Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

OPERATION MANAGEMENT (Manajemen Operasional)

Dibuat Oleh :

NAMA : RIDA FEBRIANI


NIM : 201803052

PROGRAM STUDI S1 MANAGEMENT


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI UNISADHUGUNA
UNISADHUGUNA BUSINESS SCHOOL
Wisma Subud, JL. RS Fatmawati No. 52 – Jakarta Selatan
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami semua, sehingga makalah ini dapat di selesaikan sesuai dengan
waktunya yang diharapkan, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Manajemen Operasional“ (Operation Management).

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak yang perlu di perbaiki, untuk itu
kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada penulis. Agar penulisan makalah
selanjutnya akan lebih baik lagi dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan di
masa yang akan datang.

Adapun kekurangan dan kelebihan dari makalah ini harap di maklumi. Penulis juga ucapkan
banyak terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, terutama
kepada seluruh pembaca pada umumnya.

Jakarta, Desember 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5

2.1. Definisi Manajemen Operasional Dan Ruang Lingkup Manajemen Operational .......... 5

2.2. Pengambilan Keputusan .................................................................................................. 6

2.3. Strategi Operasi ............................................................................................................... 7

2.4. Struktur Manajemen Operasional.................................................................................... 8

2.5. Langkah-Langkah Manajemen Operasional ................................................................. 10

2.6. Definisi Dari Pengukuran, Variabel Produktifitas Dan Produktifitas Sektor Jasa ........ 11

2.7. Peranan Manajer Operasional dalam Fungsi Manajemen ............................................. 15

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 18


3.1. Kesimpulan .................................................................................................................... 18

3.2. Saran .............................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti diketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen
operasional merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan
barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah
dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen operasional mengkaji pengambilan
keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi.

Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan perusahaan
diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang
dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan
produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi utama perusahaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki maksud dan tujuan. Adapun maksud
penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional. Sedangkan
tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit ilmu pengetahuan
mengenai Manajemen Operasional kepada para pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian atau definisi dan ruang lingkup manajemen opeasional?
2. Bagaimana pengambilan keputusan dalam manajemen opersional?
3. Bagaimana strategi operasi itu?
4. Seperti apa struktur manajemen operasional?
5. Bagaimana langkah – langkah manajemen operasional?
6. Apa definisi dari pengukuran, variable produktivitas dan produktivitas jasa?
7. Apa perananan manajer operasional dalam fungsi manajemen?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan ruang lingkup manajemen opeasional.
2. Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam manajemen opersional.
3. Untuk mengetahui strategi operasi
3
4. Untuk mengetahui struktur manajemen operasional.
5. Untuk mengetahui langkah – langkah manajemen operasional.
6. Untuk mengetahui definisi dari pengukuran, variable produktivitas dan produktivitas
jasa.
7. Untuk mengetahui perananan manajer operasional dalam fungsi manajemen.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Manajemen Operasional Dan Ruang Lingkup Manajemen Operational


Pengertian manajemen menurut beberapa ahli :
1. Eddy Herjanto (2003;2)
Menurut Eddy Herjanto, pengertian manajemen operasional adalah suatu proses yang
berkesinambungan dan efektif dalam menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
2. Jay Heizer dan Barry Render (2005;4)
Menurut Jay Heizer dan Barry Render, pengertian manajemen operasional adalah
serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output.
3. Pangestu Subagyo (2000;1)
Menurut Pangestu Subagyo, pengertian manajemen operasional adalah penerapan ilmu
manajemen untuk mengatur seluruh kegiatan produksi atau operasional agar dapat
dilakukan secara efisien.

Manajemen Operasional secara umum adalah sebuah usaha pengelolaan secara maksimal
dalam penggunaan berbagai faktor produksi, mulai dari sumber daya manusia (SDM),
mesin, peralatan (tools), bahan mentah (raw material), dan faktor produksi lainnya dalam
proses mengubahnya menjadi beragam produk barang atau jasa.

Ruang lingkup dalam manajemen operasional, yaitu:


1. Perencanaan Sistem Produksi. Perencanaan Sistem Produksi ini meliputi Perencanaan
Produk, Perencanaan Lokasi Pabrik, Perencanaan Layout Pabrik, Perencanaan
Lingkungan Kerja, Perencanaan Standar Produksi.
2. Sistem Pengendalian Produksi. Meliputi pengendalian proses produksi, bahan, tenaga
kerja, biaya, kualitas dan pemeliharaan.
3. Sistem Informasi Produksi. Aspek ini meliputi struktur organisasi, Produksi atas dasar
pesanan, Mass Production. Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut agar
dapat berjalan dengan baik perlu planning, organizing, directing, coordinating,
controlling (Management Process).

5
2.2. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus
diambil, ada 4 macam pengambilan keputusan:
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan
keadaan lain.

Beberapa jenis pengambilan keputusan dalam manajemen operasi:


1. Proses : keputusan mengenai proses fisik dan fasilitas yang dipakai
2. Kapasitas : keputusan untuk menghasilkan jumlah, tempat dan waktu yang tepat
3. Persediaan : keputusan persediaan mencakup mengenai apa yang dipesan, berapa
banyak, kualitas dan kapan bahan baku dipesan
4. Tenaga kerja : keputusan tenaga kerja mencakup seleksi, recruitment, penggajian,
PHK, pelatihan, supervise, kompensasi dan promosi terhadap karyawan, pengguna
tenaga spesialis
5. Kualitas/mutu: keputusan untul menentukan mutu barang dan jasa yang dihasilkan,
penetapan standar, desain peralatan, karyawan terampil dan pengawasan produk dan
jasa.

Keputusan dalam manajemen sistem produksi:


1. Keputusan perencanaan strategic jangka panjang dalam sumber daya
2. Desain sistem produktif : pekerjaan, jalur proses, tata arus dan susunan saran fisik
3. Keputusan implementasi operasi: harian, mingguan dan bulanan.

Keputusan perencanaan strategis:


1. Pemilihan desain rangkaian produk dan jasa
2. Keputusan perencanaan kapasitas, lokasi gudang, rencana ekspansi
3. Sistem pembekalan, penyimpanan dan logistik.

6
2.3. Strategi Operasi
Strategi Operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang menetapkan keseluruhan arah atau
daya dorong untuk pengambilan keputusan. Visi iniharus diintegrasikan dengan strategi
bisnis dan seringkali direfleksikan pada perencanaan formal. Strategi operasi seharusnya
menghasilkan suatu pola pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan suatu
keunggulan bersaing bagi perusahaan.

Strategi operasi merupakan penjabaran dari strategi bisnis/korporasi sehingga keempat


kategori keputusan yang telah diuraikan di bawah (misi operasi, kemampuan yg berbeda,
sasaran operasi, kebijakan operasi) dapat diambil secara cepat dan konsisten. Ada 4 elemen
dalam model strategi operasi yg menjadi jantung dari strategi operasi yaitu:
1. Operation Mission/misi operasi
2. Distinctive Competence/kemampuan yg berbeda
3. Operation Objectives/sasaran operasi
4. Operation Policies/kebijakan operasi.

Hubungan antara strategi bisnis/korporasi dan strategi operasi dapat dilihat pada gambar
model strategi berikut ini:
Corporate &
Business

Operation Strategi
Internal
Mission Functional Strategies in
Analysis
Marketing, Finance,
Distinctive Enginering, Human
Eternal Competence Resources, Information
Analysis System
Objectives (Cost,
Quality, Flexibility)

Policies
(Process, Wuality System, Capacity, Inventory)

Consistent Pattern of Desicion

Results

Gambar 2.3.1
7
2.4. Struktur Manajemen Operasional
Dalam persoalan manajemen operasional, ada struktur kepengurusan yang mesti dibentuk,
tetapi bukan hanya dibentuk, melainkan mesti juga dilaksanakan sebagaimana fungsi dari
masing-masing tugasnya. Pimpinan tertinggi dalam sistem manajemen operasional adalah
manajer operasional. Mereka-mereka ini yang menjadi tiang atau pilar-pilar dalam
berjalannya manajemen operasional. Tugas dari seorang manajer adalah melakukan dan
memetakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan tugasnya, misalnya membuat konsep
dalam hal perencanaan, pembentukan staf, pengorganisasian, serta memiliki jiwa
kepemimpinan dalam mengendalikan manajemen operasional secara keseluruhan.

Sepenuhnya, manajer itu mesti berorientasi pada pengarahan baik dalam hal pengeluaran
atau output dari jumlah, kualitas barang, harga yang terus dikontrol, serta waktu yang tepat
dalam memanjakan konsumen, sesuai dengan permintaan para konsumen, maka rasanya
pas, jika para manajer operasional memanjakan konsumen selayaknya adalah raja.

Dalam dunia manajemen operasional, para pemegang keputusan, manajer operasional juga
memiliki tanggung jawab yang tidak sedikit. Di antaranya sebagai manajer mestilah
mempunyai pikiran luas sehingga konsepnya mesti menghasilkan barang dan jasa.
Mengenai pengambilan keputusan sebagai bentuk operasi dan sistem transformasi yang
akan dilakukan. Namun sebelum mengambil sebuah keputusan itu, kita terlebih dulu tidak
terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan, tapi terlebih dulu kita mengkajinya
dalam langkah pengambilan keputusan lewat fungsi operasi.

Dari fungsi operasi juga ada bagian yang mesti dijabarkan dalam pengembangannya,
seperti harus disiapkan adanya proses produksi dan operasi, ada juga jasa penunjang
pelayanan produksi, yang melingkupi perencanaan serta pengendalaian dan kontrol yang
ekstra. Begitulah fitrah yang harus ada pada pola manajemen operasional.

Jika kita melihat dari segi ruang lingkup manajemen operasional, akan mengarah pada
kriteria yang memang wajib dilaksanakan. Ambil contoh, kita membuat perancangan
desain sistem produksi dan operasi itu sendiri. Kita tentu harus melakukan seleksi dari
perencanaan suatu desain produk tersebut, seleksi yang meliputi mengenai perancangan
dalam peralatan, memilih lokasi dan site perusahaan serta unit produksi. Selain itu, kita
juga mesti menyiapkan rancangan sebagai tata letak dan arus kerja nanti, juga membuat
8
rancangan tugas pekerjaan. langkah terakhir, menyusun strategi dalam memproduksi serta
pemilihan kapasitas yang baik.

Sementara itu, adanya penyusunan rencana produk dan operasi dalam manajemen
operasional, pengendalian persediaan atau dalam hal penambahan bahan, upgrade mesin
yang ada, pengendalian mutu baik ditingkat barang dan jasa juga meliputi manajemen
sumber daya manusia. Itulah yang disebut sebagai pengorganisasian sistem produksi pada
manajemen operasional. Adapun tingkat pekerjaan manajemen operasional dalam sebuah
organisasi/ perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Manajer Pabrik (Plant Manager)
Yang biasanya harus berpengalaman dalam manajemen pabrik termasuk keahlian
dibidang perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen persediaan,
termasuk pula pengelolaan karyawan dioperasional maupun pengelolaan sumberdaya
lainnya yang dipergunakan di pabrik.
2. Direktur Pembelian (Director of Purcashing)
Harus memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai fungsi pembelian,
kemampuan menelaah program penjualan, mengintegrasikan atau membuat keterkaitan
dengan supplier sampai distributor, mengkoordinasi aktifitas operasi.
3. Manajer Mutu (Quality Manger)
Mempunyai pandangan yang luas, mengenai konsep statistic untuk dapat melakukan
pengawasan semua aspek operasional karena kualitas merupakan tanggung jawab
secara bersama diantara semua pihak yang terlibat dalam perusahaan terutama fungsi
operasional.
4. Konsultan Perbaikan Proses ( Process improvement Consultants)
Harus memiliki keahlian yang berkaitan dengan desain proses sehingga dapat
memberikan berbagai konsultasi mengenai perbaikan proses untuk operasi perusahaan.
5. Manajer dan Perencana Rantai Pasokan ( Suplay Chain manajer and Planner)
Bertanggung jawab mengenai negosiasi kontrak jangka panjang antara perusahaan
dengan supplier maupun distributor sehingga harus mempuanya keahlian tentang
Material requirement Planning, Suplay Chain Management, Teknologi komunikasi
canggih dalam dunia bisnis, konsep penjadwalan dan persediaan.

9
2.5. Langkah-Langkah Manajemen Operasional
Tercapainya tujuan dalam sebuah organisasi, adalah merupakan keberhasilan suatu
organisasi, namun masalah sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap tercapainya
tujuan organisasi tersebut. Dalam mencapai keberhasilan tujuan dari organisasi maka ada
cara-cara untuk mengendalikan masalah sumber daya manusia atau anggota agar dapat
meminimalisir terjadinya penyimpangan. Salah satunya cara untuk dapat meminimalisir
setiap terjadinya penyimpangan yang akan berakibat tidak tercapainya tujuan organisasi
sesuai yang diharapkan, maka sebagai seorang manajer di dalam suatu organisasi adalah
dengan melalui implementasi atau penerapan manajemen operasional tujuh langkah
(Motul) antara lain :
1. Menetapkan Sasaran
Dengan adanya sasaran atau target kegiatan maka arah dan fokus kegiatan menjadi jelas
sehingga ada beban dan tanggung jawab anggota untuk mencapainya.
2. Briefing (rapat koordinasi)
Pelaksanaan briefing akan mengarahkan (sasaran atau target), memberikan petunjuk
(tentang cara bertindak) dan membatasi ruang lingkup (ketentuan yang mengikat)
anggota mengenai apa dan bagaimana seharusnya anggota tersebut dalam bertindak
sehingga mereka akan bekerja atau bertugas sesuai prosedur atau sesuai track/jalur.
3. Penugasan
Pembagian tugas yang jelas akan membagi pula beban tanggung jawab terhadap
masing-masing anggota sehingga masing-masing anggota ada target yang harus dicapai
yakni hasil kegiatan yang telah anggota lakukan.
4. Pelaksanaan Tugas
Setelah adanya pembagian tugas maka setiap anggota wajib melaksanakan tugasnya
masing-masing karena hal tersebut merupakan wujud kinerja yang wajib dilaksanakan
anggota sesuai perintah pimpinan.
5. Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) Langsung
Dengan adanya pengendalian langsung maka setiap kegiatan anggota baik rutin ataupun
operasi atau insidentil akan lebih terarah; akan menghindari penyimpangan termasuk di
dalamnya tindakan - tindakan atau perbuatan anggota sabhara yang tercela; serta tujuan
organisasi atau tujuan kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan tersebut akan
tercapai. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dilakukan dengan cara inspeksi
atau pengawasan dan pemeriksaan (wasrik).

10
6. Laporan Pelaksanaan Tugas
Adanya laporan pelaksanaan tugas menjadi wujud nyata hasil pelaksanaan tugas
anggota yang telah selesai. Dengan laporan tersebut, maka dapat diketahui atau
dipetakan kualitas hasil tugas atau keberhasilan tugas, apakah ada kemajuan/progress
atau malah sebaliknya mengalami kemunduran atau kegagalan.
7. De Briefing (rapat analisa dan evaluasi)
De briefing bertujuan untuk menganalisa dan mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas
(laporan pelaksanaan tugas) oleh anggota. Apakah ada kekurangan atau penyimpangan
yang perlu di perbaiki selain itu juga apakah diperlukan adanya pemberian reward atau
punishment sebagai fungsi pembinaan sumber daya manusia. Dalam hal ini, dengan
adanya De briefing maka anggota juga melakukan analisa dan evaluasi (anev) terhadap
dirinya sendiri dan diharapkan juga menumbuhan motivasi anggota untuk bertugas
sesuai ketentuan yang berlaku dan meraih prestasi dalam tugas. Pelaksanaan De
briefing dilakukan dengan kegiatan audit hasil pelaksanaan tugas.

Selain cara – cara tersebut juga diperlukan adanya :


a. Fungsi pembinaan mental dan kerohanian bagi personil (anggota dari setiap fungsi
teknis) secara rutin agar nilai sikap mental perilaku anggota tetap baik dan tidak mudah
terjerumus dalam pergaulan yang salah atau perilaku yang tercela.
b. Pelatihan – pelatihan pengembangan untuk meningkatkan kualitas kinerja anggota
sekaligus untuk mengisi waktu luang anggota dengan kegiatan yang positif
(bermanfaat) bagi dirinya sendiri maupun organisasi.
c. Komunikasi yang sehat dan efektif antara pimpinan dan anggota serta anggota dengan
anggota akan memperlancar pelaksanaan tugas serta adanya hubungan yang tidak
hanya sebagai atasan yang memberi perintah tetapi juga dapat menjadi pengayom
bahkan pelayan bagi anggotanya (menumbuhkan semangat esprit de corps). Sedangkan
komunikasi yang baik antara sesama rekan atau anggota akan meningkatkan semangat
bekerja dan kekompakan dalam bertugas atau melaksanakan tugas.

2.6. Definisi Dari Pengukuran, Variabel Produktifitas Dan Produktifitas Sektor Jasa
1. Pengukuran
Pengukuran Kerja (Work Measurement) adalah tindakan pengukuran yang dilakukan
terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada suatu perusahaan. Hasil
pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan
11
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik di mana perusahaan
memerlukan penyesuaian–penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Dalam pengukuran kerja, biasanya dilihat dari proses operasi dalam perusahaan dapat
efisien atau tidak biasanya didasarkan atas lama waktu untuk membuat suatu produk
atau melaksanakan suatu pelayanan (jasa). Jumlah waktu yang harus digunakan untuk
melaksanakan kegiatan tertentu dibawah kondisi kerja normal disebut standar pekerja
(labor standards).

Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara sederhana. Produktivitas faktor


tunggal menggambarkan perbandingan satu sumber daya (input) terhadap barang dan
jasa yang dihasilkan (output). Produktivitas multifaktor menggambarkan perbandingan
banyak atau seluruh sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan
(output).

2. Variabel Produktifitas
Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas (productivity
variable):
1. Tenaga kerja, berkontribusi sekitar 10% dari peningkatan tahunan.
2. Modal, berkontribusi sekitar 38% dari peningkatan tahunan.
3. Manajernen, berkontribusi sekitar 52% dari peningkatan tahunan.
Tiga faktor ini sangat penting dalam memperbaiki produktivitas. Mereka mewakili
cakupan yang lebih luas di mana manajer bisa mengambil tindakan untuk memperbaiki
produktivitas.
1. Tenaga kerja
Peningkatan kontribusi tenaga kerja pada produktivitas disebabkan tenaga kerja yang
lebih sehat, lebih berpendidikan, dan bergizi baik. Peningkatan ini dapat juga
dikaitkan pada pendeknya hari kerja. Sejarahnya, sekitar 10% peningkatan
produktivitas tahunan dikaitkan dengan adanva peningkatan kualitas tenaga kerja.
Tiga variabel pokok yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah:
1. Pendidikan dasar yang sesuai bagi tenaga kerja yang efektif.
2. Pengetatan angka tenaga kerja.
3. Biaya sosial yang membuat tenaga kerja tersedia, seperti transportasi dan
sanitasi.

12
Dinegara berkembang, tantangan keempat bagi manajemen adalah mempertahankan
dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja di tengah perubahan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang sangat cepat. Mengatasi rendahnya kualitas tenaga kerja, pada saat
negara lain mempunyai tenaga kerja yang lebih baik merupakan tantangan yang berat.
Mungkin perbaikan tidak hanya dilakukan melalui Peningkatan kemampuan tenaga
kerja, tetapi juga melalui unsur kelima, tenaga kerja dengan komitmen yang lebih
kuat. Pelatihan, motivasi, pembentukan tim, dan strategi sumber dava manusia, juga
perbaikan pendidikan, dan teknik lain yang dapat meningkatkan produktivitas
pekerja, sama seperti pendidikan yang lebih baik boleh jadi merupakan salah satu
cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas sangat
mungkin terjadi, walaupun hal tersebut sulit dan mahal.
2. Modal
Manusia merupakan makhluk hidup yang mempergunakan alat. Investasi modal
merupakan salah satu alat tersebut. Inflasi dan pajak meningkatkan modal, membuat
investasi menjadi mahal.

Saat modal yang diinvestasikan per pekerja menurun, produktivitas juga menurun.
Menggunakan lebih banyak tenaga kerja dari pada modal dapat mengurangi tingkat.
Pengangguran jangka pendek, namun membuat ekonomi menjadi tidak produktif dan
mendorong upah minimum pekerja menjadi lebih rendah pada jangka panjang.
Investasi modal sering merupakan kebutuhan, tetapi lebih sering tidak cukup untuk
meningkatkan produktivitas. Pertukaran antara modal dan tenaga kerja selalu
berubah. Semakin tinggi tingkat suku bunga semakin banyak proyek yang
membutuhkan modal besar "tersingkir" karena tingkat pengembalian investasi
semakin kecil. Manajer menyesuaikan rencana investasi dengan perubahan modal.

3. Manajemen
Manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi. Manajemen
bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara
efektif untuk meningkatkan produktivitas. Manajemen bertanggung jawab pada lebih
dari separuh peningkatan produktivitas tahunan. Termasuk di dalamnya, peningkatan
yang didapatkan melalui penerapan teknologi dan penggunaan ilmu pengetahuan.
Penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan memerlukan pelatihan dan pendidikan.
Pendidikan akan selalu menjadi hal yang penting, yang menghabiskan biaya besar
13
pada masyarakat maju Masyarakat pasca industri adalah masyarakat berbasis
teknologi yang membutuhkan pelatihan pendidikan, dan pengetahuan. Karena itu
juga, mereka disebut sebagai masyarakat yang terdidik.

Masyarakat terdidik (knowledge society) adalah masyarakat dengan tenaga kerja


yang telah berpindah, dari pekerjaan kasar ke pekerjaan yang berbasis teknologi dan
informasi, yang tentunya memerlukan pendidikan dan pengetahuan. Manajer operasi
yang efektif, membangun tenaga kerja dan organisasi yang membutuhkan pendidikan
dan pengetahuan. Mereka memastikan bahwa teknologi, pendidikan dan pengetahuan
digunakan secara efektif.

Penggunaan modal yang lebih efektif, sebagai lawan dari investasi modal tambahan,
juga penting. Manajer, sebagai orang yang mempercepat proses produktivitas,
bertanggung jawab dalam mengadakan perbaikan pada produktivitas modal dengan
kendala yang ada. Produktivitas pada masyarakat terdidik membutuhkan manajer
yang terbiasa dengan teknologi dan ilmu manajemen.

Tantangan produktivitas sangat berat. Sebuah Negara tidak akan bisa menjadi
pesaing kelas dunia dengan input kelas dua seperti tenaga kerja yang kurang terdidik,
modal yang tidak cukup dan teknologi yang usang. Produktivitas yang tinggi dan
kualitas output yang tinggi, membutuhkan input yang juga berkualitas tinggi.

3. Produktifitas & Sektor Jasa


Sektor jasa mempunyai tantangan khusus dalam proses pengukuran produktivitas
secara akurat dalam peningkatan produktivitas. Kerangka analisis tradisional dari teori
ekonomi hanya berlandaskan pada aktivitas penghasil barang. Karenanya, banyak data
ekonomi yang dipublikasikan berkaitan dengan produksi barang. Bagaimanapun hasil
penelitian menunjukkan meskipun ekonomi jasa sementara ini meningkat, kita
mempunyai pertumbuhan produktivitas yang lebih lambat.
Produktivitas di sektor jasa terbukti sulit untuk ditingkatkan karena pekerjaan di sektor
jasa:
1. Biasanya membutuhkan tenaga kerja secara banyak (contoh: konseling, mengajar).
2. Biasanya diproses secara individu (contoh: konseling investasi).

14
3. Sering merupakan tugas intelektual yang dilakukan oleh seorang profesional
(contoh : diagnosa kesehatan).
4. Sering sulit untuk dimekanisasi dan diotomatisasi (contoh: potong rambut).
5. Kualitasnya sulit untuk dievaluasi (contoh : kinerja perusahaan konsultan hukum).

Semakin intelektual dan pribadi suatu pekerjaan, maka semakin sulit pula mencapai
peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas yang rendah dalam sektor jasa
dikaitkan dengan peningkatan aktivitas yang rendah produktivitasnya dalam sektor
jasa. Termasuk di dalamnya aktivitas yang sebelumnya bukan merupakan bagian dari
bisnis, seperti tempat penitipan anak, penyiapan makanan, pembersihan rumah, dan
jasa binatu. Kegiatan ini telah dipindahkan keluar dari rumah dan masuk ke dalam
ekonomi sejalan dengan semakin bertambahnya wanita yang terjun di dunia kerja.
Aktivitas ini berdampak pada produktivitas rendah yang terukur pada sektor jasa,
walaupun sesungguhnya produktivitas meningkat, karena aktivitas ini sekarang lebih
efisien dari sebelumnya.

Bagaimanapun, terlepas dari kesulitan meningkatkan produktivitas di sektor jasa,


sejumlah perbaikan telah dilakukan. Sebuah artikel baru-baru ini di Harvard Business
Review menekankan konsep bahwa manajer dapat memperbaiki produktivitas di
sektor jasa. Si penulis menyatakan bahwa "alasan utama mengapa tingkat
pertumbuhan produktivitas terhenti di sektor jasa adalah manajemen". Dan mereka
terkejut akan apa yang terjadi saat manajemen memberikan perhatian pada cara kerja
yang seharusnya. Walaupun bukti-bukti menunjukkan bahwa semua negara industri
mempunyai masalah yang sama dengan produktivitas di sektor jasa, Amerika Serikat
tetap menjadi pemimpin dunia dari segi produktivitas dan produkrivitas bidang jasa.
Pada bidang eceran, produktivitas Amerika Serikat lebih baik dua kali lipat
dibandingkan produktivitas Jepang, di mana hukum melindungi pemilik.

2.7. Peranan Manajer Operasional dalam Fungsi Manajemen


Manajer operasi merupakan bagian dari organisasi yang membuat barang dan
penyampaian pelayanan kepada pelanggan. Manajemen operasi yang efektif dan efisien
adalah penting bagi kesuksesan organisasi dengan mendukung dan mengembangkan
keunggulan bersaing (Johnston, 1994). Manajemen operasi juga merupakan subyek
yang disebut sebagai manajemen produksi atau operasi yang merupakan pengetahuan,
15
pengalaman, dan teknik. Beberapa hal yang menjadi tanggung jawab bidang operasi
misalnya desain proses, tata letak, perencanaan produksi, pengendalian persediaan,
pengendalian dan pengelolaan kualitas, perencanaan kapasitas, dan manajemen kerja.

Manajer operasi mempunyai kedudukan sama dengan manajer fungsional lain


seperti manajer keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia yang melaksanakan
fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian,
memimpin, dan pengendalian. Manajer operasi menerapkan fungsi manajemen dalam
proses pembuatan keputusan. Menurut Heizer dan Render (2008), beberapa keputusan
yang diambil oleh manajer operasi antara lain:
a. Desain produk dan jasa atau pelayanan, yang meliputi produk atau jasa apa sajakah
yang ditawarkan dan bagaimana mendesain produk dan jasa atau pelayanan
tersebut.
b. Manajemen kualitas, yang meliputi siapa yang bertanggung jawab terhadap
kualitas produk atau jasa dan bagaimana perusahaan mendefinisikan kualitas produk
dan jasa atau pelayanan tersebut.
c. Desain proses dan kapasitas, yang meliputi proses apa yang dibutuhkan untuk
membuat produk tersebut serta peralatan dan teknologi apa sajakah yang
dibutuhkan untuk melaksanakan proses tersebut.
d. Lokasi, yang meliputi di manakah lokasi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan
operasi dan kriteria apakah yang digunakan sebagai dasar dalam mengambil
keputusan lokasi perusahaan.
e. Desain tata letak (layout), yang meliputi bagaimana mengatur fasilitas- fasilitas
untuk memudahkan kegiatan operasi dan mencapai tujuan.
f. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan, yang meliputi bagaimana penyediaan
lingkungan kerja yang baik dan berapa banyak output yang diharapkan dapat
dihasilkan karyawan.
g. Manajemen rantai nilai, yang meliputi keputusan membuat sendiri atau membeli
bahan baku yang dibutuhkan, menentukan siapakah pemasok perusahaan, dan
menentukan pemasok yang mau berintegrasi dalam perusahaan.
h. Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan, dan just in time, yang meliputi
berapakah persediaan yang harus ada dan kapan harus melakukan pemesanan.

16
i. Penjadwalan proyek dan kegiatan jangka menengah dan jangka pendek, yang
meliputi keputusan melakukan subkontrak atau kerja lembur, atau apakah perusahaan
lebih baik menyediakan tenaga kerja lebih banyak walaupun permintaan menurun.
j. Pemeliharaan atau perawatan, yang meliputi siapakah yang bertanggung jawab dalam
pemeliharaan dan perawatan mesin dan peralatan perusahaan.

Jalur karier dalam manajemen operasional juga masih terbuka lebar, baik dalam
perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Dalam berbagai perusahaan, manajer
operasional dapat menduduki fungsi sebagai quality manager, plant manager,
director of purchasing, supply chain manager and planner, dan process improvement
consultants. Manajer operasional juga harus memahami beberapa fungsi lain, karena
tanggung jawabnya terkait dengan akuntansi, statistik, dan keuangan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Ada beberapa pengertian manajemen menurut beberapa ahli, salah satunya adalah
menurut Jay Heizer dan Barry Render, pengertian manajemen operasional adalah
serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output. Manajemen Operasional secara umum adalah sebuah
usaha pengelolaan secara maksimal dalam penggunaan berbagai faktor produksi,
mulai dari sumber daya manusia (SDM), mesin, peralatan (tools), bahan mentah (raw
material), dan faktor produksi lainnya dalam proses mengubahnya menjadi beragam
produk barang atau jasa.
2. Dalam manajemen operasi terdapat ruang lingkup, pengambilan keputusan, strategi
operasi dan struktur dalam manajemen operasi.
3. Terdapat pula langkah-langkah dalam manajemen operasi dan pengukuran yang
dilakukan dan menggambarkan perbandingan input dan output.
4. Persentase dari variable produktivitas dari tenaga kerja, modal dan manajemen dari
peningkatan tahun.

3.2. Saran
1. Lebih memahami dan mengkaji pendapat para ahli tentang apa itu manajemen
operasional.
2. Perusahaan lebih cermat dalam melakukan manajemen operasional, sehingga
efektifitas perusahaan dapat terus optimal.

18
DAFTAR PUSTAKA

Heyzer, Jay dan Barry Render. 2005. Manajemen Operasi. Salemba Empat: Jakarta.

Akhmad. 2018. Manajemen Operasi Teori dan Aplikasi dalam Dunia Bisnis. Yogyakarta

Djoko Guritno, Adi. 2015. Manajemen Operasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Wahyu Ariani, Dorothea. 2014. Manajemen Operasi Jasa. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-manajemen-operasional.html

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/ruang-lingkup-manajemen-operasi

http://nichonotes.blogspot.com/2015/03/manajemen-operasional.html

http://sidiqahmadnurfauzi.blogspot.com/p/strategi-kata-strategi-tentusudah-tidak.html

https://www.kompasiana.com/nandadianats/56ecb32181afbd9f14eab2d0/penerapan-
manajemen-operasional-tujuh-langkah-dalam-organisasi?page=all

19

Anda mungkin juga menyukai