Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi
Dosen Pengajar : Dr. Rina Br Bukit, S.E., Ak., M.Si.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

- ARISDIFA KURNIA KABAN (207017003)

- FIKA LAILY VITALAYA (207017014)

- NURUL AINI (207017024)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MAGISTER AKUNTANSI
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 3
1.1.Latar Belakang ............................................................................ 3
1.2.Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3.Tujuan Makalah .......................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 5


2.1. Definisi Pengambilan Keputusan ............................................... 5
2.2. Pendekatan Dalam Pengambilan Keputusan Etis ....................... 5
2.2.1. Pendekatan Filosofi ........................................................ 5
2.2.2. Pendekatan 5 Pertanyaan ................................................ 7
2.2.3. Pendekatan Standar Moral.............................................. 8
2.2.4. Pendekatan Pastin ........................................................... 9
2.3. Analisis Biaya Manfaat............................................................... 11
2.3.1. Perhitungan Analisis Biaya Manfaat .............................. 11
2.2.2. Kekurangan dari Analisis Biaya Manfaat ...................... 12
2.4. Analisis Etis Untuk Pemecahan Masalah ................................... 12
2.4.1. Pengukuran Pengaruh Yang Dapat Dikuantifisir ........... 13
2.4.2. Pengkajian Terhadap Pengaruh Yang Tidak Dapat
Dikuantifisir .................................................................. 14
2.5. Studi Kasus ................................................................................. 14

BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Keputusan adalah pilihan-pilihan dari dua alternative atau lebih. Sebagai contoh, manajer
puncak bertugas menentukan tujuan-tujuan organisasi, produk, atau jasa yang ditawarkan.
cara terbaik untuk membiayai berbagai operasi, produk atau jasa yang menempatkan pabrik
manufaktur yang baru. Keputusan biasa nya diambil ketika terjadi masalah, untuk mengatasi
masalah yang terjadi dalam suatu organisasi atau dalam perusahaan diperlukan suatu
kebijakan dalam pengambilan keputusan yang baik dalam menentukan strategi, sehingga
menimbulkan pemikiran tentang cara-cara baru untuk melanjutkannya.
Menurut Ramadhan dan Afriansyah (2019: 2) Proses pengambilan keputusan adalah
bagaimana perilaku dan pola komunikasi manusia sebagai individu dan sebagai anggota
kelompok dalam struktur organisasi. Pengambilan keputusan yang dilakukan biasanya
memiliki beberapa tujuan, seperti tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak
berkaitan dengan masalah lain) dan tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan,
dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif).
Pengambilan keputusan yang beretika (ethical decision making/EDM) merupakan salah
satu pembahasan yang banyak dibahas oleh berbagai pihak akhir-akhir ini. Masing-masing
mengemukakan tentang bagaimana kita bisa mengidentifikasi atau melakukan penilaian,
apakah keputusan tersebut merupakan keputusan yang beretika atau bukan (Sunyoto, 2016:
79). Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada dilema etika dan
moral. Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan menghasilkan dampak bagi orang
lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai integritas yang menjunjung tinggi nilai moral
dan etika. Sehingga, keputusan yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada
kepentingannya sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya.
Tidak ada pembahasan kontemporer pengambilan keputusan akan lengkap tanpa
dimasukkannya etika. Mengapa? Karena pertimbangan etis seharusnya merupakan suatu
kriteria yang penting dalam pengambilan keputusan, maka dari itu pada penyusunan makalah
ini akan dibahas tentang pendekatan pengambilan keputusan etis dimana teridiri dari analisis
biaya manfaat dan analisis etis untuk pemecahan masalah.

3
1.2.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana pendekatan dalam pengambilan keputusan etis?
2. Bagaimana analisis biaya manfaat?
3. Bagaimana analisis etis untuk pemecahan masalah?

1.3. Tujuan makalah


Tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pendekatan dalam pengambilan keputusan etis.
2. Untuk mengetahui analisis biaya manfaat.
3. Untuk mengetahui analisis etis untuk pemecahan masalah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Pengambilan Keputusan

Menurut Ningsih (2019: 1) Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu


alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi.
Menurut Ramadhan dan Afriansyah (2019: 3) pengambilan keputusan adalah sesuatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan
data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Menurut Desjardins (2014: 18) Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
adalah proses yang berulang: berpikir – memilih - bertindak - berpikir. Untuk meninjau,
keputusan etis yang bertanggung jawab meliputi:
1. Memahami fakta;
2. Mengidentifikasi masalah etika yang terlibat;
3. Mengidentifikasi semua pemangku kepentingan;
4. Memahami bagaimana pemangku kepentingan tersebut akan terpengaruh;
5. Menggunakan imajinasi moral untuk memahami alternatif;
6. Mempertimbangkan bagaimana orang lain akan menilai keputusan Anda;
7. Membuat keputusan dan memantau serta belajar dari hasilnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses berulang (berpikir –
memilih - bertindak – berpikir) suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah
dengan mengumpulkan fakta dan data yang akhirnya dipilih suatu alternative cara bertindak
dengan metode yang sesuai.

2.2. Pendekatan Dalam Pengambilan Keputusan Etis

Pendekatan-pendekatan pengambilan keputusan etis adalah diantara lain:


2.2.1. Pendekatan filosofi
Filosofis adalah kerangka dalam berpikir kritis untuk mencari solusi dalam berbagai
masalah. Jadi, jika pemikirannya tidak secara kritis maka itu tidak termasuk dalam pemikiran
filosofis (Admin SE. 2020). Mengenai kaitannya dengan pengambilan keputusan etis, maka
berikut ini penjelasan lengkapnya menurut Brooks dkk (2011):

5
a) Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi
Pelaku Konsekuensialisme sungguh-sungguh dalam memaksimalkan manfaat yang
dihasilkan oleh keputusan. Paham ini berpegang pada prinsip bahwa suatu tindakan itu benar
secara moral jika dan hanya jika tindakan itu memaksimalkan manfaat bersih. Dengan kata
lain, suatu tindakan dan juga keputusan disebut etis jika konsekuensi yang menguntungkan
lebih besar daripada konsekuensi yang merugikan.
Utilitarianisme klasik berkaitan dengan utilitas keseluruhan, mencakup keseluruhan
varian, oleh karena itu hanya dari manfaat parsial dalam pengambilan keputusan etis dalam
konteks bisnis, profesional dan organisasi. Konsekuensialisme dan utilitarianisme berfokus
pada hasil atau akhir dari tindakan, maka disebut juga Teleological. Maka dari itu, penganut
ideologi ini meyakini bahwa tindakan yang benar secara moral adalah suatu tindakan yang
menghasilkan akibat yang baik.
b) Deontologi
Deontologi berfokus pada kewajiban dan tanggung jawab yang memotivasi suatu
keputusan atau tindakan dan bukan pada konsekuensi dari tindakan. Tindakan yang
didasarkan pada pertimbangan kewajiban, hak, dan keadilan sangat penting bagi professional,
direktur, dan eksekutif yang diharapkan memenuhi kewajibannya. Menambah
konsekuensialisme dengan analisis deontologi secara khusus termasuk perlakuan yang adil
akan menjaga terhadap situasi dimana untuk kepentingan apa pertimbangan konsekuensi
yang menguntungkan akan diperbolehkan untuk membenarkan tindakan ilegal atau tidak etis
dalam mencapai tujuan.
c) Virtue Ethics (Etika Kebajikan)
Kalau kedua pendekatan tadi menekankan pada konsekuensi dari tindakan atau
tanggung jawab, hak dan prinsip-prinsip sebagai panduan untuk membenarkan kebiasaan
moral, etika kebajikan berkaitan dengan aspek motivasi dari karakter moral yang ditunjukkan
oleh pengambil keputusan. Kebajikan adalah karakter yang membuat orang bertindak etis dan
membuat orang tersebut menjadi manusia yang bermoral.

6
Pendekatan dan Kriteria Pembuatan Keputusan Etis

Menguntungkan?
Konsekuensi, Utilitas Manfaat > Biaya
Risiko disesuaikan

Tugas fidusia
Tugas,Hak,Keadilan Hak-hak individu
Keadilan, Legalitas

Karakter
Harapan Kebajikan Integritas,
Keberanian, Proses

Sumber: Brooks, 2011

Kepentingan Dasar Para Pemangku Kepentingan


Pengambil keputusan mengkonsolidasikan kepentingan kelompok pemangku kepentingan
kedalam tiga kepentingan yang umum atau mendasar, yaitu :
1. Kepentingan mereka seharusnya menjadi lebih baik sebagai hasil dari keputusan
2. Keputusan tersebut seharusnya menghasilkan pembagian yang adil dalam keuntungan
(manfaat) dan beban
3. Keputusan tersebut seharusnya tidak menyinggung hak para pemangku kepentingan,
termasuk para pembuat keputusan
4. Perilaku yang dihasilkan harus menunjukkan tugas yang diterima sebaik-baiknya

Jadi, keputusan yang ditawarkan dapat dikatakan tidak etis jika keputusan tersebut gagal
untuk memberikan manfaat, tidak adil, atau mengganggu hak para pemangku kepentingan.

2.2.2. Pendekatan 5 pertanyaan


Pendekatan 5 pertanyaan ini merupakan pendekatan etis komprehensif yang
dikembangkan oleh Graham Tucker pada tahun 1990 untuk pengambilan keputusan yang
diusulkan melalui 5 pertanyaan. Pendekatan ini bersifat opsional dan dirancang untuk
memfokuskan proses pengambilan keputusan pada relevansi isu tertentu untuk organisasi
atau pengambilan keputusan yang terlibat. Adapun pertanyaan dalam pendekatan ini dapat
diilustrasikan sebagai berikut (Admin SE. 2020) :

7
Sumber: www.situsekonomi.com

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang cukup komprehensif karena melibatkan


berbagai kelompok kepentingan, bahkan juga termasuk aspek lingkungan, yang selama ini
jarang dijadikan sebagai pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan.
Pendekatan ini penting dilakukan untuk menghindari monopoli tujuan aktivitas bisnis yang
hanya memprioritaskan pada maksimalisasi keuntungan.

2.2.3. Pendekatan Standar Moral


Pendekatan standar moral dibangun oleh Velasquez pada tahun 1992 untuk
menganalisis dampak stakeholder yang dibangun langsung pada tiga kepentingan mendasar
dari stakeholder itu sendiri. Ilustrasi dari pendekatan ini dapat dilihat dalam diagram berikut
ini (Admin SE. 2020):

8
Sumber: www.situsekonomi.com

Pendekatan ini lebih fokus daripada pendekatan 5 pertanyaan, dan memandu


pengambilan keputusan untuk melakukan analisis yang lebih luas berdasarkan keuntungan
bersih bukan hanya profitabilitas sebagai tantangan pertama dari keputusan yang diusulkan.
Pendekatan ini menawarkan sebuah kerangka yang lebih cocok untuk pertimbangan
keputusan yang memiliki dampak signifikan di luar korporasi dari kerangka kerja 5
pertanyaan. Pendekatan standar moral tradisional tidak secara khusus memberikan kajian
yang mendalam tentang motivasi bagi keputusan yang terlibat, kebijakan atau karakter yang
diharapkan (Brooks, 2011).

2.2.4. Pendekatan Pastin


Pastin pada tahun 1986 menggunakan konsep etika aturan dasar untuk
mengungkapkan gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau
nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diinginkan.
Pendekatan Pastin ini dapat diilustrasikan sebagai berikut (Admin SE. 2020):

9
Sumber: www.situsekonomi.com

Pendekatan Pastin Tradisional, yaitu: Etika aturan dasar yang digunakan untuk
menangkap gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-
nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diharapkan. Jika
keputusan dianggap menyinggung nilai-nilai ini, kemungkinan akan terjadi kekecewaan atau
balas dendam. Namun, hal ini dapat menyebabkan pemberhentian atau pemutusan kerja
seorang pegawai yang bertindak tanpa memahami dengan baik aturan dasar etika organisasi.
Pastin mengusulkan agar dilakukan pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan masa lalu.
Pendekatan ini disebut rekayasa balik sebuah keputusan untuk melihat bagaimana dan
mengapa keputusan tersebut dibuat (Brooks, 2011).

Keempat pendekatan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk


melakukan pengambilan keputusan yang beretika (ethical decision making/EDM). Meskipun
masing-masing pendekatan memiliki penekanan dan pembeda khusus, namun benang merah
dari keempat pendekatan tersebut adalah bagaimana keputusan mampu mengakomodasi dan
tidak mengabaikan hak dan kewajiban masing-masing pemangku kepentingan.

10
2.3. Analisis Biaya Manfaat
Analisis Biaya Manfaat merupakan salah satu teknik penilaian risiko yang membantu
penggunanya untuk memilih atau memutuskan opsi perlakuan mana yang perlu diambil untuk
suatu risiko. Teknik ini akan menimbang sisi manfaat dan sisi biaya dari setiap perlakuan
risiko. Dari sisi manfaat, organisasi dapat memperoleh manfaat yang paling menguntungkan,
sedangkan dari sisi biaya, organisasi dapat mencapai tingkat efisiensi tertentu. Dalam
prosesnya, analisis biaya/manfaat akan mempertimbangkan tingkat efisiensi biaya dan tingkat
manfaat yang dapat diperoleh dari setiap perlakuan yang tersedia. Semakin efisien biaya yang
dikeluarkan dan semakin tinggi manfaat yang diperoleh dari sebuah perlakuan risiko, maka
semakin besar kecenderungan perlakuan tersebut dipilih (Winsky, 2021).
Analisis biaya manfaat adalah proses pembandingan biaya yang diperkirakan dengan
manfaat yang berkaitan erat dengan pembuatan keputusan, untuk menentukan apakah
keputusan yang akan dibuat tersebut masuk akan atau tidak dari perspektif bisnis. Analisis
biaya-manfaat (ABM) dapat digunakan untuk menentukan proyek apa yang harus dilakukan
dan untuk memantau kinerja sebuah perusahaan atau proyek yang penggunaannya dibagi
menjadi organisasi sektor swasta dan organisasi sektor publik.
Daripada menggunakan keterangan normal seperti pendapatan, beban, dan laba
bersih, terminology yang dipakai dalam ABM adalah keuntungan, biaya, dan kelebihan
manfaat atas biaya. Konsep ABM tentang manfaat dan biaya lebih luas dari pendapatan dan
biaya, karena mereka memperhitungkan nilai-nilai eksternal masa depan sampai sekarang.
Proyek harus dilakukan jika manfaatnya melebihi biaya atau rasio keuntungan/ biaya lebih
besar dari satu (Brooks, 2011).

2.3.1. Perhitungan Analisis Biaya Manfaat

Dalam melakukan perhitungan Analisis biaya manfaat diperlukan adanya beberapa


tahapan agar proses perhitungan dapat menghasilkan hasil yang tepat. Menurut Lawrence dan
Mears (2004), ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan analisis biaya
manfaat, yaitu:
1.Mengidentifikasi masalah dan membuat beberapa pilihan alternatif,
2.Mengidentifikasi input dan outputdata biaya dan manfaat,
3.Melakukan perhitungan menggunakan data-data yang sudah didapatkan,
4.Membandingkan setiap alternatif berdasarkanhasil perhitungan,
5.Menentukan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternative.

11
2.3.2. Kekurangan Dari Analisis Biaya Manfaat
Beberapa akuntan berpendapat bahwa anggaran biaya manfaat terlalu jauh dari misi
tradisional mereka yang cukup bernilai untuk dipelajari akan tetapi argument ini tidak melihat
kelanjutan dari anggaran biaya manfaat yang telah digunakan sebelum tahun 1844,
keunggulan anggaran biaya manfaat dalam mengatur keputusan pemerintah. Kekurangan
dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori menurut Brooks (2011) yaitu :
 Pilihan yang tersedia untuk yang mempersiapkannya (preparer).
Pilihan yang banyak dan jika tidak terlalu akurat, akan menjadi bias bagi ABM
sampai di titik dimana keputusan yang tidak bijaksana akan dihasilkan. Ada metode
yang bisa mencegah biasdan tidak masuk akal, tapi pengambil keputusan pertama kali
harus memahami apa saja potensi masalahnya. Sangat penting bahwa biaya kesempatan
yang akurat diperkirakan untuk uang yang dipergunakan untuk membiayai setiap proyek
ABM. Bias dapat masuk ke dalam ABM melalui pilihan buruk sebagai pengganti dan
metode yang digunakan untuk mengukur nilai-nilai masyarakat
 Kendala yang harus dipertimbangkan oleh preparer dan pengguna.
Sehubungan dengan kendala-kendala yang harus dipertimbangkan oleh
preparer dan pengguna ABM, maka penting proyek-proyek saling terpisah satu sama
lain, atau jika sedang dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM harus
mencakup semua aspek proyek. Selain itu, proyek yang dterima memenuhi persyaratan
hukum dan sesuai dengan administrasi.
 Masalah yang tidak dapat diatasi oleh ABM.
Pengambil keputusan ABM harus menyadari bahwa ada banyak isu yang tidak
pernah dapat sepenuhnya diselesaikan dengan tehnik ABM. ABM tidak
memperhitungkan masalah ekuitas, seperti kelayakan dari menghukum satu kelompok
atas keuntungan kelompok lain.

2.4. Analisis Etis Untuk Pemecahan Masalah


Para pelaku bisnis kebanyakan mengambil keputusan berdasarkan kepentingan dari
para pemilik atau para pemegang saham, pandangan ini merupakan pendekatan secara
tradisional. Pendekatan secara tradisional ini dimodifikasi menjadi dua cara, pertama asumsi
bahwa seluruh stakeholder hanya ingin memaksimalkan keutungan jangka pendek. Kedua,
hak dan kewajiban dari beberapa kelompok non-shareholder seperti karyawan, konsumen
atau klien, supplier, kreditor, tokoh masyrakat dan pemerintah memiliki kepentingan dari

12
hasil keputusan yang dibuat dan juga tujuan dan perusahaan itu ikut dipertimbangan dalam
pengambilan keputusan perusahaan.
Perusahaan yang modern saat ini sangat mempertimbangkan kelompok Shareholder
dan kelompok diluar shareholder, kedua kelompok tersebut menjadi pembentuk dari sebuah
stakeholder yang menjadi Company Respond. Jika kehilangan salah satu unsure stakeholder
atau biasa disebut primary stakeholder. Hal tersebut dapat menyebabkan perusahaan tidak
dapat berpotensi secara penuh, dan mungkin dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan.
Asumsi bahwa kelompok shareholder monolitik hanya tertarik pada keuntungan jangka
panjang yang sedang mengalami modifikasi, disebabkan karena perusahaan yang modern
mencari shareholders yang terdiri dari perorangan maupun institusi yang tertarik pada
keuntungan jangka panjang dan bagaimana etika bisnis diterapkan.
Investor yang etis mengembangkan jarigan formal dan informal melalui kegiatan
perusahaan mereka, mereka juga memutuskna bagaimana untuk memilih wakil-wakil
mereka, serta bagaimana pendekatan ke direktur agar mereka memperhatikan dan tetap pada
ruang lingkup atas perlindungan terhadap lingkungan. Mereka juga memberikankompensasi
dan nilai lebih terhadap kegiatan HAM pada suatu negara tertentu seperti Afrika Selatan.
Para decision maker menggabungkan kepentingan kelompok stakeholder dan
menciptakaan kepentingan yang mendasar, yaitu: Dapat menghasilkan keputusan yang dapat
mengakomodir kepentingan mereka Suatu keputusan sebaiknya mempertimbangkan
pendistribusian yang adil antara keuntungan dan beban.
Suatu keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak-hak Stakeholder,
termasuk hak dalam membuat keputusan (Brooks, 2011):
• Well-offnes : Keputusan sebaiknya menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada Biaya
• Fairness : Pendistribusian hendaknya mempertimbangkan keseimbangan antara keuntungan
dan biaya.
• Right : Hasil keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak Stakeholder.

2.4.1. Pengukuran Pengaruh Yang Dapat Dikuantifisir


Keuntungan adalah kepentingan utama yang ingin didapat oleh para pemegang saham
dan merupakan hal yang penting untuk mencerminkan ketahanan dan kesehatan suatu
perusahaan. Pada waktu inflasi, keuntungan dapat merubah inventory di harga yang lebih
tinggi.

13
2.4.2. Pengkajian Terhadap Pengaruh Yang Tidak Dapat Dikuantifisir
Keadilan bukan merupakan konsep yang absolut. hal ini merupakan petunjuk yang
berasal dari suatu kejadian ekonomi yang berorientasi dalam mencari keuntungan dan biaya
yang menjadi dasar dari keputusan tersebut. contohnya adalah keputusan untuk menaikan
pajak lebih tinggi pada pendapatan tinggi, tetapi melihat secara adil sesuai dengan kapasitas
mereka untuk membayar pajak. alasan dan perspektif diperlukan untuk menilai kewajaran
dengan teliti.

2.5. Studi Kasus


Analisis Biaya Manfaat Pembangunan Proyek Perbaikan (Rpmc) Lemari
Pendingin Es Krim (Studi Kasus: Gudang Unit Bisnis Unilever, Pt. Pos Logistik
Indonesia)
Sumber: Khatami (2020)

PT. Pos Logistik Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. Pos Indonesia yang
bergerak di bidang jasa layanan logistik yang memiliki gudang yang terdapat di seluruh
wilayah Indonesia. Salah satu gudang yang dimiliki adalah Gudang Unit Bisnis Unilever
yang terletak di Komplek Pergudangan Central Cakung. Pada gudang ini, PT. Pos Logistik
Indonesia memiliki customer yaitu Unilever Indonesia yang dimana peran dari POSLOG
adalah menyediakan layanan penyimpanan dan pendistibusian lemari pendingin untuk
penyimpanan es krim. Dalam menghadapi persaingan bisnis logistik, PT. Pos Logistik
Indonesia berencana untuk menambah layanan mereka khususnya pada Gudang Unit Bisnis
Unilever yaitu layanan jasa perbaikan untuk lemari pendingin atau disebut dengan Proyek
Repair and Preventive Maintenance Center (RPMC).
Berdasarkan dengan tujuan awal yang sudah ditetapkan, untuk mengetahui proyek
RPMC layak atau tidaknya untuk dijalankan maka penulis melakukan perhitungan Cost
Benefit Analysis (CBA) dengan menggunakan metode perhitungan Benefit Cost Ratio
(BCR). Dalam perhitungan perkiraan biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki
lemari pendingin sebanyak 250 unit sesuai dengan target yang diinginkan oleh PT. Pos
Logistik Indonesia selama satu tahun.

14
Dari tabel diatas lalu dilakukan perhitungan dengan menggunakan Benefit Cost Ratio
(BCR) dan Return On Investment (ROI) untuk mengetahui kelayakan atas sebuah proyek
yang akan dilakukan dengan cara mempertimbangkan beberapa alternatif.

Berdasarkan perhitungan CBA dengan menggunakan metode Benefit Cost Ratio (BCR)
dengan membandingkan tiga alternatif yang dilihat dari persentase marginyang telah
ditentukan, proyek RPMC yang akan rencananya akan dikerjakan oleh POSLOG layak
dilaksanakan karena nilai dari hasil perhitungan dengan metode Benefit Cost
Ratio(BCR)seluruh alternatif memiliki nilai lebih dari satu (BCR > 1). Perhitungan lain yang
menggunakan metode ROI dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase
pengembalian dari penggunaan modal yang digunakan untuk proyek, maka persentase ROI
paling minimal adalah 24,5% yang merupakan hasil dari perhitungan alternatif satu dengan
margin10%. Seluruh hasil perhitungan ROI memiliki peningkatan yang setara dengan
skenario margin yang ditetapkan. Jika POSLOG ingin mendapatkan persentase pengembalian
modal yang besar, maka dapat memilih alternatif ketiga untuk menerapkan besaran margin
yang diinginkan dalam memberikan biaya perbaikan lemari pendingin.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis biaya manfaat pembangunan proyek
perbaikan (rpmc) lemari pendingin es krim pada gudang unit bisnis unilever, pt. pos logistik
indonesia yang dilakukan dengan menggunakan metode BCR dan ROI adalah layak untuk
dijalankan berdasarkan dengan perhitungan.

15
BAB III
KESIMPULAN

Keputusan biasanya diambil ketika terjadi masalah, untuk mengatasi masalah yang
terjadi dalam suatu organisasi atau dalam perusahaan diperlukan suatu kebijakan dalam
pengambilan keputusan yang baik dalam menentukan strategi, sehingga menimbulkan
pemikiran tentang cara-cara baru untuk melanjutkannya. Pengambilan keputusan merupakan
proses berulang (berpikir – memilih - bertindak – berpikir) dengan menggunakan 4
pendekatan dalam pengambilan keputusan etisnya yang terdiri dari pendekatan filosofi,
pendekatan 5 pertanyaan, pendekatan standar moral dan pendekatan pastin. Dalam
pengambilan keputusan etis juga diperlukan analisis biaya manfaat dan analisis etis dalam
pemecahan masalah. Studi kasus disini membahas bagaimana penerapan analisis biaya
manfaat dalam pembangunan proyek lemari pendingin es krim pada PT. Pos Logistik
Indonesia yang memberikan hasil akhir bahwa dengan melakukan perhitungan biaya manfaat
maka pembangunan proyek tersebut layak dilakukan dengan menggunakan metode BCR dan
ROI.

16
DAFTAR PUSTAKA

Admin SE. (2020). 4 Pendekatan Pengambilan Keputusan Etis. Diakses pada 13 Mar 2021,
dari https://www.situsekonomi.com/2020/03/4-pendekatan-pengambilan-keputusan-
etis.html.

Brooks, Leonard J. & Paul Dunn. (2011). Etika Bisnis dan Profesi: Untuk Direktur,
Eksekutif, dan Akuntan. Edisi Kelima. Buku Satu. Terjemahan oleh Kanti
Pertiwi. Jakarta: Salemba Empat.

Desjardins, Joseph. 2014. An Introduction To Business Ethics. Edisi Kelima. New York:
McGraw-Hill.

Khatami, Muhammad Qory. (2020). Analisis Biaya Manfaat Pembangunan Proyek


Perbaikan (Rpmc) Lemari Pendingin Es Krim (Studi Kasus: Gudang Unit Bisnis
Unilever, Pt. Pos Logistik Indonesia). Diakses pada 13 Mar 2021, dari
https://library.universitaspertamina.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2408/LA
PORAN%20KP_102417081_MUHAMMAD%20QORY%20KHATAMI.pdf?sequen
ce=1&isAllowed=y .

Lawrence, S., & Mears, D. P. (2004). Benefit Cost Analysis of Supermax Prisons: Critical
Steps and Considerations. Washington DC: Urban Institute.

Ningsih, Sumiati. (2019). Pendekatan terhadap Pengambilan Keputusan. Diakses pada 13


Mar 2021, dari
file:///C:/Users/Asus/AppData/Local/Temp/ARTIKEL%20P.%20KEPUTUSAN%20
Sumiati%20Ningsih.pdf .

Ramadhan, Ilham & Hade Afriansyah. (2019). Pendekatan Pengambilan Keputusan,


Pendekatan Pengambilan Keputusan Etis, PendekatanFilososfi, Analisis Biaya
Manfaat. Diakses pada 13 Mar 2021, dari
file:///C:/Users/Asus/AppData/Local/Temp/ARTIKEL%20ILHAM%20RAMADHAN.pdf .

Sunyoto, Danang & Wika H. Putri. (2016). Etika Bisnis: Membangun Kesuksesan Bisnis

Melalui Manajemen dan Perilaku Bisnis yang Beretika. Yogyakarta: CAPS

17
Winsky. (2021). Belajar Teknik Asesmen Risiko – Analisis Biaya/Manfaat (Cost / Benefit
Analysis – CBA). Diakses pada 13 Mar 2021, dari https://irmapa.org/belajar-teknik-
asesmen-risiko-analisis-biaya-manfaat-cost-benefit-analysis-cba/.

18

Anda mungkin juga menyukai