Anda di halaman 1dari 39

BAB II

MANAJEMEN OPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH


(UMKM)

A. Manajemen Operasi
1. Pengertian Manajemen Operasi
Manajemen operasi terdiri dari dua suku kata yaitu manajemen dan
operasi yang berarti sebelum kita mengetahui definisi dari manajemen
operasi maka terlebih dahulu ada baiknya kita mengetahui pengertian dari
manajemen itu sendiri. Manajemen didefinisikan oleh Mary Parker Follet
sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Di dalam
pengertian ini mengandung arti bahwa para manejer mencapai tujuan-
tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan atau
mengerjakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan
dengan tidak tugas itu sendiri.20
Sedangkan menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha dan
penggunaan sumber daya-sumber daya ataupun sarana dan prasarana
perusahaan agar mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan.21
Dari definisi kedua yang dipaparkan oleh Stoner, mengartikan
manajemen dengan kata “proses” tidak dengan “seni” (keterampilan atau
skill). Proses yang dimaksud disini adalah seorang manejer mempunyai
kewajiban melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan dengan
pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan tanpa perlu memperhatikan
keterampilan atau skill yang di miliki.

20
Murdifin Haming, Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern “
Operasi Manufaktur dan jasa”, (jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 23.
21
G.R. Terry, Prinsiple Of Manajement. (Bandung: Penerbit Alumni, 2003), 27-28.

19
20

Islam menyebut manajemen dengan )‫تيز‬ ‫ تد‬- ‫ سيا سح‬- ‫ (ادارج‬yang


berasal dari kata )‫ساس‬ -‫(دتز – ادار‬. Menurut S. Mahmud Al-Hawary
manajemen (al-idārah) ialah:22

‫ااإلدارج هي معزفح إلي أيه تدهة ومعزفح المشا مل التي تجنثها ومعزفح‬
‫القىي والعىامل التي تنعزض لها معزفحون ميفيه التصزف لل ولثاخزتل‬
‫والطاقم الثاحزج وتنفاءج وتدضياع في مزحلح الذهاب إلي هنا ك‬
“ manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa
yang harus dihindari, kekuatan-kenuatan apa yang dijalankan dan
bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-
baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya ”.

Menurut Ketua Dewan Penasehat Islam Majlis Ulama Indonesia,


Prof. KH Ali Yafie, dalam Islam manajemen dipandang sebagai
perwujudan amal soleh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik
tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang
bagus demi kesejahteraan bersama.
Bisa dipahami bahwa manajemen adalah sebuah proses dan prosedur
tertentu untuk mencapai suatu tujuan dengan mengelola setiap hal yang
ada, yaitu SDA ataupun SDM, dan adanya kerjasama sesuai dengan
pekerjaannya masing-masing dengan efektif dan efisien, serta menghindari
segala kemudaratan.
Suryadi Prawirosentono mendefinisikan operasional sebagai suatu
disiplin ilmu dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang proses
perencanaan (process of planning), mendesai produk (produk system)
untuk mencapai tujuan instansi perusahaan.
Menurut Murfid Haming dan Mahfudz Nurnajamuddin, operasional
berasal dari kata operasi yang berarti proses atau tindakan tertentu yang

22
Zainarti, Manajemen Islam Perspektif Al-Qur‟an, Jurnal Iqra‟, (Dosen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN-SU, 2014), 49.
21

menjadi unsur dari sejumlah kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang


menjadi tujuan instansi perusahaan.23
Sedangkan Russel dan Taylor menyamakan makna dari operations
dengan proses pengubahan (transformation process) yang diartikan
sebagai fungsi atau sisitem yang melakukan kegiatan proses pengolahan
masukan (input) menjadi pengeluaran (output) dengan nilai tambah yang
lebih besar atau lebih baik.
Pengertian operasi (opeasional) menurut R.S Stainton adalah aplikasi
metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah kompleks dengan
mengarahkan dan mengendalikan sistem yang luas mengenai kehidupan
manusia, mesin-mesin, materi dan uang dalam industri, bisnis,
pemerintahan, serta pertahanan.
Dalam Islam produksi atau operasi adalah menambahkan kegunaan
(nilai guna) suatu barang. Kegunaan barang akan bertambah apabila
barang tersebut memberikan manfaat baru atau lebih dari barang yang
semula.24 Ada juga yang mengartikan sebagai sebuah proses yang terlahir
di muka bumi ini semenjak manusia menghuni planet ini (bumi). Operasi
begitu berpengaruh pada kelangsungan hidup dan peradaban manusia dan
bumi.25 Selanjutnya di artikan juga sebagai kegiatan manusia untuk
menciptakan atau menghasilkan barang dan jasa yang kemudian
dimanfaatkan oleh konsumen.26

Menurut Siddiqi adalah adalah penyediaan barang dan jasa dengan


memperhatikan nilai-nilai dan kebijakan atau manfaat (maṣlaḥah) bagi
masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah bertindak

23
Murdifin Haming, Mahfudz Nurjamuddin, Manajemen Produksi Modern”Operasi
Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 17.
24
Muhammad, Ekonomi Mikro Dalam Persepektif Ekonomi Islam,(Yogyakarta:
BPFE YOGYAKARTA, 2004), 255.
25
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), 102.
26
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 230.
22

adil dan membawa kebijakan bagi masyarakat maka ia telah bertindak


sesuai dengan ajaran Islam.27

Pendekatan yang terbaik adalah mengembangkan suatu model ilmiah


dari sistem berikut, pengukuran yang menyeluruh mengenai faktor-faktor
seperti kesempatan dan risiko yang digunakan untuk meramal atau
membandingkan hasil keputusan-keputusan strategis atau pengendalian-
pengendalian yang bersifat alternatif.28
Benang merah yang dapat kita tarik dari kumpulan pengertian di atas
bahwa manajemen operasi adalah sebuah aktivitas yang menggunakan
penerapan fungsi-fungsi manajemen (planning, organizing, actuating,
controlling) dalam pengubahan atau transformasi masukan menjadi
keluaran dengan nilai, tujuan dan keuntungan yang bertambah.
Beberapa ahli juga mendefinisikan manajemen operasi, yaitu :
Jay Heizer dan Barry Render bahwa manajemen operasi adalah
serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahann
dari masukan menjadi keluaran.29
Menutrut Manahan manajemen operasional adalah manajemen proses
konversi, dengan fasilitas seperti; tanah, tenaga kerja, modal, dan
manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang di
inginkan, berupa barang atau jasa.30

27
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008) Hlm. 231
28
Lalu Sumayang, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta:
Salemba Empat, 2003), 7.
29
Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta: Salemba
Empat, 2001), 2.
30
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2004), 13.
23

Gambar 2.1

Peroses Manajemen Operasional

Manajemen operasi (operasional) memiliki beberapa penamaan, yaitu


manajemen pabrik (manufakturing management), manajemen produksi
(production management), dan manajemen operasional (opertions
management). Manajemen operasional (opertions management) lahir sejak
tahun 1970-an hingga sekarang. Sasaran yang hendak dicapai manajemen
operasional adalah mewujudkan efisiensi ekonomi (cost minimazation)
dalam proses produksi, baik barang maupun jasa, kualitas yang tinggi
(high quality), dapat diserahkan ke pasar dalam waktu yang cepat (speed of
delivery), dan peralatan produksi dapat segera dialihkan untuk
mengerjakan produk lainnya (flexibility).31
Seluruh pemaparan di atas yang di maksud oleh peneliti sendiri
terkait manajemen operasi ini adalah serangkaian kegitan pengambilan
keputusan pada proses transformasi atau konversi dari input menjadi
output dengan pengaturan dan perhitungan yang disesuaikan dengan
produksi barang dan jasa perusahaan, dikarenakan setiap perusahaan
mempunyai kebijakan yang berbeda.

31
Murdifin Haming, Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern
”Operasi Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 10.
24

2. Fungsi Manajemen Operasi


Bidang fungsional berhubungan dengan tanggung jawab atas
pangambilan keputusan tertentu dalam suatu organisasi. Manajemen
operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian-bagian atau fungsi-
fungsi yang ada pada perusahaan, namun ada perbedaan penamaan bagian-
bagian dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur fungsi operasi
sering disebut dengan bagian pabrik atau bagian prodksi.
Ada empat fungsi dari manajemen operasi atau operasional menurut
Mannahan yaitu :32
a. Proses pengolahan, yang menyangkut metode dan teknik yang
digunakan untuk pengolahan faktor masukan (input factor).
b. Jasa-jasa penunjang, yang merupakan sarana pengorganisasian
yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien.
c. Perencanaan, yang merupakan penetapan keterkaitan dan
pengorganisasian dari kegiatan operasional yang akan dilakukan
dalam suatu kurun waktu atau priode tertentu.
d. Pengendalian dan pengawasan, yang merupakan fungsi untuk
menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan apa yang telah di
renanakan, sehingga maksud dan tujuan penggunaan dan
pengolahan masukan (input) yang secara nyata dapat dilaksanakan.

3. Tujuan Manajemen Operasi


Tujuan merupakan sebuah tanda tanya dari suatu hal, karena tujuan
merupakan apa yang akan dicapai dari suatu fungsi yang kita terapkan
dalam suatu aktivitas, adapun tujuan dari manajemen operasi adalah:33
a. Mengarahkan perusahaan untuk menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan tujuan perusahaan.

32
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2004), 3.
33
Murdifin Hamming, dan Mahfudz Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern
“ Operasi Manufaktur dan Jasa”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), 19.
25

b. Mengarahkan perusahaan agar dapat menghasilkan keluaran secara


efisien.
c. Mengarahkan perusahaan agar mampu menghasilkan nilai tambah
atau manfaat dan keuntungan yang besar.
d. Mengarahkan perusahaan untuk dapat menjadi pemaneng dalam
setiap usaha.
e. Mengarahkan perusahaan agar output dihasilkan semakin diminati
konsumen dan masyarakat.

Manajemen operasi dengan kata lain pengelolaan operasi, artinya


aktivitas yang meberikan penambahan nilai suatu barang yang merupakan
salah satu dari tiga aktivitas ekonomi. Tujuan operasi berdasarkan
kacamata Islam adalah untuk menciptakan maṣlaḥah dengan tujuan al-
falāḥ atau kemenangan, keselamatan dan kebahagiaan fid dunyā wal
akhiroh. Agar tercapainya semua itu, maka manusia diperintahkan bekerja
keras mencari rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keperluan
hidupnya baik yang bersifat materi atau non-materi, serta berbuat baik
dengan harta yang dimilikinya dengan memperhatikan nilai-nilai dan
norma-norma ajaran Islam, berupa pelaksanaan perintah dan menjauhi
larangannya agar tercipta kemaslahatan yang sesungguhnya baik untuk
dirinya sendiri maupun orang lain.34

Usaha atau perusahaan dapat kita lihat memiliki atau mempunyai


maṣlaḥah atau tidak dari tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan
tersebut, adakah nilai Syi‟ar dalam operasi perusahaan tersebut, untuk
siapakah perusahaan melakukan produksi atau operasi, dan bagaimanakah
tampilan produk yang dihasilkan (tidak menambak nilai dan moral).

4. Aspek-aspek Manajemen Operasi


Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa posisi manajemen operasi
itu penting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Manajemen operasi

34
Anwar Abbas, Dasar-dasar Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Fakultas Syari‟ah
dan Hukum, UIN Syahid, 2009), 14.
26

bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang menyangkut sistem


transformasi atau konversi dan fungsi-fungsi operasi, sehingga dibutuhkan
kerangka yang mendefinisikan secara jelas menegenai kebutuhan
keputusan operasi yang dibutuhkan.
Kerangka keputusan inilah yang memperlihatkan hubungan yang erat
antara tanggung jawab manajemen dalam operasi organisasi. Manurut Jay
Heizer dan Barry Render terdapat sepuluh aspek keputusan manajemen
operasional yang berperan sangat penting bagi mobilitas operasi suatu
perusahaan, yaitu :35
a. Mutu Barang
Mutu atau kualitas adalah salah satu senjata untuk produk yang
diproduksi di pilih oleh konsumen. Menurut Tjiptono bahwa kualitas
itu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.36
Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu
produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan
konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang
dikeluarkan.
Ditegaskan kembali oleh Kotler dan Amstrong bahwa definisi dari
kualitas adalah sebagai suatu kemampuan produk melaksanakan
fungsinya termasuk keawetan, kehandalan, ketepatan, kemudahan
dipergunakan dan diperbaiki, serta atribut bernilai yang lain.37

Dari semua penjelesan di atas tentang definisi yang menjadi standar


kualitas tidak sama dengan Islam. Dalam kacamata Islam kualitas ini

35
Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :
Salemba Empat, 2001), 32-33.
36
Tjiptono, Dkk, Total Quality Management. Edisi Revisi, (Yogyakarta: Penerbit
Andi. 2001), 5.
37
Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integrati , (Malang: UIN-
Maliki Press, 2011), 157.
27

ditekankan adanya nilai halal di samping juga harus baik, hal ini
termaktub dalam surat An-Naḥl ayat 114:

          

  


“ Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah

diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu

hanya menyembah kepada-Nya ”.38

Dipaparkan dalam tafsir jalalain yaitu, (maka makanlah) hai orang-


orang yang beriman (yang halal lagi baik dari rezeki yang telah
diberikan Allah kepada kalian dan syukurilah nikmat Allah jika kalian
hanya kepan-Nya saja menyembah).39
Kandungan yang terdapat dalam surat ini jika di telaah adalah
sebuah anjuran kepada kaum muslimin terhadap apa yang akan
dikonsumsinya. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan di dalam surat ini
terdapat dua kata didalam ayat tersebut yaitu “halal” dan “baik”.
“Halal” mempunyai sifat yang inmateri, artinya tidak diketahui oleh
kosumen bagaimana barang tersebut dibuat, mulai dari bahan baku
hingga prosesnya. Sedangkan “baik” mempunyai sifat materi,yaitu
konsumen dapat mengetahui barang tersebut baik digunakan atau
malah merugikan. Misalkan makanan mengandung vitamin atau gizi
yang diperlukan oleh manusia (konsumen).
Dalam hal upaya pemenuhan konsumsi yang halal dan baik perlu
adanya kejujuran produsen agar tidak adanya kecurangan yang
merugikan konsumen. Hal yang marak dilakukan oleh seorang
produsen dewasa ini adalah penipuan produk dengan cara mencampur

38
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012),
280.
39
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir
Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat An-Naḥl : 114.
28

produk yang jelek dengan yang bagus. Peraktek ini padahal telah
dilarang oleh Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah : 42

        

“ Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan ke

bathilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedang kamu

mengetahui”.40

Dalam tafsir jalalain dijelaskan : (dan janganlah kalian campur


aduk) (barang yang hak) yang telah Kuturunkan kepada kalian
(dengan yang batil) yang kamu ada-adakan (dan) jangan pula (kalian
sembunyikan yang hak itu) berupa sifat dan ciri-ciri Muhammad
(sedangkan kalian mengetahui) bahwa ia hak adanya.41
Dapat kita simpulkan bahwa kualitas adalah hal mendasar yang
perlu ada pada sebuah produk dan kemudian perlu di jaga agar tetap di
minati, dan di percaya oleh pembeli. Penentu utama suatu produk
halal dan baik adalah bahan baku, jika kita menggunakan bahan baku
yang halal dan baik tentu produk yang dihasilkan juga menjadi halal
dan baik, begitu pula sebaliknya.
Bahan baku atau barang-barang yang halal dapat dilihat dari dua
sisi yaitu:42
1) Sisi dzatnya yang dapat kita lihat lagi dari penjelasan dalam Al-
Qur‟an dan Hadits, bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan
manusia, tidak merusak badan akal maupun fikiran, tidak kotor
najis dan menjijikan.

40
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 8.
41
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Baqarah :
42
42
http://www.bilvapedia.com/2013/07/makanan-dan-minuman-halal-dan-
haram_24.html?m=1 (diakses tanggal 14 November 2016 pukul 14.15 WIB)
29

2) Sisi cara memperolehnya, yaitu dalam memperolehnya tidak


dengan cara yang batil atau tidak sah, tidak diperoleh dengan
cara riba. Dapat juga ditambahkan yaitu dalam proses
pengolahan bahan baku tersebut sampai menjadi produk itu
dapat di pastikan tidak tercampur bahan lain yang mungkin
bersifat kotor atau mungkin najis.

b. Desain Barang Dan Jasa

Desain barang dan jasa (desain produk) dapat diartikan sebagi


proses menciptakan produk baru yang akan dijual perusahaan kepada
konsumen. Bisa juga dikatakan sebagai tampilan produk.
Perancangan barang atau jasa menetapkan sebagian besar proses
transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas, dan
sumber daya manusia bergantung pada keputusan perancangan.
Merancang biasanya menetapkan batasan biaya terendah dan kualitas
tinggi.43
Jika kita lihat kata desain itu mengandung arti seni atau lebih
kepada inovasi yang dilakukan suatu perusahaan terhadap produknya
dalam aspek fungsi atau pun bentuk fisiknya agar mempunyai daya
saing. Artinya produk perlu mempunyai bentuk yang menarik dan
baik, dalam Al-Qur‟an juga dijelaskan:

      

“ Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya “.44

43
Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :
Salemba Empat, 2001), 32-33.
44
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 597.
30

Dalam Tafsir Jalalain pun di jelaskan: (Sesungguhnya Kami telah


menciptakan manusia) artinya semua manusia (dalam bentuk yang
sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah
baik.45
Artinya bentuk atau tampilan dari suatu barang perlu diperhatikan
karena akan menimbulkan ketertarikan, dalam hal ini tujuan
perusahaan adalah untuk mencari keuntungan (dunia dan akhirat)
maka perusahaan mesti mempunyai produk yang berdaya saing
dengan desain produk yang baik. Dalam desain ini karena berkaitan
dengan bentuk fisik maka perlulah memeperhatikan nilai-nilai moral
Membahas lebih lanjut dari ini adalah hasil akhir yaitu sebuah
produk yang nantinya akan memiliki nilai ekonomi (harga), harga
dalam semua teori begitu penting untuk dibahas karena merupakan
hasil dari penjualan yang akan menjadi pemasukan bagi perusahaan.
Dalam Islam harga merupakan hal yang vital, karena disinilah terdapat
peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh produsen untuk mencari
keuntungan, Islam tidak melarang mencari keuntungan hanya saja di
batasi dengan adanya pelarangan riba.
Telah tegas dilarang riba ini dalam Al-Qur‟an berapapun
jumlahnya, baik sedikit ataupun banyak. Harta hasil riba hukumnya
jelas haram. Tidak seorangpun boleh memilikinya, serta harta itu akan
dikembalikan kepada pemiliknya, jika mereka telah diketahui.
Berikut ayat terkait pelarangan riba:

...     ...


Artinya :
Allah telah menghalalkan Jual beli dan mengharamkan riba.46

45
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat At-Tīn : 4.
46
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 47.
31

Larangan riba ini sebenarnya bukan hanya ada pada hukum Islam
saja, melainkan ada sejak zaman Romawi kuno, keberatan akan harta
yang dihasilkan dengan cara-cara riba mengakibatkan kerugian atas
orang lain. Sehingga penghasilan dengan cara ini banyak
menimbulkan madarat karena mengeksploitasi, baik dengan cara
nasī‟ah maupun faḍl.47
Dalam prilakua seorang produsen dalam menjauhkan diri dari
adanya unsur riba perlu mengawasi sekurangnya dari tiga hal: modal
yang merupaan faktor dari sutu usaha tanpa adanya modal maka usaha
tidak akan tercipta. Transaksi, bisa adanya riba jika adanya unsur
pendzoliman yang tidak terciptanya „antarāḍin. Sesuainya harga
dengan apa yang ada pada produk tersebut artinya harga ditetapkan
sewajar mungkin.

c. Desain Proses Dan Kapasitas


Dalam pembuatan barang atau jasa biasanya menggunakan satu
atau tiga strategi proses di mana proses yang cocok digunakan dalam
perusahaan makanan adalah fokus produk disebut juga dengan proses
yang terus menerus. Ini dikarenakan jumlah barang yang diproduksi
itu besar namun variasinya sedikit yang menjadikan proses ini
memakan waktu lebih lama.
Namun, jika mengatakan jumlah berarti menyangkut kapasitas.
Lebih lanjut kapasitas adalah merencanakan kemampuan perusahaan
untuk memproduksi barang dan jasa selama atau dalam waktu
tertentu.48 Kapsitas penting direncanakan di awal karena tidak semua
perusahaan mempunyai kemampuan atau kapasitas yang sama.
Kapasitas dapat dikatakan sebagai kemampuan, karena berkaitan
dengan produksi menjadikan kapasitas ini penting untuk di bahas,

47
Abdul Azis, Mariah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer,
(Bandung: Alfabeta, 2010), 27.
48
Muslich Anshori, Manajemen Produksi dan Operasi, Konsep dan Kerangka
Dasar, (Surabaya: Citra Medis. 1996), 81.
32

bahkan Islam pun memberikan anjuran tentang kapasitas, yaitu


terdapat dalam Q.S Al-An‟ām : 152:

...       ...


“ Kami tidak membabani seseorang melainkan menurut

kesanggupannya “49

Dijelaskan dalam tafsir jalalain : (kami tidak memikulkan beban


kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya) sesuai dengan
kemampuannya dalam hal ini; apabila dia membuat kekeliruan di
dalam menakar atau menimbang sesuatu, maka Allah mengetahui
kebenaran niat yang sesungguhnya, oleh karena itu maka iya tidak
berdosa, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi
SAW.50
Satu hal yang dapat kita garis bawahi dalam kapasitas setiap
perusahaan mempunyai perbedaan kapasitas yang menjadikan
perusahaan perlu meyesuaikan seberapa besar kapasitas yang dapat
dipenuhi oleh suatu perusahaan, atau perusahaan yang mempunyai
kemampuan lebih tapi menyesuaikan dengan permintaan pasar.
Penyesuaian ini akan berkaitan dengan nilai kesimbangan yang
menganjurkan agar menjauhkan diri dari pemborosan.

d. Seleksi Lokasi
Seleksi atau pemilihan lokasi merupakan salah satu langkah
strategis penunjang keberhasilan suatu usaha, di mana terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhinya (pemilihan lokasisi). Dalam
pemilihan lokasi ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan, yaitu:51

49
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 149.
50
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-An‟ām :
152.
51
Hani Handoko, dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi
1,(Yogyakarta: BPFE, 2008), 67.
33

1) Lingkungan dan ekologi.


2) Kedekatan dengan pasar.
3) Tersedianya tenaga kerja.
4) Kedekatan dengan bahan mentah dan pemasok.
5) Fasilitas dan biaya pengangkutan.
6) Sumberdaya alam lainnya seperti harga tanah, budaya,
masyarakat, peraturan daerah tentang tenaga kerja, kedekatan
dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan
maupun para pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi,
cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan
tentang peraturan lingkungan hidup.
Islam mengenal pemilihan atau memilih dengan bahasa ikhtiār
yang berarti proses merencanakan dan memilih hal yang baik dan
lokasi dalam Islam disebut dengan kata al-makanu yang berarti
tempat. Pemilihan lokasi biasanya dilakukan seseorang ketika akan
memulai suatu usahanya bahkan pengusaha yang akan melakukan
perluasan usahanya. Karena dalam tahap pemilihan lokasi inilah yang
nantinya akan berpengaruh pada investasi dan operasional suatu
perusahaan kedepannya.

e. Desain Tata Letak


Desain tata-letak (layout) adalah sebagai penentu efisiensi operasi
suatu organisasi atau perusahaan untuk jangka panjang, yang memiliki
dampak yang besar yaitu diantaranya terhadap kapasitas, proses,
fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja kontak konsumen dan
citra perusahaan.

Dalam penentuan layout ada beberapa pendekatan layout yang


dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu:52

52
Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integrati , (Malang:
UIN-Maliki Press, 2011), 93-98.
34

1) Layout dengan posisi tetap


2) Layout berorientasi pada proses
3) Layout perkantoran
4) Ritel layout
5) Layout gudang
6) Layout berorientasi produk
Secara umum desain tataletak bertujuan agar perusahaan dapat
melakukan pengaturan terhadap SDM, ruangan, peralatan dan fasilitas
yang ada dan digunakan yang menjadikan segala macam aliran yang
ada di perusahaan baik berupa informasi maupun bahan baku dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Di dalam Al-Qur‟an disebutkan bahwa Allah menciptakan segala
sesuatu yang ada di dunia ini dengan pengaturan yang tepat, hal ini
dapat kita lihat dalam surat Al-Imran ayat 190-191:

          

          

           
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian
malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang
yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri, duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
Kami, Tiadalah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci
Engkau, lingdungilah kami dari azab neraka“.53

Dijelaskan dalam tafsir jalalain yaitu: (sesungguhnya pada


penciptaan langit dan bumi) dan keajaiban-keajaiban yang terdapat
pada keduanya (serta pergantian malam dan siang) dengan datang dan
pergi serta bertambah dan berkurang (menjadi tanda-tanda) atau bukti-
bukti atas kekuasaan Allah SWT. (bagi orang-orang yang berakal)

53
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 75.
35

artinya yang menggunakan fikiran mereka. (yakni orang-orang yang)


menjadi na‟at atau badal bagi yang sebelumnya (mengingat Allah di
waktu berdiri dan duduk dan ketika berbaring) artinya dalam keadaan
tersebut sesuai dengan kemampuan (dan mereka memikirkan tentang
kejadian langit dan bumi) untuk menyimpulkan dalil melalui
keduanya akan kekuasaan Allah, kata mereka: (wahai Tuhan kami!
Tidaklah engkau ciptakan ini) maksudnya mahluk yang kami saksikan
ini (dengan sia-sia) menjadi hal sebaliknya semua ini menjadi bukti
atas kesempurnaan kekuasaan-Mu (maha suci engkau) artinya tidak
mungkin Engkau akan berbuat sia-sia (maka lindungilah kami dari
siksa neraka.)54
Dalam ayat tersebut terdapat contoh bahwa diperlukan pengaturan
yang tepat untuk mendesain tata letak atau layout sebuah perusahaan
agar terasa nyaman dan memperlancar proses produksi atau proses
operasional suatu perusahaan.

f. Manusia dan Sistem Kerja


Manusia adalah faktor yang mendasar dari sebuah operasi di mana
kinerjanya merupaka sumbangan yang penting bagi kinerja
perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan unggul apabila tidak ada
manusia atau pekerja yang handal dan termotivasi. Dan menjadikan
manajer operasi perlu membuat strategi SDM yang tepat untuk
menempatkan bakat-bakat yang tersedia untuk mendukung operasi
perusahaan.
Manajemen manusia yang efektif memelukan adanya pengetahuan
tentang standar tenaga kerja, sebagai acuan agar menjadi lebih baik.

54
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Imran
ayat 190-191.
36

Standar kerja adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan


suatu pekerjaan atau bagian dari pekerjaan.55
setiap perussahaan mempunyai standar kerja yang berbeda. Standar
kerja diperlukan untuk menentukan hal-hal di bawah ini :
a) Biaya tenaga kerja.
b) Kebutuhan penugasan staf organisasi.
c) Estimasi biaya dan waktu sebelum produksi dilakukan.
d) Banyaknya operator dan keseimbangan kerja.
e) Produksi yang diinginkan.
f) Dasar dari insentif-upah.
g) Efisiensi dan penyeliaan.

Standar tenaga kerja yang tepat itu sesuai dengan waktu yang di
butuhkan oleh kebanyakan atau rata-rata karyawan untuk melak
sanakan suatu tugas dalam waktu yang normal. Standar tenaga kerja
dapat ditetepkan dengan empat cara:56

a) Pengalaman masa lalu.


b) Studi waktu.
c) Standar waktu yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan
dilakukan.
d) Penetapan sampel kerja.

Jadi pada tahap ini tugas seorang manajer operasional adalah


mengukur waktu yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan,
yang lanjutannya menjadikan terbentuknya kaidah-kaidah dan aturan
dalam bekerja untuk karyawan agar konsekuen dan tekun. Bila tidak
adanya aturan tentu semuanya akan kacau dan karyawan akan
seenaknya saja.

55
Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :
Salemba Empat, 2001), 243.
56
Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :
Salemba Empat, 2001), 244.
37

Hal ini tergambar dalam surat An-Nūr : 62 di bawah ini:

           

          

           

       


“ (yang disebut) orang mukmin hanyalah orang yang beriman
kepada Allah dan Rasl-Nya (Muhammad), dan apabila mereka berada
bersama-sama dengan dia (Muhammad)dalam suatu urusan bersama,
mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebalum meminta izin
kepadanya. Sungguh orang-orang yang meminta izin kepadamu
(Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (benar-benar)
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka apabila mereka maminta
izin kepadamu karna suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang
engkau kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan
untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang ”.57

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain sebagai berikut: (orang-orang


mukmin yang sesungguhnya itu tidak lain hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada
bersama-sama dengannya) dengan Rasulullah (dalam sesuatu urusan
yang memerlukan pertemuan) seperti khutbah jum‟at (mereka tidak
meninggalkan) Rasulullah karena hal-hal mendadak yang dialami
mereka, dalam hal ini mereka dimaafkan (sebelum meminta izin
kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu,
mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya, maka apabila merka meminta izin kepadamu karena sesuatu
keperluan mereka) karena mereka mempunyai urusan penting (berilah
izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka) untuk pergi

57
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 359.
38

(dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah.


58
Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang).
Alasan diperlukan adanya aturan dalam hal apapun termasuk
pekerjaan karena, pada dasarnya manusia adalah makhluk yang tidak
suka keterkaitan dan selalu merindukan kebebasan yang mutlak.
Namun demikian, semua manusia mustahil mendapatkannya tanpa
mempengaruhi kebebasan orang lain. Bahkan dirinya sendiri pun
terikat dengan kemampuan yang ada pada dirinya, jasmani maupun
rohani, materi maupun non materi. Untuk itu diperlukan manajemen
kerja dengan mengukur pekerjaan seseoraang. Sehingga karyawan
dapat bekerja sesuai dengan tugasnya, tidak keluar dari batas
kebebasan orang lain, serta dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan
lebih baik.59 disebutkan dalam firman Allah dalam surat Al-Qiyāmah
ayat 36:

     


“ Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa

pertanggung jawaban)”60

Dalam tafsir Jalalin dijelaskan : (apakah manusia mengira)


menduga (bahwa dia akan dibiarkan begitu saja) tanpa dibebani
dengan syariat-syariat; janganlah ia menduga seperti itu.61
Dengan kata lain aturan itu diperlukan adnya, baik itu untuk
mengatur waktu bekerja seorang karyawan atau untuk mengatur apa
yang akan dan perlu dikerjakan dan pada akhirnya akan di pinta

58
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat An-Nūr :62.
59
Ali Muhammad Taufiq, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur‟an, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2004), 56.
60
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 578.
61
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Qiyāmah
: 36.
39

pertanggung jawabannya atas pekerjaannya itu dengan tujuan agar


manusia (karyawan) dapat menjadi lebih baik dan teratur.
Karyawan dalam suatu perusahaan memiliki kewajiban yang harus
mereka penuhi tapi mereka juga mempunyai hak yang harus
didapatkan seperti upah, training, jaminan sosial daln lainnya, kerena
antara pemilik dan karyawan telah terjadinya suatu hubungan yang
disebut dengan kerja sama.
Kerjasama merupakan watak masyarakat ekonomi menurut ajaran
Islam. Kerjasama itu perlu tercermin dalam segala tingkat kegiatan
ekonomi yaitu produksi, distribusi baik barang ataupun jasa. Salah
satu bentuk kerjasama yang sesuai dengan ajaran Islam adalah qirad.
Qirad dalam dunia Islam dikenal dengan sebutan penyertaan
modal (participatory loan) tanpa beban bunga. Kerja sama ini
didasarkan pada profit-loss sharing (penyertaan untung rugi) atas satu
usaha kegiatan ekonomi yang disepakati bersama. Dalam qirad,
karena itu dalam modal adalah mitra (partner) pengusaha, bukan
pihak yang meminjamkan uangnya dengan imbalan bunga.62
Ajaran kerjasama dalam Islam akan menciptakan: kerjasama
produktif dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, meningkatkan
kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan masyarakat, mencegah
penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak merata, dan
melindungi golongan ekonomi lemah.
kerjasama dapat kita lihat dalam beberpa hal yaitu kerja sama
terhadapa distributor sebagai pemasok bahan baku sebuah perusahaan,
pekerja yang merupakan unsur penggeraknya, dan jika perusahaan
tidak memiliki tempat tentu akan melakukan penyewaan terhadap
tempat yang akan dipakainya untuk penjualan maka dari situ akan
tercipta kerja sama sewa tempat atau ijarah.

62
Abdul Azis, Mariah Ulfah, Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer,
(Bandung: Alfabeta, 2010), 29.
40

g. Manajemen Rantai Pasokan


Keputsan ini menentukan apa yang akan dibuat dan apa yang perlu
dibeli. Pertimbangan diperlukan juga untuk mutu, pengiriman, dan
inovasi dengan harga yang memuaskan. Suasana saling menghormati
antara pembeli dan pemasok dibutuhkan untuk pembelian yang
efektif.
Tidak hanya dalam pemenuhan input saja pemasok di anggap
penting tapi juga dalam hal output juga, yakni sebagai pendistribusian
kepada konsumen atau yang biasa di sebut distributor.
Ada lima poin di dalam strategi pemasok yaitu:63
1) Fungsi pembelian (purchasing)
2) Pemasok (supplier‟s)
3) Keputusan pembelian (purchase decision)
4) Manajemen pemasok
5) Manajemen material (bahan baku, pembantu, dan komponen).

Bicara pemasok berarti adanya orang yang menjadi pemenuh dan


yang dipenuhi dengan kata lain yaitu akan adanya kerjasama antar
pemasok dan perusahaan. Di dalam Islam kerjasama disebut dengan
Syirkah. Contoh A adalah pemasok B perusahaan yang membutuhkan
beras untuk membuat tepung sebagai bahan adonan produknya, dan A
mempunyai beras yang dibutuhkan B. Disinilahlah ada kerjasama
yaitu pemenuhan kebutuhan B oleh A, dan nantinya akan
berkesinambungan kebutuhan B dipenuhi A.

Dalam Al-Qur‟an dijelaskan dalam surat Al-Māidah ayat 2:

            ..

63
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2004), 180-181.
41

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebijakan

dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan”.64

Dan dijelaskan dalam Tafsir Jalalain: (Bertolong-tolonglah kamu


dalam kebaikan) dalam mengerjakan yang dititahkan (dan ketakwaan)
dengan meninggalkan apa-apa yang dilarang (dan janganlah kamu
bertolong-tolong) pada ta‟āwun di buang salah satu di antara dua ta
pada asalnya (dalam berbuat dosa) atau maksiat (dan pelanggaran)
artinya melampaui batasan-batasan Allah.65
Ayat di atas memberitahukan bahwa dasar dari semua yang
dilakukan seorang pemasok dengan perusahaan adalah perbuatan
tolong menolong dengan pengharapan mendapatkan keberkahan dari
apa yang dilakuakan.
Pemasok itu tidak hanya yang men-supply dari agen ke produsen
akan tetapi juga dari produsen ke retail (pengecer) atau langsug ke
konsumen (pendistribusian). Seorang pengusaha muslim perlu
menerapkan nilai keadilan dalam pendistribusiannya entah itu harta
atau barang ke pasar.
Keadilan secara garis besar dapat didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana terdapat kesamaan perlakuan di mata hukum,
kesamaan hak kompensasi, hak hidup secara layak, dan hak
menikmati pembangunan.66
Kata adil dibahas dalam Al-Qur‟an dalam beberapa ayat berikut:
1) Keadilan dapata diartikan sebagai kebebasan yang syarat
akhlak Islam.

64
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 106.
65
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-Māidah
: 2.
66
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 59.
42

          

         

         

         


Artinya:
Harta rampasan fai67 dari mereka yang diberikan Allah
kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa
negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan utuk orang-orang dalam
perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar diantara
orang-orang kaya saja diantara kamu, apa yang diberikan
Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.68

2) Nilai keadilan harus ada dalam setiap aktifitas ekonomi, yaitu


dalam produksi dan konsumsi, dengan aransemen efisiensi dan
memberantas pemborosan dengan cara keadilan distribusi.

      

Artinya :
Dan tegakanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah

kamu mengurangi keseimbangan itu.69

67
Harta rampasan yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya pertempuran.
Pembagiannya berlainan dengan pembagian ganimah. Ganimah ialah harta
rampasan yang diperoleh dari musuh yang setelah terjadi pertempuran.
68
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 546.
69
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 531.
43

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain:

(Dan tegakanlah timbangan itu dengan adil) artinya tidak


curang (dan janganlah kalian mengurangi timbangan itu)
maksudnya mengurangi barang yang ditimbang itu.70
3) Keadilan berarti kebijaksanaan dalam mengalokasikan
sejumlah hasil dari kegiatan ekonomi, bagi mereka yang tidak
mampu memasuki pasar atau tidak sanggup membelinya
menurut kekuatan pasar, yaitu kebijaksanaan melalui zakat,
infaq dan shodaqoh.71

      

      

Artinya:
Dan timbanglah dengan timbangan yang benar (182) dan

janganlah kamu merugikan manusia dengan mengurangi hak-

haknya dan janganlah membuat kerusakan di bumi.72 Q.S.

Asy-Syu‟arā: 182-183

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain:


(dan timbanglah dengan timbangan yang lurus) timbangan
yang baik dan tidak berat sebelah. (dan janganlah kalian
merugikan manusia pada hak-haknya) janganlah kalian

70
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat AR-
Rahmān ayat 9.
71
Ahmad M. Saefudin, studi Nilai-nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta
Pusat: Media Da‟wah dan LIPPM), 59-65.
72
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 374.
44

mengurangi hak mereka barang sedikitpun (dan janganlah


kalian merajalela) di muka bumi dengan membuat kerusakan)
melakukan pembunuhan dan melakukan kerusakan-kerusakan
lainnya. Lafal Ta‟tsau ini berasal dari „Atsiya yang artinya
membuat kerusakan; dan lafal Mufsidīna merupakan hal atau
kata keterangan keadaan daripada „Amilnya, yaitu lafal
Ta‟tsau.73
Dari ayat-ayat Al-Qur‟an yang telah dipaparkan di atas dapat kita
pahami inti dari kata Adl‟ sendiri adalah tidak mendzalimi dan tidak
didzalimi, implikasi ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku
ekonomi tidak diperbolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila
hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.74
Suatu perusahaan perlu memperhatikan benar nilai dari keadilan
ini dengan melakukan pendistribusian yang merata, pembagian
pendapatan yang sesuai seperti sedekah, menabung dan konsumsi.
Dari sisi hargapun mesti adil artinya penetapan harga jangan
dimurahkan karena akan berakibat pedagang lain akan merasa rugi
secara tidak langsung, dan juga adil dalam upah pegawai yaitu sesuai
dengan apa yang pekerja korbankan.

h. Persediaan Produk dan Bahan Baku


Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resaurces) yang
menunggu proses lebih lanjut. Dalam hal ini proses lebih lanjut pada
kegiatan produksi pada sistem manufaktur dan kegiatan pemasaran
pada sistem distribusi atau kegiatan konsusmsi pada sistem rumah
tangga.75

73
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat Asy-
Syu‟arā ayat 182-183.
74
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), 35.
75
Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Perspektif Integrati , (Malang:
UIN-Maliki Press, 2011), 117.
45

Allah SWT menciptakan alam semesta dengan hak dan


perencanaan yang matang dan disertai dengan tujuan yang jelas,
disebutkan dalam firman Allah dalam Al-Qur‟an surat Shād ayat 27:

            

     

“ Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
di antara keduanya dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir,
maka celakalah orang-orang yang kafir itu karena mereka akan
masuk neraka”.76

Dijelaska pula dalan tafsir Jalalain yaitu: (dan kami tidak


menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dengan batil) dengan main-main (yang demikian itu) yakni penciptaan
hal tersebut tanpa hikmah (adalah anggapan orang-orang kafir) dari
penduduk mekah (maka neraka Waillah) Wail adalah nama sebuah
lembah di neraka (bagi orang-orang kafir karena mereka akan masuk
neraka).77
Jika tidak adanya perhitungan yang baik dan matang, maka akan
berdampak pada pengeluaran biaya yang lebih besar yang juga
berdampak pada biaya produksi dan pada akhirnya konsumen
diberatkan dengan harga produk yang mahal.
Maka dari itu perlu adanya perhitungan yang tepat yang
berdasarkan nilai keseimbangan. Keseimbangan merupakan nilai
dasar yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek tingkah ekonomi
muslim, misalkan kesederhanaan (moderation), berhemat
(parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagance).

76
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 455.
77
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Shād : 27.
46

Hal tersebut dapat kita lihat dalam surat Al-Furqān ayat 67:

           

Artinya:
Dan (termasuk hamba-hamba tuhan yang maha pengasih) orang-
orang yang apabila menginfakan (harta), mereka tidak berlebihan,
dan tidak (pula)kikir, diantara keduanya secara wajar.78

Dijelaskan pula dalam tafsir Al-Jalalain sebagai berikut:


(Dan orang-orang yang apabila membelanjakan) hartanya kepada
anak-anak mereka (mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir)
dapat dibaca Yaqturū dan Yaqtirū, artinya tidak mempersempit
perbelanjaannya (dan adalah) nafkah mereka (di antara yang demikian
itu) diantara berlebih-lebihan dan kikir (mengambil jalan pertengahan)
yakni tengah-tengah.79
Dapat kita telaah dari ayat di atas adalah konsep nilai
kesederhanaan itu berlaku dan mencakup dalam setiap aspek
kehidupan dan juga aspek ekonomi tentunya, yaitu dalam menjauhi
hal-hal yang bersifat pemborosan yang berlaku dalam semua hal yaitu
pembelanjaan dan sedekah (berlebihan).

Nilai keseimbangan ini selain mengutamakan kepentingan dunia


dan kepentingan umum, dengan dipeliharanya keseimbangan antara
hak dan kewajiban.80 Termasuk di dalam keseimbangan ini adalah fid
dunyā wal akhiroh yang paling diutamakan.

Dalam suatu perusahaan tingkahlaku seimbang ini bisa dilihat dari


bagaimana penyesuaian jumlah produk, tidak melakukan penyetokan
yang berlebihan, kesesuaian manfaat dengan uang yang dikeluarkan

78
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 365.
79
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) Surat Al-Furqān :
67.
80
Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syari‟ah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 5.
47

pembeli, tidak melebih-lebihkan manfaat produk (dalam


mengiklankan), dan tentunya perlu juga adanya keseimbangan dalam
waktu artinya ada pembagian waktu (tidak kerja terus).
Ada beberpa fungsi dari mengadakannya pengendalian persedian,
yaitu: 81
a) Untuk memberikan stok barang agar dapat memenuhi
permintaan konsumen.
b) Untuk menghindari dari kekurangan stok.
c) Untuk mengambil keuntungan dari potongan harga karena
pembelian dalam jumlah banyak.
d) Untuk menghindari inflasi dan perubahan harga.
e) Untuk menjaga agar poroses produksi berlangsung dengan baik.

Terkait persediaan ada beberpa jenis persediaan, yaitu :


a) Bahan baku, input awal dari proses transformasi menjadi produk
jadi.
b) Barang setengah jadi merupakan bentuk pealihan antara bahan
baku dan pruduk setengah jadi.
c) Barang pemeliharaan atau perbaikan atau operasi.
d) Barang jadi, merupakan hasil akhir proses transformasi yang
siap di pasarkan kepada konsumen.

i. Penjadwalan Produksi
Penjadwalan adalah jadwal produksi yang dapat dikerjakan dan
efisien harus dikembangkan. Permintaan sumber daya manusia dan
fasilitas harus terlebih dahulu ditetapkan dan dikendalikan.82
Pada peroses perencanaannya ada tiga perencanaan yaitu jangka
pendek (sampai dengan tiga bulan), rencana jangka menengah (3-18
bulan), dan jangka panjang (lebih dari satu tahun). Terlihat bahwa
81
Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :
Salemba Empat, 2001), 314.
82
Barry Render, Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta :
Salemba Empat, 2001), 33.
48

penjadwalan ini erat kaitannya dengan waktu, menjadikan waktu


sangatlah penting.
Penjadwalan jika kita telaah memiliki kaitan erat dengan yang
namanya waktu, di dalam Islam waktu amatlah penting dan merupan
salah satu dari nikmat yang diberikan Allah dan takan terulang
kembali, di jelaskan dalam Al-Qur‟an:

        

“Maka apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu

main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan

dikembalikan kepada kami?”.83

Dijelaskan dalam Tafsir Jalalain: (Maka apakah kalian mengira,


bahwa sesungguhnya kami menciptakan kalian secara bermain-main)
yakni tidak ada hikmah dan manfaatnya (dan bahwa kalian tidak akan
dikembalikan kepada kami?) kalau dibaca Lā Turja‟ūn artinya, kalian
tidak dikembalikan. Dan kalau dibaca Tarji‟ūn artinya, kalian akan
kembali. Tentu saja tidak, sebenarya supaya kalian menjadi hamba-
hamba-Ku untuk kami perintah dan kami larang, kemudian kalian
kembali kepada Kami untuk menerima pembalasan amal perbuatan
kalian. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang
lain, yaitu, “Dan tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah Aku” (Q.S. Adz-Dzāriyāt, 56).84
Ayat di atas menggambarkan jika kita telah mengerjakan suatu hal
dan ada hal lain maka kita harus mengerjakannya karena pada
akhirnya semua itu akan ada pertnggung jawabkan, sama halnya
dengan semacam pesanan yang diterima oleh suatu perusahaan dari

83
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012), 349.
84
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Al-
Mu‟Minūn : 115.
49

konsumennya. Dan juga dari penjadwalan ini perlu adanya nilai


keadilan dimana yang memesan dahulu jangan sampai diakhirkan,
maka dari penerapan sistem tersebut akan terciptanya keadilan bagi
konsumen.

j. Pemeliharaan Peralatan
Pemeliharaan atau bisa dikatakan manajemen pemeliharaan adalah
pengelolaan peralatan dan mesin-mesin tetap siap pakai (ready of
use).85
Pemeliharaan dikatakan penting karena jika tidak ada pemeliharaan
pada alat atau mesin maka akan dipastikan berpengaruh kedepannya
pada produktivitas perusahaan karena akan adanya kerusakan ringan
maupun berat. Pada umumnya praktik di lapangan, manajemen
pemeliharaan dapat dilakuakn dengan memilih cara preventif atau
korektif, atau menggabungkan keduanya.
1) Pemeliharaan darurat yang bertujuan untuk menanggulangi
keadaan darurat, misalkan alat pemanggang yang tiba-tiba
rusak, maka harus segera diperbaiki.
2) Pemeliharaan pencegahan, perawatan yang bersifat mencegah
terjadinya gangguan pada kegiatan yang sedang berjalan, agar
kegiatan dapat berjalan seoptimal mungkin.
3) Pemeliharaan berencana, merupakan rencana perawatan pada
seluruh tahap proses dari awal kegiatan sampai tahap akhir,
dimaksudkan dalam jangka panjang tidak terjadi kerusakan
yang berakibat terhentinya agenda yang akan dijalankan.
Pemeliharaan diperlukan karena ada atau akan adanya kerusakan,
maka pemeliharaan ini menjadi penting adanya bahkan dalam Al-
Qur‟an juga dijelaskan:

85
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2004), 250.
50

           

            

      


“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka
merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kemmbali (kejalan yang benar). Katakanlah (Muhammad),
“berpergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-
orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah) ”86

Dijelaskan dalam Tafsir Jalalain: (Telah tampak kerusakan di arat)


disebabkan terhentinya hujan dan menifisnya tumbuh-tumbuhan (dan
di laut) maksudnya di negeri-negeri yang banyak sungainya menjadi
kering (disebabkan tangan manusia) berupa perbuatan-perbuatan
maksiat (supaya Allah merasakan kepada mereka) dapat dibaca
liyuẓīqahum dan linuẓīqahum; kalau dibaca linuẓīqahum artinya
supaya Kami merasakan kepada mereka (sebagian dari akibat
perbuatan mereka) sebagai hukumannya (agar mereka kembali)
supaya mereka bertobat dari perbuatan-perbuatan maksiat.
(katakanlah) kepada orang-orang kafir mekah: (“adakanlah perjalanan
di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang
yang dahulu kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan Allah.”) yaitu mereka dibinasahkan disebabkan
kemusyrikan mereka, rumah-rumah dan tempat-tempat mereka kini
kosong tak berpenghuni lagi karena penghuninya telah binasah.87
Terdapat penjelasan bahwa akan ada masanya dimana akan rusak
segala sesuatu hal di dunia ini termasuk juga alat yang digunakan
suatu perusahaan, oleh karena itu demi untuk menjaga agar tidak

86
Kemenag RI, Al-Qur‟an Terjemah Aljamil, (Bekasi: Cipta Bagus Segara,
2012) , 408-409.
87
Jalaluddin Asy-Syuyuthi, jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy,
Tafsir Jalalin, (Tasikmalaya: Pesantren Persatuan Islam 91, 2010) surat Ar-Rūm :
41-42.
51

meluasnya kerusakan bahkan memperbaiki kerusakan yang terjadi


maka perlu adanya suatu pemeliharaan yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut.

B. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)


1. Pengertian UMKM
UMKM adalah singkatan dari usaha mikro kecil menengah. menurut
Titik S. Partomo dan Abd. Rachman S.88 Jika dilihat dari ciri-cirinya
kriteria umum, usaha kecil dan menengah pada dasarnya dianggap sama,
yaitu sebagai berikut:
a. Struktur organisasi yang sangat sederhana
b. Tanpa staf yang berlebihan
c. Bagian kerja yang “kendur”
d. Memiliki hierarki manajerial yang pendek
e. Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses
perencanaan
f. Kurang membedakan antara pribadi dan perusahaan
Pengertian usaha mikro secara tidak langsung termasuk dalam
pengertian usaha kecil berdasarkan UU No. 9 tahun 1995. Namun secara
spesifikasi dapat di definisikan sebagai berikut:
Usaha mikro adalah kegiatan usaha rakyat bersekala kecil dan bersifat
tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan
belum berbadan hukum. Hasil jualan tahunan bisnis tersebut paling
banyak Rp. 100.000.000,00 dan milik Warga Negara Indonesia.
Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp. 100.000.000,00 dan milik Warga Negara Indonesia.

88
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009), 46.
52

Terlihat dari penjelasan di atas bahwa home industry masuk ke dalam


kategori usaha kecil karena jenis kegiatan ekonomi yang dilakukan
berpusat di rumah. Dalam UU No. 9 tahun 1995 terdapat pula kriteria
lain dari home industry yaitu: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi
langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan
berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak.
Home industry juga dapat berarti industri rumah tangga karena termasuk
dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga.
layaknya seperti usaha yang lain, tujuan dari home industry adalah
untuk mencari keuntungan yang optimum dengan pengorbanan yang
efisien dan kesinambungan usaha. Agar kesinambungan usaha bisa tetap
terjaga maka memerlukan adanya usaha memelihara kepuasan pelanggan
melalui penciptaan produk yang berkualitas dan pelayanan sebaik
mungkin kepada pasar sasaran.89
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia tentulah ada nilai positif
dan negatifnya, begitu pula dengan melakukan usaha di rumah (home
industry) mempunyai keuntungan dan kekurangan.
a. Keuntungan melakukan usaha di rumah sendiri
- Relatif tidak ada biaya transportasi ke tempat bisnis.
- Waktu bisa relatif lebih fleksibel.
- Dapat sambil melaksanakan tugas dan memonitor keluarga.
- Tidak adanya pertanggung jawaban tugas kepada “bos”.
- Keuntungan bersih menjadi milik sendiri.
- Merasa aman dan nyaman.
- Lebih merasakan kepuasan.90
b. Kerugian atau kegagalan pada home industry
- Kegagalan karena diri sendiri.
- Kegagalan karena faktor dari luar dan berhenti mencoba.
- Kegagalan karena bencana alam atau force manjuer.91

89
Suprayanto, kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2013), 178.
90
Suprayanto, kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2013), 180.
53

2. Jenis-jenis UMKM
Semakin menjamurnya UMKM di Indonesia khususnya menjadikan
beragamnya pula jenis dari UMKM ini, namun dari begitu banyaknya
jenis UMKM dapat di kelompokan ke dalam 4 kelompok yaitu :92
a. Usaha perdagangan
Keagenan: agen koran atau majalah, sepatu, pakaian, dan lain-lain;
pengecer: minyak, kebutuhan pokok, buah-buahan, dan lain-lain;
produk lokal dan Internasional; sektor informal: pengumpulan
barang bekas, pedagang kaki lima, dan lain-lain.
b. Usaha pertanian
Meliputi perkebunan: pembibitan dan kebun buah-buahan, sayur-
sayuran, dan lain-lain; peternakan: ternak ayam petelur, susu sapi;
dan perikanan: darat atau laut seperti tambak udang, kolam ikan,
dan lain-lain.
c. Usaha industri
Industri makanan atau minuman; Pertambangan: pengrajin,
konveksi, dan lain-lain.
d. Usaha jasa
Jasa konsultan; perbengkelan; restoran; jasa konstruksi; jasa
transportasi, jasa telekomunikasi; jasa pendidikan, dan lain-lain.

3. Karakteristik UMKM
Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan
kekurangan UMKM itu sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM
adalah sebagai berikut:93

91
Hendro, Dasar –dasar kewirausahaan, (Jakarta: Kencana, 2011), 51.
92
M. Kwartono Adi, Analiis Usaha Kecil dan Menengah, (Yogyakarta: C.V Andi,
2007), 15.
93
Tulus Tambunan, usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu, (Jakarta:
PT. Salemba Empat.2002). 166.
54

a. Daya tahan
Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya karena usaha tersebut merupakan satu-
satunya sumber penghasilan keluarga. Oleh karena itu, pengusaha
kecil sangan adaptif dalam menghadapi perubahan situasi dalam
lingkungan usahanya.
b. Padat karya
Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha
yang bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil
lebih memanfaatkan tenaga kerja yang dimiliki dari pada
penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.
c. Keahlian khusus
UMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang
membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan
pendidikan formal. Keahlian tersebut biasanya dimiliki secara
turun temurun. Selain itu produk yang dihasilkan UMKM di
Indonesia mempunyai kandungan teknologi yang sederhana dan
murah.94
d. Jenis produk
Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya
bernuansa kultur, yang pada dasarnya merupakan keahlian
tersendiri dari masyarakat di amsing-masing daerah. Contohnya
seperti kerajinan dari bambu atau rotan dan ukiran-ukiran kayu.
e. Keterkaitan dengan sektor pertanian
UMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural
based karena banyak komoditas yang dapat diolah dalam skala
kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi tinggi.

94
Tulus Tambunan, usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu, (Jakarta:
PT. Salemba Empat.2002), 169.
55

f. Permodalan
Pengusaha kecil pada umumnya menggantungkan diri pada
(tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber
informal untuk kebutuhan modal kerja.
Sedangkan kelemahan-kelemahan UMKM tercermin pada
kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha tersebut. Kendala yang
umumnya di alami oleh UMKM adalah adanya keterbatasan
modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku,
pengetahuaan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan
penguasaan teknologi, kualitas SDM (pendidikan formal) yang
rendah, manajemen keuangan yang belum baik, tidak adanya
pembagian tugas yang jelas, serta sering mengandalkan anggota
keluarga sebagai pekerja tidak dibayar.95

4. Manfaat UMKM
Ada tiga manfaat yang di dapat ketika mengikuti atau adanya UMKM
atau UKM:96
a. Tersedianya lowongan pekerjaan
Dengan adanya UMKM atau UKM, tentu memiliki peran penting
bagi suatu individu maupun negara. UMKM atau UKM dapat di
katakan sebagai penyedia lapangan pekerjaan secara luas bagi
masyarakat dan tak pelak juga mengurangi dan mengatasi
pengagguran.
b. Penyumbangan terbesar nilai produk domestik bruto
Secara khusus Indonesia, UMKM atau UKM telah berperan besar
pada perpajakan negara Indonesia. Data ini menunjukan bahwa
UMKM atau UKM sangat berperan dalam membantu dan

95
Tulus Tambunan, usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu, (Jakarta:
PT. Salemba Empat.2002), 169.
96
http://bisnisblognih.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-manfaat-kekurangan-
bisnisUKM.html (di akses tanggal 18-05-2016 pukul 10.05 WIB)
56

membangun pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan di


Indonesia.
c. Solusi bagi masyarakat ekonomi menengah
Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh para pakar ekonomi
terhadap realitas atas UMKM atau UKM menunjukan bahwa,
adanya UMKM atau UKM menandakan bahwa perekonomian
suatu negara akan tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya
inovasi dalam produksi. dan ini jelas, karena UMKM atau UKM
menjelaskan ini ada pada UMKM atau UKM.

C. Model Penerapan Manajemen Operasi Syariah Pada UMKM


1. Restoran Padang
Usaha kuliner yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi semua
orang karena hampir di setiap penjuru kota ada saja restoran padang ini.
Dahulu restoran dengan cita rasa khas yang kuat ini menggunakan prinsip
musyarakah dengan sistem bagi hasil dalam membayar jerih payah para
karyawan maupun pimpinan dan manajer restoran tersebut, di mana
masing-masing pihak mengetahui sampai di mana kewajiban dan hak-
haknya. Dengan kata lain adanya penerapan nilai Islam yaitu kerja sama
yang baik dan adanya keadilan bagi tenaga kerja.
Dengan diterapkannya sistem bagi hasil ini sangat memicu etos kerja
dan kreativitas mereka dalam memperjuangkan agar restoran mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Jika mereka bekerja lebih giat dan
mendapatka hasil yang lebih banyak (uang), secara otomatis akan
menaikan persentase bagi hasil yang didapatkan, demikianpun sebaliknya.
Akibatnya semua pihak yang terlibat akan berusaha sekuat tenaga untuk
mendapatkan keuntungan yang meningkat dan lebih baik setiap harinya.97

97
Http://www.kompasiana.com/mutazamin/mensyari‟ahkan-bisnis-kuliner-studi-
kasus-konsep-ideal-dan-alternatif-permodalannya (diakses pada tanggal 14 November
2016 pukul 13.50 WIB)
57

2. Rumah Makan Jati Nangor


Seperti layaknya di Singapura, ada sebuah restoran dengan tagline
“Rumah Makan Surga Dunia” di Jatinangor. Rumah makan ini pada
operasionalnya menerapkan konsep makan sepuasnya, bayar seikhlasnya.
Artinya restoran memberi kepercayaan dan full service kepada customer.
Prinsip memudahkan orang lain termasuk dalam ranah “jalbu al-mashālih”
alias meraih kemaslahatan-kemaslahatan yang sangat direkomendasikan
oleh syari‟at.

3. Warung Sedekah Di Yogyakarta


Warung sedekah, diberi nama demikian bukan tanpa sebab namun
karena adanya rutinitas sedekah setiap hari jum‟at dengan menggratiskan
makanan bagi fakir miskin dan kaum dhu‟afa serta orang yang kehabisan
bekal di jalan. Jika dilihat dari kacamata syari‟ah usaha ini telah
menerapkan prinsip ta‟awun menolong sesama dan prinsip itsar
mendahulukan kepentingan orang lain. Memang idealnya suatu usaha
memiliki dual orientaton, yaitu profit orientation dan social orientation.
Sehingga tercapainya kemaslahatan dunia dan akhirat.98

98
Http://www.kompasiana.com/mutazamin/mensyari‟ahkan-bisnis-kuliner-studi-
kasus-konsep-ideal-dan-alternatif-permodalannya (diakses pada tanggal 14 November
2016 pukul 13.50 WIB)

Anda mungkin juga menyukai