Anda di halaman 1dari 4

Pihak-Pihak yang Bertanggung Jawab

Jumlah Penyimpangan (How Jenis Penyimpangan (What)


Much) Suap Pengdaan Barang/Jasa di Kementerian (Who/Siapa)
kerugian keuangan negaranya Agama Tahun 2011 a. Undang Sumantri, Pejabat Pembuat Komitmen
setidaknya mencapai Rp12 miliar.
di Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama
Bagaimana (How) b. Zulkarnaen Djabar, anggota badan anggaran
Zulkarnaen Djabar bersama Dendy mempengaruhi
Undang Sumantri selaku Pejabat Pembuat DPR-RI periode 2009-2014
Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Analisis
c. Dendy Prasetia yang merupakan anak
Kementerian Agama untuk memenangkan PT.BKM Informasi
dalam pengadaan pengembangan sistem awal Zulkarnaen Djabar, selaku rekanan Kementrian
komunikasi dan media pembelajaran terintegrasi Agama
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah
Tempat Terjadinya Kasus (Where/Dimana)
Kantor Kementerian Agama Republik Indonesia,
Jl.Lapangan Banteng Barat No.3-4 Jakarta

Penyebab Terjadinya Penyimpangan (Why/Mengapa)


Kasus ini terjadi karena Undang Sumantri selaku Pejabat Pembuat Keputusan
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama melakukan Waktu Terjadinya Penyimpangan
pengadaan pengembangan sistem komunikasi dan media pembelajaran (When/kapan)
terintegrasi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Kasus ini terjadi pada Oktober-Desember
Tahun 2011
Dampak Penyimpangan

Terhadap Negara
 Adanya kerugian Negara sebesar Rp 12 miliar
 Tidak efektifnya penganggaran khususnya untuk pendidikan (Madrasah Tsanawiyah
dan Madrasah Aliyah)
 Adanya pengeluaran yang tidak penting yang dilakukan oleh negara Mulai dari
investasi, peminjaman, dan Biaya jasa.
 Beban pemerintah untuk meningkatkan ekonomi semakin berat dikarenakan tidak
maksimal penggunaan anggaran negara
Terhadap Masyakarat
 Menurunnya tingkat kepercayaan kepada pemerintah
 Kerugian bagi perusahaan yang jujur
Fakta dan Proses Kejadian

 pada Agustus 2011, pihak Kementerian Agama melalui salah satu pejabatnya menyetujui konsep Sistem
Komunikasi dan Media Pembelajaran Terintegrasi untuk Mts dan MA yang dipresentasikan oleh PT. TELKOM.
PT TELKOM pun diminta menyusun spesifikasi teknis dan harga perkiraan sesuai dengan konsep yang telah
dibahas untuk persiapan lelang.
 Oktober 2011, KPK menduga telah terjadi pertemuan antara beberapa pihak untuk menentukan pemenang dalam
lelang sistem pembelajaran terintegrasi tersebut.
 Oktober 2011, tersangka USM selaku PPK menandatangani dokumen harga perkiraan sendiri (HPS) terkait
spesifikasi teknis dari laboratorium Komputer MTs. KPK menduga daftar harga diberikan oleh PT. CGM. Setelah
lelang diumumkan, PT. CGM langsung menghubungi rekanannya (diduga PT. BKM) dan meminjam perusahaan
tersebut untuk mengikuti lelang dengan kesepakatan biaya peminjaman perusahaan. Setelah lelang diumumkan,
PT. CGM langsung menghubungi rekanannya (diduga PT. BKM) dan meminjam perusahaan tersebut untuk
mengikuti lelang dengan kesepakatan biaya peminjaman perusahaan.
 November 2011, KPK menduga ada pertemuan untuk menentukan pemenang dan diumumkanlah PT. BKM
sebagai pemenangnya," jelas Laode.
Fakta dan Proses Kejadian

 November 2011, USM selaku PPK menetapkan dan menandatangani dokumen Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) untuk proyek tersebut. KPK menduga HPS telah disesuaikan dengan nilai
penawaran yang sudah dapat memfasilitasi jatah untuk pihak Senayan dan pihak Kemenag saat
itu.
 17 November 2011, Tim Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) mengumumkan pemenangnya adalah
PT. TELKOM.
 Desember 2011, USM menandatangani kontraknya bersama PT BKM dan terjadi pembayaran atas
peralatan Lab MTs di tahun anggaran 2011 senilai Rp27,9 miliar dengan dugaan kerugian negara
mencapai Rp12 miliar.
 Desember 2011 dilakukan dilakukan pembayaran total Rp56,6 miliar untuk proyek tersebut, KPK
menduga kerugian keuangan negara setidaknya adalah Rp4 miliar

Anda mungkin juga menyukai