Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGANTAR BISNIS

MANAJEMEN PRODUKSI

Disusun Oleh :
Syafa Tiafana (2301036185)
Ramadianti Dwi Putri (2301036189)
Yoalnesia Kayra (2301016017)
Shinta Nur Indah. F (2301046110)
Rabiaytul Hasanah (2301026280)
Yusuf Abdul Aziz (2301046101)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Manajemen Produksi tepat pada waktunya. Tujuan makalah ini kami
susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis
yang diampu oleh Bapak Syaharuddin Y, S.E.,M.M selaku Dosen Mata Kuliah
Pengantar Bisnis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.
Dalam makalah ini, kami akan membahas topik Manajemen Produksi yang
telah diberikan oleh Bapak Syaharuddin Y, S.E., M.M., selaku Dosen mata
Pengantar Bisnis di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada Beliau karena telah memberikan
tugas untuk membuat makalah tentang Manajemen Produksi yang bertujuan untuk
menambah wawasan kami.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan
dan belum sempurna, baik dalam hal susunan kalimat, tata bahasa dan konten.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran, masukan, dan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Hal ini akan sangat membantu kami
untuk memperbaiki dan memperkaya makalah ini.
Akhir kata, kami ingin mengucapkan permohonan maaf apabila ada
kata-kata dalam penyampaian kami yang kurang berkenan. Kami berharap sebagai
bahan literasi makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang berguna.
Sekian dan terima kasih.

Samarinda, 15 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan Makalah......................................................................................... 4
BAB II.....................................................................................................................5
2.1. Pengertian Produksi.................................................................................. 5
2.2. Kegiatan Produksi................................................................................... 10
2.3. Perencanaan Produksi dan Perencanaan Fasilitas Fisik Produksi......... 11
2.4. Pengendalian Produksi............................................................................13
BAB III..................................................................................................................16
3.1. Kesimpulan..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seperti diketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses


pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan
pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi
merupakan proses pengambilan keputusan di dalam usaha untuk
menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat
waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu
manajemen produksi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi
produksi, atau operasi. Melalui kegiatan produksi atau operasi segala
sumber daya masukan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan
keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa
barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan
produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa sajakah kegiatan yang terlibat dalam proses produksi pada
Manajemen Produksi?
2. Bagaimanakah perencanaan produksi dan perencanaan fasilitas fisik
produksi pada Manajemen Produksi?
3. Bagaimanakah pengendalian produksi pada Manajemen Produksi?
1.3. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan apa saja kegiatan yang terlibat dalam proses produksi pada
Manajemen Produksi.
2. Menjelaskan perencanaan produksi dan perencanaan fasilitas fisik
produksi pada Manajemen Produksi.
3. Menjelaskan pengendalian produksi pada Manajemen Produksi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Produksi

Produksi adalah kegiatan perusahaan untuk menghasilkan barang atau


jasa dari bahan-bahan atau sumber-sumber faktor produksi dengan tujuan
untuk dijual lagi. Pengertian produksi tersebut memberikan arti lebih jauh
lagi mengenai peranan manajer produksi. Tanggung jawab produksi sangat
berkaitan erat dan secara langsung memberikan dampak yang besar bagi
perusahaan. Oleh karena itu, tanggung jawab manajer adalah memutuskan
keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber-sumber ekonomi
menjadi hasil yang dapat dijual. Kalau diperinci lebih lanjut keputusan
manajer produksi ada dua macam :
1) Keputusan yang berhubungan dengan desain dari sistem produksi
manufaktur.
2) Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem
tersebut baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Keputusan yang pertama adalah menyangkut penentuan desain produk
barang yang sedang diproses, kemudian peralatannya, pembagian tugas,
lokasi produksi dan fasilitas yang diperlukan maupun layout fasilitas
tersebut bagaimana agar tercapai proses produksi bisa berlangsung secara
efisien. Kemudian kalau kita menyoroti keputusan yang kedua, menyangkut
proses pengolahan barang itu sendiri sampai bagaimana mengendalikan
proses pengolahan, persediaan, kualitas maupun biayanya. Adapun proses
produksi menurut pembagian yang macam-macam digolongkan menjadi :
1) Sifat produk.
2) Tipe proses produksi (jangka waktu produksi).
3) Berdasarkan manfaat yang diciptakan.
4) Teknik (sifat) proses produksi.
1) Sifat Produk
Sifat produk menjadikan suatu proses produksi dari suatu produk
tertentu akan lain dengan sifat produk yang berbeda. Hal ini biasanya
dibedakan apakah produk yang akan diproduksikan mencerminkan sifat
khusus dari konsumsi pembeli (spesifik) ataukah produk yang akan
diproduksi merupakan produk standar yang didasarkan pada keputusan
perusahaan.
a) Produk spesifik
Kalau pembeli menginginkan adanya spesifikasi tertentu dari
produk yang diinginkan sedangkan jumlahnya hanya terbatas maka
proses produksi yang dipakai adalah proses produksi pesanan.
Contohnya; Produk meuble, pakaian, sepatu dan sebagainya.
b) Produk standar
Produk standar yang menjadi keputusan perusahaan akan
mengakibatkan proses produksi yang dipakai akan berbeda dengan
proses produksi untuk produk pesanan, karena perusahaan yang
membuat produk standar berarti perusahaan tersebut membuat
produk yang ukurannya standar (sama) dan jumlahnya sangat
banyak karena bertujuan untuk persediaan maupun dikirimkan
kepada pembeli atau penyalur. Contohnya: Televisi, lemari es, sikat
gigi, pakaian bayi dan sebagainya. Kalau proses produksi yang
dipilih perusahaan adalah proses produksi standar maka
mengharuskan perusahaan untuk menyediakan dana yang besar
untuk penyimpanan, penanggungan resiko turunnya harga.
2) Tipe proses produksi
Tipe proses produksi ditinjau dari arus bahan mentah sampai menjadi
barang jadi dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
a) Tipe proses produksi terus-menerus (Continuous Process).
Proses produksi yang terus menerus akan terjadi jika perusahaan
yang berproduksi membutuhkan waktu yang lama untuk
mempersiapkan peralatan atau mesin dan jenis mesin tersebut
hanya bervariasi sedikit saja karena biasanya sudah ditentukan pola
dan jenisnya yang khusus untuk menghasilkan produk secara
besar-besaran dari bahan mentah sampai dengan menjadi barang
jadi dengan pola urutan yang pasti juga dan kegiatan tersebut akan
berjalan terus dalam jangka waktu yang lama dan kualitas maupun
biaya pemeliharaan yang cukup besar.
Tipe proses produksi terus menerus ini biasanya terjadi pada
industri-industri yang hanya mempunyai satu shift operasi maupun
kegiatan tersebut tidak terhenti dalam jangka waktu yang lama serta
barang yang dihasilkan hampir mempunyai bentuk yang hampir
sama. Contohnya; perusahaan semen, tekstil, mobil dan sebagainya.
b) Tipe proses produksi terputus-putus (Intermittent Process)
Pola produksi yang terputus-putus ini terjadi karena sering
terhentinya mesin atau alat produksi untuk menyesuaikan dengan
keinginan produk akhir yang akan diciptakan. Tentu saja tidak
seluruh proses produksi akan mempunyai proses produksi yang
berbeda sama sekali, kadang untuk tiga bagian atau dua bagian
proses produksi sebelum menghasilkan barang akhir mempunyai
pola urutan yang sama juga. Jadi yang membedakan adalah saat
proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir
(hasil proses produksi) selalu mempunyai pola urutan yang
berbeda-beda sesuai dengan hasil produk akhir yang diinginkan
konsumen. Tipe ini digunakan pada perusahaan-perusahaan yang
produksinya berdasarkan pesanan dari konsumen (pembeli yang
akan membeli). Misalnya ; meubel, pengecoran logam, pakaian dan
sebagainya.
3) Manfaat yang diciptakan
Berdasarkan manfaat yang diciptakan proses produksi bisa dilakukan
dengan cara yang berbeda-beda tergantung manfaat yang diciptakan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, kegiatan atau manfaat dapat dibagi
menjadi 5 manfaat yaitu: manfaat dasar, manfaat bentuk, manfaat
waktu, manfaat milik maupun manfaat tempat.
a) Manfaat dasar (primary utility)
Manfaat dasar akan terjadi jika kegiatan yang dilakukan perusahaan
merupakan kegiatan yang bergerak dalam bidang pengambilan dan
penyediaan barang-barang atau hasil-hasil dari sumber yang sudah
tersedia oleh alam. Misalnya; perusahaan tambang, perikanan dan
lain-lain.
b) Manfaat bentuk (form utility)
Proses produksi yang menciptakan manfaat bentuk adalah meubel.
Proses produksi ini terjadi setelah manfaat dasar dilakukan
kemudian baru dilakukan proses selanjutnya untuk menciptakan
manfaat yang lebih baik lagi.
c) Manfaat waktu (time utility)
Manfaat waktu dihubungkan dengan kenaikan nilai barang yang
mempunyai selisih waktu misalnya; disimpan di pergudangan
(bulog) setelah harga-harga naik maka beras yang tidak habis
dalam masa turunnya harga karena waktu berjalan terus
menyebabkan nilai beras tersebut bertambah.
d) Manfaat tempat (place utility)
Manfaat tempat dapat kita lihat pada perusahaan transportasi.
Perusahaan apakah itu kereta api, kendaraan, truk maupun pesawat
udara akan menyebabkan bertambahnya manfaat barang yang
dipindahkan tersebut. Contoh: hasil-hasil pertanian yang diangkut
ke kota.
e) Manfaat milik (Ownership utility)
Manfaat milik adalah usaha untuk memindahkan barang dari hak
milik orang yang satu ke orang yang lain. Contohnya: pedagang,
toko, dealer, distributor, pengecer dan sebagainya.
4) Teknik proses produksi
Penggolongan proses produksi menurut teknik atau sifat proses
produksi akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam
proses produksi. Berdasarkan tekniknya, dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu:
a) Proses Ekstraktif
Proses produksi yang dijalankan dengan mengambil langsung dari
sumber alam yang telah tersedia. Misalnya: proses penambangan,
perusahaan perikanan, perkebunan dan sebagainya.
b) Proses Analitis
Proses Analitis adalah proses untuk menguraikan atau memisahkan
dari suatu bahan mentah tertentu menjadi beberapa macam bentuk
yang menyerupai jenis aslinya. Contohnya; Pertamina.
c) Proses Fabrikasi
Seperti proses analitis tetapi dalam menggunakan alat seperti mesin
menjadikan bentuk baru beberapa macam tanpa harus sejenis
aslinya. Contohnya; pakaian, proses pembuatan sepatu dan
sebagainya.
d) Proses Sintesis
Proses mengkombinasikan beberapa bahan dalam suatu bentuk
produk. Contohnya; perusahaan kimia, obat-obatan, gelas, kaca
dan sebagainya.
e) Proses Assembling
Proses assembling berarti merangkaikan beberapa produk jadi atau
setengah jadi menjadi produk baru (barang baru) tanpa merubah
bentuk,titik, susunan kimiawinya. Contoh: perusahaan alat listrik,
IPTN, dan sebagainya.
2.2. Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi merupakan komponen penting dari operasi


perusahaan, yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan personalia, keuangan,
dan pemasaran. Keempat aspek ini bekerja bersama sebagai satu kesatuan
untuk memastikan kesuksesan, perkembangan, dan kemajuan perusahaan.
Dalam kerangka kegiatan produksi, manajer produksi memiliki tanggung
jawab utama dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan produksi. Mereka
dihadapkan pada sejumlah masalah yang berkaitan dengan operasi
perusahaan secara keseluruhan, termasuk perencanaan produksi,
perencanaan fasilitas fisik produksi, pengendalian produksi, pengendalian
persediaan, kualitas produksi, dan pemeliharaan peralatan.
Proses produksi pada dasarnya adalah transformasi dari input menjadi
output, dan hasilnya dipengaruhi oleh input tersebut. Ini melibatkan
penciptaan atau peningkatan barang dan jasa, di mana produsen memainkan
peran kunci. Dalam konteks ekonomi, produksi berkaitan dengan usaha
menciptakan dan meningkatkan nilai atau utilitas barang dan jasa.
Pertumbuhan industri yang cepat mendorong persaingan yang lebih ketat,
mengharuskan perusahaan untuk meningkatkan kinerja mereka demi
memberikan nilai tambah kepada konsumen yang semakin cerdas dan
selektif. Untuk mempertahankan dan berkembang, perusahaan harus
memiliki keunggulan kompetitif, menciptakan produk dan layanan yang
lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat.
Dalam persaingan yang ketat, perusahaan harus memiliki strategi
bersaing yang berkelanjutan dan memahami faktor penentu keberhasilan.
Hal ini melibatkan penghapusan pemborosan (waste) dalam seluruh proses
operasi, dan lean manufacturing menjadi pendekatan yang membantu dalam
meningkatkan efisiensi. Produksi bukan hanya tentang mengubah input
menjadi output, melainkan juga tentang memastikan bahwa produk tersebut
diterima oleh pasar, dengan orientasi yang kuat pada kebutuhan konsumen.
Inti dari manajemen produksi adalah pengambilan keputusan yang
bertujuan mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien, dengan
fokus pada aspek-aspek seperti waktu, kualitas, jumlah, dan biaya.
2.3. Perencanaan Produksi dan Perencanaan Fasilitas Fisik Produksi
1) Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan tahap penting dalam proses
pengembangan produk, baik produk baru maupun produk yang sudah
ada. Ini melibatkan penelitian pasar untuk memahami preferensi
konsumen, desain produk yang menarik, dan peningkatan produk yang
sudah ada. Tujuannya adalah merencanakan langkah-langkah yang
perlu diambil untuk memproduksi produk yang akan laku di pasar dan
bagaimana mengembangkan produk yang sudah mencapai tahap
kejenuhan agar tetap diminati oleh konsumen.
Proses perencanaan produk melibatkan dua tahap utama: penelitian
lapangan untuk memahami pasar dan konsumen, serta pengembangan
produk di laboratorium. Dalam tahap penelitian lapangan, perusahaan
mencari wawasan tentang segmen pasar, preferensi konsumen, manfaat
produk, bentuk, kualitas, dan preferensi warna. Data dari penelitian
lapangan ini menjadi dasar untuk mengembangkan produk baru di
laboratorium.
Faktor-faktor yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan produk
mencakup manfaat produk bagi konsumen, permintaan pasar, potensi
pasar, kemungkinan pengembangan produk di masa depan, serta
persaingan dalam industri.
Perencanaan produksi, di sisi lain, adalah langkah taktis yang bertujuan
untuk membuat keputusan yang optimal berdasarkan sumber daya yang
ada dalam memenuhi permintaan produk. Ini mencakup pertimbangan
kapasitas yang dimiliki perusahaan, seperti bahan baku, mesin, tenaga
kerja, dan sumber daya produksi lainnya. Sumber daya dan fasilitas
produksi bersifat terbatas, sehingga perlu digunakan dengan efektif dan
efisien.
Secara umum, perencanaan produksi bertujuan untuk mencapai tingkat
output yang sesuai dengan penjualan yang direncanakan dan tingkat
inventori yang diinginkan. Ini membantu perusahaan mengendalikan
biaya produksi, meramalkan permintaan masa depan, dan
meminimalkan risiko biaya. Dengan perencanaan yang baik,
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai
efisiensi dalam proses produksi.

2) Perencanaan Fasilitas Fisik Produksi


Perencanaan fasilitas fisik produk adalah merupakan suatu proses
integrasi di mana semua aspek produktivitas harus dipertimbangkan
dengan matang. Fasilitas fisik perusahaan misalnya; gedung, tempat
bekerja, mesin dan sebagainya. Fasilitas fisik perusahaan tersebut
termasuk perencanaan fasilitas fisik perusahaan. Berikut ini
aspek-aspek perencanaan fasilitas fisik perusahaan terdiri dari :
a) Penentuan lokasi perusahaan
Keputusan tentang lokasi perusahaan sangat penting. Lokasi yang
tepat dapat mempengaruhi akses ke pasar, biaya tenaga kerja, dan
efisiensi logistik. Misalnya, sebuah pabrik yang berlokasi dekat
dengan sumber bahan baku dapat mengurangi biaya transportasi
dan waktu pengadaan.
b) Bangunan
Ini melibatkan perencanaan dan desain bangunan fisik perusahaan.
Ini termasuk menentukan ukuran bangunan, keamanan, dan
kapasitasnya. Desain bangunan harus mempertimbangkan efisiensi
produksi, keamanan karyawan, dan peraturan lingkungan.
c) Perencanaan tata letak fasilitas produk
Tata letak fasilitas yang efisien sangat penting untuk memastikan
proses produksi berjalan lancar. Ini melibatkan penentuan dimana
mesin, peralatan, dan aliran kerja akan ditempatkan dalam pabrik.
Tujuan utamanya adalah meminimalkan waktu tunggu,
memaksimalkan penggunaan ruang, dan memungkinkan aliran
kerja yang efisien.
d) Perencanaan lingkungan kerja
Faktor-faktor seperti keamanan karyawan, ergonomi, dan
kenyamanan lingkungan kerja harus diperhatikan. Ini termasuk
desain stasiun kerja yang ergonomis untuk mengurangi cedera
akibat bekerja dalam jangka panjang, serta menciptakan lingkungan
yang aman dan nyaman bagi karyawan.

2.4. Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metoda yang


digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengelola, mengatur,
mengkoordinir dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku,
mesin dan tenaga kerja) ke dalam suatu arus aliran yang memberikan hasil
dengan jumlah biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat
mungkin. Pengendalian produksi yang dilaksanakan pada perusahaan yang
satu dengan perusahaan yang lain akan berbeda-beda tergantung pada sistem
dan kebijaksanaan perusahaan yang diterapkan. Ada dua pendekatan umum
dalam pengendalian produksi:
1) Kontrol Pesanan (Order Control)
Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen
sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantung pada pesanan
tersebut.
2) Kontrol Aliran (Flow control)
Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk standar
sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam
jumlah yang besar. Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana
jangka waktu arus material apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan demikian juga bagaimana transportasi dari pabrik (proses
produksi) ke gudang dan dari gudang ke tempat penyimpanan. Tahap
dalam pengendalian produksi (fungsinya):
a) Peramalan Produksi (Production Forecasting)
Production forecasting adalah peramalan produksi atau estimasi
untuk mengetahui jumlah dan manfaat produksi yang akan dibuat
di masa yang akan datang, sehingga kalau terjadi penyimpangan
akan cepat diadakan penyesuaian produksi di masa yang akan
datang. Dengan melaksanakan peramalan produksi, perusahaan
dapat menyusun anggaran operasionalnya untuk pedoman kerja,
penggunaan kapasitas produksi seoptimal mungkin, menstabilisasi
kesempatan kerja karena terdapatnya kestabilan dan kepastian
jumlah produksi di masa yang akan datang.
b) Routing
Routing adalah kegiatan untuk menentukan urut-urutan proses dan
penggunaan alat produksinya dari bahan mentah sampai menjadi
produk akhir, sehingga sebelum produksi dimulai masalah sudah
tercantum pada rout sheet.
c) Penjadwalan (Scheduling)
Scheduling adalah kegiatan untuk membuat jadwal yang mencakup
seluruh proses produksi dari awal hingga akhir. Scheduling ini
dilaksanakan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan
setiap tahap pemrosesan sesuai dengan urut-urutan rutenya. Oleh
karena itu untuk membantu keberhasilan tahap ini lebih baik
melakukan "time and motion study" sehingga dapat ditentukan
standar hasil kerjanya.
d) Penugasan (Dispatching)
Dispatching adalah suatu proses pemberian perintah untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan routing dan jadwal yang
telah dibuat.
e) Pemantauan (Follow up)
Follow up adalah kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan
penundaan dan keterlambatan dalam pelaksanaan kerja serta
memastikan koordinasi yang baik dalam proses produksi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajemen produksi adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk menciptakan
produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan. Tujuan dari
manajemen produksi adalah meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan
kualitas dalam produksi. Manajemen produksi juga memainkan peran kunci
dalam mencapai efisiensi, produktivitas, dan kualitas yang tinggi dalam
produksi. Dengan perencanaan yang baik, penggunaan sumber daya yang
optimal, pengendalian biaya yang efektif, dan inovasi yang berkelanjutan,
perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dalam pasar.
DAFTAR PUSTAKA

“Pengantar Bisnis.” UPN Veteran Jatim Repository,

http://repository.upnjatim.ac.id/82/7/BUKU%20PENGANTAR%20BISNI

S.pdf. Accessed 15 October 2023.

Anda mungkin juga menyukai