Anda di halaman 1dari 9

IDENTITAS PENULIS

BISMAL ALKAOSAR
210903501064
MANAJEMEN D 2021
MANAJEMEN OPERASIONAL (BAB 1/PERTEMUAN KE-1)

A. PENDAHULUAN
Manusia telah mengenal kegiatan operasi sejak ribuan tahun yang lalu, dari cara berburu,
menciptakan suatu benda dan lain-lain. Seiring dengan ditemukannya prinsip dan metode yang
lebih baru, pengetahuan atau cara tersebut terus berkembang, dan akhirnya terbentuklah suatu
ilmu khusus dilengkapi dengan masuknya unsur-unsur ilmu pengetahuan yang lain. Pada abad
ke-18, perkembangan manajemen operasi semakin terasa sejak era revolusi industri. Manajemen
operasional telah mengalami perkembangan pesat sejalan dengan berubahnya kebutuhan pasar.
Sistem pabrik mudah mengalami perkembangan dengan lengkapinya penemuan teknologi yang
semakin lama semakin canggih. Selama bertahun-tahun kemudian dalam hal proses produksi
ataupun operasi layanan, fasilitas produksi juga menjadi lebih modern dengan penanganannya
yang lebih kompleks. Akhirnya pada saat itu pola kerajinan tangan mulai tergeser. Studi literatur
menunjukkan bahwa periode 1980-an merupakan era ketika manajemen operasi telah diterima
sebagai salah satu bidang fungsional perusahaan yang memiliki peran penting (Rusdiana, 2004).
Oleh karena itu di zaman sekarang manajemen operasi produksi merupakan suatu hal yang
penting karena menjadi salah satu fungsi utama dari fungsi organisasi lainnya. Semua organisasi
membutuhkan fungsi ini untuk memenuhi permintaan produk di pasar. Kemudian produk
dipasarkan oleh tenaga pemasar yang di bawah naungan manajer pemasaran. Dengan kerjasama
yang baik dengan bagian produksi, manajer pemasaran dapat mengenal produksi baru dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi waktu pesanan konsumen atau pelanggan. Sumber
daya manusia terbanyak berada pada bagian operasi produksi. Oleh karena itu, seorang manajer
harus mampu memahami cara kerja bagian produksi supaya mampu mengarahkan sumber daya
manusia tersebut agar dapat bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan
manajer keuangan membutuhkan perencanaan kebutuhan kapasitas dan persediaan guna
menentukan kebutuhan modal di waktu yang akan datang. Bagian operasi produksi
membutuhkan investasi dan biaya yang paling banyak dalam sebuah organisasi sehingga perlu
dikelola dengan baik. Apabila tidak dikelola dengan baik akan berdampak kerugian terhadap
organisasi tersebut (Heizer and Render, 2002). Bagian operasi produksi dapat membantu
organisasi atau perusahaan melakukan analisis dan memperbaiki sistem yang ada dengan
pendekatan yang lebih modern.
B. RINCIAN PEMBAHASAN MATERI
1. Definisi dan Istilah-Istilah dalam Manajemen Operasional
a. Definisi
Pada dasarnya, manajemen adalah sarana pembuat keputusan yang merencanakan
untuk mengatur, mengarahkan, dan mengendalikan suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Proses membuat sesuatu berupa barang atau jasa dalam
jangka waktu tertentu dan menambah nilai bagi perusahaan disebut produksi (Fahmi,
2012). Produksi juga merupakan proses penciptaan barang dan jasa (Eiger dan Render,
2012). Manajemen produksi secara umum didefinisikan sebagai kegiatan mengarahkan
dan mengendalikan penggunaan sumber daya untuk menghasilkan produk berupa barang
dan jasa. Secara lebih luas mencakup pengambilan keputusan, mulai dari penentuan
jenis produk yang diproduksi, penentuan bahan baku, pengolahan dan desain produk
yang digunakan, hingga produk sampai ke tangan konsumen atau pengguna (Pardede,
2005).
Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Kegiatan memproduksi
barang dan jasa terjadi di semua organisasi. Seperti kegiatan perusahaan manufaktur
adalah memproduksi barang. Contoh manufaktur produk fisik seperti TV Samsung dan
mobil Honda. Sedangkan kegiatan organisasi yang tidak menghasilkan produk fisik
disebut jasa. Contoh kegiatan pelayanan antara lain perbankan, perhotelan, dll (Heizer
dan Render, 2012). Manajemen produksi adalah kegiatan mengelola sumber daya
seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, dan bahan mentah secara optimal, dan
mengubahnya menjadi berbagai produk dalam bentuk barang dan jasa. Berdasarkan
pengertian tersebut bahwa proses transformasi dan aktivitas untuk menghasilkan barang
dan jasa, masing-masing masukan dan keluaran, dapat diukur sebagai produktivitas
(Mulia et al., 2017)
Sebelum adanya istilah Manajemen operasi produksi, terlebih dahulu dikenal
dengan istilah manajemen produksi. Sekilas, digunakan untuk menggambarkan kegiatan
produksi, tetapi manajemen produksi masih terbatas arahnya, hanya berfokus pada
produksi produk yang berupa komoditas dan bukan pada produksi jasa (Haming dan
Nurnajamudin, 2014). Manajemen produksi hanya mencakup pemrosesan tugas yang
terlibat dalam proses produksi. Manajemen operasi produksi di sisi lain memiliki cakupan
yang lebih luas, mengelola semua tugas yang terkait dengan produksi hingga produk
sampai ke tangan konsumen. Dalam manajemen operasi produksi, manajemen material,
manajemen kualitas, manajemen pemeliharaan, manajemen proses, desain proses,
desain produk, dan lain-lain juga dijelaskan.
Manajemen produksi dan operasi juga bisa didefinisikan sebagai kegiatan mengatur
dan koordinasi penggunaan berbagai sumber daya secara efektif dan efisien dalam upaya
membuat produk ataupun menambah kegunaannya.
b. Istilah-Istilah
Adapun beberapa istilah dalam Manajemen Operasional, diantaranya ialah:
1) Produksi, yaitu mengubah input menjadi output yang memiliki nilai tambah.
2) Barang, yaitu Output yang memiliki nilai tambah.
3) Jasa, yaitu Output yang memiliki nilai tambah
4) Adapun beberapa istilah dalam Manajemen Operasional, diantaranya ialah:
5) Produksi, yaitu mengubah input menjadi output yang memiliki nilai tambah.
6) Barang, yaitu Output yang memiliki nilai tambah.
7) Jasa, yaitu Output yang memiliki nilai tambah
8) Urutan proses produksi dibagi menjadi 2, yaitu Master Route Sheet dan Route Sheet.
9) Jadwal Produksi dibagi menjadi 2, yaitu Master Schedule Sheet dan Schedule Sheet.
10) Dispatching, yaitu Perintah kerja.
11) Bill of Material, yaitu Daftar BB + BP untuk memproduksi suatu produk.
12) Job Lot Shop, yaitu Hanya memproduksi atas dasar pesanan yang masuk.
13) Mass Production, yaitu Produksi untuk pasar/massa.
14) Luas Produksi, yaitu Kapasitas yang digunakan untuk produksi dalam periode
(fleksibel).
15) Luas Perusahaan, yaitu Kapasitas terpasang untuk produksi dalam periode tertentu
(tetap)
2. Fungsi Operasi dalam Organisasi
Dalam menciptakan suatu produk, organisasi menjalankan tiga fungsi yang nantinya juga
berperan dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Fungsi yang dimaksud
antara lain sebagai berikut.
a. Pemasaran, yaitu fungsi Untuk menimbulkan permintaan atau pemesanan terhadap
suatu produk. Pemasaran memainkan peran mengkomunikasikan dan menyampaikan
output barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan ke konsumen.
b. Produksi/operasi, yaitu fungsi untuk menghasilkan produk. Bagian operasi dan produksi
menyangkut aktivitas transformasi input (bahan baku) menjadi output (barang atau
jasa) untuk menambah nilai suatu barang atau jasa. Output yang dihasilkan dari
kegiatan ini kemudian akan digunakan oleh pasar dalam memenuhi kebutuhannya.
Selanjutnya, sangat penting bagi bagian produksi memperhatikan kualitas produk
sehingga dapat diperoleh keunggulan bersaing melalui proses ini.
c. Keuangan/Akuntansi, yaitu fungsi yang mengatur dan monitor perusahaan terkait
pengumpulan sumber dana dan pendapatan serta pembayaran biaya dan beban. Devisi
keuangan berperan dalam mengumpulkan, pengelolaan dan pengalokasian dana yang
dimiliki perusahaan yang selanjutnya digunakan untuk pembiayaan aktivitas organisasi
dalam mencapai sasaran perusahaan titik pada bagian Keuangan evaluasi menyeluruh
tentang bagaimana kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dapat diukur.

Ketiganya memiliki peran yang berbeda, namun sebenarnya merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Bagian pemasaran menangkap informasi tentang permintaan
pasar, umpan balik pasar, pengembalian produk dan inovasi, yang diteruskan ke departemen
operasional dan produk untuk produksi. Dalam melakukan kegiatan produksi, departemen
operasi dan produksi menyediakan data produksi seperti data persediaan, biaya produksi
dan produksi pada bagian keuangan. Bagian keuangan atau akuntansi kemudian
bertanggung jawab untuk mencatat berbagai transaksi yang terjadi di dua unit yang
menyediakan dana yang diperlukan untuk operasi, khususnya di bagian produksi. Karena
bagian produksi adalah bagian yang membutuhkan banyak uang.
3. Ruang Lingkup Manajemen Operasi
Ruang lingkup manajemen operasi meliputi perancangan/penyiapan dan
pengoperasian sistem produksi. Ruang Lingkup manajemen produksi dan operasi akan
mencakup perancangan atau penyiapan system produksi dan operasi serta pengoprasian
dari sistem produksi dan operasi. Pembahasan dalam perancangan atau desain dari sistem
produksi dan operasi menurut Sofjan Assauri (2008:27), ruang lingkup manajemen produksi
dan operasi meliputi:
a. Perancangan Sistem Produksi, meliputi hal-hal berikut.
1) Seleksi dan Rancangan atau Desain Hasil Produk
Kegiatan produksi/penjualan mengacu pada analisis dan proses
pengambilan keputusan dari pengambilan keputusan sebelum memulai kegiatan
produksi/penjualan (umumnya pengambilan keputusan jangka panjang) hingga
pengambilan keputusan saat mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan
produksi/pengoprasiannya.
2) Seleksi dan Perancangan Proses dan Peralatan
Setelah produk dirancang, semua yang perlu dilakukan untuk
memungkinkan bisnis memproduksinya adalah memutuskan jenis proses dan
peralatan apa yang akan digunakan. Kegiatan harus dimulai dengan penyelesaian
dan pemeliharaan jenis proses yang digunakan, yang tidak terpisahkan dari produk
yang dihasilkan.
3) Pemilihan Lokasi dan Site Perusahaan serta Unit Produk.
Kelancaran produksi dan operasi suatu perusahaan sangat bergantung pada
kelancaran pengadaan bahan input, dan juga pada kelancaran dan biaya
penawaran atau pengiriman produk yang dihasilkan ke pasar dalam bentuk barang
atau jasa jadi. Oleh karena itu, peran pemilihan lokasi dan lokasi perusahaan serta
unit produksinya menjadi sangat penting untuk menjamin kelancaran operasional.
4) Perancangan Tata Letak (Layout) dan Alur Kerja atau Proses
Kelancaran proses produksi dan pekerjaan juga ditentukan oleh desain tata
letak dan alur kerja atau proses yang merupakan salah satu faktor terpenting
dalam sebuah perusahaan atau unit produksi. Berbagai faktor perlu diperhatikan.
Waktu selama proses, potensi kerusakan akibat pemindahan proses
meminimalkan biaya akibat pemindahan atau penanganan material selama
proses.
5) Rancangan Tugas Perusahaan
Desain penugasan kerja merupakan bagian integral dari desain sistem.
Organisasi kerja disusun saat menjalankan fungsi produksi dan operasional. Hal ini
dikarenakan organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaan tugas kerja merupakan
alat atau wadah kegiatan yang membantu tercapainya tujuan produksi suatu
perusahaan atau organisasi. satuan.
6) Strategi Produksi dan Operasi serta Pemilihan Kapabilitas
Desain sistem produksi dan operasional harus dibuat berdasarkan strategi
produksi operasional yang telah ditulis sebelumnya. Sebuah strategi produksi dan
operasi harus memiliki pernyataan misi dasar atau utama dan kebijakan dalam
lima bidang tujuan dan sasaran produksi dan operasi dan lima bidang proses,
kapasitas, pasokan, tenaga kerja dan kualitas atau kualitas.
b. Pengoprasian Sistem Produksi
Pembahasan dalam pengoprasian sistem produksi dan operasi menurut Sofjan
Assauri (2008:29), meliputi:
1) Penyusunan Rencana Produksi dan Operasi
Kegiatan operasi sistem produksi dan operasi harus diawali dengan
penyusunan rencana produksi dan operasi. Perencanaan produksi dan operasi
harus mencakup penetapan target produksi, penjadwalan, perutean,
pengiriman, dan tindak lanjut. Perencanaan kegiatan produksi dan operasional
merupakan kegiatan pertama dalam pengoperasian sistem produksi dan
operasional.
2) Perencanaan dan Pengendalian Persediaan dan Pengadaan Material
Kelancaran kegiatan produksi dan operasional sangat bergantung pada
kelancaran ketersediaan material atau input yang dibutuhkan untuk produksi
dan operasional. Pemanfaatan material atau input yang berhasil untuk produksi
dan operasi ditentukan oleh apakah pengadaan material serta perencanaan dan
pengendalian inventaris dilakukan.
3) Pemeliharaan dan Perawatan (Maintenance) Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dan
operasional harus tetap tersedia setiap saat sehingga diperlukan kegiatan
perawatan atau pemeliharaan.
4) Pengendalian Mutu
Hasil atau output yang terjamin dari proses produksi dan operasional
menentukan keberhasilan dan pengoperasian sistem produksi dan operasional.
Dalam hal ini, kegiatan pengendalian mutu harus dipertimbangkan, termasuk
maksud dan tujuan kegiatan pengendalian mutu.
5) Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pelaksanaan operasional sistem produksi dan operasi ditentukan oleh
kemampuan dan keterampilan tenaga kerja atau sumber daya manusia,
termasuk manajemen tenaga kerja, desain tugas dan pekerjaan, dan ukuran
kerja (work measurement) dalam produksi dan operasi.
c. Kerangka keputusan Manajemen Produksi dan Operasi
Manajer operasi bertanggung jawab atas keputusan yang mengikat system
tranfsormasi. Kerangka keputusan ini mengatakan bahwa operasi—operasi
mempunyai 5 (lima) tanggung jawab keputusan utama, Menurut Sofjan Assauri
(2008:24), sebagai berikut:
1) Proses
Keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau peralatan yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Keputusan ini mencakup jenis
peralatan dan teknologi, alur proses yang menentukan penempatan dan tata
letak fasilitas, serta perawatan mesin dan penanganan bahan baku.
2) Kapasitas
Penentuan kapasitas adalah tentang menyediakan jumlah kapasitas yang
tepat dan penyediaan pada waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang
ditentukan oleh ukuran peralatan atau fasilitas fisik yang dibangun.
3) Supply
Keputusan ini tentang produksi dan operasi, seperti apa yang dipesan,
berapa banyak yang dipesan, dan kapan dipesan. Manajer ini mengelola
sistem logistik yang membeli persediaan bahan mentah, barang dalam proses,
dan barang jadi.
4) Buruh
Manusia adalah bidang pengambilan keputusan yang sangat penting. Hal
ini karena tanpa adanya orang atau pekerja yang terlibat dalam kegiatan
menghasilkan produk berupa barang dan jasa, tidak akan ada proses produksi
dan operasi.
5) Kualitas
Fungsi produksi dan operasi dicirikan oleh fokus yang lebih besar pada
kualitas dan tanggung jawab atas kualitas barang yang diproduksi.
4. Macam-Macam Organisasi dan Proses Produksi
a. Macam-Macam Organisasi
Dikutip dari buku Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi (2008) karya
Chr. Jimmy L. Gaol, ada lima bentuk organisasi, yakni:
1) Bentuk Garis Rajut Garis (Line Knitting)
Suatu jenis organisasi yang memiliki wewenang dan kekuasaan secara
vertikal dari atasan kepada bawahan. Ini biasanya diterapkan oleh organisasi kecil
dengan sedikit karyawan, dan pemiliknya adalah pemimpin organisasi. Dalam buku
teks perilaku organisasi karya Ni Kadek Suryani dkk. Selain itu, setiap kepala unit
memiliki wewenang dan tanggung jawab penuh atas pekerjaan di dalam unitnya.
2) Bentuk Organisasi Garis dan Staf
Jenis organisasi yang mempertahankan rantai komando dan pendelegasian
wewenang dari pimpinan puncak (level vertikal) kepada pimpinan di bawahnya,
yang masih memiliki wewenang pengambilan keputusan, kebijakan dan
pelaksanaan. saya disini. Yaitu Sering diterapkan pada organisasi besar dengan
jumlah karyawan yang banyak Bentuk organisasi ini tidak memungkinkan adanya
hubungan langsung antara semua anggota perusahaan Garis komando dan jumlah
karyawan yang banyak Karena ada anggota
3) Bentuk Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Ini adalah jenis organisasi yang tidak menekankan hierarki struktural.
Bentuk organisasi ini berfokus pada sifat dan jenis fungsi yang dilakukan oleh
anggotanya. Oleh karena itu, jelas bahwa dalam organisasi fungsional terdapat
pembagian tugas yang jelas. Dalam organisasi ini, bawahan menerima perintah dari
atasan. Pengurus organisasi dikelompokkan menurut bidang keahliannya. Lebih
mengembangkan profesionalisme karyawan kami dan memungkinkan mereka untuk
dimanfaatkan secara optimal.
4) Bentuk Organisasi Garis dan Fungsi (Line and Function Organization)
Menurut buku Teori Desain Organisasi (2021) karya Bonaventura Agus
Triharjono dan kawan-kawan, bentuk organisasi ini memadukan bentuk organisasi
lini dan fungsional. Ini biasanya diterapkan di organisasi besar dengan banyak
karyawan. Pimpinan tertinggi mendelegasikan wewenang kepada kepala unit
masing-masing. Pemimpin Tertinggi juga memberi wewenang kepada personel
fungsional untuk melaksanakan bidang kerja operasional.
5) Bentuk Organisasi Kepanitiaan (Committee Organization)
Suatu bentuk organisasi yang setiap anggotanya memiliki kekuatan dan
kepemimpinan yang sama yang bersifat kolektif. Organisasi ini mengutamakan
kepemimpinan kolektif Kaukus. Bentuk organisasi ini dapat diterapkan secara
formal maupun informal. Struktur komite memiliki pembagian tugas yang jelas.
Setiap anggota memiliki jumlah hak istimewa yang sama. Tugas kepemimpinan,
seperti tanggung jawab mereka, dilakukan secara kolektif. Keputusan dibuat
bersama
b. Proses Produksi
Alur proses produksi dalarn manajemen operasi adalah INPUT --> TRANSFORMASI --
> OUTPUT. Input, berupa mesin, bahan/komponen, energi, dan desain produk di-
transformasi-kan dengan menggunakan berbagai fasilitas produksi yang terdapat di
dalam pabrik menjadi output, yang berupa barang, jasa, produk sampingan, dan sisa-sisa
produk.
5. Posisi Manajemen dalam Operasi
Dalam operasi, manajemen berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan kontrol keseluruhan dari semua kegiatan dalam operasi organisasi. Ini
adalah fungsi utama manajemen dan secara efektif akan membantu dalam mengubah bahan
baku dan upaya manusia menjadi barang dan layanan yang tahan lama yang dapat
dimanfaatkan konsumen.
a. Produk Desain
Dengan tersedianya teknologi baru, penjualan suatu produk menjadi jauh lebih
mudah. Salah satu tugas utama manajemen operasi adalah untuk memastikan bahwa
suatu produk dirancang dengan baik dan memenuhi tren pasar dan kebutuhan
konsumen. Konsumen modern lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas, oleh
karena itu sangat penting untuk kembangkan produk berkualitas yang tahan lama dan
berkualitas tinggi.
b. Manajemen Rantai Pasokan
Manajemen rantai suplai meliputi pengelolaan proses produksi dari bahan baku ke
produk jadi. Manajer operasi mengelola proses rantai pasokan dengan mempertahankan
kendali manajemen persediaan, proses produksi, distribusi, penjualan, dan sumber
pemasok untuk memasok barang-barang yang dibutuhkan dengan harga wajar dan
mengirimkan produk yang tepat waktu kepada konsumen.
c. Mengelola Kualitas
Manajer operasi menetapkan tugas manajemen mutu untuk tim dan kemudian
mengawasi tugas mereka. Manajer mengidentifikasi cacat proyek dan memperbaiki
mereka untuk memastikan kualitas.
d. Perkiraan Permintaan
Berfokus pada kebutuhan pelanggan adalah salah satu fungsi utama manajemen
operasi. Desakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki konsekuensi termasuk
kehilangan kepercayaan, hubungan yang rusak, dan publisitas negatif. Oleh karena itu,
manajer operasi yang baik mengantisipasi kemungkinan menantang dan menyiapkan
balasan tindakan untuk memastikan bahwa tidak ada kegagalan operasional yang dapat
memengaruhi pemenuhan kebutuhan pelanggan.
6. Perbedaan Operasi Produsen Barang dan Jasa
Barang dan jasa sering diperdagangkan untuk konsumsi publik. Barang dan jasa
merupakan hasil dari kegiatan produksi. Barang dan jasa biasanya dikonsumsi secara
langsung. Namun, ada pula yang diolah menjadi produk lain. Sehingga output dari satu
produsen menjadi input dari produsen lainnya. Barang dan jasa memiliki banyak variasi,
termasuk kualitas, ukuran, dan model (Rusdiana, 2014). Ini membantu Anda memahami
perbedaan antara barang dan jasa. Berbagai barang yang memiliki sifat fisik seperti buku,
meja, dan pakaian yang dapat disentuh atau dilihat disebut barang titik. Jasa bersifat inbody
dan tidak dapat diraba atau disentuh, namun keberadaannya mudah disadari. Contoh jasa
adalah keamanan, kesehatan dan keindahan (Pardede, 2005). Perbeaan barang dan jasa
dapat dilihat pada tabel berikut.

BARANG JASA
Memiliki bangun fisik (phisical) Tidak emiliki bangun fisik (phisical)
Tahan lama(durable) Tidak tahan lama(durable)
Dapat disimpan sebagai persediaan Tidak dapat disimpan sebagai persediaan
Dapat dipindahkan Tidak dapat dipindahkan
Dapat diubah setelah selesai dibuat Tidak dapat diubah setelah selesai dibuat
Peran pemakai cukup kecil Peran pemakai cukup besar
Pemenuhan permintaan lambat Pemenuhan permintaan cepat
Pasar antarbangsa Pasar setempat
Sarana yang besar Sarana yang kecil
Padat modal Padat karya
Mutu mudah diukur Mutu sulit diukur
Barang memiliki bentuk fisik, yang membuatnya dapat disimpan dan tahan lama.
Selain itu, barang memiliki bentuk fisik yang memudahkan untuk mengukur kualitas barang.
Jasa tidak berwujud dan tidak dapat disimpan. Waktu pembuatan dan waktu penggunaan
jasa sama. Selain itu, jasa tidak terlihat dan sulit untuk diukur. Contoh pengukuran untuk
mengukur kualitas perguruan tinggi meliputi tingkat ketersediaan fasilitas, metode
pengajaran instruktur yang beragam, dan layanan administrasi. Kualitas jasa tergantung
pada preferensi dan harapan pengguna yang berbeda untuk layanan yang sama. Barang dan
jasa memang berbeda, tetapi tidak dapat dipisahkan. Tawarkan lebih banyak dengan harga
lebih murah atau tawarkan lebih banyak dengan harga lebih murah. Sangat sedikit yang
murni berupa barang atau murni jasa. Misalnya, konsumen membeli barang berupa
handphone, tetapi menerima pelayanan berupa service dan garansi. Bagi mereka yang
menempuh pendidikan tinggi, pendidikan tinggi adalah layanan, dan layanan yang diterima
adalah komoditas.
C. RANGKUMAN MATERI
Manajemen produksi merupakan kegiatan mengatur dan koordinasi penggunaan
berbagai sumber daya secara efektif dan efisien dalam upaya membuat produk ataupun
menambah kegunaannya. Adapun istilah-istilah dalam manajemen operasional seperti
produksi, barang, jasa, produktivitas, proses, perencanaan produk, perencanaan produksi,
urutan proses produksi yang terdiri atas master route sheet dan route sheet. jadwal produksi
yang terbagi atas master schedule sheet and schedule sheet, dispatching, bill of material, job lot
shop, mass production, yaitu produksi untuk pasar/massa, luas produksi, dan luas perusahaan.
Organisasi mempunyai tiga fungsi yang nantinya berperan dalam menjaga
kelangsungan hidup organisasi itu sendiri. Fungsi-fungsi itu adalah pemasaran yang berfungsi
untuk menimbulkan permintaan atau pemesanan terhadap suatu produk. Produksi/operasi
yang berfungsi untuk menghasilkan produk. Keuangan/Akuntansi yang berfungsi mengatur dan
memonitor perusahaan terkait pengumpulan sumber dana dan pendapatan serta pembayaran
biaya dan beban.
Ruang lingkup manajemen operasi meliputi perancangan/penyiapan dan pengoperasian
sistem produksi. Perancangan sistem produksi terdiri atas seleksi dan rancangan atau desain
hasil produk, selesksi dan perancangan proses dan peralata, pemilihan lokasi dan site
perusahaan serta unit produk, perancangan tata letak (layout) dan alur kerja atau proses,
rancangan tugas perusahaan, serta strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapabilitas.
Pembahasan dalam pengoprasian sistem produksi dan operasi menurut Sofjan Assauri
(2008:29) terdiri atas penyusunan rencana produksi dan operasi, perencanaan dan
pengendalian persediaan dan pengadaan material, pemeliharaan dan perawatan (maintenance)
mesin dan peralatan, pengendalian mutu, serta pengelolaan tenaga kerja (SDM).
Macam-macam organisasi terdiri atas bentuk rajut garis (line knitting), bentuk
organisasi garis dan staf, bentuk organisasi fungsional (functional organization), bentuk
organisasi garis dan fungsi (line and function organization), dan bentuk organisasi kepanitiaan
(committee organization). Alur proses produksi dalarn manajemen operasi adalah INPUT -->
TRANSFORMASI --> OUTPUT. Input, berupa mesin, bahan/komponen, energi, dan desain produk
di-transformasi-kan dengan menggunakan berbagai fasilitas produksi yang terdapat di dalam
pabrik menjadi output, yang berupa barang, jasa, produk sampingan, dan sisa-sisa produk.
Dalam operasi, manajemen berperan dalam desain produk dengan memastikan bahwa
suatu produk dirancang dengan baik dan memenuhi tren pasar dan kebutuhan konsumen,
mangontrol rantai pasokan yang meliputi pengelolaan proses produksi dari bahan baku ke
produk jadi, mengelola kualitas dengan mengidentifikasi cacat proyek dan memperbaiki mereka
untuk memastikan kualitas, perkiraan permintaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang
memiliki konsekuensi termasuk kehilangan kepercayaan, hubungan yang rusak, dan publisitas
negatif.
Perbedaan barang dan jasa salah satunya dapat dilihat dari sifatnya. Seperti halnya
berbagai barang yang memiliki sifat fisik seperti buku, meja, dan pakaian yang dapat disentuh
atau dilihat disebut barang. Jasa bersifat inbody dan tidak dapat diraba atau disentuh, namun
keberadaannya mudah disadari, contohnya meliputi keamanan, kesehatan dan keindahan.
D. LATIHAN DAN EVALUASI
1. Dapatkah Suatu Perusahaan Berjalan Tanpa Manajemen Operasional?
2. Apa Yang Dimaksud Efektif Dan Efisien Dalam Manajemen Operasional?
3. Dalam Perbedaan Antara Jasa Dan Barang, Jasa Disebut Hanya Terbatas Pada Pasar
Setempat, Lantas Bagaimana Sekarang Yang Jika Kita Lihat Jasa Bahkan Mempunyai Pasar
Internasional Seperti Salah Satunya Pembuat Desain Grafis?
E. DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Suryono. Dkk. (2019). Manajemen Operasinal. LPU-Unas.
Parinduri, Luthfi. Dkk. (2020). Manajemen Operasional: Teori dan Strategi. Yayasan Kita Menulis
Purba, Bonaraja. Dkk. (2022). Pengantar Manajemen Operasional. Yayasan Kita Menulis.
Wijaya, Andy. Dkk. (2020). Manajemen Operasi Produksi. Yayasan Kita Menulis.
F. GLOSARIUM PUSTAKA
1. Produksi, yaitu mengubah input menjadi output yang memiliki nilai tambah.
2. Barang, yaitu Output yang memiliki nilai tambah.
3. Jasa, yaitu Output yang memiliki nilai tambah.
4. Produktivitas, yaitu Perbandingan antara hasil sebenarnya dengan hasil seharusnya.
5. Proses, yaitu Cara, Metode, Teknik.
6. Perencanaan Produk, yaitu Apa, Berapa, dan Bagaimana produk yang akan dibuat.
7. Perencanaan Produksi, yaitu Apa, Berapa, dan Bagaimana produksi pada periode besok.
8. Dispatching, yaitu Perintah kerja.
9. Bill of Material, yaitu Daftar BB + BP untuk memproduksi suatu produk.
10. Job Lot Shop, yaitu Hanya memproduksi atas dasar pesanan yang masuk.
11. Mass Production, yaitu Produksi untuk pasar/massa.
12. Luas Produksi, yaitu Kapasitas yang digunakan untuk produksi dalam periode (fleksibel).
13. Luas Perusahaan, yaitu Kapasitas terpasang untuk produksi dalam periode tertentu (tetap).
14. Efesien, pencapaian hasil yang besar dengan pengorbanan yang sekecil mungkin (dengan
tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya).
15. Efektif, pencapaian tujuan yang dicapai tanpa mementingkan pengorbanan yang
dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai