility“ (Kecepatan dan fleksibilitas),
yang berarti bahwa akan terdapat dampak dan berbagai kemungkinan yang
bisa saja terjadi. Tuntutan lainnya yang berupa pertambahan penduduk,
akan berarti pula dengan adanya pertambahan pasar bagi berbagai
kegiatan industri manufakturing.
19
bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau
merupakan bagian terbesar dari bentuk barang). Sedangkan biaya bahan baku
adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk
digunakan yang meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan, dan lain-
lain.
Bahan baku yakni bahan utama atau bahan mentah yang digunakan
untuk memproses barang hasil produksi. Bahan mentah tersebut akan diolah
dengan melewati beberapa proses tertentu untuk dijadikan bahan setengah jadi
atau bahan sudah jadi. Jika barang sudah jadi batang sudah siap dipasarkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dari contoh diatas bisa simpulkan bahwa kebutuhan bahan baku jauh
lebih besar. Karena tanpa adanya bahan baku utama ini, proses produksi sebuah
perusahaan tidak akan bisa berjalan. Lalu tanpa adanya bahan penolong, proses
produksi tetap bisa berjalan, namun kemungkinan besar kualitasnya menurun.
Mengenai porsi dari bahan tersebut, sudah pasti bahan utama memiliki
porsi lebih besar, terutama pada bahan yang sifatnya langsung. Jadi sudah
pasti bahan penolong memiliki porsi yang lebih kecil, bahkan dalam
pemakaiannya bisa diganti dengan bahan lainnya.
20
Jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri
adalah sebagai berikut:
Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku yang
merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang di
keluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini mempunyai hubungan
erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material,
adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak
secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.
Sebagai contoh dari jenis bahan baku adalah apabila barang jadi yang
dihasilkan adalah meja dan kursi, maka yang merupakan bahan baku langsung
dari pembuatan meja dan kursi tersebut adalah kayu, sedangkan yang
termasuk ke dalam bahan baku tidak langsung adalah paku dan plamir yang
berfungsi sebagai perekat kayu dan dasar cat untuk kursi yang dihasilkan.
0 Industri ekstraktif
21
0 Industri non-ekstraktif
0 Industri fasilitatif
Kegiatan industri yang menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain.
Misalnya perbankan, perdagangan, angkutan, ekspedisi, dan asuransi.
22
dengan kontrol mekanis langsung terhadap alat potongnya adalah sebuah bubut
potong ulir ditahun 1483. Mesin bubut ini membentuk aliran ulir pada kayu.
23
BAB III
PENGETAHUAN MESIN
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan
untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat
sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar
dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.
Mesin Bubut (bahasa Inggris: lathe) adalah suatu mesin perkakas yang
digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu
proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan
ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda
gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
24
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi
keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar
bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi
maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
25
26
Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja
untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan
kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan (feeding).
27
Cara mengatur kecepatan spindel mesin bubut dengan tuas:
28
Tabel 3.1.2 Dial Pemotongan Ulir (British Unit)
29
Tabel 3.1.3 Dial Pemotongan Ulir (SI Unit)
30
Tabel 3.1.4 Kecepatan Gerak Makan Mesin Bubut
31
Mesin bubut memiliki beberapa bagian-bagian atau komponen-
komponen utama, diantaranya adalah:
Kepala tetap terletak pada bagian sebelah kiri mesin bubut. Pada bagian
ini terdapat spindel yang berfungsi untuk memutar benda kerja. Pada
bagian headstock juga terdapat tuas-tuas yang berguna untuk mengatur
kecepatan putar spindel.
32
0 Kepala Lepas (Tailstock)
Kepala lepas terletak pada bagian sebelah kanan mesin bubut. Kepala
lepas berfungsi pada pekerjaan bubut dengan dua center, untuk
menghindari benda kerja bengkok pada saat proses pembubutan, misalnya
pada pekerjaan pembubutan As dan kepala lepas juga dapat dipasangi
mata bor untuk pekerjaan pengeboran.
0 Eretan (carriage)
33
Gambar 3.1.6 Carriage
34
Macam-macam jenis mesin bubut dibedakan berdasarkan 2 kategori,
yaitu berdasarkan dimensinya dan berdasarkan prinsip kerjanya.
Mesin bubut ringan ini bisa diletakkan di meja atau di tempat mana
saja sesuka anda dengan sangat mudah, karena ukurannya yang
mini dari jenis mesin bubut lainnya.
Karena memilki berat yang ringan dan ukuran yang mini, mesin
bubut ini bisa dibawa atau di angkat oleh satu orang. Mesini ini
biasa kita jumpai di beberapa sekolah mesin yang di gunakan
untuk latihan dan pembelajaran.
35
Gambar 3.1.8 Mesin Bubut Ringan
36
Gambar 3.1.9 Mesin Bubut Sedang
Mesin bubut standar memiliki ukuran yang besar dan lebih berat.
Jenis mesin bubut ini merupakan standar dalam pembuatan mesin
bubut pada umumnya.
37
0 Mesin bubut meja panjang (long bed lathe)
38
3.1.12 Mesin Bubut Centre Lathe
39
0 Mesin bubut vertical turning & boring milling
Dengan cara kerja yang sangat otomatis, anda dengan mudah dapat
mengawasi beberapa mesin lainnya dengan sangat mudah dan
cepat. Dengan cara kerja otomatis ini, memudahkan para pengguna
menggunakan mesin jenis ini. Mesin otomatis ini banyak di jumpai
di beberapa perusahaan industri dan manufactur yang
membutuhkannya.
40
0 Mesin bubut facing lathe
41
Gambar 3.1.16 Mesin Bubut Turret
Hampir mirip dengan mesin bubut turret biasa, mesin bubut turret
jenis sadel menggunakan sadel untuk melakukan pengaturan dan
pengoperasian untuk menghasilkan material yang identik.
42
pengontrol pahat dengan sistem yang sudah diset sehingga terjadi
pengulangan proses secara identik pada saat dioperasikan.
43
3.2 Macam-Macam Percobaan pada Mesin Bubut
0 Membubut lurus
0 Membubut alur
Untuk membuat alur, digunakan pahat bubut pengalur. Pahat ini berbentuk
lurus, bengkok, berjenjang ke kanan atau kekiri.
44
0 Mengebor
0 Drilling
0 Boring
Membuat ulir menggunakan pahat khusus seperti: pahat ulir segitiga, segi
empat, trapesium, bulat, dan bentuk lainnya. Pekerjaan ini dapat membuat
ulir dalam maupun ulir luar pada benda kerja.
45
0 Membuat tirus (chamfering)
0 Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada
pegangan tang, obeng agar tidak licin.
0 Reaming
Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan
tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut
dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit
pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan
dijepit di senter kepala lepas. Pada saat proses penghalusan, posisi kepala
lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang benda kerja.
Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan memasuki
lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat
itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.
46
3.3 Pemakaian Mesin Las Listrik
Pada dewasa ini elektroda yang tidak berbalut sangat jarang digunakan
dalam proses pengelasan karena elektroda ini sangat sukar memelihara
kestabilan busur nyala dibandingkan dengan elektroda berbalut.
47
Besar arus pengelasan tergantung atas tebal benda kerja (logam) yang
dilas, jenis sambungan las, kecepatan mengelas, posisi pengelasan, tebal dan
jenis balutan elektroda dan panjang benda kerja yang dilas, tetapi di dalam
praktek/pelaksanaannya hanya dengan pemilihan diameter elektroda yang
digunakan.
Catatan:
Gerakan elektroda
0 Gerakan Zigzag
Dalam gerakan zig – zag dilakukan dengan tidak mengayunkan elektroda,
dimana hal ini dilakuakan untuk mengelas pelat-pelat logam yang tipis.
48
0 Gerakan melingkar
Dalam gerakan segitiga atau segi empat dilakukan untuk mengelas pelat-
pelat tebal.
49
Langkah-langkah cara pemakaian mesin Las:
0 Pasang kabel yang berujung dengan elektroda holder pada kutub (+).
0 Pasang kabel lain dengan kutub (-).
0 Putarlah saklar (S-1) pada posisi voltage yang diinginkan.
0 Tekan saklar (S-2) pada posisi ON.
0 Lampu kuning (HI) menyala.
0 Besarnya arus yang digunakan disesuaikan dengan rheostat R-1.
50
Data teknis dari las listrik tipe LHM 200 :
Arus Listrik Untuk Pengelasan
Welding cable 16 m2 Cu
section
Diameter 1,5 – 4,0 mm
elektroda
Dimensi
Tinggi mm 425
Panjang mm 520
Lebar mm 370
Berat Kg 32
Tabel 3.3.1 Data Teknis dari Las Listrik Tipe LHM 200
51
3.4 Pemakaian Mesin Bor
0 Benda yang akan dibor dijepit pada catok yang terdapat pada meja bor
(ragum)
0 Pasang mata bor dengan diameter yang sesuai dengan keperluan. Bila
lubang uang dibuat berdiameter besar, pengeboran dimulai dari mata bor
yang berdiameter kecil, dengan tujuan selain gara posisinya tepat sesuai
dengan diameter yang dikehendaki, juga agar benda kerja tersebut tidak
bergerak pada saat pengeboran
52
0 Aturlah posisi benda kerja supaya titik yang akan dibor tepat berada di
bawah ujung mata bor
0 Atur kecepatan spindel yang disesuaikan dengan bahan benda kerja yang
akan dibor serta jenis bahan mata bor yang dipergunakan
0 Putarlah tuas untuk menghidupkan motor sehingga mata bor berputar
sesuai dengan kecepatan spindel yang kita atur sebelumnya
0 Gerakkan mata bor dengan memutar gerak tuas umpan. Gerakkan mata
bor itu naik dan turun secara bergantian sampai benda kerja tersebut
mempunyai lubang yang tembus ke sisi lain
0 Selama proses pengeboran berlangsung, pelumas harus diberikan pada
lubang yang akan dibor supaya mata bor tidak cepat panas akibat gesekan
yang terjadi. Dengan itu keausan bor bisa dikurangi.
53
meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum
melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi.
0 Gergaji besi
0 Kikir besar/kecil (kikir datar, kikir segi empat, kikir segi tiga, kikir
bulat)
54
0 Ragum
0 Amplas
55
0 Tap & mata tap
0 Mesin bor
56
0 Mesin gerinda
0 Mesin bubut
57
Gambar 3.6.1 Mesin Bubut Lab Esa Unggul
58
0 Peralatan untuk mengelas (Welding)
0 Kerja bangku
59
0 Gerinda
60
0 Mesin kompressor udara
Digunakan untuk membersihkan mesin bubut dari sampah-sampah setelah
selesai digunakan.
61
BAB IV
PROSES PRODUKSI RAGUM BOR KOLOM
Proses ini diawali dengan membubut silinder menggunakan pahat alur, silinder
panjang 153 mm, berdiameter 20 mm di bubut menjadi 12 mm terlebih dahulu
agar memudahkan proses pemotongan.
62
Setelah seluruh bagian berdiameter 8 mm, lalu sisakan 5 mm bagian berdiameter
8 mm lalu bubut kembali sisa bagian tersebut hingga berdiameter 6 mm, sehingga
tuas pemutar menjadi seperti yang ada di gambar.
63
Pada bagian tengah yang berjarak 20 mm juga di bubut menjadi 10 mm
sehingga menghasilkan bentuk seperti pada gambar. Setelah proses pembubutan
selesai maka ujung yang memiliki panjang 20 mm di lubangi dengan
menggunakan bor dengan diameter 8 mm
64
Pembubutan selesai, silinder dengan panjang 50 mm dipotong menjadi 25mm
menggunakan gergaji besi.
Membuat ulir dalam berdiameter 12mm menggunakan alat tap (tangkai dan
mata tap).
Karena diameternya sudah sesuai dengan yang di inginkan maka proses yang di
lakukan hanyalah proses pemotongan besi dari 20 mm menjadi 10 mm.
65
4.5 Penjepit Diam
Bagian inin juga di potong dari plat besi besar yang berukuran sama ya itu
11.5 cm X 22 cm, setelah benda di potong menjadi 20mm X 20 mm, lalu bagian
di gergaji di salah satu bagian di kartel.
Setelah selesai di kartel, lalu benda di kikir dan di amplas agar setiap bagian
menjadi halus dan rapih
Bagian ini di bentuk dari plat besi besar di potong menjadi 8 X10 mm.
Setelah itu bagian di kikir menggunakan alat kikir dan di bentuk sesuai dengan
gambar.
Pada bagian atas di bentuk menyerupai kerucut sehingga dapat menepel pada
bagian lain, lalu pada bagian bawah di buat melengkung ].
66
4.7 Rahang Geser
Lakukan pengukuran dan buat pola pada bagian unjung sehingga berbentuk
kerucut.
Lalu pada sisi lainnya di kikir degan membuat pola 70 radius. Laku kikir bagian
tersebut menggunakan kikir segitiga dan persegi panjang. Agar setiap bagian
ukurannya sesuai dengan yang di inginkan.
67
Buat pola pada bagian ujung agar pas pada saaat pengelasan nanti.
Plat besi ST-42 dipotong dengan ukuran 55x25mm menggunakan gergaji besi dan
ratakan tiap sisi plat yang telah dipotong menggunakan gergaji besi.
68
Lakukan pengukuran pada sisi kanan dan kiri bawah untuk membentuk radius
sekitar 3x45°.
Pada bagian ini besi ST-42 di potong dengan panjang 220x 100mm dengan
bentuk huruf L. pada bagian ini tidak ada bagian yang berbentuk radius.
Yang perlu di lakukan hanya melakukan pengikiran dan pengamplasan agar di dapat
bentuk yang sempurna karena bagian ini adalah salah satu bagian yang penting karena
nantinya setiap bagian yang kita buat di atas akan di tempel pada bagian ini.
69
70
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Utamakan kesehatan dan keselamatan kerja, pakai pakaian pelindung badan yang
lengkap.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ani, M., dan Shafei. 2012. The Effectiveness of the Single Minute Exchange of Die
(SMED) Technique for the Productivity Improvement. International Journal of
Sciences: Basic and Applied Research. 5(1): 9-13.
72
Wikipedia. 2019. Mesin Bubut. Tersedia di
“https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut”. Diakses pada 20 Juni 2019.
73