Anda di halaman 1dari 78

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam pelaksanaan proses produksi dari perusahaan-perusahaan
pada umumnya, maka kelancaran pelaksanaan proses produksi merupakan
suatu hal yang sangat diharapkan di dalam setiap perusahaan. Kelancaran
dalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan ini disamping
dipengaruhi oleh sistem produksi yang ada didalam perusahaan tersebut, maka
pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan
menentukan pula. Sistem produksi pada umumnya sudah dipersiapkan
sebelum perusahaan tersebut melaksanakan proses produksinya. Baik
buruknya sistem produksi dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi
pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut.
Namun demikian sistem produksi yang baik belum tentu dapat menghasilkan
pelaksanaan proses produksi yang baik pula apabila tidak diikuti dengan
pengendalian yang memadai. Untuk dapat melaksanakan proses produksi
dengan baik maka disamping diperlukan adanya sistem produksi yang baik,
sangat diperlukan pula terdapatnya pengendalian proses produksi yang tepat
pula. Dengan terdapatnya sistem produksi yang baik serta diikuti dengan
pengendalian proses yang tepat maka akan dapat diharapkan terdapatnya
kelancaran pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan (Ahyari,1986:3).
Dimasa yang serba modern ini, sangat dibutuhkan tenaga yang
terampil baik di kota ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang
serba canggih ini juga sangat membantu dan mempermudah dalam melakukan
suatu pekerjaan.

1
Proses permesinan merupakan suatu suatu proses untuk menciptakan alat
atau produk baru, dengan suatu tahapan dari bahan baku dan di proses dengan
cara-cara tertentu dengan urut dan sestematis untuk mendapatkan suatu produk
yang berfungsi. Suatu komponen yang mempunyai karakteristik yang ideal
apabila suatu komponen tersebut sesuai yang kita kehendaki. Dengan mempunyai
suatu ukuran ukuran, bentuk yang sempurna dan mempunyai permukaan yang
halus. Sebelum mendapatkan hasil yang demikian maka kita harus membuat alat
tersebut membutuhkan suatu proses. Proses dalam permesinan sangatlah banyak,
di antaranya proses menggunakan mesin bubut.
1.2 Tujuan Praktikum
0 Mengetahui pengoperasian mesin-mesin perkakas, seperti misalnya:
0 Mesin Bubut
0 Mesin Las Listrik
0 Mesin Bor Listrik
0 Mesin Gerinda
0 Mesin Gergaji Listrik
0 Dan lain-lain

Sesuai dengan karakteristik dari mesin-mesin itu sendiri.

0 Mempelajari dasar-dasar pembuatan/perakitan elemen-elemen dari


berbagai komponen sampai menjadi sebuah produk yang utuh.
0 Mengetahui kesalahan-kesalahan dan penyimpangan apa saja yang terjadi
pada saat pembuatan/perakitan sehingga dapat dilihat baik tidaknya hasil
kerja yang telah dilakukan.
0 Memupuk disiplin, tanggung jawab, kerja sama yang baik yang dapat
menjadi bekal yang cukup di kemudian hari.

2
1.3 Batasan Masalah
Dalam melaksanakan praktikum ini perlu adanya pembatasan masalah
agar praktikum ini lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasannya,
sehingga tujuan praktikum dapat tercapai. Pembatasan masalah dalam Laporan
Proses Manufaktur ini adalah mengenai produk yang telah dibuat, yaitu QUICK

CLAMP F.
Praktikum dikerjakan di Laboratorium Proses Produksi Fakultas
Teknik Universitas Esa Unggul. Berikut adalah batasan-batasan masalah
dalam laporan ini :
0 Laporan berisi tentang pengertian, maksud dan tujuan dari pembelajaran
Proses Manufaktur, Proses Produksi serta kerja bangku.
0 Laporan berisi tentang mesin dan alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan QUICK CLAMP F beserta fungsinya.
0 Laporan ini berisi tentang kegiatan praktikum yang dilakukan di
Laboratorium Proses Produksi Fakultas Teknik Universitas Esa Unggul.
3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah


nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna
suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan
kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan
bentuknya dinamakan produksi barang.

Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk


mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan
jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan
suatu proses produksi disebut Produsen.

Di dalam kegiatan produksi pasti ada modal. Modal adalah semua alat
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan barang dan jasa, dengan
imbalan berupa bunga modal kepada pemodal. Modal dibagi 4, yaitu :

0 Modal tetap
Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi
dalam waktu lama, atau lebih dari satu kali putaran proses produksi.
0 Modal lancar
Modal lancar adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam
proses produksi. Modal ini sekali dipakai dalam proses produksi,
kemudian berubah sifat atau wujudnya menjadi barang lain.

4
0 Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diserahkan pemilik modal kepada badan
usaha. Laba yang diperoleh dan tidak atau belum diserahkan kepada
pemilik modal, dengan sendirinya digolongkan sebagai modal sendiri.
0 Modal asing
Modal asing adalah modal yang diberikan oleh orang-orang atau badan-
badan lain kepada suatu badan usaha sebagai pinjam.

Produksi dalam pengertian sederhana adalah seluruh proses dan


operasi untuk memproduksi barang atau jasa. Sistem produksi merupakan
kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan
mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini
dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi.
Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

Secara etimologis, kata “Produksi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu


“To Produce” yang artinya menghasilkan. Jadi, arti kata produksi adalah
suatu kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa
melalui proses tertentu.

Semua produk, baik itu barang atau jasa, yang dikonsumsi oleh
masyarakat setiap harinya berawal dari proses produksi. Setelah proses
produksi, ada beberapa tahapan lagi sebelum akhirnya produk yang dihasilkan
sampai ke konsumsi untuk digunakan.

Mengacu pada pengertian produsi di atas, tujuan kegiatan produksi


yang dilakukan oleh produsen adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
dan memperoleh keuntungan dari kegiatan tersebut.

5
0 Memenuhi Kebutuhan Masyarakat

Setiap elemen masyarakat (individu maupun organisasi) memiliki berbagai


kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Produsen melakukan
kegiatan produksi untuk menghasilkan produk atau menambah nilai guna
suatu produk agar kebutuhan masyarakat tersebut dapat terpenuhi dengan
baik.

0 Memperoleh keuntungan

Setiap produsen mengharapkan adanya keuntungan dari semua kegiatan


produksi yang mereka lakukan. Seperti kita ketahui, untuk melakukan
kegiatan produksi tentunya membutuhkan modal awal.

Ketika produk yang dihasilkan disalurkan ke masyarakat melalui proses


jual-beli, maka produsen mengharapkan mendapatkan margin keuntungan.

Seperti yang disebutkan pada pengertian produksi di atas, fungsi dari


kegiatan produksi adalah untuk menciptakan dan menambah nilai guna suatu
produk, baik itu barang maupun jasa.

0 Menciptakan nilai guna

Proses produksi berfungsi untuk menciptakan nilai guna suatu barang.


Suatu bahan baku yang tadinya tidak mempunyai nilai guna kemudian
diproses sehingga memiliki nilai guna.

6
0 Menambah nilai guna

Proses produksi juga dapat menambah nilai guna suatu barang yang
awalnya telah mempunyai kegunaan tertentu sehingga memiliki nilai guna
tambahan. Proses ini dapat menghilangkan fungsi awal suatu barang
menjadi fungsi yang baru.

Adapun jenis-jenis produksi adalah sebagai berikut:

0 Produksi agraris

Definisi produksi agraris adalah kegiatan produksi yang memanfaatkan


sumber daya alam untuk menghasilkan produk dengan melakukan
pengelolaan yang baik. Pengelolaan alam tersebut akan menghasilkan
produk yang dibutuhkan masyarakat.

0 Produksi industri

Pengertian produksi industri adalah kegiatan produksi yang bertujuan


untuk mengubah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi yang nantinya dijual ke konsumen.

0 Produksi ekstraktif

Arti produksi ekstraktif adalah kegiatan produksi yang mengambil sumber


daya alam dari dalam bumi kemudian menjualnya ke perusahaan lain
untuk diproses menjadi sesuatu yang baru.

7
0 Produksi perdagangan

Pengertian produksi perdagangan adalah kegiatan produksi yang berperan


sebagai perantara antara produsen dengan konsumen.

0 Produksi jasa

Pengertian produksi jasa adalah kegiatan produksi yang bertujuan untuk


menjual jasa berupa keahlian tertentu yang dapat menangani masalah
orang lain.

0 Produksi pengangkutan

Pengertian produksi pengangkutan adalah kegiatan produksi yang


tujuannya untuk melayani pemindahan atau distribusi barang dari
produsen ke lokasi terdekat dengan konsumen.

Faktor-faktor produksi meliputi:

0 Alam

Dalam hal ini sumber daya alam (Physical Resources) adalah faktor
produksi yang bersumber dari kekayaan alam.

0 Tenaga kerja

Tenaga kerja (labor) adalah faktor produksi yang melakukan kegiatan


produksi, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Di dalam faktor ini
terdapat beberapa unsur penting, seperti unsur fisik, pikiran, serta
kemampuan dan keahlian.

8
0 Modal

Modal (capital) punya peranan penting dalam percepatan dan kelancaran


kegiatan produksi.

0 Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah suatu kemampuan yang ada di dalam diri seseorang


dalam menggunakan faktor-faktor produksi sehingga mendapatkan hasil
yang diinginkan.

0 Sumber daya informasi

Kemajuan teknologi informasi di era globalisasi berperan besar dalam


kegiatan produksi. Ini meliputi keseluruhan informasi dan data yang
diperlukan oleh perusahaan untuk mengoperasikan bisnisnya.

Sektor-sektor produksi meliputi: primer, sekunder, tersier, publik, swasta,


konsumsi, investasi.

Teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat


produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
Teori produksi terbagi menjadi dua macam, yaitu produksi jangka pendek dan
jangka panjang. Teori jangka pendek adalah jika sebagian produksi jumlahnya
tepat dan yang lain berubah. Sedangkan teori jangka panjang adalah faktor
produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan. Sistem produksi
merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan
mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini
dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi.

9
Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
limbah, informasi, dan lainnya.

Gambar 2.1.1 Sistem Produksi

2.2 Teori Manufaktur

Sering kali kita mendengar kata manufaktur dalam kehidupan sehari-


hari yang erat kaitannya dengan sebuah produk yang kira beli. Sebenarnya
manufaktur berasal dari Bahasa latin manu dan factus yang artinya di buat
dengan tangan. Sesuai dengan kata yang membangunnya segala sesuatu yang
di ciptakan oleh manusia adalah manufaktur tapi pada kenyataannya
kemampuan manusia itu terbatas dan kecil dibandingkan dengan tenaga dari
hewan dan alam seperti angin air dan yang lainnya, oleh karena itu manusia
memanfaatkan hal tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.

Manufaktur sendiri sebenarnya sudah dimulai dari jaman purba.


Dimana manusia jaman dulu menggunakan alat-alat sederhana seperti batu
dan logam yang di bentuk menjadi panah, kapak, sabit, palu untuk mencari
dan mengolah makanan.

10
Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan manusia semankin kompleks
dan ilmu-ilmu sains berkembang dengan pesat, alat-alat sederhana tersebut
diganti dengan yang lebih modern bahkan menggunakan mesin yang otomatis
tanpa menggunakan tenaga manusia.

Ditinjau dari aktivitas pembuatan produk, banyak literatur yang


menuliskan bahwa industri manufaktur dimulai dari tahun sekitar 5000-4000
SM. Itu terbukti dengan telah dibuatnya ornamen dari kayu, keramik atau batu
serta logam. Mula-mula produk dibuat dengan proses pengecoran dan
pembentukan (hammering). Kemudian karena perkembangan teknologi
material dan bervariasinya produk, menyebabkan berkembangnya material
baru dan komplektisitas produk untuk memenuhi permintaan yang besar dan
kualitas yang lebih tinggi. Meterial seperti emas, tembaga dan besi merupakan
bahan baku logam pertama yang banyak dimanfaatkan, kemudian timah,
kuningan dan perunggu.

Pada tahun sekitar 600-800 SM menunjukkan perkembangan teknologi


manufaktur, dengan diketemukannya proses produksi Baja. Selanjutnya dikuti
dengan berkembangan logam besi dan non-besi. Pada masa sekarang, dimana
komputer telah dapat diproduksi, telah dapat diketemukannya material yang
mempunyai sifat-sifat khusus seperti keramik, plastik, komposit dan logam
khusus.

Pada tahun 1567 mulai populer istilah manufacture dan kemudian pda
tahun 1683 muncul istilah manufacturing yang diartikan sebagai aktivitas
Pembuatan produk dari bahan-baku menggunakan berbagai macam proses,
mesin dan operasi, dan diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu. Alur
dari proses manufaktur adalah sebagai berikut:

11
0 Perancangan Produk – Pembelian – Pemasaran
0 Mesin dan perkakas – Manufacturing – Penjualan
0 Perancangan proses – Production control – Pengiriman
0 Material – Support services – Customer service

Setalah terjadi revolusi industri, yaitu sekitar tahun 1750-an di Inggris,


mulai berkembang sistem produksi secara massal. Mekanisasi modern dimulai
di Inggris dan Eropa, yaitu ketika berkembangnya mesin-mesin tektil dan
mesin-mesin perkakas (untuk pemotongan logam). Selanjutnya teknologi
tersebut berkembang ke Amerika yang kemudian muncullah teknologi
perancangan, proses manufaktur dan penggunaan mampu-tukar komponen
(interchangeable parts).

Dan hanya dalam kurun waktu sekitar 30 tahun (1960-1990-an) telah


dilahirkannya komputer. Sekarang dengan bantuan sistem CIM (computer-
integrated manufacturing), metode produksi sangat berkembang pesat, sebagai
contoh proses manufaktur kaleng alumunium dapat diproduksi pada laju 10
kaleng per detik dan produksi pisau cukur dapat dilakukan pada laju produksi
3 juta perjam. Dalam bisnis, secara umum terdapat 2 jenis bentuk produk yang
ditawarkan kepada para pelanggan. Pertama adalah produk manufaktur,
merupakan produk yang sifatnya nyata, hadir secara fisik, dapar dilihat dan
disentuh barangnya. Kedua adalah produk berupa jasa, di mana jasa adalah
sebuah pelayanan yang ditujukan kepada pelanggan dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan tersebut. Sifat dari jasa adalah kebalikan dari produk
manufaktur, tidak dapat dilihat bentuknya, tidak dapat disentuh, dan secara
fisik tidak dapat diketahui bentuknya, hanya dapat dirasakan apakah mampu
memenuhi keinginan pelanggan atau tidak.

12
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin,
peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan
mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual.

Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan


tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, tetapi demikian istilah ini
lebih sering digunakan untuk dunia industri, di mana bahan baku diubah
menjadi barang jadi dalam skala yang besar.

Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi


pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara massal untuk
dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. Beberapa industri seperti
semikonduktor dan baja lebih sering menggunakan istilah fabrikasi dibandingkan
manufaktur. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.
Pada proses perancangan produk, aspek-aspek yang terkait dengan proses
manufaktur dan rantai pasok harus dipertimbangkan. Rancangan yang dihasilkan
bukanhanya dapat memenuhi kebutuhan konsumen namun juga memenuhi
batasan-batasan yang terkait dengan aspek manufaktur.

Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti
dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan
kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling
luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi
(1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses
dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur
melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam
proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan
baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur

13
pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai variasi sumberdaya dan aktivitas.

Kata “Manufacture” dalam bahasa inggris atau manufaktur (dalam


bahasa Indonesia) berasal dari bahasa latin, yaitu: “manus” = tangan (hand),
“factus” = membuat (make). Pada abad-abad yang lalu dalam bahasa inggris
manufacture berarti made by hand atau dibuat dengan tangan. Namun pada
masa modern kata manufaktur lebih sering dikaitkan dengan bantuan
permesinan dan kontrol komputer.

Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik


maupun kimia untuk merubah bentuk geometri bahan atau penampilan
permukaan dalam pembuatan komponen suatu produk. Proses manufaktur
membutuhkan komponen-komponen sedrehana untuk diproses sehingga menjadi
barang yang lebih kompleks. Misalnya kompoen seperti baut, mur, plat besi dan
lain-lain yang merupakan komponen dasar yang dapat dirakit menjadi komponen
lebih rumit dan mempunyai nilai yang lebih besar dan berguna.

Perusahaan Manufaktur adalah sebuah badan usaha yang mengoperasikan


mesin, peralatan dan tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah
bahan- bahan mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual. Semua proses
dan tahapan yang dilakukan dalam kegiatan manufaktur dilakukan dengan
mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimiliki oleh masing-
masing satuan kerja. Di Indonesia sendiri kita pasti sering sekali mendengar kata
“pabrik” atau dalam bahasa inggris disebut “factory”.
Pabrik adalah istilah penyebutan tempat yang digunakan untuk proses
manufakturing atau fabrikasi.

14
Pengertian Manufakturing Secara Teknis Manufakturing adalah
pengolahan bahan mentah melalui proses kimia dan fisika untuk mengubak
bentuk, sifat atau tampilan untuk membuat komponen atau produk.
Manufaktur juga mencakup perakitan berbagai komponen hingga menjadi
produk. Secara umum, manufaktur mempunyai beberapa tahap operasi, dan
setiap tahapan operasi membuat baan mentah lebih dekat ke bentuk akhir.

Pengertian Manufaktur Secara Ekonomis Manufaktur adalah proses


transformasi bahan mentah pada bentuk yang mempunyai nilai tambah
melalui satu atau lebih operasi/ proses perakitan sehingga memiliki nilai jual.

Pengertian Manufacturing Menurut CIRP 1983 Manufacturing adalah


satu rangkaian kegiatan yang meliputi desain produk, pemilihan barang,
perencanaan, manufaktur (pembuatan), jaminan kualitas, manajemen dan
penjualan yang dilakukan perusahaan

Perusahaan Manufaktur memiliki beberapa karakteristik dan juga ciri-


ciri, diantaranya adalah sebagai berikut:

Pengolahan Material dan Hasil Produksi Perusahaan manufaktur


melakukan proses pengolahan bahan- bahan mentah menjadi barang yang
memiliki nilai jual. Produk yang dihasilkan terlihat secara kasat mata atau
berwujud. Berbeda dengan perusahaan jasa yang produknya tidak berwujud.
Menggunakan Mesin dan SDM Skala Besar Dalam proses produksinya,
Perusahaan manufaktur biasanya menggunakan mesin dan tenaga Manusia
dalam skala besar, yang mengerjakan proses manufacturing berdasarkan SOP
yang telah dibuat. Terdapat Biaya Produksi Biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan manufaktur, umumnya terdiri dari 3 elemen, yakni, biaya bahan
baku, tenaga kerja dan overhead pabrik/BOP.

15
Industri manufaktur terbagi menjadi beberapa jenis perusahaan yang
bergerak dalam berbagai bidang seperti, Industri dasar dan kimia, aneka
industri dan aneka barang konsumsi. Berikut ini adalah beberapa contohnya:

0 Industri Dasar dan Kimia

Perusahaan yang tergolong jenis Industri dasar dan kimia adalah


perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi semen,
keramik, porselen, logam, kimia, plastik, pakan ternak, kayu dan
pengolahannya, Kertas dan sebagainya.

Seperti:

0 Holcim Indonesia Tbk (SMCB)


0 Semen Baturaja Persero Tbk (SMBR)
0 Beton Jaya Manunggal Tbk (BTON)
0 Barito Pasific Tbk (BRPT)
0 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)
0 Dll

0 Aneka industri

Perusahaan yang tergolong jenis ini adalah perusahaan yang bergerak


dalam bidang Mesin dan alat berat, Otomotif dan komponennya, Tekstil
dan garment, alas kaki, kabel dan elektronika, seperti:

0 Astra International Tbk (ASII)


0 Astra Otopart Tbk (AUTO)
0 Goodyear Indonesia Tbk (GDYR)
0 Asia Pasific Fibers Tbk (POLY)

16
0 Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI)
0 Dll

0 Industri Barang Konsumsi

Yang termasuk ke dalam Industri barang konsumsi diantaranya adalah


perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi makanan
dan Minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan alat rumah tanga, seperti:

0 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)


0 Gudang Garam Tbk (GGRM)
0 Kimia Farma Tbk (KAEF)
0 Kalbe Farma Tbk (KLBF)
0 Mustika Ratu Tbk (MRAT)
0 Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
0 Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI)
0 Dll

Faktor-faktor yang mendukung proses manufaktur:

0 Fungsi dan estetika

Tidak akan pernah ada industri manufaktur apabila tidak ada material,
yang sifat-sifatnya adalah selalu diukur atau dinyatakan dalam besaran-
besaran tertentu, baik itu adalah yang berberbasis ilmu-ilmu Fisika, Kimia
maupun Biologi dengan alat bantu hitung-menghitung Matematika. Hal ini
telah mengacu kepada fungsi dari produk manufaktur.

Perhatikan besaran-besaran seperti: kekuatan, kemampuan perubahan


bentuk, kepegasan, daya tahan, kestabilan dimensional, ketahanan aus baik

17
itu adalah terhadap gesekan maupun korosi, kelunakan, mudah dibentuk,
mudah diwarnai, berat jenis dan banyak lagi yang lainnya.

Oleh karena itu proses manufaktur sejatinya adalah berupa “proses


ekonomi“, sehingga harus tetap mengacu kepada kaidah-kaidah ekonomi.
Selain itu proses manufaktur juga perlu memperhatikan estetika,
keindahan yang secara alamiah menjadi kesukaan manusia. Yang
sebenarnya bisa direpresentasikan dalam rupa/warna, penampilan, bentuk,
bahkan juga termasuk friendliness (keramahan). Walaupun sebenarnya
selera dari keindahan seperti ini seringkali harus menyimpang dari kaidah-
kaidah ekonomi dan teknik-teknik manufaktur.

Bentuk-bentuk “simetri“ adalah yang secara teknis lebih mudah dan lebih
ekonomis. Namun demi keindahan, maka banyak diantara produk-produk
yang a-simetri. Berupa garis lurus dan dalam bidang datar dari segi
manufaktur adalah yang paling mudah, namun banyak pula dari garis
lengkung dan bidang-bidang yang lebih melekuk, itupun sering harus a-
simetris dan non-linear.

Selain itu terdapat juga bentuk-bentuk karena tuntutan ruang (space), akan
tetapi tetap mempertahankan spesifikasi fungsi, yang masih bisa
dikategorikan sebagai “technical reasons“.

0 Material dan proses

Proses manufaktur dari tahun ke tahun semakin lama semakin canggih baik
itu adalah dari sisi cara kerja maupun tingkat teknologinya karena selalu
dituntut untuk menjadi semakin tanggap dan selalu siap terhadap adanya
berbagai perkembangan teknologi. Teknologinya bisa saja berubah, akan
tetapi besaran yang ingin segera dicapai tidak terlalu banyak berubah, yang

18
berubah adalah dari ukuran satuannya, seperti makin ringan, makin kuat,
makin kecil, makin kompak, atau semakin terjangkau dan masih banyak
lagi yang lainnya.

Material yang baru akan lahir melalui proses teknologi yang canggih, dan
juga perlu untuk diikuti dengan adanya keseimbangan terhadap alam. Hal
ini memang dibutuhkan untuk dapat mengimbangi agar bumi tidak
semakin panas dan selalu terpolusi. Meskipun demikian pasar juga
semakin menuntut “speed and flexibility“ (Kecepatan dan fleksibilitas),
yang berarti bahwa akan terdapat dampak dan berbagai kemungkinan yang
bisa saja terjadi. Tuntutan lainnya yang berupa pertambahan penduduk,
akan berarti pula dengan adanya pertambahan pasar bagi berbagai
kegiatan industri manufakturing.

Tujuan semua barang dan jasa diciptakan untuk memenuhi semua


kebutuhan ekonomi manusia. Dan barang-barang produksi ini dihasilkan oleh
salah satu perusahaan yang menjalankan bisnisnya di bidang manufaktur. Lalu
untuk mendapatkan hasil barang yang diproduksi, sudah pasti pabrik
memerlukan bahan-bahan mentah maupun bahan-bahan matang.

Tetapi bahan-bahan tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian yakni


bahan baku dan bahan penolong. Keduanya ini sangat penting dalam
perusahaan manufaktur, pasalnya merupakan sumber daya paling besar, yang
pasti diperlukan untuk proses produksi. Tanpa ada keduanya, kemungkinan
besar perusahaan manufaktur kegiatan produksi barang akan lambat bahkan
bisa menyebabkan terhambat.

Dalam sebuah industri, baik itu industri rumahan maupun industri


berskala besar tentu memiliki bahan baku yang diolah menjadi sebuah produk.
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk di mana

19
bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau
merupakan bagian terbesar dari bentuk barang). Sedangkan biaya bahan baku
adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan bahan siap untuk
digunakan yang meliputi harga bahan, ongkos angkut, penyimpanan, dan lain-
lain.

Bahan baku yakni bahan utama atau bahan mentah yang digunakan
untuk memproses barang hasil produksi. Bahan mentah tersebut akan diolah
dengan melewati beberapa proses tertentu untuk dijadikan bahan setengah jadi
atau bahan sudah jadi. Jika barang sudah jadi batang sudah siap dipasarkan
untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sedangkan, bahan penolong adalah seperti bahan baku, bahan


penolong ini merupakan bahan yang diperlukan untuk memenuhi proses
produksi. Tetapi bahan penolong ini hanya dimanfaatkan untuk waktu tertentu,
misalnya hanya untuk meningkatkan efisiensi saja. Bedanya bahan penolong
dengan bahan tidak langsung yakni, jika bahan tidak langsung ini tidak
tersedia, maka proses produksi dapat terganggu. Lalu untuk bahan penolong
yang tidak tersedia di pabrik, proses produksi tetap bisa berjalan, tetapi ini
biasanya membuat kualitas barang menjadi menurun.

Dari contoh diatas bisa simpulkan bahwa kebutuhan bahan baku jauh
lebih besar. Karena tanpa adanya bahan baku utama ini, proses produksi sebuah
perusahaan tidak akan bisa berjalan. Lalu tanpa adanya bahan penolong, proses
produksi tetap bisa berjalan, namun kemungkinan besar kualitasnya menurun.

Mengenai porsi dari bahan tersebut, sudah pasti bahan utama memiliki
porsi lebih besar, terutama pada bahan yang sifatnya langsung. Jadi sudah
pasti bahan penolong memiliki porsi yang lebih kecil, bahkan dalam
pemakaiannya bisa diganti dengan bahan lainnya.

20
Jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri
adalah sebagai berikut:

0 Bahan baku langsung

Bahan baku langsung atau direct material adalah semua bahan baku yang
merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang di
keluarkan untuk membeli bahan baku langsung ini mempunyai hubungan
erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.

0 Bahan baku tidak langsung

Bahan baku tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material,
adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak
secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan.

Sebagai contoh dari jenis bahan baku adalah apabila barang jadi yang
dihasilkan adalah meja dan kursi, maka yang merupakan bahan baku langsung
dari pembuatan meja dan kursi tersebut adalah kayu, sedangkan yang
termasuk ke dalam bahan baku tidak langsung adalah paku dan plamir yang
berfungsi sebagai perekat kayu dan dasar cat untuk kursi yang dihasilkan.

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung


pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan
bahan baku yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

0 Industri ekstraktif

Bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya industri hasil


pertanian, perikanan, kehutanan, peternakan, dan pertambangan.

21
0 Industri non-ekstraktif

Industri yang mengolah lebih lanjut hasil-hasil industri lain. Misalnya


industri kayu lapis, pemintalan, dan kain.

0 Industri fasilitatif

Kegiatan industri yang menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain.
Misalnya perbankan, perdagangan, angkutan, ekspedisi, dan asuransi.

Proses manufaktur dapat didefinisikan sebagai penerapan proses fisik


dan kimia untuk mengubah geometri, sifat-sifat, ataupun penampilan dari
suatu material awal dalam membuat komponen atau produk. Proses ini
meliputi perancangan produk, pemilihan material, dan tahap-tahap proses
dimana produk tersebut dibuat. Proses manufaktur melibatkan kombinasi
mesin-mesin, alat perkakas, tenaga penggerak, dan tenaga kerja manual.

Mesin merupakan suatu fasilitas yang mutlak diperlukan dalam


perusahaan manufaktur dalam berproduksi. Dengan menggunakan mesin
perusahaan dapat menekan tingkat kegagalan produk dan dapat meningkatkan
standar kualitas serta dapat mencapai ketepatan waktu dalam menyelesaikan
produknya sesuai permintaan konsumen dan penggunaan sumber bahan baku
akan lebih efisien karena dapat lebih terkontrol penggunaannya.

Mesin perkakas adalah alat mekanis yang ditenagai, biasanya digunakan


untuk mempabrikasi komponen metal dari sebuah mesin. Kata mesin perkakas
biasanya digunakan untuk mesin yang digunakan tidak dengan tenaga manusia,
tetapi mereka bisa juga digerakan oleh manusia bila dirancang dengan tepat. Para
ahli sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin perkakas sesungguhnya lahir
ketika keterlibatan manusia dihilangkan dalam proses pembentukan atau proses
pengecapan dari berbagai macam peralatan. Mesin bubut pertama

22
dengan kontrol mekanis langsung terhadap alat potongnya adalah sebuah bubut
potong ulir ditahun 1483. Mesin bubut ini membentuk aliran ulir pada kayu.

Proses permesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan


sebagian bahan yang bertujuan untuk membentuk produk yang diinginkan.
Proses permesinan yang biasa dilakukan di industri manufaktur adalah proses
penyekrapan, proses penggurdian, proses pembubutan, proses
penyayatan/frais, proses gergaji, proses broaching, dan proses gerinda. Proses
permesinan seperti proses bubut, pengeboran, frais atau pemesinan baut pada
dasarnya merupakan suatu proses pembuangan sebagai bahan benda kerja
dimana pada proses pemotongannya akan dihasilkan geram (chip) yang
merupakan bagian benda kerja yang akan dibuang. Pahat poton bergerak
sepanjang benda kerja dengan kecepatan dan kedalaman pemotongan.
Pergerakan pahat ini mengakibatkan timbulnya geram yang terbentuk akibat
proses pergeseran secara kontin pada bidang geser.

Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan


produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin, dan operasi,
mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas
yang diperlukan. Misalnya komponen seperti baut, mur, plat besi, dan lainnya
yang merupakan komponen dasar yang dapat dirakit menjadi komponen lebih
rumit dan mempunyai nilai yang lebih besar dan berguna. Dari pandangan
ekonomi proses manufaktur adalah proses pengubahan material menjadi
benda yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dengan menggunakan
satu atau lebih operasi pemrosesan dan operasi perakitan.

23
BAB III
PENGETAHUAN MESIN

3.1 Pemakaian Mesin Bubut

Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan
untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat
sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar
dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.

Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi


terbesar di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti mesin freis,
drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya.

Mesin Bubut (bahasa Inggris: lathe) adalah suatu mesin perkakas yang
digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu
proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar
benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak
umpan. Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan
kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan
ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda
gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.

24
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi
keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar
bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi
maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Gambar 3.1.1 Mesin Bubut

Gambar 3.1.2 Mesin Bubut Colchester Student

25
26
Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja
untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan
kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan (feeding).

Poros spindel memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga


memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran
akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Gambar 3.1.3 Cara Kerja Mesin Bubut

27
Cara mengatur kecepatan spindel mesin bubut dengan tuas:

Kedudukan tuas No.9 dan No.10 pada


gambar mesin bubut (4 variasi)

1200 500 205 85

Kedudukan tuas No.11 pada gambar


mesin bubut (2 variasi)

760 315 130 54



Lihat gambar di bawah

Tabel 3.1.1 Kedudukan Tuas Pengatur Kecepatan Spindel

28
Tabel 3.1.2 Dial Pemotongan Ulir (British Unit)
29
Tabel 3.1.3 Dial Pemotongan Ulir (SI Unit)
30
Tabel 3.1.4 Kecepatan Gerak Makan Mesin Bubut
31
Mesin bubut memiliki beberapa bagian-bagian atau komponen-
komponen utama, diantaranya adalah:

0 Kepala Tetap (Headstock)

Kepala tetap terletak pada bagian sebelah kiri mesin bubut. Pada bagian
ini terdapat spindel yang berfungsi untuk memutar benda kerja. Pada
bagian headstock juga terdapat tuas-tuas yang berguna untuk mengatur
kecepatan putar spindel.

Gambar 3.1.4 Headstock

32
0 Kepala Lepas (Tailstock)

Kepala lepas terletak pada bagian sebelah kanan mesin bubut. Kepala
lepas berfungsi pada pekerjaan bubut dengan dua center, untuk
menghindari benda kerja bengkok pada saat proses pembubutan, misalnya
pada pekerjaan pembubutan As dan kepala lepas juga dapat dipasangi
mata bor untuk pekerjaan pengeboran.

Gambar 3.1.5 Tailstock

0 Eretan (carriage)

Carriage merupakan penopang dan pembawa pahat bubut. Pada Carriage


terdapat eretan melintang dan eretan kombinasi yang berguna untuk
mengatur gerak dan posisi pahat. Pada carriage juga terdapat tool holder
dan juga tuas menggerakkan carriage secara manual maupun otomatis.

33
Gambar 3.1.6 Carriage

0 Meja Mesin (Lathe Bed)

Lathe bed merupakan kerangka mesin bubut. Di bagian atasnya terdapat


kepala lepas dan carriage.

Gambar 3.1.7 Lathe Bed

34
Macam-macam jenis mesin bubut dibedakan berdasarkan 2 kategori,
yaitu berdasarkan dimensinya dan berdasarkan prinsip kerjanya.

0 Mesin bubut berdasarkan dimensinya

0 Mesin bubut ringan

Mesin bubut ringan diperuntukkan untuk pekerjaan membubut


objek yang berukuran kecil dan ringan. Bentuk mesin ini relatif
kecil dan sederhana dengan panjang mesin umumnya tidak lebih
dari 1200 mm sehingga sangat cocok untuk latihan dan industri
rumah tangga.

Mesin bubut ringan ini bisa diletakkan di meja atau di tempat mana
saja sesuka anda dengan sangat mudah, karena ukurannya yang
mini dari jenis mesin bubut lainnya.

Karena memilki berat yang ringan dan ukuran yang mini, mesin
bubut ini bisa dibawa atau di angkat oleh satu orang. Mesini ini
biasa kita jumpai di beberapa sekolah mesin yang di gunakan
untuk latihan dan pembelajaran.

35
Gambar 3.1.8 Mesin Bubut Ringan

0 Mesin bubut sedang (medium lathe)

Dibanding dengan mesin mesin bubut ringan, mesin bubut sedang


memiliki konstruksi yang lebih detail dan dilengkapi dengan
peralatan khusus. Mesin bubut sedang digunakan untuk pekerjaan
yang memiliki banyak variasi dan membutuhkan ketelitian.

Mesin bubut jenis ini dapat membubut material dengan diameter


sampai dengan 200 mm dan panjang 100 mm. Tidak hanya untuk
menghasilkan perkakas, mesin bubut sedang juga dapat digunakan
untuk memperbaiki perkakas dan cocok digunakan sebagai
peralatan pelatihan di sekolah.

36
Gambar 3.1.9 Mesin Bubut Sedang

0 Mesin bubut standar (standard lathe)

Mesin bubut standar memiliki ukuran yang besar dan lebih berat.
Jenis mesin bubut ini merupakan standar dalam pembuatan mesin
bubut pada umumnya.

Dengan komponen seperti pada mesin bubut ringan dan sedang


serta dilengkapi dengan keran pendingin, lampu kerja, bak
penampung beram, dan rem. Mesin bubut standar paling banyak
digunakan di home industry.

Gambar 3.1.10 Mesin Bubut Standar

37
0 Mesin bubut meja panjang (long bed lathe)

Mesin bubut ini digunakan untuk mengerjakan benda yang besar


dan panjang, dan banyak digunakan untuk pabrik-pabrik besar.

Gambar 3.1.11 Mesin Bubut Meja Panjang

0 Mesin bubut berdasarkan prinsip kerjanya

0 Mesin bubut centre lathe

Mesin bubut centre lathe paling banyak digunakan pada industri


karena dirancang untuk berbagai macam bentuk. Mesin bubut ini
menggunakan poros spindle yang memiliki chuck berahang pada
satu sisinya sebagai alat cengkram material. Rahang ini menjadi
pusat sumbu dan sisinya yang lain menjadi pemutar.

Mesin ini banyak digunakan diberbagai industri besar ataupun


kecil dan juga dibeberapa perusahaan manufactur dengan cara
kerja yang sangat efektif dan mudah. Mesin ini dirancang dengan
berbagai bentuk dan tipe sehingga.

38
3.1.12 Mesin Bubut Centre Lathe

0 Mesin bubut sabuk

Jenis mesin bubut sabuk menggunakan sabuk untuk memutar roda


gigi. Sabuk melingkari roda gigi dan berputar dengan putaran poros
dari spindle yang terkait dengan sabuk. Roda gigi yang dilingkari
sabuk inilah menjadi kunci pembuatan ulir dan pemotongan material
karena diujung rangkaian roda gigi tersebut terdapat eretan pahat
yang bergerak memutar konstan untuk membentuk ulir.

Gambar 3.1.13 Mesin Bubut Sabuk

39
0 Mesin bubut vertical turning & boring milling

Mesin bubut ini bekerja secara otomatis. Sebelum bekerja, mesin


bubut ini hanya perlu menentukan bentuk akhir dari setiap
potongan yang diberikan oleh operator dan selanjutnya mesin
bubut ini akan membubut sesuai setingan. Poros mesin akan
mengeset sendiri cengkramannya pada material bahan kerja.

Dengan cara kerja yang sangat otomatis, anda dengan mudah dapat
mengawasi beberapa mesin lainnya dengan sangat mudah dan
cepat. Dengan cara kerja otomatis ini, memudahkan para pengguna
menggunakan mesin jenis ini. Mesin otomatis ini banyak di jumpai
di beberapa perusahaan industri dan manufactur yang
membutuhkannya.

Gambar 3.1.14 Mesin Bubut Vertical Turning & Boring Milling

40
0 Mesin bubut facing lathe

Untuk material berbentuk piringan, mesin bubut facing lathelah


pilihannya. Mesin bubut ini memiliki cakram atas piringan berupa
plat besar yang berada pada sisi dasar, kemudian proses
pembubutan bekerja pada kedua sisi piringan.

Gambar 3.1.15 Mesin Bubut Facing Lathe

0 Mesin bubut turret

Mesin bubut turret memiliki kemampuan untuk mengerjakan


material secara identic. Maksud identic disini adalah mesin bekerja
sesuai dengan urutan kerja yang telah diatur oleh operator mesin
sehingga sangat cocok untuk produksi material secara massal di
industri-insdustri.

41
Gambar 3.1.16 Mesin Bubut Turret

0 Mesin bubut turret jenis sadel

Hampir mirip dengan mesin bubut turret biasa, mesin bubut turret
jenis sadel menggunakan sadel untuk melakukan pengaturan dan
pengoperasian untuk menghasilkan material yang identik.

Gambar 3.1.17 Mesin Bubut Turret Jenis Sadel

0 Mesin bubut turret vertikal

Mesin bubut turret jenis ini juga dapat menghasilkan material


dengan identik. Mesin bubut turret vertikal memiliki meja putar
bercengkram dan turret yang terpasang di atas rel yang menyilang
pada meja putar. Pada turret terdapat kepala samping yang menjadi

42
pengontrol pahat dengan sistem yang sudah diset sehingga terjadi
pengulangan proses secara identik pada saat dioperasikan.

Jika kecepatan translasi dari pahat diatur dengan perbandingan


tertentu, maka akan menghasilkan ulir dengan ukuran tertentu di
benda putar. Bentuk ulir yang bermacam-macam serta ukuran yang
berbeda-beda dihasilkan dari komponen mesin roda gigi translasi.

Untuk mendapatkan ukuran ulir dengan ukuran yang berbeda-beda,


roda gigi translasi yang berfungsi sebagai penghubung antara poros
spindel dan poros ulir hanya perlu diputar. Jumlah gigi pada roda
gigi penukar berkisar dari 15 gigi sampai 127 gigi.

Gambar 3.1.18 Mesin Bubut Turret Vertikal

43
3.2 Macam-Macam Percobaan pada Mesin Bubut

Jenis-jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan mesin bubut antara lain:

0 Membubut lurus

Ada dua cara membubut lurus, yaitu pembubutan memanjang (sejajar


benda kerja) dan pembubutan permukaan rata (facing) untuk
menghasilkan pembubutan permukaan datar pada benda kerja.

Gambar 3.2.1 Membubut Lurus

0 Membubut alur

Untuk membuat alur, digunakan pahat bubut pengalur. Pahat ini berbentuk
lurus, bengkok, berjenjang ke kanan atau kekiri.

Gambar 3.2.2 Membubut Alur

44
0 Mengebor

Pembubutan ini digunakan untuk pembubutan lubang pada benda kerja.

Gambar 3.2.3 Mengebor

0 Drilling

Membuat lubang awal pada benda kerja.

0 Boring

Memperbesar lubang pada benda kerja..

0 Membuat ulir (grooving)

Membuat ulir menggunakan pahat khusus seperti: pahat ulir segitiga, segi
empat, trapesium, bulat, dan bentuk lainnya. Pekerjaan ini dapat membuat
ulir dalam maupun ulir luar pada benda kerja.

Gambar 3.2.4 Membuat Ulir

45
0 Membuat tirus (chamfering)

Adapun caranya sebagai berikut:

0 Dengan memutar compound rest


0 Dengan menggeser sumbu tailstock
0 Dengan menggunakan taper attachment

0 Kartel (knurling)

Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada
pegangan tang, obeng agar tidak licin.

0 Reaming

Memperhalus lubang pada benda kerja. Hal ini dilakukan untuk hasil
pembubutan dalam atau pengeboran di atas mesin bubut. Pada tingkatan
tertentu dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Untuk kegiatan tersebut
dipergunakan alat Reamer. Benda berlubang yang akan dihaluskan dikepit
pada cekam kepala tetap, sementara reamer dipasang pada hower dan
dijepit di senter kepala lepas. Pada saat proses penghalusan, posisi kepala
lepas didekatkan sehingga reamer dapat masuk ke lubang benda kerja.
Selanjutnya, mesin dinyalakan dan putaran reamer digerakkan memasuki
lubang sehingga geriginya bergesek dengan dinding lubang. Pada saat
itulah terjadi proses penghalusan dinding lubang.

46
3.3 Pemakaian Mesin Las Listrik

Gambar 3.3.1 ARC Welding Rectifier Type LHM 200

Pada dewasa ini elektroda yang tidak berbalut sangat jarang digunakan
dalam proses pengelasan karena elektroda ini sangat sukar memelihara
kestabilan busur nyala dibandingkan dengan elektroda berbalut.

Faktor yang penting untuk mendapatkan pengelasan yang berkualitas


tinggi adalah pemilihan yang pantas (cocok) dari diameter elektroda, arus
pengelasan, hasil pengelasan sewaktu proses pengelasan dilaksanakan.

47
Besar arus pengelasan tergantung atas tebal benda kerja (logam) yang
dilas, jenis sambungan las, kecepatan mengelas, posisi pengelasan, tebal dan
jenis balutan elektroda dan panjang benda kerja yang dilas, tetapi di dalam
praktek/pelaksanaannya hanya dengan pemilihan diameter elektroda yang
digunakan.

Catatan:

Gerakan elektroda

Gerakan elektroda atau ayunan elektroda sewaktu mengelas logam


dilakukan menghasilkan rigi-rigi las yang baik dan memperdalam
penembusan busur nyala. Gerakan elektroda dalam mengelas dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu:

0 Gerakan Zigzag
Dalam gerakan zig – zag dilakukan dengan tidak mengayunkan elektroda,
dimana hal ini dilakuakan untuk mengelas pelat-pelat logam yang tipis.

Gambar 3.3.2 Gerakan Mengelas Zigzag

48
0 Gerakan melingkar

Dalam gerakan melingkar atau setengah melingkar dilakukan untuk


mengelas pelat-pelat yang tidak terlampau tebal / tebalnya sedang.

Gambar 3.3.3 Gerakan Mengelas Melingkar

0 Gerakan segi tiga

Dalam gerakan segitiga atau segi empat dilakukan untuk mengelas pelat-
pelat tebal.

Gambar 3.3.4 Gerakan Mengelas Segi Tiga

49
Langkah-langkah cara pemakaian mesin Las:

0 Pasang kabel yang berujung dengan elektroda holder pada kutub (+).
0 Pasang kabel lain dengan kutub (-).
0 Putarlah saklar (S-1) pada posisi voltage yang diinginkan.
0 Tekan saklar (S-2) pada posisi ON.
0 Lampu kuning (HI) menyala.
0 Besarnya arus yang digunakan disesuaikan dengan rheostat R-1.

Gambar 3.3.5 Pemegang Elektroda Gambar 3.3.6 Kabel yang Dipasang


pada Kutub (-)

50
Data teknis dari las listrik tipe LHM 200 :
Arus Listrik Untuk Pengelasan

Welding range 6A – 200A/20V – 28V


Pada 20% 200A/28V
Pada 60% 115A/25V
Pada 100% 90A/24V
Open circuit 64V
voltage

Welding cable 16 m2 Cu
section
Diameter 1,5 – 4,0 mm
elektroda
Dimensi

Tinggi mm 425
Panjang mm 520
Lebar mm 370
Berat Kg 32

Tabel 3.3.1 Data Teknis dari Las Listrik Tipe LHM 200
51
3.4 Pemakaian Mesin Bor

Mesin bor berguna untuk membuat lubang dengan diameter tertentu


pada benda kerja yang dibuat tanpa harus mempergunakan bor tangan yang
tentu saja memerlukan lebih banyak tenaga.

Gambar 3.4.1 Macam-Macam Mata Bor

Cara pengoperasian mesin ini mempunyai beberapa langkah, yaitu:

0 Benda yang akan dibor dijepit pada catok yang terdapat pada meja bor
(ragum)
0 Pasang mata bor dengan diameter yang sesuai dengan keperluan. Bila
lubang uang dibuat berdiameter besar, pengeboran dimulai dari mata bor
yang berdiameter kecil, dengan tujuan selain gara posisinya tepat sesuai
dengan diameter yang dikehendaki, juga agar benda kerja tersebut tidak
bergerak pada saat pengeboran

52
0 Aturlah posisi benda kerja supaya titik yang akan dibor tepat berada di
bawah ujung mata bor
0 Atur kecepatan spindel yang disesuaikan dengan bahan benda kerja yang
akan dibor serta jenis bahan mata bor yang dipergunakan
0 Putarlah tuas untuk menghidupkan motor sehingga mata bor berputar
sesuai dengan kecepatan spindel yang kita atur sebelumnya
0 Gerakkan mata bor dengan memutar gerak tuas umpan. Gerakkan mata
bor itu naik dan turun secara bergantian sampai benda kerja tersebut
mempunyai lubang yang tembus ke sisi lain
0 Selama proses pengeboran berlangsung, pelumas harus diberikan pada
lubang yang akan dibor supaya mata bor tidak cepat panas akibat gesekan
yang terjadi. Dengan itu keausan bor bisa dikurangi.

3.5 Kerja Bangku

Kerja bangku adalah kerja yang dilakukan tanpa mempergunakan peralatan


yang automatis melainkan mempergunakan alat kerja yang sifatnya manual
(mempergunakan tenaga manusia). Tetapi peralatan kerja bangku bisa saja
mempergunakan alat-alat yang tergolong semi automatis. Pekerjaan kerja bangku
penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di
bangku kerja. Pekerjaan kerja bangku meliputi menggambar, mengikir,
mengebor, dan mengetap.

Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang


sesuai dengan perintah kerja. Persyaratan kualitas terletak pada pemahaman
seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang
meliputi tingkat keterampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan
produk yang dibuat, dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya
menitik beratkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga prosesnya. Dimana pada
proses tersebut lebih menitik beratkan etos kerja yang

53
meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum
melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin-mesin produksi.

Alat-alat yang digunakan pada kerja bangku, antara lain:

0 Peralatan yang dipakai secara manual

0 Gergaji besi

Berfungsi sebagai alat potong untuk bahan-bahan dari besi

Gambar 3.5.1 Gergaji Besi

0 Kikir besar/kecil (kikir datar, kikir segi empat, kikir segi tiga, kikir
bulat)

Berfungsi untuk meratakan atau menghaluskan benda kerja hingga


mencapai bentuk maupun ukuran yang dikehendaki

Gambar 3.5.2 Kikir

54
0 Ragum

Adalah alat kerja bangku yang digunakan untuk menjepit benda


kerja yang sedang dalam proses pengerjaan

Gambar 3.5.3 Ragum

0 Alat ukur (mistar/penggaris, jangka sorong)

Digunakan untuk mengukur dimensi dari benda kerja, seperti:


panjang, lebar, diameter, ketebalan.

Gambar 3.5.4 Alat Ukur

0 Amplas

Untuk menghaluskan permukaan dari benda kerja

55
0 Tap & mata tap

Untuk membuat ulir dalam pada benda kerja

Gambar 3.5.5 Tap & Mata Tap

0 Peralatan yang dipakai secara semi automatis

0 Mesin bor

Untuk melubangi benda kerja dengan diameter tertentu

Gambar 3.5.6 Mesin Bor Listrik

56
0 Mesin gerinda

Berfungsi untuk menghaluskan/meratakan permukaan benda kerja

Gambar 3.5.7 Mesin Gerinda

3.6 Mesin yang Digunakan pada Saat Praktikum

Adapun alat-alat/mesin yang digunakan pada saat praktikum Proses


Manufaktur di lab Universitas Esa Unggul, antara lain:

0 Mesin bubut

Digunakan untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan


membuat sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan secara
translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.

57
Gambar 3.6.1 Mesin Bubut Lab Esa Unggul

Gambar 3.6.2 Life Center Gambar 3.6.3 Center Drill

Gambar 3.6.4 Macam-Macam Pahat Gambar 3.6.5 Pitch Gauge

58
0 Peralatan untuk mengelas (Welding)

Yang terdiri dari meja las, penjepit/pemegang elektroda, elektroda (kawat)


las, kabel yang dipasang pada kutub (-), palu las, welding handshield.

Gambar 3.6.6 Peralatan Las Lab Esa Unggul

0 Kerja bangku

Yang terdiri dari alat ukur (mistar/penggaris, jangka sorong), kikir


besar/kecil (segi empat, segi tiga, datar, bulat), amplas, gergaji besi,
ragum, tap & mata tap.

Gambar 3.6.7 Peralatan Kerja Bangku

59
0 Gerinda

Untuk menghaluskan/merapikan permukaan dari benda kerja.

Gambar 3.6.8 Mesin Gerinda Lab Universitas Esa Unggul

0 Mesin bor listrik

Digunakan untuk melubangi benda kerja dengan diameter tertentu.

Gambar 3.6.9 Mesin Bor Listrik Lab Universitas Esa Unggul

60
0 Mesin kompressor udara
Digunakan untuk membersihkan mesin bubut dari sampah-sampah setelah
selesai digunakan.

Gambar 3.6.10 Mesin Kompressor Udara

61
BAB IV
PROSES PRODUKSI RAGUM BOR KOLOM

4.1 Tuas Pemutar

Proses ini diawali dengan membubut silinder menggunakan pahat alur, silinder
panjang 153 mm, berdiameter 20 mm di bubut menjadi 12 mm terlebih dahulu
agar memudahkan proses pemotongan.

Proses selanjutnya silinder berukuran 153 mm dipotong menjadi 70 mm


menggunakan gergaji besi dan diameter 12mm dibubut kembali menjadi 8mm.

62
Setelah seluruh bagian berdiameter 8 mm, lalu sisakan 5 mm bagian berdiameter
8 mm lalu bubut kembali sisa bagian tersebut hingga berdiameter 6 mm, sehingga
tuas pemutar menjadi seperti yang ada di gambar.

4.2 Poros Ulir

Proses selanjutnya adalah proses pembubutan menggunakan pahat alur pada


silinder yang panjangnya 400 mm berdiameter 16 mm menjadi 12mm.

Silinder dengan panjang 400 mm dipotong menjadi 155 mm menggunakan


gergaji besi. Lalu setelah semua bagian menjadi 12 mm lalu besi di bubut
kembali pada bagian ujung berjarak 10 mm dengan dia meter 10 mm.

63
Pada bagian tengah yang berjarak 20 mm juga di bubut menjadi 10 mm
sehingga menghasilkan bentuk seperti pada gambar. Setelah proses pembubutan
selesai maka ujung yang memiliki panjang 20 mm di lubangi dengan
menggunakan bor dengan diameter 8 mm

Setelah itu ujung yang memiliki diameter 10 mm di potong atau digergaji


menggunakan gerjaji besi berbentuk tanda tambah yang berdiameter 2mm.
Sehingga setelah selesai menghasilkan bentuk seperti pada gambar.

4.3 Silinder Ulir

Pembubutan menggunakan pahat alur pada silinder berdiameter 20 mm menjadi


19 mm dengan panjang 50 mm.

64
Pembubutan selesai, silinder dengan panjang 50 mm dipotong menjadi 25mm
menggunakan gergaji besi.

Membuat ulir dalam berdiameter 12mm menggunakan alat tap (tangkai dan
mata tap).

4.4 Penjepit Gerak

Proses selanjutnya adalah pemotongan menggunakan gergaji besi pada silinder


berdiameter 20 mm, dengan panjang 20 mm.

Karena diameternya sudah sesuai dengan yang di inginkan maka proses yang di
lakukan hanyalah proses pemotongan besi dari 20 mm menjadi 10 mm.

65
4.5 Penjepit Diam

Bagian inin juga di potong dari plat besi besar yang berukuran sama ya itu
11.5 cm X 22 cm, setelah benda di potong menjadi 20mm X 20 mm, lalu bagian
di gergaji di salah satu bagian di kartel.

Setelah selesai di kartel, lalu benda di kikir dan di amplas agar setiap bagian
menjadi halus dan rapih

4.6 Pengunci Bagian Atas

Bagian ini di bentuk dari plat besi besar di potong menjadi 8 X10 mm.

Setelah itu bagian di kikir menggunakan alat kikir dan di bentuk sesuai dengan
gambar.

Pada bagian atas di bentuk menyerupai kerucut sehingga dapat menepel pada
bagian lain, lalu pada bagian bawah di buat melengkung ].

66
4.7 Rahang Geser

Plat besi berukuran 115x220 mm dipotong menjadi 52 x20mm menggunakan


gergaji besi.

Lakukan pengukuran dan buat pola pada bagian unjung sehingga berbentuk
kerucut.

Lalu pada sisi lainnya di kikir degan membuat pola 70 radius. Laku kikir bagian
tersebut menggunakan kikir segitiga dan persegi panjang. Agar setiap bagian
ukurannya sesuai dengan yang di inginkan.

67
Buat pola pada bagian ujung agar pas pada saaat pengelasan nanti.

4.8 Pengunci bagian samping

Plat besi ST-42 dipotong dengan ukuran 55x25mm menggunakan gergaji besi dan
ratakan tiap sisi plat yang telah dipotong menggunakan gergaji besi.

68
Lakukan pengukuran pada sisi kanan dan kiri bawah untuk membentuk radius
sekitar 3x45°.

4.9 Lengan Clamp

Pada bagian ini besi ST-42 di potong dengan panjang 220x 100mm dengan
bentuk huruf L. pada bagian ini tidak ada bagian yang berbentuk radius.

Yang perlu di lakukan hanya melakukan pengikiran dan pengamplasan agar di dapat
bentuk yang sempurna karena bagian ini adalah salah satu bagian yang penting karena
nantinya setiap bagian yang kita buat di atas akan di tempel pada bagian ini.

69
70
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan praktikum proses produksi, dapat


disimpulkan bahwa praktikum ini mempelajari tentang beberapa hal penting
yang ada di dalamnya, yaitu:

0 Mahasiswa/i dapat menguasai secara pasti cara pengoperasian mesin dan


alat kerja tersebut dalam bidang industri, sehingga produk yang dihasilkan
berkualitas dan kuantitas baik.
0 Mengetahui macam-macam jenis mesin dan karakteristiknya yang dipakai
saat praktikum dan mempelajari dasar pembuatan/perakitan elemen dari
berbagai komponen sampai menjadi barang jadi.
0 Mengetahui kesalahan dan penyimpangan apa saja yang terjadi pada saat
pembuatan atau perakitan hingga dapat dilihat baik tidaknya hasil kerja
yang dilakukan.
0 Memupuk disiplin, tanggung jawab, kerjasama yang baik.

5.2 Saran
Utamakan kesehatan dan keselamatan kerja, pakai pakaian pelindung badan yang
lengkap.

71
DAFTAR PUSTAKA

Amperajaya, M. Derajat. 2010. Modul Praktikum: PROSES PRODUKSI. Jakarta:


UEU.

Ani, M., dan Shafei. 2012. The Effectiveness of the Single Minute Exchange of Die
(SMED) Technique for the Productivity Improvement. International Journal of
Sciences: Basic and Applied Research. 5(1): 9-13.

MESINNEWS. 2017. Pengertian Mesin Bubut Lengkap. Tersedia di


“http://mesinnews.blogspot.com/2015/05/pengertian-mesin-bubut-
lengkap.html”. Diakses pada 20 Juni 2019.

Sebastian, Elia. 2014. Pengertian Proses Manufaktur. Tersedia di


“https://eliasebastian.wordpress.com/2014/06/23/4/”. Diakses pada 18 Juni
2019.

Small, H. M. 2006. Justifying Investment in Advanced Manufacturing Technology: A


Portfolio Analysis. Journal of Industrial Management & Data. 106(4): 485-508.

Susanto, Budi. 2013. MODEL INTEGRASI DESIGN DAN PROSES


MANUFAKTUR PADA PERAKITAN PRODUK MULTI-PEMASOK.
JURNAL TEKNOSAINS. 3(1): 1-80.

Tindaon, Gresia Dame Rianti. 2017. LAPORAN PRAKTIKUM PROSES


PEMBUBUTAN (PERBENGKELAN). Tersedia di
“http://gresiatindaon.blogspot.com/2017/09/laporan-praktikum-
proses-pembubutan.html”. Diakses pada 20 Juni 2019.

Wikipedia. 2019. Manufaktur. Tersedia di “https://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur”.


Diakses pada 18 Juni 2019.

72
Wikipedia. 2019. Mesin Bubut. Tersedia di
“https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bubut”. Diakses pada 20 Juni 2019.

Wikipedia. 2019. Produksi. Tersedia di “https://id.wikipedia.org/wiki/Produksi”.


Diakses pada 18 Juni 2019.

Zakiyah, R. 2007. Latar Belakang Di Dalam Proses Produksi dari Perusahaan-


Perusahaan pada Umumnya. Tersedia di
“http://eprints.ums.ac.id/15448/2/BAB_1.pdf”. Diakses pada 20 Juni 2019.

73

Anda mungkin juga menyukai