Tina B1A170898
MANAJEMEN KEUANGAN
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS AL – GHIFARI
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Teori keputusan adalah teori mengenai cara manusia memilih pilihan diantara
pilihan-pilihan yang tersedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak diraih.
Teori keputusan dibagi menjadi dua, yaitu : (1) teori keputusan normatif yaitu teori
tentang bagaimana keputusan seharusnya dibuat berdasarkan prinsip rasionalitas, dan
(2) teori keputusan deskriptif yaitu tentang bagaimana keputusan secara faktual dibuat.
(Salusu, 2004)
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu
maupun organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah namun seringkali
sulit. Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya
alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia maka semakin sulit
pula dalam mengambil keputusan.
Keputusan yang di ambil memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada keputusan yang
tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada sebuah keputusan yang dapat
menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil
keputusan dengan hati-hati dan bijaksana. (Albino, 2013).
Etika adalah sistem nilai pribadi yang digunakan memutuskan apa yang benar,
atau apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu; memutuskan apa yang
konsisten dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi.
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos atau taetha yang berarti tempat tinggal,
padang rumput, kebiasaan atau adat istiadat. Oleh filsuf Yunani, Aristoteles, etika
digunakan untuk menunjukkan filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang
nilai dan norma moral, perintah, tindakan kebajikan dan suara hati.
Etika juga diartikan pula sebagai filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang
tindakan-tindakan baik ataupun buruk manusia di dalam mencapai kebahagiaannya.
Apa yang dibicarakan di dalam etika adalah tindakan manusia, yaitu tentang kualitas
baik (yang seyogyanya dilakukan) atau buruk (yang seyogyanya dihindari) atau nilai-
nilai tindakan manusia untuk mencapai kebahagiaan serta tentang kearifannya dalam
bertindak.
• Pendekatan bermanfaat
• Pendekatan individualisme
Pendekatan individualisme adalah konsep tentang etika bahwa suatu tindakan dianggap
pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang
indivudu.
Konsep tentang etika bahwa keputusan yang dengan sangat baik menjaga hak-hak yang
harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
- hak persetujuan bebas. Individu akan diperlakukan hanya jika individu tersebut
secara sadar dan tidak terpaksa setuju untuk diperlakukan.
- hak atas privasi. Individu dapat memilih untuk melakukan apa yang ia inginkan di
luar pekerjaanya.
- hak kebebasan hati nurani. Individu dapat menahan diri dari memberikan perintah
yang melanggar moral dan norma agamanya.
- hak untuk bebas berpendapat. Individu dapat secara benar mengkritik etika atau
legalitas tindakan yang dilakukan orang lain.
- hak atas proses hak. Individu berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan berhak
atas perlakuan yang adil.
- hak atas hidup dan keamanan. Individu berhak untuk hidup tanpa bahaya dan
ancaman terhadap kesehatan dan keamananya.
Nilai Etika dan Moral dalam Pengambilan Keputusan Jumat, 04 April 2008 08:00 WIB
Autonomy
Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan Anda melakukan eksploitasi terhadap orang
lain dan mempengaruhi kebebasan mereka? Setiap keputusan yang Anda ambil
tentunya akan mempengaruhi banyak orang. Oleh karena itu, Anda perlu
mempertimbangkan faktor ini ke dalam setiap proses pengambilan keputusan Anda.
Non-malfeasance
Apakah keputusan Anda akan mencederai pihak lain? Di kepemerintahan, nyaris setiap
peraturan tentunya akan menguntungkan bagi satu pihak sementara itu mencederai bagi
pihak lain. Begitu pula halnya dengan keputusan bisnis pada umumnya, dimana
tentunya menguntungkan bagi beberapa pihak namun tidak bagi pihak lain.
Beneficence
Apakah keputusan yang Anda ambil benar-benar membawa manfaat? Manfaat yang
Anda ambil melalui keputusan harus dapat menjadi solusi bagi masalah dan merupakan
solusi terbaik yang bisa diambil.
Justice
Cara lain untuk memahami tindak komunikasi dalam organisasi adalah dengan
melihat bagaimana suatu organisasi menggunakan metode tertentu untuk mengambil
keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Dalam dataran teoritis, kita mengenal
empat metode pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule
without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi
(authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).
Adanya pengaruh tekanan dari luar merupakan suatu proses yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan, dikarenakan proses cepat atau lambatnya
pembuat keputusan tergantung dari banyaknya tekanan diterima. Kadang pembuat
keputusan ragu-ragu dalam menentukan, namun adanya pengaruh tekanan dari luar
dapat mempercepat keputusan yang diambil. Hal ini dikarenakan tidak adnaya
ketegasan dari pemimpin organisasi dalam penyelesaian masalah.
2.8 Kajian Keputusan Ahok Tentang Remunerasi Gaji PNS DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dipanggil Ahok merupakan salah satu
pemimpin, lebih tepatnya seseorang yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta saat
ini. Beliau cukup ramai dibicarakan oleh masyarakat karena memiliki retorika dan gaya
kepemimpinan yang berbeda dibandingkan pemimpin lain. Beliau dipandang sebagai
pemimpin yang arogan, tempramen, dan to the point. Berdasarkan gaya
kepemimpinannya, Ahok dapat dikategorikan dalam gaya kepemimpinan otokratis.
Pembawaan Ahok yang tegas dan keras membuat Ahok disegani oleh masyarakat. Hal
tersebut juga berlaku ketika Ahok menyampaikan retorikanya serta pengambilan
keputusannya yang sering kali dinilai keras dan menimbulkan pro dan kontra dalam
masyarakat.
Salah satu contoh keputusan atau kebijkan Ahok yang baru-baru ini menimbulkan
bahan pembicaraan dikalangan masyarakat umum ialah reformasi birokrasi yang
dilakukan oleh Ahok dengan cara menaikan tunjangan gaji Pegawai Negeri Sipil PNS)
di institusi yang dipimpinnya. Kebijakan ini diwacanakan akan diselengarakan mulai
tahun 2015. Tak tanggung-tanggung Ahok dapat menggaji pewagainya yang mau
mengikuti aturannya sebesar 12 juta perbulannya.
Kepada publik Ahok menjelaskan alasanya menetapkan gaji sebesar tersebut ialah
untuk mengurangi korupsi-korupsi anggaran yang digunakan untuk menggaji para PNS
DKI jakarta. Selain itu dikebijakan ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja
para PNS DKI Jakarta dalam memberikan pelayanan keapada masyarakat. Karena
dalam kebijkan ini akan diterapkan sistem point, dimana pegawai yang dapat mencapai
point-point tertentu maka ia akan mendapat gaji yang melebihi gaji pokoknya. Namun
sebaliknya jika pegawainya tidak mampu mendapatkan point yang telah ditentukan ia
hanya bisa membawa gaji sejumlah gaji pokoknya saja dan nantinya juga dapat dipecat.
Menurut metode penerapannya keputusan Ahok ini dianggap condong pada metode
kesepakatan tanpa diskusi. Dimana metode ini lebih sering diterapkan oleh pemimpin-
pemimpin yang dianggap bergaya otokratik seperti Ahok tersebut. Dalam pengambilan
keputusan ini dirasa Ahok tidak mensertakan semua elemen yang ada baik dari
pegawainya sendiri maupun kementrian-kementrian terkait. Walaupun akhirnya
kebijakan Ahok ini mendapat persetujuan dari Kemendagri namun dalam pratiknya
kebijakan Ahok ini juga mendapatkan teguran dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara- Reformasi Birokrasi (Kemenpan- RB). Dalam sebuah berita
dikatakan bahwa menteri Pendayagunaan Aparatur Negara- Reformasi Birokrasi secara
khusus mengirimkan surat keapada Ahok mengenai keputasannya tersebut yang dinilai
dapat menimbulkan kecemburuan kepada daerah lainya di Indonesia.
Jika dilihat dari jenisnya kebijakan Ahok ini merupakan sebuah keputusan yang
berkesinambungan anatara keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan
berdasarkan fakta, dan keputusan berdasarkan wewenang. Keputusan ini dinilai rasional
jika kita nilai dari sistem yang diterapkan yakni seorang pegawai akan mendapatkan
gaji yang besar jika kinerjanya bagus dan sebaliknya. Keputusan ini berdasarkan fakta
karena selama ini banyak PNS yang menerima gaji buta, ia hanya sedikit kerja namun
masih mendapatkan tunjangan-tunjangan yang ada serta adanya evaluasi honorium
setelah penerapan sistem e-budgeting oleh Pemprov DKI ditemukan banyak kegiatan
yang tidak efisien serta hanya membuang anggaran secara percuma. Dilihat dari
keweangannya kebijakan tersebut memang berhak diambil oleh Ahok sebagai seorang
pemimpin dalam organisasi dalam hal ini sebagai Gubernur DKI Jakarta) mempunyai
tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan
demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan
ataupun upaya untuk memecahkan masalah. Keputusan ini diambil setelah melalui
beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Proses pengambilan keputusan
diawali dengan identifikasi masalah, klasifikasi masalah, mencari dan mengembangkan
alternatif, analisa alternatif, pengambilan keputusan dan memantau dan mengevaluasi
keputusan.
Gaya kepemimpinan juga berpengaruh dalam menentukan pengambilan keputusan.
Seperti contoh diatas, pemimpin yang saat ini sering disoroti yakni Basuki Tjahaja
Purnama atau Ahok yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dikenal
sebagai pemimpin yang tegas dan bergaya kepemimpinan otokratik. Dalam beberapa
pengambilan keputusannya Ahok sering kali dinilai terlalu berani. Tak terkecuali
keputusan atau kebijakannya untuk meremunersai gaji PNS di lingkungannya.
Kebijakan tersebut dinilai diambil dengan cara memutuskan secara tidak berdiskusi
dengan beberapa pihak terkait. Cara ini memang identik dengan gaya seorang
pemimpin yang dianggap otokratik seperti Ahok.
DAFTAR PUSTAKA
http://januarsutrisnoyayan.wordpress.com/2008/10/27/apa-itu-etika/
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://www.managementfile.com/journal.php?sub=journal&awal=70&page=strategic&id=91