Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen operasi dan produksi


2.1.1 Pengertian Manajemen
Sebelum mengemukakan beberapa pendapat mengenai manajemen operasi
dan produksi, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai arti manajemen itu
sendiri karena manajemen operasi dan produksi merupakan bagian dari fungsi
manajemen itu sendiri.

Menurut Hasibuan (2007), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur


proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber – sumber daya lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Didalam teori
tersebut menjelaskan bahwa manajemen merupakan ilmu dan seni dimana seorang
atasan perlu mencari cara dalam memberdayakan sumber daya yang dimiliki
secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan

Menurut John Sehermerhorn, Jr (2003) yang telah di alihbahasakan oleh


M. Purnawa Putranta mendefinisikan manajemen merupakan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian terhadap pengguna
sumber daya untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Samsudin (2010) manajemen adalah bekerja dengan


orang orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia (staffing),
pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


definisi manajemen sebagai ilmu dan seni dalam melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mengkoordinasikan
kegiatan – kegiatan orang lain supaya sumber daya yang dimiliki termanfaatkan
secara efektif dan efisien. Adapun proses manajemen dapat dilihat dari gambar
berikut :

6
7

Gambar 2.1 Proses Manajemen

2.1.2 Pengertian manajemen operasi dan produksi


Pengertian manajemen operasi dan produksi tidak terlepas dari pengertian
manajemen. Dengan istilah manajemen yang dimaksudkan adalah kegiatan atau
usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau
mengkoordinasikan kegiatan – kegiatan orang lain (Sofjan Assuari 2004). Dalam
pengertian ini terdapat unsur yang penting, yaitu adanya orang yang bertanggung
jawab akan tercapainya tujuan tersebut. Berikut adalah beberapa pengertian
manajemen operasi dan produksi menurut para ahli, antara lain :

“Opertaion is responsible for supplying the product or


services of the organization.”
McGraw-hill (2007;3) dalam bukunya “Operation Management
International Edition”

Yang artinya :
“Manajemen Operasi merupakan tanggung jawab untuk
memasok produk baik barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh
organisasi”
Menurut Sofjan Assauri (2004;12) didalam bukunya “Manajemen
Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004” berpendapat bahwa :

“Manajemen produksi atau operasi adalah proses


pencapaian dan pengutilisasian sumber – sumber daya untuk
menproduksi atau menghasilkan barang atau jasa yang berguna
sebagai usahan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi”
8

Manajemen operasional menurut Murdifin Haming dan Mahfud


Nurnajamuddin (2007;17) dalam bukunya “Manajemen produksi modern”
diartikan sebagai :

“Kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,


pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas
organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang behubungan
dengan proses pengolahan masukan menjadi dengan nilai
tambahan yang lebih besar”
Dalam kehidupan sahari – hari setiap orang menggunakan berbagai jenis
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barang –
barang dan jasa – jasa yang diproduksi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan hidup manusia. Untuk memproduksi barang – barang dan jasa – jasa
tersebut produsen menggunakan faktor faktor produksi yang ada seperti bahan,
mesin, manusia dan dana yang terbatas.

Dengan adanya keterbatasan pada faktor produksi itulah maka dibutuhkan


suatu cara pengolahan dan faktor – faktor yaitu dengan menggunakan system
manajemen, agar diperoleh hasil produksi yang maksimal dan dapat menciptakan
suatu nilai tambah. Untuk menjelaskan Pengertian manajemen produksi, penulis
mengutip beberapa pendapat para ahli sebagai berikut :

Menurut Sofjan Assauri (2004;11), Pengertian produksi adalah :

“Produksi merupakan proses yang mengubah masukan –


masukan (inputs) dengan menggunakan sumber – sumber daya
untuk menghasilkan keluaran – keluaran (outputs), yang berupa
barang dan jasa”

Sedangkan menurut Reksohadiprodjo dan Sukanto (2000:2)


berpendapat :

“Manajemen produksi adalah usaha pengelolaan secara


optimal terhadap faktor-faktor produksi (resources) yang terbatas
adanya untuk mendapatkan hasil tertentu dengan menggunakan
prinsip-prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan tertentu untuk
mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya atau dengan tingkat
9

hasil tertentu diusahakan dengan pengorbanan yang sekecil –


kecilnya”

Dan menurut Vincent Gasperz (2005) Sistem produksi memiliki beberapa


karakteristik berikut :

1. Mempunyai komponen – komponen atau elemen – elemen yang saling


berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal
ini berkaitan dengan komponen structural yang membangun system
produksi itu.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu
menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual
dengan harga
3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input
menjadi output secara efektif dan efesien.
4. Mempupnyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya,
berupa optimalisasi pengalokasian sumber – sumber daya.

Dari beberapa definisi produksi dan operasi diatas maka dapat dilihat
bahwa yang dimaksud dengan pengertian produksi adalah suatu kegiatan
penciptaan barang dan jasa dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki
dengan mempertimbangkan pula kegiatan – kegiatan pendukung lainnya.

2.2 Pengertian perencanaan layout


Perencanaan layout merupakan satu keputusan penting yang menentukan
efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak
dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam segi
kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak
pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu
organisasi mencapai suatu strategi yang menunjang diferensiasi,biaya rendah atau
respon cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang
ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. (heizer dan Render
; 2009)
10

Menurut Lalu Sumayang (2003) mengemukakan bahwa:

“Tata ruang adalah tatanan secara fisik dari suatu terminal


kerja beserta peralatan dan perlengkapan yang mengacu pada
proses produksi”

Adapun pengertian plant layout itu sendiri menurut Eddy Harjanto


(2003) dikatakan bahwa:

“Perancanan tata letak mencakup desain atau konfigurasi


dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk
proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi”

Sedangkan menurut Sofjan Assauri (2004) pengertian perencanaan layout

“ fase yang termasuk dalam desain dari suatu produksi “.

Menurut Manahan P. Tampubolon (2004) dikatakan perencanaan layout


adalah :

“Tata letak adalah susunan letak fasilitas operasional


perusahaan, baik yang ada didalam bangunan maupun diluar”

Menurut Lee Krajeski, Larry Ritzman, dan Manoj Malhotra (2007)


perencanaan layout adalah :

“Planning that involves decisions about the physical


arrangement of economic activity centers needed by a facility’s
various process”

Yang diartikan :

“Suatu perencanaan yang melibatkan keputusan mengenai


penyusunan dan penataan tata letak dari suatu pusat aktivitas
ekonomi yang dibutuhkan doleh setiap fasilitas yang memiliki
berbagai macam proses”
11

Menurut Fred E Mayer dalam bukunya “Plant Layout And Material


Handling” (2005) menyatakan bahwa :

“Plant layout is the organization of the companies physical


facilities to promote the efficiently use of equipment, material,
people, and energy”

Yang artinya :

“Tata letak pabrik adalah pengorganisasian fasilitas fisik


perusahaan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan peralatan,
bahan, orang, dan energi”

Menurut Joko (2001) beliau berpendapat :

“Perencanaan layout adalah pengaturan tata letak dari


seluruh fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, dimana pengaturan
ini meliputi penetapan lokasi setiap departemen yang ada, letak
mesin – mesin atau stasiun kerja, letak gudang, lorong atau koridor
dan seluruh lingkungan kerja baik sekarang digunakan atau yang
akan diusulkan”
Menurut Reksohadiprodho (2008) dalam bukunya manajemen
operasional dan produksi berpendapat bahwa :

“Layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum


penempatan mesin – mesin peralatan – peralatan pabrik, tempat
kerja, tempat penyimpanan, dan fasilitas service bersama – sama
dengan penentuan bentuk gedung pabriknya”
Menurut Handoko (2000) beliau mengemukakan bahwa :

“Penentuan layout peralatan dan proses produksi mengikuti


pengaturan letak, fasilitas – fasilitas operasi termasuk mesin –
mesin , personalia, bahan – bahan , perlengkapan untuk operasi,
penanganan bahan ( Material handling ), dan semua peralatan serta
fasilitas untuk pelaksanaan proses produksi dengan lancar dan
efisien”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan layout yaitu
merupakan suatu keputusan yang menyangkut penyusunan fasilitas operasi secara
12

teratur dan efisien yang mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian
pusat kerja dan peralatan yang mengacu pada proses produksi (input-proses-
output), baik yang ada didalam bangunan ataupun diluar sehingga kegiatan
operasi berjalan dengan lancar.

2.3 Tujuan perencanaan layout


Perencanaan layout Pabrik merupakan pemilihan secara optimum
penempatan mesin – mesin, peralatan pabrik, tempat kerja, tempat penyimpanan
dan fasilitas servis, berasama – sama dengan penentuan bentuk gudang pabriknya
( Gitosudharmo : 2002).

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan layout fasilitas


produksi pada dasarnya adalah meminimumkan biaya atau efensiensi dalam
pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja secara spesifik atau jika
menurut Sritomo Wingjosoebroto (2009) dalam bukunya “Tata Letak Pabrik dan
Pemindahan Bahan” adalah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang
paling ekonomis untuk eporasi produksi yang aman dan nyaman sehingga akan
dapat menaikan moral kerja dan performance dari operator. Layout fasilitas yang
baik akan dapat memberi manfaat – manfaat dan keuntungan – keuntungan dalam
sistem produksi, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah produksi

Suatu layout produksi secara baik akan memberikan kelancaran proses


produksi yang memberikan output lebih besar dari biaya yang sama atau
lebih sedikit, jam tenaga kerja dan jam kerja mesin menjadi lebih kecil atau
berkurang.
2. Mengurangi waktu tunggu ( Delay )
Layout produksi yang akan memberikan keseimbangan beban dan waktu
antara mesin – mesin departemen satu dengan yang lain. Pengaturan tata
letak yang terkoordinir dan terencana dengan baik akan mengurangi
penumpukan bahan dalam proses dan mengurangi waktu tunggu antara satu
mesin dengan yang lain
13

3. Mengurangi proses pemindahan bahan


Perencanaan layout produksi berusaha meminimalkan aktivitas pemindahan
bahan pada proses produksi. Untuk merubah bahan menjadi produk jadi,
maka hal itu memerlukan aktivitas pemindahan (movement) sekurang-
kurangnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi yaitu : bahan baku,
orang/pekerja, atau mesin dan peralatan produksi, bahan baku akan lebih
sering dipindahkan dibandingkan dengan dua elemen dasar produksi
lainnya. Pada beberapa kasus maka biaya untuk proses pemindahan bahan
ini bisa mencapai 30% sampai 90% dari total biaya produksi dengan
mengingat pemindahan bahan yang sedemikian besarnya, maka mereka
yang bertanggung jawab usaha perencanaan dan perancangan tata letak
pabrik akan lebih menekankan desainnya pada usaha-usaha memindahkan
aktivitas-aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi
berlangsung. Hal ini dilakukan dengan beberapa alasan seperti :
- Biaya pemindahan bahan disamping cukup besar pengeluarannya
juga akan terus ada dari tahun ke tahun selama proses produksi
berlangsung
- Biaya pemindahan bahan dengan mudah akan dapat dihitung dimana
biaya ini akan proporsional dengan jarak pemindahan bahan yang
harus ditempuh dan pengukuran jarak pemindahan bahan ini dapat
dianalisis dengan memperhatikan tata letak semua fasilitas produksi
yang ada dari pabrik.
4. Penghematan penggunaan ruang
Perencanaan layout yang optimal akan memberikan dampak positif
terhadap jalan lintas, penumpukan material, jarak antara mesin yang
berlebihan dan segala sesuatu yang termasuk pemborosan pemakaian
ruang.
5. Pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan
atau fasilitas produksi lainnya
Faktor-faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lain-lain adalah erat
kaitannya dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan
14

banyak membantu pendayagunaan elemen-elemen produksi secara lebih


efektif dan lebih efesien.
6. Mengurangi inventory in-process
Sistem produksi pada dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan baku
untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat-
cepatnya dan berusaha mengurangi bertumpuknya bahan setengah jadi
(material in process). Problem ini terutama bisa dilaksanakan dengan
mengurangi waktu tunggu (delay) dan bahan yang menunggu untuk segera
diproses.
7. Proses manufacturing yang lebih singkat
Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya
mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan
maka waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari suatu
tempat ke tempat lainnya dalam pabrik akan juga bisa diperpendek
sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek.
8. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dan operator
Perencanaan tata letak pabrik juga ditunjukan untuk membuat suasana kerja
yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja didalamnya.Hal-hal yang
bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari
operator haruslah dihindari.
9. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja
Pada dasarnya orang menginginkan untuk bekerja dalam suatu pabrik yang
segala sesuatunya diatur secara tertib, rapih dan baik. Perencanaan yang
cukup, sirkulasi yang enak, dan lain-lain akan menciptakan suasana
lingkungan kerja yang menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja
akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja
berupa performa kerja yang lebih baik dan menjurus kearah peningkatan
produktivitas kerja.
10. Mempermudah aktivitas supervisi
Tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan dapat mempermudah
aktivitas supervisi. Dengan meletakan kantor/ruangan diatas, maka
15

seseorang supervaisor akan dapat dengan mudah mengamati segala


aktivitas mengamati segala aktivitas yang sedang berlangsung diarea kerja
yang dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya.
11. Mengurangi kesimpangsiuran
Perpindahan material secara teratur dan selalu bergerak akan mengurangi
kesimpangsiuran dan kemacetan dalam akitvitas penanganan bahan. Layout
fasilitas pabrik yang baik akan memberikan raugan yang cukup untuk
keseluruhan rangkaian operasi dan proses dapat berlangsung dengan mudah
dan sederhana.

Menurut Handoko (2000), tujuan penyusunan layout pabrik yaitu :

o Menggunakan ruangan yang tersedia seefektif mungkin.


o Meminimumkan biaya penanganan bahan dan jarak angkut
o Menciptakan kesinambungan dalam proses produksi
o Menyederhanakan proses produksi
o Mendorong semangat dan efektifitas kerja karyawan
o Menjaga keselamatan karyawan dan barang – barang yang sedang
diproses
o Menghindari berbagai bentuk pemborosan

Dari hal-hal tersebut diatas dijelaskan bahwa perencanaan tata letak pabrik
adalah dimaksudkan untuk mengatur segala fasilitas fisik dari sistem produksi
(mesin, peralatan, tanah, bangunan dan lain-lain) guna mendapatkan hasil yang
optimal serta mencapai tujuan perusahaan secara efektif, efesien dan aman.

2.4 Macam macam Perencanaan layout


Karena pola dari arus berbeda pada masing masing jenis proses makan
keputusan tentang perencanaan layout juga akan berbeda. Dimana menurut para
ahli di bagi beberapa macam perencanaan layout yaitu sebagai berikut :
16

Menurut Lalu Sumayang (2003:133) didalam bukunya “Dasar-Dasar


Manajemen Produksi dan Operasi” ada tiga dasar pengaturan tata letak ruang
yaitu sebagai berikut :

1. Tatanan yang berdasarkan keutamaan proses.


2. Tatanan yang berdasarkan keutamaan produk.
3. Tatanan tetap.

Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:451),


keputusan mengenai tata letak dibagi menjadi enam macam, antara lain :

1. Tata letak dengan posisi tetap, memenuhi persyaratan tata letak untuk
proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal
laut dan gedung.
2. Tata letak yang beorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi
volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut dengan “job shop”,
atau produksi terputus).
3. Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan
ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.
4. Tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas
perilaku pelanggan.
5. Tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan
dan system penanganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari utilisasi karyawan
dan mesin yang paling baik dalam produksi yang continue atau
berulang.

Menurut buku tersebut dinyatakan bahwa hanya beberapa dari keenam


golongan tersebut yang dapat dimodelkan secara matematis.

Sedangkan menurut Mardifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin


(2007:296) menyatakan bahwa :
17

“Jenis Product Layout dan Procces Layout bayak terkait


dengan usaha manufaktur, werehouseand retail layout banyak
berhubungan dengan usaha jasa, office layout berhubungan dengan
administrasi dan manajemen perkantoran, sedangkan fixed position
layout berhungan erat dengan pelaksanaan proyek.”
Menurut Pangestu Subagyo (2000:80), layout dibagi menjadi empat
macam yaitu layout fungsional, layout garis, layout kelompok, dan layout dengan
posisi tetap.

2.4.1 Layout berorientasi proses / Layout Fungsional


Layout ini digunakan untuk menata letak peralatan yang sama
dikelompokan bersama pada suatu departemen atau stasiun kerja menurut fungsi
yang dimilikinya sehingga produk dapat berjalan lancar ke arah mesin yang
diperlukan pada waktu beroperasi.

Tabel 2.1 Kriteria Layout Proses / Layout Fungsional

no Keterangan Layout proses


1 Deskripsi Pengelompokan mesin berdasarkan fungsinya

2 Jenis proses Intermiten, job shop, batch production,


biasanya digunakan pada pembuatan suatu
produk
3 Produk Beragam dibuat berdasarkan pesanan
4 Permintaan Berfluktuasi
5 Volume Rendah
6 Peralatan Peralatan serba guna
7 Tenaga kerja Keterampilan beragam
8 Persedian barang Tinggi pada barang dalam proses dan rendah
dalam barang jadi
9 Ukuran gedung Besar
10 Material handling Jalur bervariasi
11 Lorong Lebar
12 Scheduling Dinamis
13 Kebijakan Layout Penempatan mesin
14 Tujuan Meminimalisasi biaya material handling
15 Keunggulan Fleksibel
Sumber : (Joko, 2001)
18

Gambar 2.2 Layout Fungsional

Arus pengerjaan produk WIP = Sediaan barang dalam proses

Arus data dan informasi

Kebaikan layout proses atau layout fungsional (Handoko, 2000)

a. Menghasilkan penggunaan spesialisasi mesin dari personalia yang paling


baik
b. Departemen fungsional lebih fleksibel dan dapat memproses macam –
macam produk
c. Mesin – mesinnya serba guna dengan biaya lebih kecil dibandingkan dengan
mesin – mesin khusus
d. Produk atau jasa yang memerlukan operasi yang berbeda – beda dapat
dengan mudah mengikuti jalur berbeda melalui fasilitas – fasilitas
19

e. Fasilitas tidak terpengaruh oleh kerusakan salah satu mesin karena dapat
dialihkan ke mesin lain yang memiliki fungsi serupa.
f. Mesin dan karyawan tidak saling tergantung. Pola ini sesuai untuk
pelaksanaan sistem upah borongan

Keburukan layout proses atau layout fungsional

a. Mesin – mesin seba guna biasanya beroperasi lebih lambat dibandingkan


dengan mesin – mesin khusus, sehingga biaya operasi per satuan lebih tinggi
b. Penentuan routing, scheduling dan akutansi biayanya memakan biaya karena
setiap pemesanan baru dikerjakan tersendiri secara terpisah
c. Penangan bahan dan biaya transportasi dalam pabrik tinggi karena produk –
produk yang berbeda mengikuti jalur yang berbeda pula
d. Tidak ekonomis untuk mempergunakan ban berjalan (Conveyor) sehingga
truk, kereta dorong dan forklift harus mengangkut barang dalam proses dari
pusat mesin satu ke pusat mesin yang lain.

2.4.2 Layout berorentasi produk / Layout “garis”


Layout ini mengatur tata letak mesin dalam sebuah garis menurut urutan
opersai yang diperlukan untuk mengassembling produk terpisah menjadi suatu
produk jadi. Dengan demikian setiap produk memiliki jalur secara khusus yang
dirancang agar sesuai dengan yang dibutuhkannya. Layout ini digunakan jika
sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, umumnya produk yang
dihasilkan dalam jumlah besar dan merupakan ciri proses yang kontinyu. Tiap
produk memerlukan urutan operasional yang sama dari awal sampai akhir dan
pusat – pusat kegiatan, mesin mesin, dan peralatan disusun membentuk suatu
garis (On Lines) untuk mempersiapkan urutan operasional yang akan
menghasilkan produk.
20

Tabel 2.2 Kriteria Layout produk / Layout “garis”

no Keterangan Layout proses


1 Deskripsi Rangkaian secara berurutan dari mesin –
mesin
2 Jenis proses Continous, mass production, biasanya
proses assembling
3 Produk Standarisasi dibuat untuk persediaan
4 Permintaan Stabil
5 Volume Tinggi
6 Peralatan Peralatan khusus
7 Tenaga kerja Keterampilan terbatas
8 Persedian barang Rendah pada barang dalam proses tetapi
tinggi pada barang jadi
9 Ukuran gedung Kecil
10 Material handling Jalur tetap
11 Lorong Sempit
12 Scheduling Keseimbangan setiap bagian
13 Kebijakan Layout Line balancing
14 Tujuan Penyeimbangan jumlah pekerjaan pada
setiap stasiun kerja
15 Keunggulan Efesiensi
Sumber: ( Joko, 2001 )

Gambar 2.3 Layout Garis

Kebaikan layout produk ( Reksohadiprodjo, 2008 )

a. Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara tepat


b. Penentuan routing dan scheduling mudah
21

c. Tidak perlu material handling


d. Bahan cepat diproses. Pesanan tidak ada karena proses untuk pasar
e. Tidak memerlukan banyak karyawan karena fasilitas otomatis

Keburukan layout produk

a. Fasilitas satu tergantung pada fasilitas lain


b. Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas sehingga investasi
mahal
c. Memerlukan perencanaan proses yang matang, pengawasan proses yang
teliti
2.4.3 Layout Kelompok
Layout ini memisahkan komponen yang memerlukan pemrosesan yang
sama. Setiap komponen diselesaikan di tempat – tempat khusus dengan
keseluruhan urutan pengerjaan mesin dilakukan di tempat tersebut

Gambar 2.4 Layout Kelompok

Kebaikan layout kelompok ( Reksohadiprodjo, 2008 )

a. Menghemat biaya pengendalian bahan


b. Mudah mengetahui dimana setiap kelompok berbeda
c. Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih tepat ditentukan scheduling
sederhana.
22

d. Biaya tetap dapat dikurangi karena orang bisa mendasarkan diri pada
kegiatan yang lalu.

Keburukan layout kelompok

a. Pemanfaatan fasilitas tidak penuh


b. Perlu pengendalian bahan yang baik
c. Bagian – bagian tidak luwes.
d. Meson serba guna harus dimanfaatkan penuh

2.4.4 Layout posisi tetap


Layout ini sering dipakai untuk memproses produk – produk besar dan
kompleks seperti yang terdapat pada pabrik pesat terbang, pembuatan jembatan,
kapal laut dan lain – lain. Dalam hal ini produk berada pada satu tempat selama
periode perakitan dan kemudian dipindah ke tempat lain. Fasilitas untuk perakitan
tertentu sampai selesai berada disatu tempat, sedangkan fasilitas lain di satu
tempat. Pengaturan tempat kerja yang tetap merupakan satu satunya kemungkinan
cara merakit produk / mesin yang besar. Faktor kritis tata letak ini ialah penentuan
lokasi directie-kit, ukuran, dan jenis kontruksinya. Directie-kit menurut Murdifin
Haming dan Mahfud Nurnajamuddin (2007) dimaksud akan dimanfaatkan
sebagai :

a. Ruang kerja aparatur langsung proyek


b. Gudang bahan dan peralatan
c. Tempat reparasi alat – alat proyek
d. Asrama pengawas dan keamanan proyek
23

Gambar 2.5 Layout Posisi tetap

1. Sifat-sifat Layout Posisi Tetap


a. Barang yang dikerjakan biasanya berat atau tidak mungkin berpindah-
pindah.
b. Volume pekerjaan biasanya besar.
c. Besarnya pekerjaan berupa proyek yang harus sesuai pada waktu yang
telah direncanakan.
d. Fasilitas produksi yang digunakan biasanya mudah dipindah-pindahkan.
e. Komponen produk yang tidak mungkin dikerjakan di lokasi biasanya
dikerjakan didalam pabrik atau ditempat lain.
2. Kebaikan-kebaikan dalam Layout Posisi Tetap
a. Flexsible, dapat dikerjakan pada setiap pekerjaan yang berbeda
b. Dapat diletakan dimana saja sesuai kebutuhan
c. Tidak memerlukan bangunan pabrik. Apabila ada bangunan biasanya
hanya untuk penyimpanan, kantor atau kegiatan-kegiatan pembantu
3. Kelemahan dalam Layout Posisi Tetap
a. Tidak ada standar atau pedoman yang jelas untuk melaksanakan layout-
nya
b. Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan relatif sulit
24

c. Biasanya keamanan barang-barang disekitar tempat pembuatan barang


harus dijaga karena rawan pencurian

2.4.5 Layout ritel


Pada jenis layout ini pengalokasian tata letaknya mengikuti selera
pelanggan, atau diusahakan dapat memberi kesegaran dan daya tarik bagi
pelanggan, dimana setiap waktu (mingguan atau bulanan ) dilakukan pergeseran
tata letak dengan tujuan mempengaruhi pandangan pelanggan sehingga dapat
menciptakan persepsi bagi pelanggan. Layout ini pada umumnya dapat
mempengaruhi selera menjadi daya tarik bagi pelanggan untuk lebih sering datang
berkunjung atau berbelanja. Layout ritel ini banyak digunakan pada perusahaan
yang bergerak di bidang supermarket atau departement store (Tampubolon,
2004)

Gambar 2.6 Layout Ritel

2.4.6 Layout gudang


Layout gudang bertujuan agar penanganan dan pengendalian barang dapat
dilakukan secara baik, sehingga tidak ada barang yang rusak atau tertunda
pengeluarannya. Layout gudang disesuaikan dengan sistem persedian yang
dipergunakan seperti sistem persediaan barang dengan metode FIFO ( First In
25

First Out ) atau metode LIFO ( Last In First Out ). Artinya tata letak gudang
diatur sedemikian rupa agar jalur masuk keluar barang menjadi mudah.

2.4.7 Layout kantor


Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan dan
peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi antara semua
pegawai dan manajer yang ada. Tata letak kantor modern difokuskan pada
keterbukaan dan fleksibelitas yang tinggi. Ruangan kerja setiap karyawan harus
disesuaikan luasnya dengan volume pekerjaannya. Dengan cara demikian,
ruangan yang tersedia akan terpakai secara efesien. Karyawan dituntut untuk
dapat bekerja secara produktif dan efektif.

2.5 Faktor – faktor perencanaan Layout


Dalam menyusun perencanaan layout yang baik maka perlu diketahui
faktor – faktor yang mempengaruhi perencanaan tersebut. Menurut Sofjan
Assauri (2004) ada beberapa faktor yaitu :

1. Jenis produk yang dihasilkan


a. Apakah produk tersebut barang atau jasa? Karena jika produk yang
dihasilkan barang atau jasa mempunyai perencanaan layout yang
berbeda.
b. Ukuran produk karena produk yang besar dan berat memerlukan
handling yang khusus seperti penggunaan fork truck atau conveyor
yang dilantai, sehingga memerlukan ruang bergerak yang besar.
Sedangkan jika produknya kecil dan ringan handling akan lebih mudah
dan ruang gerak yang tidak terlalu besar.
c. Sifat dari produk tersebut yaitu apakah produk pecah belah atau tidak,
produk jangka pendek atau jangka panjang .
d. Volume produksi karena volume produksi mempengaruhi desain
fasilitas sekarang dan pemanfaatan kapasitas sertnya penyediaan
kemungkinan ekspansi dan perubahan.
26

2. Urutan produksinya. Faktor ini penting terutama bagi layout produksi


karena penyusunan didasarkan pada urutan – urutan produksinya
3. Kebutuhan akan ruang yang cukup luas dalam hal ini diperhatikan luas
ruang pabrik.
4. Peralatan / mesin-mesin itu sendiri. Apakah mesin-mesinnya berat, apabila
berat maka diperlukan lantai yang kokoh.
5. Maintenance dan Replacment. Mesin-mesin harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga maintenance-nya mudah dilakukan dan replacement-nya
juga mudah.
6. Adanya keseimbangan kapasitas (Balance Capacity). Keseimbangan
kapasitas harus diperhatikan terutama dalam product layout, karena mesin-
mesin diatur menurut urutan-urutan (sequence) prosesnya.
7. Minimum Movement. Dengan gerak yang sedikit, maka biayanya (cost)
akan lebih rendah.
8. Aliran (flow)dari material. Flow ini dapat digambarkan, yaitu merupakan
arus yang harus diikuti oleh produknya pada waktu dia dibuat, gambar
mana yang sangat penting bagi perencanaan lantai, atau ruangan pabrik
(floor plant).
9. Employe Area; tempat kerja buruh dipabrik harus cukup luas, sehingga
tidak mengganggu keselamatan dan kesehatannya serta kelancaran
produksi.
10. Service Area (seperti cafeteria, toilet, tempat istirahat, tempat parkir mobil,
dan sebagainya.) Service area diatur sedemikian rupa sehingga dekat
dengan tempat kerja dimana sangat dibutuhkan.
11. Waiting area; yaitu untung mencapai flow matrial yang optimum, maka
harus diperhatikan tempat-tempat dimana kita harus menyimpan barang-
barang disaat menunggu proses selanjutnya.
12. Plant climate; udara dalam pabrik harus diatur yaitu harus sesuai dengan
keadaan produk dan buruh, jangan terlalu panas, jangan terlalu dingin, dan
juga jangan merusak kesehatan buruh.
27

13. Flexibility; perubahan-perubahan dari produk atau proses/mesin-mesin dan


sebagainya hampir tidak dapat dihindarkan, karena sesuai dengan
perkembangan teknologi dan perubahan-perubahan kecil yang terjadi tidak
memerlukan biaya yang tinggi

2.6 Kriteria Perencanaan Layout pabrik


1. Jarak angkut yang minimum
Jarak angkut bahan dasar, bahan setengah jadi dan barang jadi yang harus
dipindahkan dari tempat penerimaan melewati tempat – tempat produksi
serta tempat penyimpanan dan akhirnya ke tempat pengangkutan harus di
usahakan sependek – pendeknya sehingga biayanya pun menjadi lebih
kecil.
2. Aliran material yang baik
Aliran material tersebut diusahakan agar tidak menggangu proses produksi
yang sedang berjalan dan tidak dapat berjalan dengan cepat.
3. Penggunaan ruang yang efektif
Pemborosan ruangan berarti pemborosan uang pula sehingga harus
diusahakan ruangan – ruangan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu
sempit
4. Luwes
Apabila perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan diperlukan
kombinasi produk yang berubah – ubah atau terdapat perubahan
permintaan secara terus menerus maka diperlukan adanya layout yang
luwes yang dapat menampung perubahan kombinasi produk tersebut. Hal
ini dapat dicapai dengan berbagai macam jalan tergantung dari
perusahaan, misalnya dengan menggunakan mesin – mesin yang bersifat
umum.
5. Keselamatan barang – barang yang diangkut
6. Kemungkinan perluasan dimasa depan
7. Biaya efektifitas yang maksimum atau dapat diartikan dengan biaya yang
rendah
28

2.7 Hubungan Tata Letak dengan Material handling


Perencanaan sistem material handling aktivitas yang sangat penting dalam
kagiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas
produksi. Aktivitas ini sendiri sebetulnya merupakan aktivitas yang
diklarifikasikan “non produktif” sebab tidak memberikan perubahan apa – apa
terhadap material atau bahan yang dipindahkan. Disini tidak akan terjadi
perubahan bentuk, dimensi maupun sifat – sifat fisik atau kimiawi dari material
yang dipindahkan. Disisi lain justru kegiatan pemindahan bahan/material tersebut
akan menambah biaya (cost). Dengan demikian sedapat – dapatnya aktivitas
pemindahan bahan tersebut adalah memindahkan bahan pada jarak yang sependek
– pendeknya dengan mengatur tata letak fasilitas produksi atau departemen yang
ada. Selain itu tujuan material handling adalah mencapai pemindahan bahan –
bahan yang tertib dan teratur sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dengan
biaya yang rendah.

Menurut Fien Zulfikarijah (2005) untuk merencanakan material


handling dengan baik, maka perlu diperhatikan beberapa hal dibawah ini:

1. Jenis angkutan material handling


2. Volume material handling
3. Jumlah material handling
4. Kecepatan material handling
5. Frekuensi material handling
6. Operator material handling
7. Rute yang harus dilalui material handling
8. Jarak tempuh material handling

Dengan adanya tata letak yang baik pada perusahaan maka kegiatan
material handling dapat berjalan dengan lancar sehingga proses produksi dapat
berjalan seiring dengan tata letak yang ditetapkan dengan baik pula.

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa material


handling merupakan kegiatan memindahkan bahan/barang dari satu tempat ke
29

tempat yang lainnya. Dalam pemindahan dapat menggunakan tenaga manusia,


peralatan manual dan peralatan otomatis. Pada intinya material handling sangat
berhubungan erat dengan tata letak yang bertujuan untuk meminimumkan waktu
dan biaya.

2.8 Hubungan Tata Letak dengan Produktivitas


Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi sumber daya
menjadi barang dan jasa. Semakin efisien kita melakukan perubahan ini, kita
menjadi semakin produktif dan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang
dihasilkan menjadi lebih tinggi. Produktivitas adalah perbandungan antara output
(Barang dan jasa) dibagi dengan input (sumber daya seperti tenaga dan modal).
Output yang didapatkan berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai prestasi
sedangkan sumberdaya yang digunakan berhubungan dengan efesiensi dalam
mendapatkan hasil dengan menggunakan sumber daya yang minimal.

Efektivitas berfokus pada keluaran yang berarti bahwa seberapa baik


keluaran yang dihasilkan dari masukan sumber daya yang ada digunakan untuk
menghasilkan keluaran yang optimal atau seberapa jauh kita mendayagunakan
masukan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan keluaran yang sudah
ditentukan.

Dengan demikian kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien


didalam penggunaan sumber daya seperti material, man, machine, methid, money
dan market akan menghasilkan produktivitas yang relatif tinggi. Produktivitas
akan meningkat jika terjadi :

1. Input tetap – output bertambah


2. Input berkurang – output tetap
3. Input bertambah sedikit – output bertambah lebih besar

Pada dasarnya pelaksanaan tata letak pada suatu perusahaan adalah untuk
mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dan untuk mencapai produktivitas
yang tinggi tersebut, biasanya diperlukan perbaikan dan penambahan pada salah
30

satu atau beberapa unsur dari material, man, machine, methode, money dan
market .

2.9 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran merupakan pandangan pola pikir yang menjabarkan
berbagai variabel terkait yang akan diteliti dan membuat hubungan antara suatu
variable dengan variabel lain. Proses produksi merupakan hal yang penting dalam
perusahaan manufaktur karena ruang mesin, peralatan, jarak dan waktu
perpindahan material sangat berpengaruh terhadap output yang dihasilkan. Dalam
penelitian ini layout proses produksi yang digunakan oleh PT. ARKA
FOOTWEAR ditinjau ulang supaya bisa meningkatkan output yang dihasilkan.
Diajukan alternatif layout untuk bisa mengoptimalkan layout saat ini, selain itu
digunakan juga analisis dengan mempertimbangan faktor – faktor ( flow material,
product equipment, minimum movement, squence, maintenance, employee
area,dan service area )

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap penelitian ini,


digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :
31

Layout perusahaan

Jenis produk

Proses produksi

Process Layout Product Layout Fixed Layout

Faktor – faktor pertimbangan :

- Flow material
- Product
- Equipments
- Minimum movement
- Sequence
- Maintenance
- Employee area
- Service area

Efektif dan Efisien

Sumber : Penulis

Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran


32

2.10 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.3 Kajian Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Hasil Penelitian


Pengarang
Nina Puspita, Perancangan Tata  Tata letak Berdasarkan
Mahasiswa Letak Departemen penelitian dapat
Program Studi Finishing Pabrik disimpulkan
Teknik Industri. CV. SG- bahwa Total
(2011) BANDUNG momen
Institut perpindahan tata
Teknologi letak departemen
Telekomunikasi finishing usulan
Bandung adalah 1867,50.
Setelah dilakukan
perbaikan momen
perpindahannya
menjadi 1324,08
atau mengurangi
sebesar 29%
Joko Susetyo, Perancangan  Tata letak Dari perhitungan
Risma Adelina Ulang Tata Letak jarak antar mesin
Simanjuntak, Fasilitas Produksi diketahui total
João Magno Untuk jarak
Ramos Meminimalisasika perpindahan
Jurusan Teknik n Ongkos Material material pada
Industri, FTI., handling layout adalah
IST. AKPRIND 984 meter, total
Yogyakarta jarak perpindahan
material pada
relayout adalah
868
meter.
Pengurangan
jarak dan ongkos
material handling
pada layout
dengan
relayout adalah
116 meter dengan
persentase
13,36%.
33

Nama Judul Variabel Hasil Penelitian


Pengarang
Renata Perancangan  Tata letak Berdasarkan hasil
Maywanto Ulang Tata Letak analisis
Siregar, Danci Fasilitas Produksi CORELAP
Sukatendel, Dengan dalam
Ukurta Tarigan Menerapkan perancangan
Departemen Algoritma Corelap ulang tataletak
Teknik Industri, Pada PT.XYZ produksi.
Fakultas Rancangan layout
Teknik, algoritma
Universitas CORELAP
Sumatera Utara meningkatkan
efisiensi aliran
bahan sebesar
19,52%.

Anda mungkin juga menyukai