Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN KE XIV

PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

Perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam produksi maupun jasa perlu menyadari bahwa kelangsungan hidup
perusahaan lebih penting daripada sekadar laba yang besar. Untuk dapat terus bertahan (going concern),
perusahaan memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya, untuk mendapatkan keuntungan,
produkyangdihasilkandapatmemenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan,
dan sebagainya). Agar dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan, maka proses produksi dalam menghasilkan
barang atau jasa (output) harus baik. Perusahaan harus memiliki devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya
sebagai tulang punggung kelangsungan hidup perusahaan, karena menjaga lebih sulit daripada saat mendirikan
perusahaan. Oleh karena itu, proses produksi dan kehidupan perusahaan yang sudah berjalan dengan baik harus
dipertahankan.

14.1. Pengertian Produksi, Barang dan Jasa


Produksi dapat diartikan secara sempit maupun secara luas. Dalam arti sempit, produksi merupakan usaha manusia
yang mengolah atau mengubah sumber- sumber ekonomi (bahan-bahan) menjadi produk baru. Sedangkan
dalam arti luas, produksi adalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah nilai guna
(manfaat) suatu barang/jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Jadi, inti dari kegiatan produksi
adalah menambah atau menciptakan nilai guna atau manfaat dari suatu barang/jasa. Manfaat (utility) yang
diciptakan terdiri dari manfaat bentuk, manfaat tempat, dan manfaat waktu. Lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut:
1. Manfaat Bentuk (Form Utility)
Seorang wirausaha membuka usaha pengolahan limbah plastik menjadi berbagai pot bunga plastik, mengolah sampah
rumah tangga menjadi makanan ternak, mengolah singkong menjadi kripik, dan sebagainya.
2. Manfaat Tempat (Place Utility)
Seorang wirausaha membuka usaha penjualan batu-batu kali di daerah perkotaan, yang diambil dari sungai/kali di desa,
atau seorang petani membawa kelapa hasilkebun untuk dijual ke pasar di kota.

Menurut Assauri (2004), kegiatan operasional atau produksi merupakan proses yang mentransformasikan
masukan (input) menjadi hasil keluaran (output), tercakup semua kegiatan yang menghasilkan barang dan
jasa serta kegiatan lain yang mendukung/menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.

Untuk lebih jelasnya, proses transformasi tersebut dapat diuraikan seperti Gambar 14.1 berikut:
INPUT
PROSES
1. SDM TRANSFORMASI
2. Modal 1. tMemindahkan Output
3. Bahan baku 1. Barang
2.Mengubah fisik 2. Jasa
4. Keahlian 3.Penyimpanan
5. Mesin
4.Pelayanan
6. Informasi dari
5.Penjualan
luar

Gambar 4.1: Bagian-bagian dari proses transformasi input-output system produksi

Sistem produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, mencakup aktivitas yang bertanggung
jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri.
Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan
komponen struktural dan fungsional.

Menurut Ginting (2007), sistem produksi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Mempunyai komponen atau elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang
utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk berkualitas dan dapat dijual dengan
harga kompetitif di pasar.
3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan
efesien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber
daya.

Menurut Suryana (2011), beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Operasi
Lokasi untuk bisnis memerlukan tempat yang strategis, efesien, dan menarik baik bagi perusahaan maupun
bagi pelanggan, sehingga konsumen tetap loyal. Contoh, dekat ke pemasok, konsumen, transportasi, atau
alat.

2. Volume Operasi
Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan
dan kekurangan kapasitas. Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam
penyimpanan/penggudangan, yang pada akhirnya mempengaruhi harga pokok penjualan.
3. Mesin dan peralatan
Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang akan dating, serta harus
disesuaikan dengan luas produksi agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.
4. Bahan baku dan bahanpenolong
Bahan baku dan bahan-bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan
tersebut harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga biaya bahan baku menjadi efesien.
5. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus
disesuaikan dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
6. Tata Letak
Tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi harus tepat dan prosesnya praktis, sehingga dapat mendukung
proses produksi.

Barang adalah hasil dari kegiatan produksi yang mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia, serta ada jangka waktu antara
saat diproduksi dengan saat produk tersebut dikonsumsi atau digunakan. Jasa adalah hasil dari kegiatan
produksi yang tidak mempunyai sifat-sifat baik fisik maupun kimia serta tidak ada jarak waktu antara saat
diproduksi dengan saat dikonsumsi (Budiwati, 2004).
Kotler (1991) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan suatu pihak kepada yang lain
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Jadi, pada dasarnya jasa
merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi,
yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah
(seperti, kenyamanan, hiburan, kesenangan, dan kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

Beberapa karakteristik utama dari jasa, menurut Kotler (2000) adalah:


1. Tidak berwujud (Intangibility)
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud karena tidak bisa dindentifikasi oleh ke lima indera manusia, seperti dilihat,
dirasa, diraba, didengar, dan dicium sebelum terjadi proses transaksi pembelian.
2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang maupun mesin, apakah sumber itu
hadir atau tidak, produk fisik yang berwujud tetap ada.
3. Variability
Jasa dapat mudah berubah-ubah, karena jasa ini tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan, dan dimana
disajikan.
4. Daya tahan (Perishability)
Jasa tidak dapat disimpan dan tidak memiliki daya tahan yang lama, karena sifatnya tergantung pada fluktuasi
permintaan.

Menurut Tjipto (2006), berdasarkan karakteristiknya, macam-macam jasa dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Layanan Pribadi (PersonalizedServices)
Layanan pribadi adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya, seperti tukang cukur,
salon kecantikan, laundry, dan foto.
Dalam pemasaran jasa yang perlu diperhatikan adalah lokasi yang baik, fasilitas dan suasana yang menarik, serta
nama baik yang bersangkutan. Dalam pemasaran personal services diusahakan supaya timbul semacam
patronage motive, yaitu keinginan untuk menjadi langganan tetap. Contoh patronage ini bisa timbul didalam
usaha laundries, karena kebersihan dan layanan yang ramah dan baik.
2. Jasa Keuangan (Financial Servicies) Jasa keuangan terdiri dari:
a. Layanan perbankan (banking services)

b. Asuransi (insurance services)


c. Lembaga penanaman modal (investment securities)

d. Layanan umum dan transportasi (public utility and transportation services)

3. Hiburan (Entertainment)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha di bidang olahraga, bioskop, gedung-gedung
pertunjukan, dan usaha-usaha hiburan lainnya. Metode marketing yang dipakai adalah sistem penyaluran
langsung, dimana karcis dijual di loket-loket.
4. Layanan Hotel (Hotel Services)
Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Dalam hal ini hotel perlu mengadakan kegiatan
bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel biro, dan sebagainya.
Output dari sebuah proses produksi dapat berupa barang atau jasa, dan bisa pula kombinasi dari barang dan jasa.
Antara barang dan jasa memiliki perbedaan yang nyata, sehingga akan mempengaruhi proses produksi yang
dilakukan. Oleh karena itu, pemahaman tentang proses produksi yang menghasilkan barang tentunya akan
berbeda dengan proses produksi yang menghasilkan jasa sebagai outputnya.

14.2. Perencanaan Produk dan Perencanaan Produksi


Sebelum melakukan kegiatan atau proses produksi, maka seorang pengusaha terlebih dahulu harus
membuat rencana produk dan rencana produksinya. Hal ini berkaitan dengan pertanyaan mendasar yang
harus dijawab, yaitu barang apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksinya,
Kegiatan perencanaan produk pada dasarnya mempunyai sifat yang lebih luas dibandingkan perencanaan produksi.
Untuk lebih jelas perbedaan antara kedua kegiatan tersebut, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14.2. Perbedaan Perencanaan Produk dan Perencanaan Produksi


No. AspekPerencanaan Produk Perencanaan Produksi
1. SasaranRencana tentang apa (What) Rencana tentang apa dan berapa
dan berapa banyak (How banyak yang akan diproduksi
much) yang dapat diproduksi perusahaan untuk waktu/proses
perusahaan produksi tertentu
2. W a k t uJangka waktu penggunaan Jangka waktu biasanya untuk satu
bersifat jangka panjang tahun berjalan, dan biasanya ada
perubahan pada tiap bulan
3. ManfaatBerguna untuk menyusun Berguna antara lain untuk
layout pabrik,lingkungan kerja menyusun jadwal produksi,
serta perekrutan tenaga kerja menghitung kebutuhan bahan dan
bahan penolong, upah tenaga
kerja.

14.3 Jenis Proses produksi

A. Proses produksi terus-menerus


Merupakan proses produksi yang terdapat pola atau urutan yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi barang
jadi. Ciri-ciri proses produksi terus-menerus adalah:
1. Produksi dalam jumlah besar (produksi massa), variasi produk sangat kecil dan sudah distandardisasi.
2. Biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan berdasarkan urutan proses pembuatan dari produk
yang dihasilkan, yang disebut product lay out atau departementation by product.

3. Mesin bersifat khusus (special purpose machines), merupakan mesin- mesin yang bersifat khusus untuk
menghasilkan produk.
4. Operator tidak harus memiliki keahlian/skill yang tinggi, karena mesin-mesin yang bersifat khusus bersifat
otomatis.
5. Jika salah satu mesin/peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6. Tenaga kerja sedikit.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses, kecil.
8. Dibutuhkan ahli pemeliharaan peralatan (maintenance specialist) yang berpengetahuan dan berpengalaman.

9. Pemindahan bahan dengan peralatan (handling) yang tetap (fixed path equitment) menggunakan ban berjalan
(conveyor).

Kelebihan proses produksi terus-menerus adalah:


1. Biaya per unit rendah karena produk dalam volume yang besar dan distandardisasi.
2. Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.
3. Biaya tenaga kerja rendah.
4. Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.

Kekurangan proses produksi terus-menerus adalah:


1. Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
2. Proses produksi mudah terhenti, yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
3. Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.
B. Proses produksi terputus-putus. Merupakan proses produksi yang tidak memiliki urutan atau pola yang pasti
sejak dari bahan baku sampai menjadi barang jadi. Ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus adalah:

1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar dan berdasarkan pesanan.
2. Menggunakan process lay out (departementation by equipment).
3. Menggunakan mesin-mesin bersifat umum (general purpose machines) dan kurang otomatis.
4. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
5. Proses produksi tidak mudah berhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
6. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
7. Persediaan bahan mentah tinggi.
8. Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang fleksibel (varied path equipment) menggunakan tenaga
manusia seperti kereta dorong (forklift).
9. Membutuhkan tempat yang besar.

Kelebihan proses produksi terputus-putus adalah:


1. Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan process lay out,
mesin bersifat umum (general purpose machines), sistem pemindahan menggunakan tenaga manusia.
2. Diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum.
3. Proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.
Kekurangan proses produksi terputus-putus adalah:
1. Dibutuhkan penjadwalan karena memerlukan waktu yang banyak untuk menghasilkan produk sesuai
pesanan.
2. Pengawasan produksi sangat sulit dilakukan.
3. Persediaan bahan mentah dan barang dalam proses, cukup besar.
4. Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan banyak tenaga kerja dan
membutuhkan tenaga ahli.

14.4. DIAGRAM ALIR PROSES PRODUKSI


Diagram alir proses (flowchart), merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan
masalah dengan menggunakan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan dan
standar. Pada bidang teknik, untuk menghindari kerumitan dalam permasalahan, maka suatu
sistem kadangkala dibuat sederhana. Salah satunya mengubah deskripsi dalam bentuk gambar atau
diagram.Selain lebih mudah untuk dipahami, bentuk diagram atau simbol akan mempercepat seseorang
dalam melihat suatu proses. Salah satu bentuk diagram yang sederhana adalah bentuk diagram kotak
(block diagram), pada bagian dalam kotak-kotak terdapat keterangan yang menerangkan fungsi, jenis
peralatan, dan kondisi operasi.

Diagram alir tidak hanya digunakan pada proses produksi, tetapi dapat diterapkan pada barang dan jasa untuk
memudahkan proses pengawasan.
Diagram balok lebih mengutamakan urutan proses. Selain bentuk diagram balok, yang lebih umum digunakan
dalam pabrik adalah Diagram Alir Proses (Process Flow Diagram, disingkat PFD). Pada diagram bentuk ini
tergambar sistem proses yang lebih detail dibandingkan bentuk diagram balok. Gambar 14.2.
menunjukkan contoh simbol-simbol yang lazim digunakan pada diagram alir sebuah proses.
Gambar 14.2. menunjukkan contoh simbol-simbol yang lazim digunakan pada diagram alir sebuah
proses.

Input/ –Menyatakan proses input atau


output output
tanpa tergantung jenis
peralatannya
–Menyatakan input berasal dari
Punched
card kartu atau output ditulis ke kartu

Magnetic – Menyatakan input berasal dari


tape pita magnetis atau output
disimpan ke pita magnetis

Disk –Menyatakan input berasal dari


storage disk atau
output disimpan ke disk

–Mencetakkeluarandalambentuk
Docume dokumen (melalui printer)
nt

–Mencetak keluaran dalam layar


Displa monitor
y

Seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi, saat ini telah banyak proses produksi
dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer, diantaranya QSB (Quantity Sistem for Business), Lindo dan
Lingo for Windows, Sazam, Visual MRP II, SPSS for Windows, QM (Quantitative Method), dan POM for
Windows.

Tahapan Pembuatan Diagram Alir Proses Produksi untuk Jasa


Sebelum membuat diagram alir, perlu diketahui tahapan proses produksi dan fungsi/tugas masing-masing
tahapan tersebut. Contoh padajasa peminjaman buku bacaan di perpustakaan keliling. Proses meminjam
buku

Pada diagram alir perpustakaan keliling (Gambar 14.4.), proses produksi jasa adalah sebagai berikut:
a. Pelanggan datang ke perpustakaan mengisi data diri/mengisi buku tamu.
b. Pelanggan melihat katalog buku dan memilih buku.
c. Pelanggan memberikan buku kepada petugas perpustakaan untuk diperiksa dengan menyertakan
kartu perpustakaan. Jika syarat dipenuhi, petugas menandatangani kartu buku dan buku diserahkan
kepada pelanggan tersebut.
d. Jika persyaratan tidak dipenuhi (misalnya tidak membawa kartu perpustakaan), maka ia tidak
diperbolehkan meminjam buku.

Tahapan Pembuatan Diagram Alir Proses Produksi untuk Barang


Teknologi proses merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk mengubah bahan baku menjadi barang
yang mempunyai nilai tambah (added value). Perubahan dapat bersifat fisik maupun kimia dalam skala
besar (skala industri). Perubahan yang bersifat fisik disebut dengan satuan operasi (unit operation),
sedangkan yang bersifat perubahan kimia disebut satuan proses (unit process).
Penerapan teknologi pada proses produksi pangan merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi
standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk pangan. Proses produksi pangan dengan menerapkan
teknologi akan mendukung kelangsungan hidup industri pangan, baik yang berskala kecil, sedang, maupun
besar. Melalui cara produksi pangan pada industri dengan teknologi yang tepat, akan dihasilkan pangan
yang bermutu, layak dikonsumsi, dan aman bagi kesehatan (Nazruddin, 2008).
Dengan menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, kepercayaan masyarakat akan
meningkat dan industri pangan akan berkembang pesat. Dengan demikian, masyarakat pada
umumnyaakan terlindung dari penyimpangan mutu pangan dan bahaya yang mengancam kesehatan
(BPOM, 2004). Pada bagian ini akan dibahas sistem proses produksi yang merupakan gabungan dari elemen-
elemen proses.

Diagram air proses pengolahan Indomie


TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
Konsep teknologi ramah lingkungan merupakan gabungan dari konsep teknologi dan konsep ramah
lingkungan. Teknologi adalah segala sesuatu yang sengaja diciptakan oleh manusia melalui akal serta
pengetahuannya untuk memberikan kemudahan dalam kehidupan. Ramah lingkungan berarti tidak
mengakibatkan kerusakan pada lingkungan sebagai tempat tinggal manusia. Maka teknologi ramah
lingkungan adalah teknologi yang diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia tanpa merusak atau
memberikan dampak negatif pada lingkungan di sekitarnya (www.kizzio.com).
Menurut Kardono (2010), teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang memproteksi lingkungan,
mengurangi daya polutannya, menggunakan sumber daya secara berkelanjutan, mendaur-ulang lebih
banyak produk dan limbahnya, serta menangani sisa limbah dengan cara yang benar. Teknologi ramah
lingkungan mencakup teknologi dasar sistem produksi dan konsumsi sampai dengan keseluruhan teknologi
terintegrasi. Penerapan teknologi ramah lingkungan di industri bukan hanya pada aspek fisik (mesin), tetapi
juga termasuk sistem yang mencakup pengetahuan, prosedur organisasi, dan manajemen untuk
mempromosikan kelestarian lingkungan.

Produk Ramah Lingkungan


Penggunaan energi dalam proses produksi yang tidak efisien akan menghasilkan biaya operasional yang
tinggi. Produk yang dihasilkan mengandung bahan kimia dan beredar bebas di pasaran. Kondisi ini
sangat membahayakan konsumen dan menyebabkan lingkungan semakin tercemar. Hal ini
menginspirasi para pakar teknologi untuk membersihkan polusi dan mengatur aliran limbah.
Proses membersihkan polusi memang hal yang penting dalam menyelamatkan lingkungan hidup,
tetapi akan lebih efektif lagi jika industri mengubah desain produknya. Mendesain produk ramah
lingkungan menjadi sangat penting saat ini, sama pentingnya dengan menyiapkan generasi masa
depan. Industri dapat berperan dalam penyelamatan lingkungan hidup dengan mengubah desain
produk dan mengupayakan proses produksi yang lebih menghemat sumber daya. Selain itu, produk
ramah lingkungan dapat menguntungkan konsumen dan perusahaan pembuatnya.

Proses produksi yang ramah lingkungan mensyaratkan barang dan jasa yang dihasilkan dari bahan baku
yang ramah lingkungan, diproses secara ramah lingkungan oleh

penyedia, ketika digunakan hemat energi dan ketika dibuang atau dihapus dapat didaur ulang.
Contoh konsep produksi ramah lingkungan yang dilakukan oleh perusahan besar ASUS (Shih, www.asus.com) adalah
sebagi berikut:
1. Rancangan Hijau (Green Design) merupakan rancangan produk yang mudah digunakan kembali, didaur
ulang, dan dibongkar, peningkatan efisiensi daya produk, dan menerapkan disiplin berdasarkan batasan
penggunaan bahan berbahaya.
2. Proses Produksi Hijau (Green Manufacturing) merupakan penerapan proses produksi yang lebih ramah
lingkungan, seperti tidak menggunakan bahan timah dan halogen.
3. Pengadaan Hijau (Green Procurement) merupakan pengawasan sistem supply chain management
(SCM) yang ramah lingkungan dan mengelola online database daftar vendor-vendor yang ramah
lingkungan.
4. Jasa dan Pemasaran Hijau (Green Services and Marketing) berupa penggalangan dukungan untuk
program daur ulang, dan memastikan bahwa organisasi sosial mendapat manfaat dari gerakan ini.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menerapkan perubahan desain produk secara sederhana, seperti:
1. Mengganti bahan baku produk dari sintetis/kimia ke bahan alami.
2. Mengganti sistem pengencer pada bahan kimia.
3. Mengganti bahan baku plastik pembungkus.
4. Menggunakan bahan baku organik.
5. Mengganti sumber daya pembuatan produk.
Ada tiga tujuan umum dalam desain ramah lingkungan, yaitu:

1. Meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Seperti penggunaan
batu bara dan minyak bumi sebagai bahan bakar pengoperasian mesin-mesin industri.
2. Mengatur penggunaan sumber daya alam yang bisa diperbarui dan berkelanjutan.
3. Mengurangi racun dan emisi lain yang merusak lingkungan, termasuk emisi yang menyebabkan
pemanasan global.

Produk ramah lingkungan adalah produk yang berasal dari bahan yang tidak mencemari lingkungan dan
kemasannya juga mudah diurai sehingga tidak menjadi sampah. Selain itu, proses produksinya juga tidak
banyak menghasilkan limbah. Produk ramah lingkungan belum terstandardisasi, hanya bisa
dipastikan bahwa
produk tersebut adalah produk hijau apabila dibandingkan dengan produk lainnya. Misalnya, apakah proses
produksinya menggunakan energi yang dapat diperbarui, menggunakan komponen-komponen yang dapat
didaur ulang dan memiliki perencanaan yang pasti pada akhir usia produknya (Kizzio, 2015).
Mengemas produk dalam ukuran besar dan memungkinkan menggunakan produk hasil daur ulang, dinilai lebih
ramah lingkungan daripada produk yang dikemas dalam ukuran kecil dan justru menyebabakan polusi baru.
Cara ini dapat menghemat penggunaan pembungkus serta menguntungkan konsumen bila dilihat dari harga
produk per satuan beratnya.

C. LATIHAN SOAL DAN DISKUSI


Ada tiga tujuan umum dalam desain ramah lingkungan, yaitu:
1. Meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Seperti penggunaan
batu bara dan minyak bumi sebagai bahan bakar pengoperasian mesin-mesin industri.
2. Mengatur penggunaan sumber daya alam yang bisa diperbarui dan berkelanjutan.
3. Mengurangi racun dan emisi lain yang merusak lingkungan, termasuk emisi yang menyebabkan
pemanasan global. Sebutkan dan jelaskan untuk diskusi dari ketiganya?
4. Mengembangkan dan memasarkan produk ramah lingkungan adalah sebuah langkah maju untuk menjaga
sumber daya alam. Produk ramah lingkungan dapat mengurangi emisi, limbah, biaya sosial akibat polusi serta
biaya perlindungan pada lingkungan. Produk ramah lingkungan dapat menjanjikan keuntungan bagi perusahaan
dengan megurangi biaya material dan proses pembuangan, serta meningkatkan nilai jual produk hijau
melalui penjualan dan ekspor. Suatu produk tidak dapat dikatakan sebagai produk ramah lingkungan jika
menghasilkan limbah non organik dan menggunakan sumber daya alam yang mulai menipis pada
proses produksinya bagai mana cara mengatasinya jika terjadinya langka SDA yang semakin
habis.

D. DAFTAR PUSTAKA

Abrams, Rhonda. 2008. Business Plan In A Day. Cara Jitu Membuat Rencana Bisnis.
Jakarta : Penerbit Kanisius.
Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Edisi Revisi. Cetakan Ketujuhbelas.
Bandung : Alfabeta.
Dun Steinhoff, John F. Burgess. 1993. Small Business Management Fundamentals 6th ed.
New York : McGraw hill Inc
Dun & Broadstreet dan Business Credit, Inc. 1989. The Challenges of Managing a Small
Business. Small Business Department. Winconsin : Murray Hill
…………1993. The Strategic Plan and Business Plan. New York : Prentice Hall
Ebert J. Ronald dan Ricky Griffin. 2000. Business Essentials. New Jersey :
Prentice Hall, IEbert, R.J. dan Griffin, R.W. 2011. Business Essentials. New Jersey :
Pearson Education, Inc.
Forum Human Capital Indonesia. 2007. Excellent People. Excellent Business. Pemikiran
Strategik Mengenai Human Capital Indonesia. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Franz Magnis-‐Suseno. 1987. Etika Dasar : Masalah-‐masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta : Kanisius
Kementerian Perindustrian. 2010. Panduan Pelaksanaan Kemitraan Industri Kecil dan
Menengah dengan Usaha Besar. Jakarta : Direktorat Jenderal Industri Kecil dan
Menengah Kementerian Perindustrian.
Kuriloff, Arthur H, dkk. 1993. Starting and Managing the Small Business 3rd ed. New
York : McGraw Hill
Levinson, J.C. dan Lautenslager, Al. 2006. Guerrilla Marketing in 30 Days.
Penerjemah : Dwi Prabantini. Yogyakarta : Andi.
Nugroho, Riant. 2009. Memahami Latar Belakang Pemikiran Entrepreneurship Ciputra.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Rangkuti, Freddy. 2006. Business Plan. Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis
Kasus. Cetakan Ketujuh. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Scarborough, Norman M, Thomas W. Zimmerer. 1993. Effective Small Business
Management 4th ed. New York : Mac-‐Millan Publishing Company
Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan. Teori, Praktik dan Kasus-‐kasus.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Sarosa, Pietra. 2004. Langkah Awal Menjadi Entrepreneur Sukses. Cetakan Keempat.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Sugiyanto, . And Luh Nadi, . And I Ketut Wenten, . (2020) Studi Kelayakan
Bisnis. Yayasan Pendidikan Dan Sosial Indonesia Maju (Ypsim), Serang. Isbn 978-
623-7815563
Sugiyanto, . And Anggun Putri Romadhina, . (2020) Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Dan
Makro. Yayasan Pendidikan Dan Sosial Indonesia Maju (Ypsim), Banten. Isbn 978-
623-92764-4-7
Sugiyanto, . (2020) Manajemen Pemasaran : Inspiring The Salesmanship. Yayasan
Pendidikan Dan Sosial Indonesia Maju (Ypsim), Banten. Isbn 9786237815853

Anda mungkin juga menyukai