Deskripsi Materi:
Materi yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai konsep dasarsistem produksi
yang meliputi pengertian dan contoh dari sistemproduksi, jenis sistem produksi, dan
konsep dari perencanaan dan pengendalian produksi.
Tujuan Pembelajaran:
a) Mahasiswa mampu memahami fungsi dari sistem produksi.
b) Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara sistem produksimanufaktur
dan jasa.
c) Mahasiswa dapat memahami jenis dari sistem produksi.
d) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan konsep dariperencanaan dan
pengendalian produksi.
2
Pada bagan diatas, terlihat input-input yang digunakan melakukan proses transformasi
(pembentukan, perubahan, dll) untuk membentuk produk jadi berupa barang atau jasa dan
juga limbah.
Untuk lebih memahami lanjut tentang sistem produksi, berikut adalah contoh sistem
produksi industri tekstil pada bagan 1.2.
Industri
Pemintalan Input Output
Input Output
Proses Pengolahan
Benag dan
Tekstil jadi
sebagainya
Limbah Industri
Perbedaan Barang dan Jasa (Goods and Services) – Barang dan jasasering ditawarkan
oleh perusahaan kepada pelanggannya untukmemenuhi berbagai kebutuhan mereka. Saat
ini, keberhasilan bisnis terletak pada kombinasi kualitas barang yang terbaik dengan layanan
jasa yang berorientasi pada pelanggan. Barang atau Goods adalah objek fisik sementara
Layanan atau Jasa (Services) adalah kegiatan melakukan pekerjaan untuk orang lain.
Barang adalah komoditas atau produk berwujud yang dapat dikirim atau dijual ke
pelanggan sehingga melibatkan pengalihan kepemilikan dari penjual ke pembeli. Di sisi lain,
layanan atau jasa adalah kegiatan tidak
3
berwujud yang dapat diidentifikasikan secara terpisah dan memberikan kepuasan dari suatu
keinginan. Salah satu perbedaan utama dari Barang dan Jasa adalah Barang adalah produk
yang diproduksi sedangkan Jasa adalah kegiatan yang dilakukan.
4
6) Barang dapat disimpan untuk penggunaan di masa mendatang, tetapi layanan atau
jasa sangat terikat pada waktu dan tidak dapat disimpan sebagai persediaan.
7) Barang diproduksi terlebih dahulu kemudian diperdagangkan dan akhirnya
dikonsumsi. Sedangkan jasa atau layanan diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang
sama.
8) Barang dapat berpisah dengan alat produksinya setelah menjadi produk jadi,
sedangkan Layanan atau jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya.
5
Berikut beberapa contoh pengorganisasian barang dan jasa.
6
Sebuah organisasi, dan secara utuh berhubungan dengan semua aktivitas sistem
produksi berjalan. Karena itu pula kita mempelajari bagaimana orang
mengorganisasikan diri mereka untuk mendapatkan perusahaan yang produktif.
7
2. Proses Produksi Terputus (Intermittent Process/Discrete System)
a) Memerlukan waktu set up yang lama, karena proses ini memproduksi berbagai
jenis spesifikasi barang/produk sesuai pesanan, sehingga adanya pergantian jenis
barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set up yang berbeda,
misalnya usaha perbengkelan.
b) Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat
besar dan didasarkan atas pesanan (job shop)
c) Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi, dimana peralatan yang sama
dikelompokkan pada tempat yang sama (processt layout).
d) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesin-mesin yang bersifat
umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk
dengan variasi yang hampir sama, yang dikenal dengan nama General Purpose
Machine.
e) Mesin-mesin bersifat umum dan biasanya kurang otomatis, maka pengaruh
individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga
operatornya perlu mempunyai keahlian atau keterampilan yang tinggi dalam
pengerjaan produk tersebut.
f) Proses produksi tidak akan mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan atau
terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
g) Mesin-mesin bersifat umum dan variasi dari produknya besar, maka terdapat
pekerjaan (job) yang bermacam-macam sehinggapengawasannya lebih sulit.
h) Persediaan bahan baku biasanya tinggi, karena tidak dapat ditentukan pesanan apa
yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan dalam proses akan lebih
tinggi dibandingkan proses kontinu.
i) Bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang bersifat fleksibel (Varied
Path Equipment) dengan menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau
forklift.
j) Proses seperti ini sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak- balik sehingga
perlu adanya ruangan gerak (Aisle) yang besar dan ruangan tempat bahan-bahan
dalam proses (Work In Process) yang besar.
8
Sistem produksi menurut proses menghasilkan output yang lain:
a) Industri Hulu (Basic Producer). Industri ini mengolah bahan alam menjadi bahan baku
industri lain (industri perantara).
b) Industri Perantara (Converter Industry). Ini merupakan perantara dari mata rantai
pengolahan bahan alam ke masyarakat konsumen.
c) Industri Hilir (Fabricator). Perusahaan ini memfabrikasi dan merakit produk yang
langsung bisa dipakai oleh masyarakat konsumen.
9
Manufacturing Lead Time dari keempat jenis operasi prosesproduksi tersebut
digambarkan pada bagan 1.5 sebagai berikut :
Tampak pada bagan 1.5, terlihat dari kiri ke kanan menunjukkan tahapan proses
produksi suatu produk di mulai dari perancangan (rekayasa) sampai dengan pengiriman
barang (distribusi). Pembuatan produk juga terjadi dari customized sampai produk standar.
11
pemasaran, penambahan personal/mesin (yang biasanya dilakukan secara terpisah
pada sistem job shop dan flow shop) harus diintegrasikan sesuai dengan urutan waktu
penyelesaian, sehingga dicapai penyelesaian yang ekonomis.
Produk Contoh :
Bendungan
Jembatan
Proyek CN 235 IPT N
Jenis
Aliran
Rumah Sakit
Proyek
Job Shop Bengkel Mobil
Bengkel Mesin
Pabrik Meubel
Flow Shop
Laboratorium Sinar X
Pabrik T V
Proses Pabrik Mobil
Kontinu
Perusahaan Listrik
Pemurnian Minyak
Jenis Pabrik Kimia
Spesifikasi Khusus Standar
Output
Bagan 1.6, terlihat aliran operasi produk yang dibuat mulai dari
yang khusus (pesanan) sampai dengan standar.
12
Bagan 1.7 Klasifikasi Sistem Produksi Variasi Produk
Bagan 1.7, terlihat variasi produk yang dibuat mulai dari variasi
sedikit menuju variasi banyak.
Laju Produk
13
1.3 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI (PPC)
PPC (Production Planning Control) dapat diartikan sebagai proses untuk merencanakan dan
mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi/operasi
sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang
tepat, dan biaya produksi yang minimum. Dari definisi diatas, maka pekerjaan yang terkandung
dalam PPC secara garis besar dapat kita bedakan menjadi dual hal yang saling berkaitan, yaitu:
Perencanaan Produksi dan Pengendalian Produksi.
Perencanaan Produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari tindakan-
tindakan yang harus dilakukan di masa mendatang, apa yang harus dilakukan, berapa banyak
melakukannya, dan kapan harusmelakukan. Perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang,
maka perencanaan yang dibuat harus dievaluasi secara berkala dengan melakukan pengendalian.
Pengendalian Produksi akan sangat tergantung pada ada tidaknya penyimpangan dalam
pelaksanaan produksi terhadap rencana produksi yang telah dibuat sebelumnya. Penyimpangan
yang terjadi cukup besar, maka perlu diadakan tindakan-tindakan penyesuaian untuk membenahi
penyimpanan yang terjadi. Hasil penyesuaian akan dijadikan dasar dalam menyusun rencana
produksi selanjutnya.
3. Terpadu
Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor (bahan baku, tenaga kerja, mesin,
peralatan, waktu) dimana ke semua faktor tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang
direncanakan dalam mencapai target produksi tertentu yang didasarkan atas peramalan. Masing -
masing-masing - masing faktor tersebut tidak harus direncanakan sendiri- sendiri sesuai dengan
keterbatasan yang ada pada masing - masing faktor yang dimiliki perusahaan, tetapi rencana
tersebut harus dibuat dengan mengacu pada satu rencana terpadu untuk produksi. Rencana
tersebut juga harus terkait dengan rencana-rencana lain yang berpengaruh langsung terhadap
rencana produksi, seperti pemeliharaan, rencana tenaga kerja, rencana pengadaan bahan baku, dan
sebagainya.
4. Berkelanjutan
Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan masa berlakunya
rencana tersebut. Setelah habis berlakunya, baru ini dibuat rencana baru untuk periode waktu
berikutnya lagi. Dengandemikian rencana baru tersebut haruslah merupakan kelanjutan dari rencana
yang dibuat sebelumnya.
5. Terukur
Pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu dimonitor untuk mengetahui
apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang ditetapkan. Untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan, maka rencana produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur, sehingga
dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan. Nilai-nilai tersebut
dapat berupa target produksi yang bisa dinyatakan dalam satuan unit produk, kilogram, lusin, dan
lainnya. Jika dalam realisasinya nanti tidak memenuhi target produksi, maka kita dengan mudah
dapat mengukur berapa besar penyimpangan tersebut, sehingga hasilnya dapat dipakai sebagai
bahan pertimbangan menyusun rencana berikutnya.
6. Realistik
Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di perusahaan,
sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistik untuk dapat dicapai dengan kondisi
yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat. Jika rencana produksidibuat secara
muluk-muluk tanpa memperhitungkan kondisi yang ada pada perusahaan, maka perencanaan yang
dibuat tidak akan ada gunanya karena target produksi yang ditetapkan sudah pasti tidak akan dapat
dicapai. Selain itu, kita tidak akan pernah tepat sesuai dengan rencana. Dengan membuat suatu
rencana yang realistik, maka akan dapat memotivasi pelaksana untuk berusaha mencapai apa yang
telah disusun pada rencana tersebut.
7. Akurat 15
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi- informasi yang akurat tentang
kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target
produksi dapat dipertanggung jawabkan. Kesalahan dalam membuat perkiraan nilai parameter
produksi akan berakibat fatal terhadap rencana produksi yang disusun. Demikian juga perhitungan
yang dilakukan dalam penentuan nilai variabel produksi berdasarkan nilai parameter produksi
harusdilakukan seteliti mungkin, sehingga tidak akan terjadi kesalahan yang sama.
8. Menantang
Rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal ini bukan berarti rencana produksi
harus menetapkan target yang dengan mudah dapat dicapai. Rencana produksi yang baik harus
menetapkan target produksi yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.
SOAL LATIHAN
1. Gambarkan proses transformasi dari masukan menjadi keluaran pada perusahaan pakaian jadi
dan restoran. Apa persamaan dan perbedaannya?
2. Bagaimana sistem produksi diterapkan pada sebuah perguruan tinggi, sebutkan masukan dan
keluarannya?
3. Apa perbedaan barang dan jasa?
4. Mengapa kualitas biasanya sulit diukur dalam perusahaan jasa dan manufaktur?
5. Apa peranan manager produksi dala sistem produksi?
DAFTAR PUSTAKA
Biegel, John E, (1980), Production Control A Quantitative Approach, Second Edition, Practice-Hell of
India Private Limited, New Delhi.
Gaspersz, Vincent. 2008. Production Planning and Inventory Control. PT Gramedia Pustaka Umum.
Jakarta.
Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi: Keberlangsungan dan Rantai Pasokan.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Scholl, A., 1999, Balancing and Sequencing of Assembly Lines. Second Edition. PhysicaVerlag
Heidelberg New York
Sipper, Daniel, Bulfin, Robert L., Jr. (1997). Production: Planning, Control and Integration. McGraw-
Hill, New York.
17