Perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam produksi maupun jasa perlu menyadari bahwa kelangsungan hidup
perusahaan lebih penting daripada sekadar laba yang besar. Untuk dapat terus bertahan (going concern),
perusahaan memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya, untuk mendapatkan keuntungan,
produkyangdihasilkandapatmemenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen (harga, kualitas, pelayanan,
dan sebagainya). Agar dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan, maka proses produksi dalam menghasilkan
barang atau jasa (output) harus baik. Perusahaan harus memiliki devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya
sebagai tulang punggung kelangsungan hidup perusahaan, karena menjaga lebih sulit daripada saat mendirikan
perusahaan. Oleh karena itu, proses produksi dan kehidupan perusahaan yang sudah berjalan dengan baik harus
dipertahankan.
Menurut Assauri (2004), kegiatan operasional atau produksi merupakan proses yang mentransformasikan
masukan (input) menjadi hasil keluaran (output), tercakup semua kegiatan yang menghasilkan barang dan
jasa serta kegiatan lain yang mendukung/menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut.
Untuk lebih jelasnya, proses transformasi tersebut dapat diuraikan seperti Gambar 14.1 berikut:
INPUT
PROSES
1. SDM TRANSFORMASI
2. Modal 1. tMemindahkan Output
3. Bahan baku 1. Barang
2.Mengubah fisik 2. Jasa
4. Keahlian 3.Penyimpanan
5. Mesin
4.Pelayanan
6. Informasi dari
5.Penjualan
luar
Sistem produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, mencakup aktivitas yang bertanggung
jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri.
Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan
komponen struktural dan fungsional.
Menurut Ginting (2007), sistem produksi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Mempunyai komponen atau elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang
utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk berkualitas dan dapat dijual dengan
harga kompetitif di pasar.
3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan
efesien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber
daya.
Menurut Suryana (2011), beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah sebagai berikut:
1. Lokasi Operasi
Lokasi untuk bisnis memerlukan tempat yang strategis, efesien, dan menarik baik bagi perusahaan maupun
bagi pelanggan, sehingga konsumen tetap loyal. Contoh, dekat ke pemasok, konsumen, transportasi, atau
alat.
2. Volume Operasi
Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan
dan kekurangan kapasitas. Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam
penyimpanan/penggudangan, yang pada akhirnya mempengaruhi harga pokok penjualan.
3. Mesin dan peralatan
Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang akan dating, serta harus
disesuaikan dengan luas produksi agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.
4. Bahan baku dan bahanpenolong
Bahan baku dan bahan-bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan
tersebut harus sesuai dengan kebutuhan, sehingga biaya bahan baku menjadi efesien.
5. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus
disesuaikan dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
6. Tata Letak
Tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi harus tepat dan prosesnya praktis, sehingga dapat mendukung
proses produksi.
Barang adalah hasil dari kegiatan produksi yang mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia, serta ada jangka waktu antara
saat diproduksi dengan saat produk tersebut dikonsumsi atau digunakan. Jasa adalah hasil dari kegiatan
produksi yang tidak mempunyai sifat-sifat baik fisik maupun kimia serta tidak ada jarak waktu antara saat
diproduksi dengan saat dikonsumsi (Budiwati, 2004).
Kotler (1991) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan suatu pihak kepada yang lain
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Jadi, pada dasarnya jasa
merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi,
yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah
(seperti, kenyamanan, hiburan, kesenangan, dan kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.
Menurut Tjipto (2006), berdasarkan karakteristiknya, macam-macam jasa dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Layanan Pribadi (PersonalizedServices)
Layanan pribadi adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya, seperti tukang cukur,
salon kecantikan, laundry, dan foto.
Dalam pemasaran jasa yang perlu diperhatikan adalah lokasi yang baik, fasilitas dan suasana yang menarik, serta
nama baik yang bersangkutan. Dalam pemasaran personal services diusahakan supaya timbul semacam
patronage motive, yaitu keinginan untuk menjadi langganan tetap. Contoh patronage ini bisa timbul didalam
usaha laundries, karena kebersihan dan layanan yang ramah dan baik.
2. Jasa Keuangan (Financial Servicies) Jasa keuangan terdiri dari:
a. Layanan perbankan (banking services)
3. Hiburan (Entertainment)
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah usaha-usaha di bidang olahraga, bioskop, gedung-gedung
pertunjukan, dan usaha-usaha hiburan lainnya. Metode marketing yang dipakai adalah sistem penyaluran
langsung, dimana karcis dijual di loket-loket.
4. Layanan Hotel (Hotel Services)
Hotel merupakan salah satu sarana dalam bidang kepariwisataan. Dalam hal ini hotel perlu mengadakan kegiatan
bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, travel biro, dan sebagainya.
Output dari sebuah proses produksi dapat berupa barang atau jasa, dan bisa pula kombinasi dari barang dan jasa.
Antara barang dan jasa memiliki perbedaan yang nyata, sehingga akan mempengaruhi proses produksi yang
dilakukan. Oleh karena itu, pemahaman tentang proses produksi yang menghasilkan barang tentunya akan
berbeda dengan proses produksi yang menghasilkan jasa sebagai outputnya.
3. Mesin bersifat khusus (special purpose machines), merupakan mesin- mesin yang bersifat khusus untuk
menghasilkan produk.
4. Operator tidak harus memiliki keahlian/skill yang tinggi, karena mesin-mesin yang bersifat khusus bersifat
otomatis.
5. Jika salah satu mesin/peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6. Tenaga kerja sedikit.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses, kecil.
8. Dibutuhkan ahli pemeliharaan peralatan (maintenance specialist) yang berpengetahuan dan berpengalaman.
9. Pemindahan bahan dengan peralatan (handling) yang tetap (fixed path equitment) menggunakan ban berjalan
(conveyor).
1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar dan berdasarkan pesanan.
2. Menggunakan process lay out (departementation by equipment).
3. Menggunakan mesin-mesin bersifat umum (general purpose machines) dan kurang otomatis.
4. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
5. Proses produksi tidak mudah berhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
6. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
7. Persediaan bahan mentah tinggi.
8. Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang fleksibel (varied path equipment) menggunakan tenaga
manusia seperti kereta dorong (forklift).
9. Membutuhkan tempat yang besar.
Diagram alir tidak hanya digunakan pada proses produksi, tetapi dapat diterapkan pada barang dan jasa untuk
memudahkan proses pengawasan.
Diagram balok lebih mengutamakan urutan proses. Selain bentuk diagram balok, yang lebih umum digunakan
dalam pabrik adalah Diagram Alir Proses (Process Flow Diagram, disingkat PFD). Pada diagram bentuk ini
tergambar sistem proses yang lebih detail dibandingkan bentuk diagram balok. Gambar 14.2.
menunjukkan contoh simbol-simbol yang lazim digunakan pada diagram alir sebuah proses.
Gambar 14.2. menunjukkan contoh simbol-simbol yang lazim digunakan pada diagram alir sebuah
proses.
–Mencetakkeluarandalambentuk
Docume dokumen (melalui printer)
nt
Seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi, saat ini telah banyak proses produksi
dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer, diantaranya QSB (Quantity Sistem for Business), Lindo dan
Lingo for Windows, Sazam, Visual MRP II, SPSS for Windows, QM (Quantitative Method), dan POM for
Windows.
Pada diagram alir perpustakaan keliling (Gambar 14.4.), proses produksi jasa adalah sebagai berikut:
a. Pelanggan datang ke perpustakaan mengisi data diri/mengisi buku tamu.
b. Pelanggan melihat katalog buku dan memilih buku.
c. Pelanggan memberikan buku kepada petugas perpustakaan untuk diperiksa dengan menyertakan
kartu perpustakaan. Jika syarat dipenuhi, petugas menandatangani kartu buku dan buku diserahkan
kepada pelanggan tersebut.
d. Jika persyaratan tidak dipenuhi (misalnya tidak membawa kartu perpustakaan), maka ia tidak
diperbolehkan meminjam buku.
Proses produksi yang ramah lingkungan mensyaratkan barang dan jasa yang dihasilkan dari bahan baku
yang ramah lingkungan, diproses secara ramah lingkungan oleh
penyedia, ketika digunakan hemat energi dan ketika dibuang atau dihapus dapat didaur ulang.
Contoh konsep produksi ramah lingkungan yang dilakukan oleh perusahan besar ASUS (Shih, www.asus.com) adalah
sebagi berikut:
1. Rancangan Hijau (Green Design) merupakan rancangan produk yang mudah digunakan kembali, didaur
ulang, dan dibongkar, peningkatan efisiensi daya produk, dan menerapkan disiplin berdasarkan batasan
penggunaan bahan berbahaya.
2. Proses Produksi Hijau (Green Manufacturing) merupakan penerapan proses produksi yang lebih ramah
lingkungan, seperti tidak menggunakan bahan timah dan halogen.
3. Pengadaan Hijau (Green Procurement) merupakan pengawasan sistem supply chain management
(SCM) yang ramah lingkungan dan mengelola online database daftar vendor-vendor yang ramah
lingkungan.
4. Jasa dan Pemasaran Hijau (Green Services and Marketing) berupa penggalangan dukungan untuk
program daur ulang, dan memastikan bahwa organisasi sosial mendapat manfaat dari gerakan ini.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menerapkan perubahan desain produk secara sederhana, seperti:
1. Mengganti bahan baku produk dari sintetis/kimia ke bahan alami.
2. Mengganti sistem pengencer pada bahan kimia.
3. Mengganti bahan baku plastik pembungkus.
4. Menggunakan bahan baku organik.
5. Mengganti sumber daya pembuatan produk.
Ada tiga tujuan umum dalam desain ramah lingkungan, yaitu:
1. Meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Seperti penggunaan
batu bara dan minyak bumi sebagai bahan bakar pengoperasian mesin-mesin industri.
2. Mengatur penggunaan sumber daya alam yang bisa diperbarui dan berkelanjutan.
3. Mengurangi racun dan emisi lain yang merusak lingkungan, termasuk emisi yang menyebabkan
pemanasan global.
Produk ramah lingkungan adalah produk yang berasal dari bahan yang tidak mencemari lingkungan dan
kemasannya juga mudah diurai sehingga tidak menjadi sampah. Selain itu, proses produksinya juga tidak
banyak menghasilkan limbah. Produk ramah lingkungan belum terstandardisasi, hanya bisa
dipastikan bahwa
produk tersebut adalah produk hijau apabila dibandingkan dengan produk lainnya. Misalnya, apakah proses
produksinya menggunakan energi yang dapat diperbarui, menggunakan komponen-komponen yang dapat
didaur ulang dan memiliki perencanaan yang pasti pada akhir usia produknya (Kizzio, 2015).
Mengemas produk dalam ukuran besar dan memungkinkan menggunakan produk hasil daur ulang, dinilai lebih
ramah lingkungan daripada produk yang dikemas dalam ukuran kecil dan justru menyebabakan polusi baru.
Cara ini dapat menghemat penggunaan pembungkus serta menguntungkan konsumen bila dilihat dari harga
produk per satuan beratnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
Abrams, Rhonda. 2008. Business Plan In A Day. Cara Jitu Membuat Rencana Bisnis.
Jakarta : Penerbit Kanisius.
Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. Edisi Revisi. Cetakan Ketujuhbelas.
Bandung : Alfabeta.
Dun Steinhoff, John F. Burgess. 1993. Small Business Management Fundamentals 6th ed.
New York : McGraw hill Inc
Dun & Broadstreet dan Business Credit, Inc. 1989. The Challenges of Managing a Small
Business. Small Business Department. Winconsin : Murray Hill
…………1993. The Strategic Plan and Business Plan. New York : Prentice Hall
Ebert J. Ronald dan Ricky Griffin. 2000. Business Essentials. New Jersey :
Prentice Hall, IEbert, R.J. dan Griffin, R.W. 2011. Business Essentials. New Jersey :
Pearson Education, Inc.
Forum Human Capital Indonesia. 2007. Excellent People. Excellent Business. Pemikiran
Strategik Mengenai Human Capital Indonesia. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Franz Magnis-‐Suseno. 1987. Etika Dasar : Masalah-‐masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta : Kanisius
Kementerian Perindustrian. 2010. Panduan Pelaksanaan Kemitraan Industri Kecil dan
Menengah dengan Usaha Besar. Jakarta : Direktorat Jenderal Industri Kecil dan
Menengah Kementerian Perindustrian.
Kuriloff, Arthur H, dkk. 1993. Starting and Managing the Small Business 3rd ed. New
York : McGraw Hill
Levinson, J.C. dan Lautenslager, Al. 2006. Guerrilla Marketing in 30 Days.
Penerjemah : Dwi Prabantini. Yogyakarta : Andi.
Nugroho, Riant. 2009. Memahami Latar Belakang Pemikiran Entrepreneurship Ciputra.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Rangkuti, Freddy. 2006. Business Plan. Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis
Kasus. Cetakan Ketujuh. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Scarborough, Norman M, Thomas W. Zimmerer. 1993. Effective Small Business
Management 4th ed. New York : Mac-‐Millan Publishing Company
Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan. Teori, Praktik dan Kasus-‐kasus.
Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Sarosa, Pietra. 2004. Langkah Awal Menjadi Entrepreneur Sukses. Cetakan Keempat.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Sugiyanto, . And Luh Nadi, . And I Ketut Wenten, . (2020) Studi Kelayakan
Bisnis. Yayasan Pendidikan Dan Sosial Indonesia Maju (Ypsim), Serang. Isbn 978-
623-7815563
Sugiyanto, . And Anggun Putri Romadhina, . (2020) Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Dan
Makro. Yayasan Pendidikan Dan Sosial Indonesia Maju (Ypsim), Banten. Isbn 978-
623-92764-4-7
Sugiyanto, . (2020) Manajemen Pemasaran : Inspiring The Salesmanship. Yayasan
Pendidikan Dan Sosial Indonesia Maju (Ypsim), Banten. Isbn 9786237815853