Anda di halaman 1dari 21

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PROFIL PERUSAHAAN

2.1.Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Manajemen Produksi

Menurut Heizher dan Rendher (2011:4), manajemen produksi adalah

serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

dengan mengubah input menjadi output.

Menurut Irham Fahmi (2012:3), manajemen produksi adalah suatu

ilmu yang membahas secara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi

perusahaan mempergunakan ilmu dan seni yang dimiliki dengan mengarahkan dan

mengatur orang-orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen

produksi memiliki hubungan erat dengan proses produksi yang memiliki tujuan

untuk menambah nilai guna barang maupun jasa yang dihasilkan. Untuk

menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik yang sesuai dengan

standar yang ditentukan, maka perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan

proses produksinya.

6
7

2.1.2. Pengertian Produksi

Menurut Fahmi Irham (2014), produksi adalah suatu bagian dalam suatu

organisasi bisnis, memegang peran penting dalam usaha mempengaruhi suatu

organisasi. Bagian produksi sering dilihat sebagai salah satu fungsi manajemen

yang menentukan penciptaan produk serta turut mempengaruhi peningkatan dan

penurunan penjualan.

Menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto (2014), “Produksi adalah

semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa,

dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor pproduksi”.

Dari pengertian tentang produksi diatas, maka dapat diartikan bahwa

produksi merupakan suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-faktor

produksi, sehingga dapat meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu dan

tempat suatu barang atau jaa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh

melalui pertukaran.

Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilakukan apabila tersedia

faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah uang atau dana, orang

atau tenaga kerja, bahan-bahan, yaitu baik bahan baku atau bahan pembantu, dan

metode.

Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, manajer produksi dan operasi

harus mampu membina dan mengendalikan arus masuk dan keluar serta

mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan

fungsi produksi dapat lebih efektif. Manajer produksi dan operasi juga harus dapat
8

merencankan secara efektif penggunaan sumber-sumber daya yang sangat

terbatas, memperkiraka dampak sasaran, dan mengorganisasikan

pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan dari rencana yang disusun, maka

keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat, seperti waktu-waktu lembur,

variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian mutu, pemesanan

bahan, dan banyak prosedur-prosedur lain yang harus diterapkan atau

diimplementasikan.

Dari uraian tersebut, terdapat tiga pengertian penting mendukung

pelaksanaan kegiatan manajemen produksi dan operasi, yaitu fungsi, system, dan

keputusan.

Pertama, mengenai fungsi. Dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi

dan operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian dan fungsi dalam

organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga, produksi atau operasi

sama halnya dengan pemasasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah

satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.

Kedua, mengenai sistem. Dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem

transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hana

pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah

sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi, yang

terdapat dalam proses pengkonversian di dalam perusahaan.


9

Ketiga, tentang keputusan. Dimana unsur yang terpenting tentang

manajemen produksi dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena

manajer bertugas dan tidak terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka

penekanan utama dalam hal pembahasan manajemen produksi dan operasi adalah

proses pengambilan keputusan. Sedangkan pengambilan keputusan dalam

manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, tenaga kerja,

dan mutu.

2.1.3. Pengertian Proses Produksi

Menurut Agus Ahyari (2010), proses produksi adalah suatu cara, metode

ataupun teknik bagaimana kegiatan peniptaan faedah baru atau penambahan

faedah tersebut dilasanakan.

Sedangkan menurut Sofjan Assauri (2016), proses produksi adalah suatu

kegiatan yang melibatkan manusia, bahan serta peralatan untuk menghasilkan

produk yang berguna.

Dilihat dari kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses

produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu

barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja,

mesin, bahan baku dan dana segar agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

Proses produksi adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menggabungkan

berbagai faktor produksi yang ada, guna menciptakan sebuah produk, baik itu

barang atau pun juga jasa yang mempunyai manfaat bagi konsumen.
10

Proses produksi tersebut disebut juga sebagai kegiatan atau aktivitas

mengolah bahan baku serta juga bahan pembantu dengan memanfaatkan peralatan

sehingga menghasilkan suatu produk yang bernilai dari bahan awalnya.

Hasil dari kegiatan atau aktivitas produksi ini ialah barang dan jasa. Barang

merupakan sesuatu yang mempunyai sifat-sifat fisik serta juga kimia, dan tentu

tidak mempunyai jangka waktu antara produksi dan konsumsi.

2.1.4. Tujuan Produksi

a. Memenuhi kebutuhan manusia. Manusia memiliki beragam

kebutuhan terhadap barang dan jasa yang harus di penuhi dengan

kegiatan produksi. Apalagi jumlah manusia terus bertambah.

b. Mencari keuntungan atau laba. Dengan memproduksi barang dan

jasa, produsen (orang yang memproduksi) berharap bisa menjualnya

dan memperoleh laba sebanyak-banyaknya.

c. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan memproduksi

barang dan jasa, produsen akan memperoleh pendapatan dan laba

dari penjualan produknya, yang dapat digunakan untuk menjaga

kelangsungan hidup perusahaan termasuk kehidupan para karyawan.

d. Meningkatkan mutu dan jumlah produksi. Produsen selalu berusaha

memuaskan keinginan konsumen. Dengan berproduksi, produsen

mendapat kesempatan melakukan uji coba (eksperimen) untuk


11

meningkatkan mutu sekaligus jumlah produksinya agar lebih baik

dari produksi sebelumnya.

e. Mengganti barang-barang yang aus atau rusak karena dipakai atau

karena bencana alam. Semua itu diganti dengan cara memproduksi

barang yang baru atau memperbaiki bila masih memungkinkan.

2.1.5. Fungsi Produksi

Menurut Sadono Sukirno (2010), fungsi produksi produksi menunjukkan

sifat hubungan fungsional atau saling mempengaruhi antara faktor-faktor produksi

yang berupa sumber daya dengan tingkat produksi yang dihasilkan untuk

kebutuhan konsumen.

Fungsi produksi dalam suatu persahaan bukanlah sekedar fungsi untuk

mengadakan perubahan bentuk, penambahan tempat dan faedah waktu saja,

melainkan juga harus mempunyai beberapa pertimbangan tentang biaya yang

harus dikeluarkan karena adanya kegiatan produksi dalam perusahaan tersebut.

Oleh karena itulah manajemen produksi yang dikembangkan saat ini mengarah

kepada adanya beberapa penghematan biaya produksi yang dapat dilaksanakan,

penentuan tingkat produksi yang optimum dan bukan maksimum, pemanfaatan

teknologi baru yang cocok bagi perusahaan yang bersangkutan dan lain

sebagainya.
12

2.1.6. Jenis Proses Produksi

Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai

segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses

perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan

jasa-jasa administrasi. Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah

sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-

menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent

process).

1. Proses Produksi Terus-Menerus (Continous Procces)

Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang mempunyai

pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di

dalam perusahaan.

Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki

karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau

jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar,

Sebagai contoh dapat dilihat adanya perusahaan pabrik-pabrik yang

menggunakan mesin-mesin untuk dipersiapkan (set up) dalam

memprodusir produk dalam jangka waktu yang panjang / lama, tanpa

mengalami perubahan. Maka dalam hal ini prosesnya terus-menerus

selama jenis produk yang sama dikerjakan. Dalam proses ini terdapat

waktu yang panjang tanpa adanya perubahan-perubahan dari pengaturan

dan penggunaan mesin serta peralatannya. Proses seperti ini terdapat dalam
13

pabrik yang menghasilkan produknya untuk pasar (produksi massa) seperti

pabrik sepatu atau pabrik minuman.

Ciri-ciri :

a. Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah

distandarisir.

b. Menggunakan product layout atau departmentation by product.

c. Mesin bersifat khusus.

d. Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.

e. Salah satu mesin / peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses

produksi terhenti.

f. Tenaga kerja sedikit

g. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.

h. Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan

pengalaman yang banyak.

Kelebihan:

a. Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan

distandardisir.

b. Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenga mesin.

c. Biaya tenaga kerja rendah.

Kekurangan:

a. Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.


14

b. Proses produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan

seluruh proses produksi.

c. Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.

2. Proses Produksi Terputus-putus (Intermitten Processes)

Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus

proses yang ada di dalam perusahaan tidak selalu sama. Perusahaan yang

menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen

yang akan diproses atau menunggu untuk proses, sehingga lebih banyak

memerlukan persediaan banyak barang dalam proses.

Sebagai contoh dapat dilihat apabila kita menggunakan mesin-mesin

untuk dipersiapkan (setup) dalam memprodusir produk dalam jangka

waktu yang pendek, dan kemudian diubah atau dipersipkan (diset- up)

kembali untuk memprodusir produk lain, maka dalam hal ini prosesnya

terputus-putus tergantung dari produk yang dikerjakan. Dalam proses

seperti ini terdapat waktu yang pendek (short run) dalam persiapan (set up)

peralatan untuk perubahan yang tepat guna dapat menghadapi variasi

produk yang berganti-ganti, misalnya terlihat dalam pabrik yang

menghasilkan produknya untuk atau berdasarkan pesanan seperti : pabrik

mobil, atau bengkel las.

Ciri-ciri:

a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.

b. Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.

c. Operator mempunyai keahlian yang tinggi.


15

d. Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di

salah satu mesin.

e. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.

f. Persediaan bahan mentah tinggi.

g. Membutuhkan tempat yang besar.

Kelebihan:

Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang

berhubungan dengan mesin bersifat umum yaitu sistem pemindahan

menggunakan tenaga manusia, diperoleh penghematan uang dalam

investasi mesin yang bersifat umum dan proses produksi tidak mudah

terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.

Kekurangan:

a. Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk

berbeda tergantung pemesanan.

b. Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.

c. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.

d. Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena

menggunakan banyak tenaga kerja dan mempunyai tenaga ahli.


16

2.1.7. Faktor Penyebab Keberhasilan Proses Produksi

1. Jenis Barang

Barang yang diproduksi sebaiknya harus barang-barang yang sering

diminati konsumen atau barang-barang yang sesuai dengan permintaan

konsumen.

2. Mutu Barang

Mutu barang tergantung kepada beberapa faktor, sebagai berikut:

a) Mutu bahan baku, bahan mentah, bahan kemasan, jenis, dan sifat-

sifat komponen produk lain.

b) Ketepatan proses pembuatan barang, cepat tetapi hasilnya baik

merupakan kiat keberhasilan.

c) Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi proses produksi.

d) Mesin yang digunakan harus sesuai dengan teknologi yang

ditentukan.

e) Faktor-faktor lain yang mempengaruhi mutu barang adalah

keterampilan dan cara kerja buruh, kegairahan kerja, perlengkapan

kerja, dan sebagainya.

3. Jumlah yang Disajikan

Jumlah yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a) Jumlah dipergunakan harus disesuai dengan yang diperlukan.

b) Sisa bahan diperhitungkan

c) Produk yang tidak berlualitas.


17

4. Ketepatan Waktu Penyerahan Barang

Ketepatan waktu penyerahan barang dipengaruhi beberapa faktor sebagai

berikut:

a) Persediaan bahan harus dijaga jangan sampai habis.

b) Jadwal produksi.

c) Pengaturan.

d) Laporan penyerahan barang dan laporan barang-barang yang

belum diserahkan.

e) Keterampilan, cara kerja, dan peralatan kerja.

f) Proses produksi yang dilakukan harus sesuai dengan jenis barang

pesanan.

5. Informasi Biaya

a) Faktor-faktor ekonomis dan lokasi perusahaan.

b) Jumlah, harga, dan mutu bahan yang diperlukan.

c) Harga mesin yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu

produksi.

d) Waktu pengerjaannya.

e) Biaya lain-lain.

6. Informasi Tentang Buruh

a) Absensi.

b) Keselamatan kerja.

c) Kondisi kerja.

d) Prestasi kerja
18

2.1.8. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat

mempengaruhi hasil kegiatan produksi, sehingga memerlukan perhatian yang

lebih baik dalam perencanaan maupun dalam pengendaliannya.

Menurut Bustami (2009), biaya produksi adalah biaya yang digunakan

dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga biaya

produk, yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana

biaya ini merupakan bagian dari persediaan.


19

2.2.Profil Perusahaan

2.2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

CV. Intijaya Printing Semarang adalah percetakan yang dirintis oleh 3 orang

yang berpengalaman dalam bidangnya masing – masing beliau adalah Ivan Hubaya,

Josep Wijaya, dan David Laminta. Berdiri pada Tahun 2015 di Jalan Seteran atau

Kampung Kali Semarang, setelah lambat laun berjalan dan dilatar belakangi ingin

menjadi perusahaan yang lebih besar dan bermanfaat bagi orang lain, serta

membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Tiga tahun kemudian, tepatnya bulan Agustus 2018 CV Intijaya Printing

Semarang memperbesar tempat produksi di jalan Gajah Timur Dalam I NO. 29.

Sedangkan untuk mendatangkan konsumen CV . Intijaya Printing menggunakan

strategi promosi pada sosial media ataupun media cetak.

Pada awal berdiri CV. Intijaya Printing belum dikenal banyak orang namun

pelan tapi pasti CV. Intijaya Printing membuktikan diri sebagai pesaing bisnis yang

tidak bisa diremehkan, puncaknya pada tahun 2018 CV. Intijaya Printing mulai

dikenal banyak orang karena kualitas, ketepatan waktu dan tanggung jawab
20

terhadap kerusakan, maka para konsumen percaya masalah cetakan pada CV.

Intijaya Printing.

2.2.2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan

Menurut Handoko (2012:169) struktur organisasi dapat didefinisikan

sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Tujuan

suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak

dapat mencapainya sendiri.

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan.

Setiap perusahaan pasti mempunyai struktur organisasi yang berbeda-beda,

namun struktur organisasi yang ada bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi.

Organisasi adalah sistem yang menghubungkan sumber-sumber, sehingga

memungkinkan tujuan atau sasaran tertentu dan perusahaan manufaktur mengubah

bahan mentah menjadi produk yang dapat digunakan. Adapun struktur organisasi

CV. Intijaya Printing Semarang :


21

Gambar 2.1
Struktur Organisasi CV. Intijaya Printing Semarang

IVAN HUBAYA JOSEP WIJAYA DAVID LAMINTA


CEO/SALES CEO/KEPALA CEO/KEPALA
MARKETING ADMINISTRASI BAGIAN
PRODUKSI

ZETI BUDI S

HRD/BAGIAN PPIC
GUDANG

Sumber: CV. Intijaya Printing Semarang, 2019.

a. CEO
CEO (Chief Executive Officer) adalah sebuah jabatan eksekutif tertinggi

yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya perusahaan.Tugasnya

meliputi seluruh kegiatan, dari membentuk visi dan misi, menentukan

strategi, hingga manajemen perusahaan secara keseluruhan.

Adapun tugas dan tanggung jawab CEO diantaranya adalah :

 Merencanakan, mengelola, dan menganalisis segala aktivitas

fungsional bisnis seperti operasional, sumber daya manusia, keuangan,

dan pemasaran.

 Merencanakan dan mengelola proses penganggaran, lalu mengamati,

dan menganalisis apabila ada kejanggalan dalam prakteknya.


22

 Mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan strategis perusahaan

dengan keefektivan dan biaya seefesien mungkin.

 Merencanakan dan mengelola kinerja pada sumber daya manusia, agar

sumber daya manusia yang berkompeten teridentifikasi dan dapat

ditempatkan pada posisi yang sesuai sehingga dapat memaksimalkan

kinerja perusahaan.

 Merencanakan, mengelola, dan mengeksekusi perencanaan strategi

bisnis atau korporat baik untuk jangka waktu menengah maupun

panjang dengan mengacu pada visi dan misi perusahaan.

 Mengambil berbagai keputusan strategis yang berdampak baik bagi

sustainbilitas perusahaan berdasarkan hasil analisis data dan fakta baik

yang telah menjadi jejak rekam (record) perusahaan maupun analisis

terhadap berbagai faktor lingkungan bisnis.

 Membuat kebijakan, prosedur, dan standar pada organisasi perusahaan.

 Menganalisis segala masalah dalam perusahaan dan

mengkoordinasikan manajemen puncak dalam menyelesaikan masalah

tersebut secara efektif dan efisien.

b. Sales Marketing
Tugas dan tanggung jawab bagian sales marketing diantaranya adalah:

 Aktif mencari target.

 Menjamin kepuasan dari pelanggan.

 Mencari mitra kerja.

 Menyusun strategi lanjutan.


23

 Dapat meyakinkan atas manfaat dan kelebihan produk yang

ditawarkan.

c. PPIC

PPIC (Production Planning and Inventory Control) adalah suatu

departement dalam suatu organisasi perusahaan yang berfungsi

merencanakan dan mengendalikan rangkaian proses produksi agar

berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan serta

mengendalikan jumlah inventory agar sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Tugas dan tanggung jawab bagian produksi adalah:

 Menyediakan pemesanan dari departemen marketing dan menyusun

rencana produksi sesuai dengan pesanan marketing.

 Membuat jadwal proses produksi sesuai dengan waktu, routing dan

jumlah produksi yang tepat sehingga menjadikan waktu pengiriman

produk pada konsumen bisa dilakukan secara optimal dan cepat.

 Menjaga keseimbangan penggunaan mesin perusahaan sehingga

tidak ada mesin produksi yang overload atau malah jarang

digunakan oleh perusahaan produksi.

 Melakukan komunikasi dengan bagian marketing untuk memastikan

penyelesaian masalah produksi.

 Menyusun rencana pengadaan bahan yang didasarkan atas

peramalan atau forecasting dari marketing melalui pemantauan

kondisi stock barang yang akan diproduksi.


24

d. HRD

HRD adalah suatu bagian dari perusahaan yang bertanggungjawab untuk

mengelola sumber daya manusia (SDM) di perusahaan tersebut, mulai dari

perencanaan SDM, rekrutmen, pengembangan, manajemen kinerja,

penentuan gaji/ kompensasi, dan menumbuhkan hubungan kerja.

Adapun tugas dan tanggung jawab HRD adalah:

 Trouble shooting dan pemecah masalah bagi karyawan

 Memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan.

 Bertanggung jawab untuk melakukan rekruitmen dan seleksi calon

karyawan baru.

 Mengevaluasi tingkat kehadiran karyawan.

 Bertangggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi

karyawan, bonus dan tunjangan.

e. Bagian Gudang

Adapun tugas dan tugas tanggung jawab bagian gudang adalah :

 Memastikan barang terjaga dengan baik.

 Menjaga dan memelihara kebersihan gudang.

 Bertugas dan tanggung jawab untuk mengeluarkan persediaan bahan

baku dan bahan penolong bila dibutuhkan untuk proses produksi dan

memasukannya kembali bila terjadi kelebihan.

 Megadakan pengawasan dan pengecekan setiap barang yang masuk

maupun keluar dari gudang.

 Mengelola keluar masuknya barang/suku cadang mesin.


25

f. Bagian kepala produksi

Adapun tugas dan tanggung jawab bagian kepala produksi diataranya

adalah :

 Menentukan standar kontrol kualitas.

 Mengawasi proses produksi dan menentukan jadwal produksi.

 Memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dan rentang

waktu dengan klien dan manajer.

 Memperkirakan biaya dan menetapkan standar kualitas.

 Melakukan pemilihan, pemesanan dan bahan pembelian.

g. Bagian Kepala Administrasi

Adapun tugas dan tanggung jawab bagian kepala administrasi diantaranya

adalah :

 Merencanakan persiapan kegiatan pekerjaannya sedemikian rupa

sehingga penerimaan data, laporan dan informasi dari seluruh bagian

terkordinasi dengan baik dan cepat untuk menghasilkan laporan

yang tepat waktu dan relevan.

 Melaksanakan semua sistem dan prosedur administrasi keuangan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan perusahaan.

 Mengawasi semua data dan informasi yang diperoleh dan telah

dicatat dengan cara yang benar dan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.
26

2.2.3. Bidang Kegiatan Perusahaan

CV. Intijaya Printing semarang bergerak di bidang percetakan (grafika)

yang mempunyai keseharian membuat berbagai macam cetakan seperti undangan,

buku, brosur, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan printing. Untuk saat

ini CV. Intijaya Printing juga melayani jasa pound guna untuk memberikan

pelayanan terbaik untuk konsumen.

Anda mungkin juga menyukai