PENDAHULUAN
Dalam menjaga kualitas makanan tetap baik dan aman dikonsumsi maka harus
mem-perhatikan keamanan pangan tersebut. Keamanan pangan adalah upaya dalam
mencegah masuknya cemaran ke dalam makanan, baik cemaran biologis, kimia,
serta benda asing yang dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan manusia.
Keamanan pangan yang dilakukan mulai dari proses produksi, penyimpanan,
pengangkutan, serta pendistribusia pangan (PP RI No 28 tahun 2004). Makanan
yang aman berarti makanan yang telah ditangani dengan baik, termasuk bahan baku
yang digunakanan serta disiapkan dengan peralatan yang bersih (Schmidt dan
Rodrick, 2003).
Salah satu upaya dalam mencapai pangan yang aman dan layak konsumsi
adalah dengan menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP). GMP merupakan
suatu acuan yang diperuntukkan bagi industri pengolahan pangan dalam
menghasilkan produk pangan yang aman dan layak komsumsi. Selain untuk
menghasilkan produk pangan yang aman, pen-erapan GMP ini juga bertujuan untuk
mendorong industri pengolahan makanan untuk bertanggung jawab terhadap hasil
produk pangan yang aman, meningkatkan daya saing industri pangan, serta
meningkatkan efisiensi industri pengolahan pangan (Permenperin RI No 75 tahun
2010).
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Untuk mempelajari penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) di PT.
Aerofood ACS Surabaya.
1.2.2. Tujuan Khusus :
Untuk mempelajari Manajemen Pengawasan Mutu di PT. Aerofood ACS
Surabaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Pengertian Manajemen
1. Performance
5. Durability
2.3.3.Ukuran Kualitas
b. Perawatan produk.
b. Tujuan organisasi;
c. Pengujian produk;
d. Desain produk
e. Proses produksi;
f. Kualitas input;
g. Perawatan perlengkapan;
h. Standar kualitas;
1. Kemampuan proses
Batas-batas yang ingin di capai haruslah disesuaikan dengan
kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan
suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau
kesanggupan proses yang ada.
2. Spesifikasi yang berlaku
Spesifikasi hasil produksi yang ingin di capai harus dapat
berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau
kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hhasil produksi tersebut.
Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apa spesifikasi
tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan diatas
sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.
3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat di terima
Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat
mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal
mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada
banyaknya produk yang berada di bawah standar yang dapat di
terima.
4. Biaya kualitas
HASIL
3.1 Lokasi
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di Aerofood ACS Building, Juanda
International Airport, JL. Insinyur Haji Juanda, Surabaya, Jawa Timur, 61253, 336
/SBS, 61253 no telepon : +62-31- 8670765 no. faksimil : +62 21 8370 5012 e-mail :
info@aerofood.co.id
3.2 Profil Perusahaan
Aerofood ACS Surabaya sejak tahun 2000 sudah menerapkan sistem HACCP dan
GMP ISO 9002 integrated 2000 tentang sistem pengendalian keamanan pangan dan
manajemen mutu yang diperbaharui setiap 3 tahun sekali.ISO 22000 integrated 2005
mengenai keamanan pangan (HACCP).Sertifikasi halal juga sudah didapatkan dan
diperbaharui setiap 2 tahun sekali.
Penerapan HACCP
Pengawasan mutu makanan dan keamanan pangan di ACS ditetapkan oleh pihak
manajemen yang bertujuan untuk menghasilkan :
Produk bermutu baik
Aman untuk dikonsumsi
Konsisten dan tepat waktu didistribusikan
Memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelanggan
BLAST CHILLING
HOT DISHING
(MESIN CHILLER
(Makanan Panas)
PENDINGIN) (PENDINGIN)
1. Receiving CCP 1
Fresh food quality expired date temperature standart.
a. Chilled item max 5°C
b. Frozen Item max -8°C
2. Strorage CCP 2
Storage temperature
1. Chiller (0°-5° C)
2. Freezer (-18°sampai -34°C)
3. Room Temperature (Dry Good)
3. Cooking CCP 3
Cooking Temperature:
a. Meat min 74° C
b. Fish min 65° C
c. Egg min 70° C
4. CCP 4 Blast Chilling
Mendinginkan dari 60°C menjadi 5°C selama max 4 jam
3 CCP Hot Dishing
Meal temperature max 15°C Exposure time max 45 min.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Mutu bahan makanan dan mutu produk olahan
1) Melakukan koordinasi serta memelihara system manajemen mutu ISO 9001-
20015 juga system manajemen keamanan pangan HACCP dapat terlaksana
dengan baik di unit.
2) Membuat laporan secara berkala kepada general manager unit dan
managemen representatif berkaitan dengan system mnajemen mutu ISO dan
system keamanan pangan HACCP Staff Quality Assurance Manager (HQA)
yang bertugas melaksanakan kegiatan pengendalian mutu, pengendalian
GMP (Good Manufacturing Practise), SOP (Standar Operation Procedure_
agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Petugas pengawas mutu tidak
terlepas dari tanggung jawab produksi, jika kerusakan masih berada dalam
lingkungan pabrik atau ACS maka yang bertanggung jawab adalah bidang
produksi sedangkan jika kerusakan terjadi saat distribusi kepada konsumen
maka hal itu menjadi tanggung jawab dari departemen Quality Control. ACS
Surabaya memiliki kebijakan mutu dan pedoman mutu.
3) Departemen Head. Memastikan dan menjamin agar sistem manajemen mutu
ISO 9001:20015 serta system keamanan pangan HACCP dilaksanakan dan
dipelihara dengan baik pada departemennya masing-masing.
2) CCP 2 Storage
CCP kedua di Aerofood Catering servise(ACS) Surabaya adalah penyimpanan
bahan makanan. Penyimpanan bahan makanan dibagi atas 3 tempat yaitu
penyimpanan bahan kering, penyimpanan bahan basah (chilling), dan penyimpanan
bahan basar (frozen). Untuk titik kritis yang diterapkan pada penyimpanan bahan
makanan adalah suhu, suhu penyimpanan yang diatur adalah suhu ruangan
chilling(0°C-5°C) dan frozen (-18°C - -34°C).
3) CCP 3 Cooking
Pada pemasakan dibagi menjadi 2 tempat yaitu Hot Kitchen dan Cold Kitchen.
Hot Kitchen digunakan untuk mengolah makanan yang menggunakan proses
pemasakan (memberikan panas pada bahan makanan) seperti soup, oseng-oseng
kacang panjang, dan ayam goreng dan Cold Kitchen digunakan untuk mengelolah
makanan yang tanpa proses pemasakan seperti sandwich dan salad. Pada tahap
pengolahan di hot kitchen juga ada pengawasan terhadap suhu untuk beberapa bahan
makanan, antara lain untuk daging min 74° C, untuk ikan min 65° C, dan telur min
70° C
1. ACS Surabaya sudah mendapatkan sertifikat mutu ISO 9001, ISO 22000,
HACCP dan sertifikat halal dari MUI.
Link : https://www.scribd.com/document/367948811/Laporan-Magang-GMP
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4621/Bab%202.pdf?se
quence=10
https://www.scribd.com/document/360005871/Laporan-PMM-ACS-Print