DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta Hidayah-Nya. Terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“Etika Bisnis”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW, yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan Sunnah untuk
keselamatan di dunia.
Dalam tugas ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Eko
Purwanto. S. Sos., M. Si. selaku dosen mata kuliah ini yang telah memberikan tugas, dan
petunjuk kepada kami. Semoga hasil dari tugas ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiranbagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai, Aamiin.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
ii
Halaman judul.................................................................................. i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
2.1 PENGERTIAN.......................................................................................... 2
3.1 KESIMPULAN......................................................................................... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keputusan adalah pilihan dari dua alternatif atau lebih, biasanya diambil ketika
terjadi masalah untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam suatu organisasi atau dalam
suatu perusahaan yang diperlukan suatu kebijakan dalam pengambilan keputusan yang
baik dalam menentukan, sehingga menimbulkan pemikiran tentang gara-gara untuk
melanjutkannya.
Pengambilan keputusan ini adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari
alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan, dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengambilan keputusan yang dilakukan biasanya memiliki beberapa tujuan, seperti
tujuan yang bersifat tunggal dan tujuan yang bersifat ganda. Proses pengambilan
keputusan adalah bagaimana perilaku dan pola komunikasi manusia sebagai individu dan
sebagai anggota kelompok dalam struktur organisasi.
Dalam pengambilan keputusan dapat dikatakan etis jika mendatangkan
konsekuensi berupa manfaat, sesuai dengan hal dan kewajiban, bersifat adil dan memiliki
motivasi atau harapan terhadap nilai keutamaan. Pendekatan pengambilan keputusan etis
bisa dilakukan berdasarkan teori etika maupun dengan pendekatan lain dan dapat
dirumuskan dengan batasan-batasan tertentu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Pengambilan keputusan adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.
Keputusanini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Pengertian keputusan disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu
pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu
alternatif dan beberapa alternatif.
Definisi pengambilan keputusan adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara atau
teknik tertentu agar dapat lebih di Terima oleh semua pihak.
Sementara itu pengambilan keputusan etis merupakan salah satu proses dari
pengambilan keputusan, yang didalamnya terdapat ilmu, kedudukan, dan etika.
Pengambilan keputusan yang etis memerlukan tinjauan terhadap pilihan-pilihan yang
berbeda, menghilangkan pilihan-pilihan yang memiliki sudut pandang tidak etis, dan
kemudian memilih alternatif etis terbaik. Adapun syarat-syarat mendasar yang perlu di
perhatikan dalam pengambilan keputusan yang beretika, yaitu:
1. Berusaha mengakomodasi kepentingan mereka (well-offnes)
2. Mempertimbangkan distribusi yang adil antara beban dan keuntungan (fairness)
3. Memperhatikan hak (right)
Lebih lanjut lagi, Brooks (2006) mengemukakan tentang batasan mengenai pendekatan-
pendekatan pengambilan keputusan etis, yaitu:
1. Pendekatan filosofis
Filosofis adalah kerangka dalam berpikir kritis untuk mencari solusi dalam berbagai
masalah. Jadi, jika pemikirannya tidak secara kritis makan itu tidak termasuk dalam
pemikiran filosofi. Mengenai kaitannya dengan pengambilan keputusan etis, berikut
ini penjelasan lengkapnya:
Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teologi
Paham ini berpegang pada prinsip bahwa suatu tindakan itu benar secara moral
jika konsekuensi yang menguntungkan lebih besar daripada konsekuensi yang
merugikan
Deontolgi
Deontolgi berfokus pada kewajiban dan tanggung jawab yang memotivasi suatu
keputusan atau tindakan dan bukan 0ada konsekuensi dari tindakan.
2
Etika Kewajiban
Etika kewajiban berkaitan dengan aspek motivasi dari karakter moral yang
ditunjukkan oleh pengambil keputusan.
2. Pendekatan 5 Pertanyaan
Pendekatan 5 pertanyaan ini merupakan pendekatan etis komprehensif yang di
kembangkan oleh Graham Tucker (1990) untuk pengambilan keputusan yang
diusulkan melalui 5 pertanyaan. Adapun pertanyaan dalam pendekatan ini dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
3
Pendekatan ini lebih fokus daripada pendekatan 5 pertanyaan, dan memandu
pengambilan keputusan untuk melakukan analisis yang lebih luar berdasarkan
keuntungan bersih bukan hanya profitabilitas sebagai tantangan pertama dari
keputusan yang diusulkan.
4. Pendekatan Pastin
Pastin (1986) menggunakan konsep etika aturan dasar untuk mengungkapkan gagasan
bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai
fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diinginkan.
Pendekatan Pastin dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1. Masalah Bersama
4
menentukan pilihan maksimal karena alasan ketidakpastian, kendala waktu dan
sebab lainnya.
Diantaranya yaitu:
5
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Analisis dampak pemangku kepentingan menawarkan cara formal dalam membawa
kebutuhan dari organisasi dan individu konsikuennya(masyarakat) kepada sebuah keputusan.
Merupakan hal yang sulit dan dapat memperoleh keuntungan dari kemajuan teknik semacam itu.
Penting untuk tidak melupakan fakta bahwa konsep analisis dampak pemangku kepentingan yang
di bahas makalah ini perlu diterapkan bukan merupakan teknik tinggal tetapi teknik bersama-
sama sebagai suatu perangkat. Hanya dengan begitulah suatu analisis komprehensif akan dicapai
dan keputusan etis dapat dibuat
Bergantung pada sifat dari keputusan yang akan dihadapi dan pemangku kepentingan
yang akan terpengaruhi, analisis yang tepat dapat didasarkan pada konsekuensialisme, deontolgi,
dan etika kebajikan sebagai kumpulan atau salah satu dari 5 pertanyaan yang dimodifikasi,
standar moral, atau pendekatan pastin.
Seorang profesional dapat menggunakan analisis pemangku kepentingan dalam membuat
keputusan tentang akuntansi, audit, hal-hal praktik, dan harus siap untuk mempersiapkan atau
membantu majikan atau klien dalam analisis tersebut. Meskipun banyak eksekutif berorientasi
angka dan akuntan waspada jika terlibat dengan analisis subjektif. Mereka harus ingat bahwa
dunia telah berubah dengan menempatkan nilai yang jauh lebih tinggi pada informasi non-angka.
Mereka harus berhati-hati menempatkan bobot terlalu banyak dalam analisis numerik, jika tidak
mereka jatuh ke dalam perangkap ekonomi.