Anda di halaman 1dari 29

EKONOMI MANAJERIAL

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI

KELOMPOK 5
M ADRIAN GUMELAR 1211011184
AHMAD YASIR 1411011006
DIAN LESTARI 1411011028
HAFEZ ARFAT 1411011048
NASTA IHDINA MARVILIA 1411011088
PUTRI AYU PURNAMA SARI 1411011102
RAUDATU ATFALIAH 1411011108
SUHENDRA HIDAYAT 1411011126
ISMATUL UMI SITI ROZIQOH 1411031066

Dosen Pembina :
Dr. Rr. Erlina, S.E.,M.Si.
Faila Shofa, S.E.,M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan rah-
mat dan karuniaNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Sholawat beserta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW kepada keluargan, sahabat, serta pejuang islam yang senantiasa
kita harapkan syafaatnya di hari kiamat nanti.

Materi pada bab ini berjudul TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI. Ma-
teri pada pembahasan ini berisi tentang bagaimana manajemen perusahaan mem-
buat keputusan tentang bagaimana mereka berproduksi untuk memenuhi
kebutuhan pasar dan memaksimumkan perusahan.

Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karenanya
kami sangat mengharapkan kritik maupun saran yang membangun untuk perbai-
kan di masa yang akan datang. Untuk itu kami mohon maaf atas kekurangan dan
kesalahan dalam pembuatan tugas ini.

Bandar Lampung, April 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Metode Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


2.1 ORGANISASI PRODUKSI DAN FUNGSI PRODUKSI .................... 3
2.1.1 Organisasi Produksi ............................................................................... 3
2.1.2 Fungsi Industri ....................................................................................... 4
2.2 FUNGSI PRODUKSI DENGAN SATU INPUT VARIABEL ............. 6
2.2.1 Produk Total, Rata-rata, dan Marginal ................................................... 6
2.2.2 Hukum Hasil, yang Semakin Menurun dan Tahapan-tahapan Produksi 8
2.3 PENGGUNAAN INPUT VARIABEL SECARA OPTIMUM ............. 9
2.4 FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL ............... 10
2.4.1 Isokuan Produksi .................................................................................... 10
2.4.2 Wilayah Ekonomis Produksi .................................................................. 10
2.4.3 Tingkat Marginal dari Substitusi Teknis ................................................ 12
2.4.4 Input Substitusi dan Komplementer Sempurna...................................... 13
2.5 KOMBINASI INPUT YANG OPTIMAL ............................................. 14
2.5.1 Garis Isocost ........................................................................................... 14
2.5.2 Kombinasi Input Optimum untuk Meminimumkan Biaya atau
Memaksimumkan Output ....................................................................... 15
2.5.3 Maksimisasi Laba................................................................................... 16
2.5.4 Efek Perubahan Harga Input .................................................................. 17
2.6 SKALA HASIL...................................................................................... 17
2.7 FUNGSI PRODUKSI EMPIRIS ........................................................... 18
2.8 INOVASI DAN DAYA SAING GLOBAL........................................... 19

iii
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 20
3.1 Studi kasus ............................................................................................. 20
3.1.1 Bagaimana Perusahaan Memperoleh Teknologi Baru ? ........................ 20
3.1.2 Bagaimana Xerox Kehilangan dan Memperoleh Kembali Daya
Saing Internasional dan Menjadi Pemimpin dalam Teknologi
Informasi ................................................................................................ 21
3.1.3 Pabrik Digital Amerika Serikat yang Baru ............................................ 22
3.2 Kesimpulan ............................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di da-
lam memahami sifat permintaan pembeli di pasar. Dari analisis itu sekarang telah
dapat dipahami alasan yang mendorong para pembeli menaikan permintaannya
terhadap suatu barang apabila harganya turun dan mengurangkan pembelinya
sekiranya harga naik.
Sekarang sudah tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian kepada persoalan
penawaran, yaitu melihat dan mempelajari sikap para produsen dalam mena-
warkan barang yang diproduksinya. Bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
penawaran adalah biaya produksi. Faktor ini adalah faktor yang sangat penting
dalam menentukan penawaran. Bahkan dalam pasar persaingan sempurna pena-
waran ditentukan oleh biaya marjinal, yaitu biaya yang dibelanjakan untuk satu
unit produksi.
Untuk melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan
menawarkan barangnya diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan
memproduksinya. Pertama-tama harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor
produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang akan diproduksikan.
Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi untuk menghasilkan barang-barang
tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang pengusaha akan
membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang
dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan
keutungan yang maksimum kepadanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masa-
lah sebagai berikut :
a. apakah fungsi Prosuksi dan Organisasi Produksi ?
b. bagaimana fungsi produksi dengan satu input ?
c. bagaimana penggunaan input variabel secara optimum ?
d. bagaimana fungsi produksi dengan dua variabel ?
e. bagaimana kombinasi optimum input ?

1.3 Metode penulisan


Kami menulis makalah ini dengan menggunakan buku managerial economic dari
Dominick Salvatore sebagai referensi utama selain itu kami juga menggunakan
internet sebagai referensi tambahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI

2.1 Organisasi Produksi dan Fungsi Produksi


2.1.1 Organisasi Produksi
Produksi (production) adalah perubahan bentuk dari berbagai input atau
sumber daya menjadi output beruoa barang dan jasa. Sebagai contoh, IBM
menggaji tenaga kerja untuk menggunakan mesin-mesin, suku cadang, dan
bahan mentah dalam pabrik guna memproduksi komputer pribadi (personal
computer - PC. Output suatu perusahaan dapat berupa sebuah komoditas akhir
atau berupa produk antara, seperti misalnya semikonduktor. Perlu diingat
bahwa produksi merujuk kepada seluruh aktivitas yang terlibat dalam
memproduksi barang dan jasa.
Input (input) adalah berbagai sumber daya yang digunakan dalam
memproduksi barang dan jasa. Agar diskusi bisa terorganisasi dengan baik,
input diklasifikasikan kedalam tenaga kerja (Labor) (termasuk bakat
kewirausahaan), modal (capital), dan tanah (land) atau sumber daya alam. In-
put tetap (fixed input) adalah input yang tidak dapat berubah dengan mudah
selama periode waktu tertentu, kecuali dengan mengeluarkan biaya yang san-
gat besar. Input variabel (variable input) adalah input yang dapat divaria-
sikan atau diubah secara mudah dan cepat.
Periode waktu dimana paling tidak ada satu input tetap disebut dengan
periode jangka pendek (short run), sementara periode waktu dimana seluruh
input adalah variabel disebut dengan periode jangka panjang (long run).
Lamanya periode jangka waktu (yaitu, periode waktu yang dibutuhkan bagi
semua input untuk menjadi variabel) tergantung pada industrinya.

3
2.1.2 Fungsi Industri
Suatu fungsi produksi (production function) adalah persamaan, tabel,
atau grafik yang menunjukan output komoditas maksimum perusahaan yang
bisa diproduksi pada setiap periode waktu dengan kombinasi input. Sehingga
persamaan untuk fungsi produksi dengan 2 input :
Q = f ( L,K )

12Q juga bisa dihasilkan dengan 1K dan 3L (perhatikan angka terakhir baris
pertama), tetapi perusahaan tentu saja tidak akan menggunakan kombinasi tenaga
kerja dan modal pada tingkat ini. Demikian juga, 12Q dapat dihasilkan dengan 1L
dan 4K atau 5K, tetapi perusahaan juga pasti tidak akan menggunakan kombinasi
tersebut.

4
Permukaan Produksi Diskret

Tinggi batang menunjukkan output maksimum (Q) yang diproduksi pada setiap
kombinasi dari setiap tenaga kerja (L) dan modal (K) seperti yang di tunjukkan
dalam sumbu-sumbu tersebut. Sehingga, puncak dari seluruh batang-batang terse-
but membentuk permukaan produksi (production surface) dari perusahaan.
Permukaan Produksi yang Kontinu

Sumbu horizontal dan sumbu miring, mencerminkan input tenaga ker-


ja dan modal, sementara sumbu vertikal mengukur tinggi permukaan atau
tingkat maksimum output yang dihasilkan dari m,asing-masing kombinasi
input seluruhnya diasumsikan bisa dibagi secara kontinu. Output yang
dihasilkan bisa memegang modal konstan pada K1, dan meningkatkan tena-

5
ga kerja dari 0 ke L2 unit ditunjukkan oleh tinggi persilangan antara K1AB
(dengan dasar paralel terhadap sumbu tenaga kerja).
2.2 FUNGSI PRODUKSI DENGAN SATU INPUT VARIABEL
2.2.1 Produk Total, Rata-rata, dan Marginal
Produksi Total (total production) :
TP = Q = f(L)
Produksi Marginal (marginal production) adalah perubahan dalam produk total
atau tambahan output akibat perubahan per unit tenaga kerja. Rumusnya adalah :

MPL =

Produksi Rata-rata (average product) adalah produk total dibagi dengan


kuantitas tenaga kerja yang digunakan. Rumusnya adalah :

APL =

Elastisitas Output (output elasticity) digunakan untuk mengukur persentase


perubahan output dibagi dengan persentase perubahan pada jumlah tenaga kerja
yang digunakan. Sehingg rumusnya adalah :

EL =

Produksi Total, Marginal, dan Rata-rata dari Tenaga Kerja, dan Elastisitas Output

6
Kurva Produk Total, Marginal, dan Rata-rata dari Tenaga Kerja

Panel paling atas menunjukkan kurva produk total dari tenaga kerja.
TP tertinggi terletak pada 4L dan 5L. Panel yang bawah menunjukkan kurva
produk marginal dan rata-rata dari tenaga kerja. MPL diplot ditengah-tengah
antara unit tenaga kerja berurutan yang digunakan. Kurva MPL meningkat
sampai 1,5L dan kemudian menurun , dan menjadi negatif setelah melewati
4,5L. Kurva tertinggi antara 2L dan 3L.

7
2.2.2 Hukum Hasil, yang Semakin Menurun dan Tahapan-tahapan
Produksi

Dengan waktu tenaga kerja yang dibagi secara kontinu, kita mempunyai kurva TP,
MP, dan AP yang halus. Kurva MPL (yang merupakan kemiringan dari garis
singgung terhadap kurva TP) naik sampai dengan titik G, menjadi nol pada titik
J, dan setelahnya negatif. Kurva APL (diberikan oleh kemiringan dari garis yang
berasal dari awal kesuatu titik pada kurva TP) naik sampai titik H dan setelahnya
menurun (tetapi tetap positif sepanjang TP positif). Tahap I produksi untuk tenaga
kerja berhubungan dengan bagian kurva APL yang menarik. Tahap II mencakup
kisaran antara APL maksimum sampai dengan pada saat MPL nol. Tahap III terjadi
pada saat MPL negatif.

8
2.3 PENGGUNAAN INPUT VARIABEL SECARA OPTIMUM
Berapa banyak tenaga kerja yang harus digunakan oleh perusahaan untuk
mendapatkan laba atau keuntungan maksimum? Jawabannya adalah bahwa perus-
ahaan harus mempekerjakan tambahan satu unit tenaga kerja sepanjang tambahan
penerimaan yang dihasilkan dari penjualan output yang di produksi melebihi tam-
bahan biaya karena mempekerjakan tenaga kerja tersebut (sampai tambahan pen-
erimaan sama dengan tambahan biaya).
Tambahan penerimaan yang dihasilkan dengan penggunan tambahan unit tenaga
kerja disebut produk pendapatan marginal (marginal revenue product) dari tenaga
kerja (MRPL). Dimana, MRPL=(MPL)(MR)
Disisi lain, tambahan biaya karena menambah unit tenaga kerja atau biaya mar-
ginal sumber daya (marginal resource cost) tenaga kerja adalah sama dengan pen-
ingkatan biaya total perusahaan akibat menambah unit tenaga kerja. Artinya,

MRCL=

Sehingga, suatu perusahaan harus terus mempekerjakan tenaga kerja sepanjang


MRPL>MRCL sampai dengan MRPL=MRCL.
Penggunaan L Optimal saat L= 3,50

9
Penggunaan yang Optimum dari Tenaga Kerja

Menguntungkan bagi perusahaan untuk mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja


sepanjang produk pendapatan marginal dari tenaga kerja (MPRL) melebihi biaya
sumber daya marginal dari pemekerjaan tenaga kerja (MRCL), sehingga
MRPL=MRCL. Dengan MRCL= w = $20, jumlah optimum dari tenaga kerja yang
digunakan perusahaan adalah 3,5 unit. Pada 3,5L, MRPL = MRCL = $20, dan total
laba perusahaan mencapai maksimum.

2.4 FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA INPUT VARIABEL


2.4.1 Isokuan Produksi
Isokuan (isoquant) menggambarkan berbagai kombinasi dari dua input (misal-
nya, tenaga kerja dan modal) yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk ber-
produksi pada tingkat output tertentu. Isokuan yang lebih tinggi menunjukkan
output yang lebih besar. Sebaliknya, isokuan yang lebih rendah menunjukkan out-
put yang lebih kecil.

2.4.2 Wilayah Ekonomis Produksi


Garis mendaki (ridge Lines) memisahkan bagian isokuan yang relevan (yang
memiliki kemiringan negatif) dari bagian yang tidak relevan (yang memiliki
kemiringan positif)

10
Isokuan

Sebuah isokuan menggambarkan berbagai kombinasi dua input yang


digunakan oleh perusahaan untuk berproduksi pada berbagai tingkat output
tertentu. Dari tabel, kita dapat melihat bahwa output sebanyak 12 unit (12Q)
dapat diproduksi dengan 1L dan 5K (titik M), 1L dan 4K (titik N), 2L dan
1,5K (titik R), 3L dan 1K (titik S), atau 6L dan 1K (titik T). Semakin tinggi
isokuan berarti semakin tinggi tingkat output.

11
Porsi Relevan Isokuan

Wilayah ekonomis produksi ditunjukkan oleh kemiringan negatif isokuan antara


garis mendaki (ridge line) 0VI dan 0ZI. Perusahaan tidak akan berproduksi pada
bagian yang mempunyai kemiringan positif dari isokuan karena perusahaan dapat
memproduksitingkat output yang sama dengan menggunakan lebih sedikit tenaga
kerja dan modal.

2.4.3 Tingkat Marginal dari Substitusi Teknis


Untuk tetap berada di wilayah ekonomis maka, jika perusahaan ingin mengurangi
modal maka labor harus di tambah. Sebagai contoh: untuk menghasilkan 12Q,
digunakan kombinasi N. Penggunaan kombinasi R menyebabkan perusahaan ha-
rus melepas 2,5K dan menambah 1L. Sehingga kemiringan antar N dan R adalah -
2,5K/1L, kemiringan absolut tersebut disebut dengan Marginal Rate of Technical
Substitution (MRTS) dimana,
MRTS = -K/L = MPL/MPK

12
Kemiringan dari isokuan

2.4.4 Input Substitusi dan Komplementer Sempurna


Bentuk suatu isokuan mencerminkan derajat sejauh mana satu input dapat
didistribusikan oleh yang lainnya dalam produksi. Di satu sisi, semakin kecil
lekukan isokuan, semakin tinggi derajat subtitusi input-input produksi. Di sisi lan,
semakin besar lekukan isokuan, semakin rendah derajat subtitusinya.
Walaupun subtitusi sempurna dan komplementer sempurna dari input dalam
produksi dapat dimungkinkan, dalam banyak kasus isokuan melengkung (input
tidak bersubtitusi secara sempurna) hal ini berarti dalam situasi produksi yang
biasa, tenaga kerja dapat disubtitusikan untuk modal pada tingkatan tertentu.
Semakin kecil derajat kelengkungan isokuan, semakin mudah input dapat saling
mensubtitusi dalam produksi.
Substitusi Sempurna Komplementer Sempurna

13
Pada saat isokuan merupakan garis lurus (kemiringan absolut atau MRTS adalah
konstan), input adalah substitusi sempurna. Dalampanel sebelah kiri, 2L dapat di-
substitusikan dengan 1K tanpa mengindahkan titik produksi dalam isokuan.
Dengan mempunyai sudut kanan isokuan pada panel sebelah kanan, produksi
hanya terjadi dengan 2K/1L. Sehingga, tenaga kerja dan modal adalah komple-
menter sempurna. Menggunakan lebih banyak tenaga kerja atau lebih banyak
modal tidak akan menambah output (yaitu, MPL = MPK = 0).

2.5 KOMBINASI INPUT YANG OPTIMAL


Garis isocost( isocost line) mencerminkan semua kombinasi dari 2 input yang
dapat dibeli dengan total biaya yang sama. Dengan menggunakan isocost dan
isokuan dapat digunakan untuk menetapkan kombinasi input yang optimum bagi
perusahaan untuk memaksimumkan laba.

2.5.1 Garis Isocost


Misalkan perusahaan hanya menggunakan tenaga kerja dan modal dalam
produksi. Biaya total atau pengeluaran perusahaan tersebut dapat representasikan
oleh,
C = wL + rK
Dimana C adalah biaya total, w adalah Upah (wage) tenaga kerja, L adalah
kuantitas tenaga kerja (labor) yang digunakan, r adalah harga sewa (rental) modal
dan K adalah kuantitas modal yang digunakan.
Dengan mengurangi wL dari kedua sisi pada persamaan di atas dan kemudian
dibagi dengan r, kita memperoleh persamaan umum garis isocost dalam bentuk
yang lebih berguna, yaitu:

K= + L

Keterangan :
C = Total Cost
w = Wage Rate of Labor (L)
r = Cost of Capital (K)

14
Garis Isocost

Dengan biaya total sebesar C = $100 dan w = r = $10, kita akan memperoleh garis
isocost AB pada panel sebelah kiri, dengan titik potong vertikal C/r = $100/$10 =
10K, dan kemiringannya adalah w/r = -$10/$10 = -1. Dengan C = $140 dan w =
r =$10 kita memiliki garis isocost AB pada panel sebelah kanan. Dengan C =
$80 dan w = r = $10, garis isocost-nya adalah AB pada panel sebelah kanan.
Sebaliknya, dengan C = $100 dan r = $10 tetapi w = $5, kita mendapatkan garis
isocost AB* pada panel sebelah kanan, dengan titik potong vertikal 10K dan
kemiringan -1/2.

MRTS =

2.5.2 Kombinasi Input Optimum untuk Meminimumkan Biaya atau


Memaksimumkan Output
Kombinasi optimum input diperlukan bagi perusahaan dalam rangka
meminimumkan biaya produksi sejumlah output tertentu atau memaksimumkan
output atau sejumlah biaya tertentu, ditunjukan oleh titik persimpangan antara
isokuan dan isocost.

15
Kombinasi input optimum yang ditunjukkan oleh titik D, E, dan F,
dimana isokuan 8Q, 10Q, dan 14Q bersinggungan dengan garis isocost mas-
ing-masing AB, AB, dan AB. Dengan menghubungkan titik asal dengan
titik D, E, dan F, kita memperoleh garis ekspansi dari perusahaan. Pada
tingkat kombinasi input yang optimum (titik persinggungan), kemiringan
absolut dari isokuan (MRTS = MPL/MPK) sama dengan kemiringan absolut
garis isocost (w/r), sehingga MPL/w = MPK/r.

2.5.3 Maksimisasi Laba


Untuk memaksimumkan laba, suatu perusahaan sebaiknya mengunakan setiap
input sampai produk pendapatan marginal dari input sama dengan biaya sumber
daya marginal untuk menyewa input tersebut. Dengan harga input konstan, ini
berarti bahwa perusahaan harus memperkerjakan setiap input sampai produk
pendapatan marginal dari input yang bersangkutan sama dengan harga input
tersebut.

16
2.5.4 Efek Perubahan Harga Input

Dengan C = $100 dan w = r = $10, kombinasi input optimum untuk


memproduksi 10Q adalah 5K dan 5L (ditunjukkan oleh titik E, dimana
isokuan 10Q bersinggungan dengan isocost AB). Pada titik E, rasio K/L = 1.
Jika r tetap sebesar $10, tetapi w turun menjadi $5, perusahaan dapat men-
capai isokuan 10Q dengan C = $70. Kombinasi optimum K dan L ditunjuk-
kan oleh titik R dimana isocost A*B bersinggungan dengan isokuan 10Q,
dan K/L = 3/8.

2.6 SKALA HASIL


Skala hasil (returns to scale) adalah derajat sejauh mana output berubah akibat
perubahan tertentu dalam kuantitas semua input yang dipakai dalam produksi.
Terdapat tiga tipe dalam skala hasil :
Skala hasil tetap (constant returns to scale) jika output meningkat dalam
proporsi yang sama.
Skala hasil meningkat (increasing returns to scale) jika output meningkat
dalam proporsi yang lebih besar.
Skala hasil menurun (discreasing returns to scale) jika output menurun
dalam proporsi yang lebih kecil.

17
Sehingga, dimulai dengan fungsi produksi umum :
Q = f (L,K)
Q = f(hL, hK)
Jika = h, maka f = constant returns to scale.
Jika > h, maka f = increasing returns to scale.
Jika < h, maka f = decreasing returns to scale.

Skala hasil = 1 Skala hasil > 1 Skala hasil < 1

Pada seluruh panel dalam gambar ini, kita mulai dimana perusahaan
menggunakan 3L dan 3K serta memproduksi sebanyak 100Q (titik A). Dengan
menggandakan input menjadi 6L dan 6K, panel sebelah kiri menunjukkan bahwa
output juga bertambah dua kali menjadi 200Q (titik B), sehingga kita memperoleh
skala hasil tetap; panel tengah menunjukkan bahwa output meningkat menjadi tiga
kali lipat yakni 300Q (titik C), sehingga kita memperoleh skala hasil meningkat;
sementara panel sebelah kanan menunjukkan bahwa output hanya meningkat
menjadi 150Q (titik D), sehingga kita memperoleh skala hasil menurun.

2.7 FUNGSI PRODUKSI EMPIRIS


Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Q = AKaLb
Diestimasi menggunakan Natural Logarithms
ln Q = ln A + a ln K + b ln L

18
2.8 INOVASI DAN DAYA SAING GLOBAL
Inovasi Produk (product innovation) yang berarti pengenalan produk ba-
ru atau yang telah dikembangkan. Inovasi Proses (process innovation) yaitu
pengenalan proses produksi baru yang telah di kembangkan.
Menurut model siklus produksi (product Cycle modelt), perusahaan
yang memperkenalkan inovasi bagaimana juga secara berkala kehilangan
pasar ekspornya dan bahkan pasar domestiknya karena diambil oleh perus-
ahaan imitator asing yang bisa membayat upah lebih murah dan secara umum
mengeluarkan biaya lebih rendah. Sementara itu, secara teknologi berbagai
perusahaan unggulan memperkenalkan produk-produk dan teknologi yang
jauh lebih maju.
Sistem Produksi Tepat Waktu (Just-In-Time Production System) yang
didasarkan pada keharusan ketersediaan setiap bagian atau komponen hanya
pada saat dibutuhkan.
Desain Dengan Bantuan Komputer (Computer-Aided Design-CAD)
memungkinkan para teknisi penelitian dan pengembanganuntuk mendesai
produk atau komponen di layar komputer, melakukan eksperimen secara ce-
pat dengan desain alternatif, dan menguji keandalannya pada semua di layar
komputer.
Produksi Dengan Bantuan Komputer (Computer-Aided Manufacturing -
CAM) mengeluarkan instruksi terhadap jaringan dari perangkat mesin yang
diintegrasi untuk memproduksi prototipe produk tersebut.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Studi Kasus


3.1.1 Bagaimana Perusahaan Memperoleh Teknologi Baru ?
Tabel dibawah ini menunjukan hasil survey terhadap 650 eksekutif yang berasal
dari 130 industri untuk mengetahui metode yang digunakan oleh perusahaan
Amerika serikat dalam memperoleh teknologi baru pada inovasi proses dan
produk, diurutkan dari yang terpenting adalah melalui penelitian dan
pengembangan (research and development-R & D) secara independen oleh
perusahaan.
Metode lainnya yang disusun dalam urutan tingkat kepentingan yang semakin
menurun : pemberian lisensi teknologi oleh perusahaan yang secata original
mengembangkan teknologi, publikasi pertemuan teknis, rekayasa terbalik
(mengambil bagian dari produk pesaing dan menciptakan metode untuk
memproduksi komoditas yang sejenis), mempekerjakan karyawan dari perusahaan
inovatif, pengungkapan paten dari informasi yang diperoleh melalui kantor
pendaftaran hak paten dapat digunakan untuk pengembangan teknologi atau
produk serupa, sehingga tidak melanggar hak paten, atau informasi yang diperleh
dari hasil percakapan dengan para karyawan perusahaan inovasi.
Untuk inovasi produk, rekayasa terbalik menjadi sangat penting dibandingkan
pemberian lisensi, dan mempekerjakan karyawan dari perusahan inovasi lebih
penting daripada publikasi atau pertemuan teknis.

20
Metode Perolehan Teknologi Baru
Peringkat
Inovasi Inovasi
Metode Akuisisi Proses Produk
R & D independen 1 1
Lisensi 2 3
Publikasi atau Pertemuan Teknik 3 5

Rekayasa Balik 4 2

Perekrutan Pegawai Perusahaan yang Menginovasi 5 4

Hak Paten 6 6
7 7
Percakapan dengan Karyawan Perusahaan yang
Menginovasi

3.1.2 Bagaimana Xerox Kehilangan dan Memperoleh Kembali Daya Saing


Internasional dan Menjadi Pemimpin dalam Teknologi Informasi
Xerox Corporation adalah perusahaan yang pertama kali memperkanalkan mesin
fotokopi di tahun 1959, atas dasar hak paten teknologi xerographic-nya. Sampai
dengan tahun 1970, Xerox tidak mempunyai pesaing sehingga tidak isentif untuk
mengurangi biaya manufaktur, meningkatkan kualitas, dan menigkatkan kepuasan
pelanggan. Bahkan ketika perusahaan jepang mulai mengambil alih segmen pasar
bagian bawah dengan mesin yang lebih baik lagi dan murah di tahun 1970, Xeroc
tidak merespon dan berkonsentrasi pada segmen pasar menengah ke atas, dimana
margin labanya lebih tinggi.
Xerox juga mengunakan labanya dari bisnis mesin foto kopi melakukan
expansi ke sistem komputer dan perkantoran selama tahun 1979-an. Xerox
ahirnya sadar akan ancaman serius dari perusahaan jepang. Melalui misi
perbandingan kompetitif (competitive benchmarking) ke jepang untuk
membandingkan efisiensi produksi, Xerox terheran-heran bahwa pesaingnya,
jepang telah memproduksi mesin fotokopi dengan kualitas yang lebih tinggi dan

21
biaya yang jauh lebih murah dan memosisikan dirinya bergerak ke segmen pasar
yang lebih menguntungkan, yaitu segmen pasar kelas menengah dan kelas atas.

Menghadapi situasi yang mengancam hidupnya, Xerox dengan bantuan anak


perusahaannya di Jepang (Fuji Xerox), mengumpulkan respon yang kuat, yang
melibatkan reorganisasi dan integrasi pengembangan dan produksi serta usaha
kendali mutu yang ambisius di perusahaan secara keseluruhan. Keterlibatan
karyawan ditingkatkan, para pemasok dilibatkan pada desain produk tahap awal,
dan dilakukan pengurangan inventori serta pemasok dalam jumlah besar.
Perbandingan konstan dilakukan untuk menguji kemajuan dalam program
kendali mutu dan kepuasan pelanggan. Dengan melakukan tindakan yang drastis
ini, Xerox membalikan kecenderungan kehilangan pangsa pasar, bahkan segmen
pasar yang rendah selama pertengahan kedua tahun 1990-an.
Sejarah tampaknya berulang dengan sendirinya pada ahir tahun 1990-an,
dimana Xerox menemukan kembali dirinya bertarung dengan perusahaan jepang
Canon untuk supremasi dalam dunia digital teknologi informasi perkantoran.
Tetapi saat ini, Xerox mengubah dirinya menjadi perusahaan dokumentasi digital
dan solusi yang menggabungkan peranti keras, peranti lunak, dan jasa-jasa
layanan ke dalam paket layanan dan konsultasi, industri ke industri.

3.1.3 Pabrik Digital Amerika Serikat yang Baru


Selamat datang di pabrik Amerika Serikat yang baru, suatu keajaiban di era
informasi yang bertanggung jawab terhadap lompatan yang diharapkan pada
kecepatan, fleksibilitas, dan produktivitas sebagai akibat dari perkawinan antara
peranti lunak dan jaringan komputer dalam industri yang begitu beragam dari
peralatan konstruksi, otomotif, PC, dan penyeranta (pager). Kecanggihan dari apa
yang disebut sebagai pabrik digital memungkinkannya untuk membuat produk
berdasarkan pesanan sampai kepada satu unit sekaligus mencapai kecepatan dan
efisiensi produksi massal.
Sebagai contoh, seorang tenaga penjual motorola menentukan sebuah order
untuk pager bagi konsumen tertentu, kemudian data digital mengalir ke unit
perakitan, di mana produksi dimulai dengan segera dan diselesaikan hanya dalam

22
beberapa menit, sehingga konsumen akan mempunyai pager sesuai pesanan pada
hari berikutnya. Hal ini kadang-kadang disebut software controlled continous flow
manufacturing yaitu suatu proses yang pada dasarnya menggabungkan antara
manufaktur dan ritel. Cepatnya waktu yang digunakan untuk memasarkan dan
kemampuan memenuhi pesanan memberikan keuntungan luar biasa bagi
perusahaan Amerika Serikat atas pesaing asingnya. Sebagai hasilnya, setela kalah
pada perang daya saing (terutama terhadap Jepang) selama tahun 1980-an,
perusahaan AS memperoleh kembali pasarnya yang hilang pada tahun 1990-an.
Computer-aided design (CAD) secara dramatis meningkatkan jalannya
inovasi. Sebagai contoh, seorang desainer dapat memanggil pada layar sebuah
pintu mobil dan mencoba membuka dan menutup pintu, menurunkan jendela naik
dan turun, melakukan eksperimen dengan materi yang lebih ringan, dan
mengarahkan mesin-mesin untuk membuat prototipe pintu. CAD yang demikian,
memungkinkan Chrysler untuk mendesain dan membangun dengan sangat sukses
mobil semikecil Neon dalam 33 bulan dibandingkan yang biasa dilakukan
selama 45 bulan.
Bahkan lebih eksotis lagi, ilmuan di Caterpillar, produsen peralatan pengeruk
tanah yang terbesar di dunia, melakukan pengujian terhadap Virtual Reality
sebelum mereka diproduksi. Pesawat jet Boing 777 seluruhnya dikembangkan
dengan sistem CAD. CAD bahkan digunakan untuk mendesain dan
mensilmulasikan seluruh unit perakitan, dan dapat digunakan untuk mengirim
order produksi ke mesin pemasok sehingga boleh dikatakan mereka menjadi
perpanjangan pabrik perusahaan. Singkatnya, kita mungkin berada pada
kemunculan revolusi terbesar dalam manufaktur sejak penyempurnaan mesin-
mesin industri di tahun 1800. Dan dengan superioritas AS pada peranti lunak,
tampaknya tidak mungkin pesaing asing akan menyamai kejeniusan manufaktur
Amerika yang baru dalam waktu singkat.

23
3.2 Kesimpulan

24
DAFTAR PUSTAKA

Salvatore, Dominick. Managerial Economics. Edisi 5. Salemba Empat-Jakarta :


2011.

25

Anda mungkin juga menyukai