Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN AKUNTAN

Menurut Wikipedia
Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang sarjana yang telah
menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada
suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Ketentuan mengenai praktik Akuntan di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan (Accountant) yang mensyaratkan bahwa gelar
akuntan hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya dari
perguruan tinggi dan telah terdaftar pada Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Menurut Para Ahli


Akuntan adalah orang yang terampil dalam praktek akuntansi atau yang bertanggung jawab atas
rekening public atau swasta. Seorang akuntan bertanggung jawab untuk melaporkan hasil
keuangan, baik untuk perusahaan atau bagi seorang individu, sesuai dengan peraturan
pemerintah dan pihak otoritas.
Akuntan adalah orang profesional yang melakukan fungsi akuntansi seperti audit atau analisis
laporan keuangan. Akuntan bisa dipekerjakan oleh sebuah perusahaan besar dengan departemen
akuntansi internal. Akuntan harus mematuhi standar etika dan menjunjung tinggi prinsip aturan
akuntansi seperti IFRS dan GAAP
Menurut KBBI
akuntan/akuntan/ n Man 1 ahli dalam bidang akuntansi yang bertugas menyusun, membimbing,
mengawasi, menginspeksi, dan memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan atau
instansi pemerintah; 2 gelar akademis bagi lulusan perguruan tinggi jurusan akuntansi;
-- publik Man akuntan, yang sesuai dengan ketentuan undang-undang, terdaftar pada register
negara dan mempunyai izin Menteri Keuangan untuk membuka kantor akuntan (swasta) yang
bertugas memberikan layanan jasa akuntansi kepada masyarakat atas pembayaran tertentu;
-- umum akuntan yang menggarap setiap jenis masalah akuntansi dalam perusahaan;

Menurut Undang Undang no 34 tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan.


Gelar "akuntan" ("accountant") hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai ijazah yang
diberikan oleh sesuatu universitas Negeri atau badan perguruan tinggi lain yang dibentuk
menurut undang-undang atau diakui Pemerintah diterima sesudah lulus . Menjalankan pekerjaan
akuntan dengan memakai nama "kantor akuntan" ("accountantskantoor"), "biro akuntan"
(Accountants-bureau") atau nama lain yang memuat perkataan "akuntan" ("accountant") atau
"akuntansi" ("accountancy") hanya diijinkan jika pimpinan kantor atau biro tersebut dipegang
oleh seorang atau beberapa orang akuntan sesuai dengan ketentuan dan berdasarkan undangundang ini.
JENIS JENIS AKUNTAN DILIHAT DARI FUNGSI PEKERJAAN :
Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntan
intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat
diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan.
Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihakpihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran,
penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.
Contoh akuntan intern adalah orang orang yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau
dagang. Karyawan di BCA yang bekerja sebagai akuntan.
Akuntan Ekstern ( External Accountant)
Akuntan eksternal atau dikenal juga dengan akuntan publik adalah akuntan independen yang
memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya
mendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan
yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan
publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari Departemen
Keuangan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa
perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.

Contoh 4 kantor akuntan public internasional terbesar yang menangani mayoritas pekerjaan audit
untuk perusahaan public maupun perusahaan swasta :
PricewaterhouseCoopers (PwC)
PricewaterhouseCoopers (PwC) adalah kantor jasa professional terbesar di dunia saat ini. Kantor
ini dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha antara Price Waterhouse dan Coopers &
Lybrand. PwC adalah yang terbesar di antara the Big Four auditors, yang lainnya adalah Deloitte,
Ernst & Young dan KPMG. Penghasilan gabungan Price Waterhouse Coopers di seluruh dunia
mencapai 20.3 miliar dolar Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2005, dan mempekerjakan lebih
dari 130.000 profesional di 148 negara. Di Amerika Serikat kantor ini beroperasi dengan nama
Price Waterhouse Coopers LLP yang merupakan perusahaan swasta terbesar keenam.
Deloitte Touche Tohmatsu
Deloitte Touche Tohmatsu juga terkenal dengan merek Deloitte adalah urutan kedua terbesar di
dunia dalam bidang jasa profesional setelah PricewaterhouseCoopers dan merupakan anggota
dari the Big Four auditors, sebuah kelompok kantor akuntan internasional terbesar didunia.
Dalam tahun 2004, dengan 16,4 miliar dolar Amerika Serikat, mereka merupakan yang terbesar
di antara the Big Four auditors dalam hal penghasilan. Sebagai tambahan dari jasa akuntansi,
Deloitte adalah satu dari kantor penasehat bisnis yang terbesar di dunia yang menawarkan jasa
manajemen strategik dan operasional pada perusahaan-perusahaan dalam Fortune 500.
Sebelumnya, kantor ini dikenal dengan nama Deloitte & Touche yang terbentuk karena
bergabungnya Touche Ross dan Deloitte Haskins & Sells (di luar Kerajaan Inggris) pada tahun
1990. Dalam tahun 1993, kantor internasional mengubah namanya menjadi Deloitte Touche
Tohmatsu, nama yang ketiga berasal dari kantor Tohmatsu & Co, yang bergabung dengan Touche
Ross dalam tahun 1975. Nama kantor ini merupakan gabungan nama William Welch Deloitte,
George Touche, dan Panglima Nobuzo Tohmatsu.
Ernst & Young (EY)
Ernst & Young (EY atau E&Y) adalah perusahaan jasa profesional yang merupakan salah satu
dari the Big Four auditors, bersama dengan Price Waterhouse Coopers (PwC), Deloitte Touche
Tohmatsu (Deloitte), dan KPMG. Ernst & Young merupakan perusahaan global yang terdiri dari
sejumlah perusahaan anggota. EY Global bermarkas di London, EY AS di New York, dan EY
Indonesia di Jakarta. Perusahaan (persekutuan/ perserikatan) ini merupakan hasil dari

serangkaian merger dari perusahaan-perusahaan pendahulunya. Persekutuan tertua didirikan pada


tahun 1849 di Inggris dengan nama Harding & Pullein. Pada tahun itu juga, Frederick Whinney
bergabung. Dia kemudian menjadi partner pada tahun 1859. Pada tahun 1894, seiring dengan
bergabungnya anak- anaknya persekutuan tersebut berganti nama menjadi Whinney, Smith &
Whinney. Pada tahun 1903, perusahaan Ernst & Ernst didirikan di Cleveland oleh Alwin dan
Theodore Ernst. Pada tahun 1906, Arthur Young & Company didirikan di Chicago oleh Arthur
Young. Pada awal tahun 1924, perusahaan-perusahaan AS tersebut beraliansi dengan perusahaan
dari Britania Raya, Young dengan Broad Paterson & Co, dan Ernst dengan Whinney, Smith &
Whinney. Pada 1979, Ernst & Whinney terbentuk dan menjadi firma akuntansi keempat terbesar
di dunia.
Pada tahun 1989, peringkat empat bergabung dengan peringkat lima, Arthur Young, sehingga
tercipta Ernst & Young ("EY"). Di Indonesia, EY berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik
Purwantono, Suherman & Surja (PSS). Klien utama Ernst & Young antara lain Pertamina sudah
dicuri PWC, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Krakatau Steel &
Group, Coca Cola Bottling Indonesia & Indosat.
KPMG
KPMG adalah salah satu perusahaan jasa profesional terbesar di dunia. KPMG mempekerjakan
104.000 orang dalam partnership global menyebar di 144 negara. Pendapatan komposit dari
anggota KPMG pada 2005 adalah US$15,7 miliar. KPMG memiliki tiga jalur layanan: audit,
pajak, dan penasehat. KPMG adalah salah satu anggota the Big Four auditors, bersama dengan
PricewaterhouseCoopers, Ernst & Young dan Deloitte. Setiap perusahaan nasional KPMG adalah
sebuah badan legal independen dan merupakan anggota dari KPMG internasional, perusahaan
Swiss Verein yang bermarkas besar di Belanda. Pada awal 2005, perusahaan anggotanya di AS,
KPMG LLP, dituduh oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat atas penipuan dalam
memasarkan perlindungan pajak yang menyimpang dari hukum. Dalam suatu kesepakatan,
KPMG LLP mengakui telah berbuat kejahatan dengan menciptakan perlindungan pajak palsu
untuk menolong klien-kliennya yang kaya untuk menghindari pajak sebesar $2.5 miliar dan
setuju untuk membayar hukuman denda sebesar $456 juta. KPMG LLP tidak akan menghadapi
tuntutan hukum atas perbuatan kriminal ini selama ia setuju dengan syarat-syarat dalam
kesepakatan dengan pemerintah.

Akuntan Pemerintah (Government Accountant)


Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas
pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan
kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah,
namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan
Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan
instansi pajak.
Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan
penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi di perguruan tinggi.
Seseorang berhak menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat antara lain: Pendidikan
Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi yang telah diakui
menghasilkan gelar Akuntan atau perguruan tinggi swasta yang berafiliasi ke salah satu
perguruan tinggi yang telah berhak memberikan gelar Akuntan. Selain itu juga bisa mengikuti
Ujian Nasional Akuntansi (UNA) yang diselenggarakan oleh konsorsium Pendidikan Tinggi Ilmu
Ekonomi yang didirikan dengan SK Mendikbud RI tahun 1976.
Contohnya seperti dosen dosen di universitas.

JASA JASA AUDITING :

A. JASA ATESTASI (ASSURANCE)


Jasa atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4 jenis:
1. Audit Umum (General Auditing)
Jasa auditing mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan
historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Akuntan
Publik yang memberikan jasa auditing disebut dengan istilah auditor. Atas dasar audit yang
dilaksanakan terhadap laporan keuangan historis suatu entitas, auditor menyatakan suatu
pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan dan usaha entitas sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima
Umum. Dalam menghasilkan jasa auditing ini, auditor memberikan keyakinan positif (positive
assurance) atas asersi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan historis. Keyakinan
(assurance) menunjukkan tingkat kepastian yang dicapai dan ini disampaikan oleh auditor
bahwa kesimpulannya yang dinyatakan dalam laporannya adalah wajar. Tingkat keyakinan yang
dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti. Semakin banyak jumlah
bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai
oleh auditor. Jasa ini merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling dikenal dalam
masyarakat dan seringkali disebut sebagai jasa tradisional profesi akuntan publik.
2. Pemeriksaan (Examination)
Istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh akuntan publik yang berupa
pernyataan pendapat tentang kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang
telah ditetapkan oleh instansi pemerintah atau badan pengatur. Dalam menghasilkan jasa
pemeriksaan Akuntan Publik memberikan keyakinan positif atas asersi yang dibuat oleh
manajemen. Pemeriksaan yang dilakukan oleh profesi akuntan publik terhadap laporan keuangan
historis disebut dengan istilah auditing, dan akuntan publik yang menghasilkan jasa auditing
disebut dengan istilah auditor. Pemeriksaan oleh profesi akuntan publik selain terhadap laporan
keuangan historis, seperti misalnya terhadap informasi keuangan prospektif, disebut dengan
istilah pemeriksaan, dan akuntan publik yang menghasilkan jasa pemeriksaan semacam ini
disebut praktisi. Dengan demikian istilah auditing dan auditor khusus digunakan jika jasa profesi
akuntan publik berkaitan dengan atestasi atas asersi terkandung dalam laporan keuangan historis.

3. Review
Jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitis terhadap informasi
keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang
terkandung dalam informasi keuangan tersebut. Keyakinan negatif lebih rendah tingkatnya
dibandingkan dengan keyakinan positif yang diberikan oleh akuntan publik dalam jasa auditing
dan jasa pemeriksaan, karena lingkup prosedur yang digunakan oleh akuntan publik dalam
mengumpulkan bukti lebih sempit dalam jasa review dibandingkan dengan yang digunakan
dalam jasa auditing dan jasa pemeriksaan. Dalam menghasilkan jasa auditing dan pemeriksaan,
akuntan publik melaksanakan berbagai prosedur berikut ini: inspeksi, observasi, konfirmasi,
permintaan keterangan, pengusutan (tracing), dan analisis. Dengan hanya dua prosedur
(permintaan keterangan dan prosedur analitis) yang dilaksanakan dalam jasa review, akuntan
publik memberikan keyakinan negatif atas asersi yang dibuat oleh manajemen, sehingga tingkat
keyakinan yang diberikan oleh akuntan public dalam laporan hasil review lebih rendah
dibandingkan dengan tingkat yang diberikan dalam jasa auditing dan jasa pemeriksaan.
4. Prosedur yang disepakati (Agreed Upon Procedure)
Jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur
yang disepakati antara klien-klien dengan akuntan publik. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan
oleh akuntan publik dalam menghasilkan jasa atestasi dengan prosedur yang disepakati lebih
sempit dibandingkan dengan auditing dan pemeriksaan. Sebagai contoh, klien dan akuntan
publik dapat bersepakat bahwa prosedur tertentu akan diterapkan semua unsur laporan keuangan.
Untuk tipe jasa ini, akuntan publik dapat menerbitkan suatu ringkasan temuan atau suatu
keyakinan negatif seperti yang dihasilkan dalam jasa review.
B. JASA NON-ATESTASI
Jasa non atestasi profesi akuntan publik merupakana jasa tanpa menggunakan opini
akuntan publik, misalnya jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik
pada kliennya dalam pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT), Pajak Penghasilan,
Perencanaan Pajak, dan bertindak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah perpajakan,
adapun jasa non atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 7 jenis:

1. Jasa Kompilasi Laporan Keuangan


Kantor Akuntan Publik dapat melakukan kompilasi laporan keuangan berdasarkan catatan data
keuangan serta informasi lainnya yang diberikan manajemen suatu entitas ekonomi. Dengan
kompilasi ini, Kantor Akuntan Publik tidak memberikan pernyataan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan atas suatu keyakinan apapun terhadap laporan tersebut. Pelaksanaan
kompilasi laporan keuangan dilakukan Berpedoman Pada Standar Jasa Akuntansi dan Review
yang terdapat dalam Standar Profesional Akuatan Publik (SPAP).
2. Jasa Konsultasi
Jasa konsultasi yang diberikan Kantor Akuntan Publik meliputi berbagai bentuk dan bidang
sesuai dengan kompetensi akuntan publik. Jasa yang diberikan bervariasi mulai dari jasa
konsultan umum kepada manajemen, perancangan sistem dan impelementasi sistem akuntansi,
penyusunan proposal keuangan dan studi kelayakan proyek, penyelenggaraan pendidikan dan
latihan, pelaksanaan seleksi dan recruitment pegawai sampai pemberian berbagai jasa konsultan
lainnya, termasuk konsultasi dalam pelaksanaan merger dan akuisisi. Dalam pemberian jasa
konsultasi ini Kantor Akuntan Publik berpegang pada Standar Jasa Konsultasi dan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP).
3. Jasa Perpajakan
Kantor Akuntan Publik juga memberikan jasa profesional dalam bidang perpajakan. Jasa yang
diberikan meliputi, tetapi tidak terbatas pada konsultasi umum perpajakan, perencanaan pajak,
review kewajiban pajak, pengisian SPT dan penyelesaian masalah perpajakan.
4. Audit Internal
Membantu perusahaan melakukan audit internal atau membantu dan memperkuat staf audit
internal/ Badan Pengawas pada perusahaan atau institusi yang anda pimpin. Jasa Audit Internal
dapat dilakukan sebagai berikut :

Bertindak sebagai tenaga outsourcing melakukan audit internal atas nama


perusahaan/institusi atau melakukan audit bersama dengan audit internal (staf audit internal)
atau

Bertindak sebagai konsultan pada bagian Audit/Pengawasan Internal di


perusahaan/institusi pemerintahan dalam rangka meningkatkan mutu hasil audit.

5. Audit Operasional dan Audit Kepatuhan (Operasional and Compliance Audit)


Audit operasional dan kepatuhan adalah suatu cara untuk melakukan evaluasi kinerja dan
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil evaluasi
kinerja dan kepatuhan perusahaan berguna bagi manajemen untuk mengetahui dan melakukan
perbaikan atas:

Tingkat efisiensi dan efektifitas kegiatan yang di capai perusahaan/institusi

Tingkat kepatuhan terhadap kebijakan, keputusan, peraturan perundang-undangan yang


berlaku.

Pedoman Akuntansi

Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa

Pedoman Pertanggungjawab Keuangan

Pedoman Pengelolan Aktiva Tetap atau Barang Inventaris

Pedoman Kepegawaian

Sistem Operasional Prosedur (SOP)

Sistem Akuntansi dan Administarsi lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan.

6. Penyusunan dan Mengembangkan sistem akuntansi (Accounting systems)


Dapat menyusun dan mengembangkan sistem akuntansi yang diperlukan perusahaan/institusi
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan. Suatu pedoman dapat perlu disedikan agar pekerjaan
dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan memudahkan untuk mengidentifikasi para
penanggungjawab atas suatu kegiatan dan memberikan tuntunan untuk menyusun laporan
laporan pertanggungjawaban. Jasa penyusunan dan pengembangan sistem akuntansi antara lain,
terdiri dari :

7. Jasa Lainnya meliputi :

Audit Merger BPR, Perancangan dan Pendampingan Merger.

Pelatihan Sumber Daya Manusia.

Bussiness Planning

Penyusunan Neraca dan atau Laporan Keuangan Daerah

Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

Jasa-jasa sistem dan manajemen lainnya

Jasa pelatihan sistem akuntansi pemeritahan dan non-atestasi lainnya

KASUS ENRON
Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,
Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000
orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik,
gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun
2000 berjumlah $101 miliar. Fortune menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang Paling
Inovatif" selama enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir
2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama
oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif.
Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari
kemudian, pada 2 Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11.
Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000
pegawai kehilangan pekerjaan mereka [1].
Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena
para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat
besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan
akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas,
seperti yang digambarkan secara lebih terinci di bawah.
Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat persiapanpersiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari kebangkrutan
pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam

sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang
dilakukan secara sengaja.
Bagaimana Membedakan Auditor Internal dan Eksternal?
Dalam diskusi sebuah forum, saya mendapati perdebatan antara beberapa orang seputar profesi
auditor internal. Sepertinya mereka tidak berprofesi sebagai auditor internal; terlihat dari cara
mereka memandang profesi ini secara beragam, yang tentu saja sulit bila harus ditakar dengan
IPPF. Pada kesempatan lain, saya mengevaluasi keywords yang digunakan para pengunjung yang
mendarat di blog auditor ini. Sebagiannya menunjukkan bahwa mereka bukanlah internalauditing savvy alias awam audit internal. Oleh karena itu, sepertinya profesi ini membutuhkan
advokasi yang lebih keras dari setiap auditor internal untuk mengenalkan profesi ini dengan lebih
baik ke tengah-tengah masyarakat. Salah satu pertanyaan awam yang sering dilontarkan adalah:
Apakah sebetulnya perbedaan antara auditor internal dengan auditor eksternal?*). Tulisan ini
ingin menjawab pertanyaan tersebut. Dan buat Anda para auditor internal, walaupun hal ini tentu
sudah bukan merupakan barang asing lagi, bolehlah dianggap sebagai penyegaran.
Dalam beberapa hal, auditor internal dan auditor eksternal memiliki kesamaan. Keduanya
merupakan profesi yang memainkan peran penting dalam tata kelola organisasi serta memiliki
kepentingan bersama dalam hal efektivitas pengendalian internal keuangan. Keduanya
diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang bisnis, industri, dan risiko strategis yang
dihadapi oleh organisasi yang mereka layani. Dari sisi profesionalitas, keduanya juga memiliki
kode etik dan standar profesional yang ditetapkan oleh institusi profesional masing-masing yang
harus dipatuhi, serta sikap mental objektif dan posisi independen dari kegiatan yang mereka
audit. Namun, selain berbagai kesamaan tersebut,audit internal dan audit eksternal adalah dua
fungsi yang memiliki banyak pula perbedaan.
Perbedaan Misi
Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas kewajaran
pelaporan keuangan organisasi, terutama dalam penyajian posisi keuangan dan hasil operasi
dalam suatu periode. Mereka juga menilai apakah laporan keuangan organisasi disajikan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, diterapkan secara konsisten dari
periode ke periode, dan seterusnya. Opini ini akan digunakan para pengguna laporan keuangan,
baik di dalam organisasi terlebih di luar organisasi, antara lain untuk melihat seberapa besar
tingkat reliabilitas laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi tersebut.
Sementara itu, tanggung jawab utama auditor internal tidak terbatas pada pengendalian internal
berkaitan dengan tujuan reliabilitas pelaporan keuangan saja, namun juga melakukan evaluasi
desain dan implementasi pengendalian internal, manajemen risiko, dan governance dalam

pemastian pencapaian tujuan organisasi. Selain tujuan pelaporan keuangan, auditor internal
juga mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta kepatuhan aktivitas organisasi terhadap
ketentuan perundang-undangan dan kontrak, termasuk ketentuan-ketentuan internal organisasi.
Perbedaan Organisasional
Auditor Internal merupakan bagian integral dari organisasi di mana klien utama mereka adalah
manajemen dan dewan direksi dan dewan komisaris, termasuk komite-komite yang
ada. Biasanya auditor internal merupakan karyawan organisasi yang berasngkutan. Meskipun
dalam perkembangannya pada saat ini dimungkinkan untuk dilakukan outsourcing atau cosourcing internal auditor, namun sekurang-kurangnya penanggung jawab aktivitas audit internal
(CAE) tetaplah bagian integral dari organisasi.
Sebaliknya, auditor eksternal merupakan pihak ketiga alias bukan bagian dari organisasi.
Mereka melakukan penugasan berdasarkan kontrak yang diatur dengan ketentuan perundangudangan maupun standar profesional yang berlaku untuk auditor eksternal.
Perbedaan Pemberlakuan
Secara umum, fungsi audit internal tidak wajib bagi organisasi. Namun demikian untuk
perusahaan yang bergerak di industri tertentu, seperti perbankan, dan juga perusahaanperusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk memiliki auditor internal.
Perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) juga diwajibkan untuk memiliki auditor internal.
Sementara itu, pemberlakuan kewajiban untuk dilakukan audit eksternal lebih luas dibandingkan
audit internal. Perusahaan-perusahaan yang listing, badan-badan sosial, hingga partai politik
dalam keadaan-keadaan tertentu diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan untuk
dilakukan audit eksternal,
Perbedaan Fokus dan Orientasi
Auditor internal lebih berorientasi ke masa depan, yaitu kejaidan-kejadian yang diperkirakan
akan terjadi, baik yang memiliki dampak positif (peluang) maupun dampak negatif (risiko), serta
bagaimana organisasi bersiap terhadap segala kemungkinan pencapaian tujuannya.
Sedangkan auditor eksternal terutama berfokus pada akurasi dan bisa dipahaminya kejadiankejadian historissebagaimana terefleksikan pada laporan keuangan organisasi.

Perbedaan Kualifikasi
Kualifikasi yang diperlukan untuk seorang auditor internal tidak harus seorang akuntan,
namun juga teknisi, personil marketing, insinyur produksi, serta personil yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman lainnya tentang operasi organisasi sehingga memenuhi syarat
untuk melakukan audit internal.
Auditor Eksternal harus memiliki kualifikasi akuntan yang mampu memahami dan menilai
risiko terjadinya errorsdan irregularities, mendesain audit untuk memberikan keyakinan
memadai dalam mendeteksi kesalahan material, serta melaporkan temuan tersebut. Pada
kebanyakan negara, termasuk di Indonesia, auditor perusahaan publik harus menjadi anggota
badan profesional akuntan yang diakui oleh ketentuan perundang-undangan.
Perbedaan Timing
Auditor internal melakukan review terhadap aktivitas organisasi secara berkelanjutan, sedangkan
auditor eksternal biasanya melakukan secara periodik/tahunan.
Fungsi auditor internal dan eksternal
Fungsi auditor internal
Beberapa fungsi Auditor Internal yaitu:

1.

Melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan prose pengelolaan


risiko, pengendalian dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur
dan menyeluruh.

2.

Membantu perusahaan dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan


dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan system pengendalian
intern.

3.

Membantu perusahaan dalam memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara
mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut , serta mendorong
peningkatan pengendalian intern, secara berkesinambungan.

4.

Mengevaluasi kecukupan dan efektifitas system pengendalian intern, yang mencakup


kegiatan operasi dan system informasiperusahaan.

5.

Memastikan sampai sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah
ditetapkan dan sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi.

6.

Mereview kegiatan operasi dan program untuk memastikan sampai sejauh mana hasilhasil yang diperoleh konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

7.

Untuk

mengevaluasi

system

pengendalian

intern

diperlukan kriteria

yang

memadai.Mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan yang


mencakup ruang lingkup, sasaran, waktu dan alokasi sumberdaya.

8.

Menetukan saran dan ruang lingkup penugasan yang memadai. Disamping itu auditor
internal harus menentukan sumberdaya yang sesuai untuk mencapai sasaran penugasan.
Penugasan staf harus di dasarkan pada evaluasi atas sifat dan kompleksitas penugasan,
keterbatasan waktu, dan ketersediaan sumberdaya

Fungsi auditor eksternal


Beberapa fungsi Auditor Eksternal yaitu:

1.

Membentuk dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

2.

Mendokumentasikan semua penilaian dan simpulan yang telah di capai.

3.

Memastikan sifat cakupan tugas yang dilaksanakan oleh pemeriksa Internal untuk
manajemen dan memastikan apakah manajemen mempertimbangkan rekomendasi pemeriksaan
internal dan bagaimana rekomendasi tersebut dibuktikan.

4.

Memastikan bahwa pekerjaan pemeriksaan internal dilaksanakan oleh orang yang telah
menjalani pelatihan yang cukup dan mempunyai keahlian sebagai auditor.

5.

Memastikan apakah pekerjaan pemeriksa internal telah secara baik direncanakan,


disupervisi, ditelaah, dan didokumentasikan.

6.

Menguji pekerjaan pemeriksa internal, termasuk pengujian kembali item yang telah diuji
sendiri oleh pemeriksa internal, pengujian item yang sama serta observasi dari prosedur yang
diikuti oleh pemeriksa internal.

1. Tujuan
Audit
Audit keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan
yang disajikan oleh perusahaan (manajemen) telah disusun melalui proses
akuntansi yang berlaku umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi
keuangan perusahaan pada tanggal pelaporan dan kinerja manajemen pada period
tersebut. Dari hasil audit ini kemudian akuntan (auditor) memberikan opini sebagai
tanda pengesahan atas laporan tersebut, untuk dapat digunakan oleh sebagian besar
pemakai laporan keuangan.Sedangkan audit manajemen ditujukan untuk mencapai
perbaikan atas berbagai program/aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang
masih memerlukan perbaikan. Oleh sebab itu, auditnya dirancang untuk
menemukan berbagai kelemahan dalam operasional perusahaan, menentukan
penyebabnya, menganalisis akibat yang ditimbulkan, dan mencari jalan perbaikan
atas kelemahan tersebut. Perbaikan-perbaikan yang mungkin direkomendasikan
dari hasil audit manajemen dapat berupa perbaikan perencanaan program, metoda
kerja, standar penilaian, proses pengelolaan sumber daya, dan sebagainya
tergantung pada kelemahan yang terdapat pada perusahaan tersebut. Tetapi dari
keseluruhan perbaikan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu
penghematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan.
2. Ruang
Lingkup
Audit
Audit Keuangan menekankan auditnya pada data-data akuntansi perusahaan dan
proses penyajian laporan yang disajikan manajeme. Oleh karena itu, ruang lingkup
auditnya berkisar pada bukti-bukti transaksi dan proses akuntansi yang diterapkan
pada objek audit. Dalam menentukan luas audit, auditor mendasarkan
keyakinannya pada efektivitas pengendalian internal perusahaan. Oleh karena itu,
auditor harus melakukan penelaahan terhadap pengendalian internal audit yang
diterapkan perusahaan tersebut. Semakin kuat pengendalian internal yang dimiliki
perusahaan biasanya auditor cenderung menetapkan luas audit yang lebih kecil dan
sebaliknya, semakin lemah pengendalian internal perusahaan, auditor cenderung
menetapkan luas audit yang lebih besar.Pada audit manajemen, ruang lingkup
meliputi keseluruhan fungsi manajemen dan unit-unit terkait yang ada didalamnya.
Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh program/aktivitas atau dapat juga hanya
mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Dalam
menentukan luas auditnya, auditor menekankan keyakinannya pada efektivitas
pengendalian manajemen yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, secara khusus
dalam tahap-tahap auditnya, auditor melakukan tinjauan terhadap pengendalian
manajemen perusahaan.

3. Dasar
Yuridis
secara hukum semua perusahaan harus menyajikan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor independen (akuntan publik) kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. Bagi perusahaan yang telah go
public penyajian laporan keuangan yang telah diaudit merupakan salah satu bentuk
penyajian informasi yang jujur dan bertanggung jawab kepada investor/calon
investor. Oleh sebab itu, salah satu prasayarat perusahaan untuk tetap dapat
mencatatkan sahamnya du bursa adalah penyajian laporan keuangan interim yang
telah diaudit oleh auditor independen. Bagi perusahaan yang belum go
public,pelaporan pajak (dalam bentuk surat pemberitahuan) ke Kantor Pelayanan
Pajak, dilampiri laporan keuangan. Wajib pajak yang baik (taat) akan melampirkan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen.Berbeda dengan audit
keuangan, audit manajemen bukanlah suatu keharusan bagi suatu suatu perusahaan.
Audit manajemen berangkat dari kepedulian manajemen atau yang memiliki
wewenang yang lebih tinggi untuk memperbaiki berbagai program/aktivitas yang
berjalan di perusahaan. Audit manajemen dalam hal ini dapat menjadi pilihan
dalam mencari penyebab terjadinya kelemahan proses yang berjalan dan
menganalisis akibatnya serta menentukan langkah perbaikan yang dapat dilakukan
dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.
4. Pelaksana
Audit
Audit keuangan dilakukan dalam rangka mendapatkan pengesahan (opini) secara
independen dari pihak auditor atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan
manajemen perusahaan tersebut. Oleh karena itu, audit juga harus dilakukan oleh
pihak independen (auditor eksternal) agar pengguna informasi merasa yakin akan
keakuratan dan kebenaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
tersebut. Sedangkan audit manajemen dilakukan dalam rangka untuk menemukan
berbagai kekurangan/kelemahan pengelolaan perusahaan (melalui pengelolaan
berbagai program/aktivitas) yang dilakukan manajemen, sehingga dapat ditentukan
langkah-langkah perbaikan terhadap kekurangan tersebut. Oleh karena itu, selain
auditor independen, audit juga bisa dilakukan oleh auditor internal (staf auditor
yang dimiliki perusahaan).Pertimbangan objektivitas dan biaya audit menjadi dasar
untuk menentukan siapa yang akan dipilih perusahaan untuk melakukan audit
manajemen. Jika pertimbangan lebih ditekankan kepada masalah biaya audit,
biasanya perusahaan lebih memilih untuk memanfaatkan tenaga auditor yang
dimilikinya. Sedangkan jika pertimbangannya lebih ditekankan kepada tingkat
objektivitas dan independensi auditor, audit biasanya dilakukan oleh auditor dari
luar perusahaan (external auditor).
5. Frekuensi
Auditor
Kebutuhan audit berhubungan langsung dengan penerbitan laporan keuangn, audit
keuangan dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun dan ini bersifat
reguler. Sedangkan audit manajemen, tidak ada ketentuan mengikat yang
mengharuskan untuk melakukan audit setiap periode waktu tertentu. Kebutuhan
audit sangat dipengaruhi oleh kepedulian manajemen dalam mencapai tingkat
efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi dan kebutuhan untuk memperbaiki
berbagai program/aktivitas yang hasilnya belum optimal.

6. Orientasi
Hasil
Audit
Audit keuangan dilakukan terhadap data-data keuangan perusahaan yang bersifat
historis. Oleh karena itu, audit ini lebih menekankan pada penilaian tehadap kinerja
masa lalu yang telah dicapai manajemen pada periode pelaporan. Sedangkan audit
manajemen lebih menekankan auditnya untuk kepentingan perbaikan-perbaikan
yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Audit manajemen lebih
merupakan anticipatory audit, sebagai sarana untuk mengantisipasi atau mencegah
kemungkinan tejadinya kegagalan akibat kelemahan-kelemahan yang ada pada
perusahaan.
7. Bentuk
Laporan
Audit
Audit keuangan telah memiliki standar bentuk laporan audit yang bersifat baku
bagi seluruh akuntan indenpenden yang melakukan audit keuangan. Hal ini diatur
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Bentuk laporan yang
disampaikan biasanya adalah laporan bentuk pendek yang menyertai laporan
keuangan hasil audit.Sedangkan laporan hasil audit manajemen, biasanya disajikan
dalam bentuk laporan yang bersifat komprehensif, dimana di dalam laporan
tersebut disamping menyampaikan kesimpulan audit, juga disajikan temuantemuan penting hasil audit yang menjadi dasar dalam pembuatan kesimpulan dan
rekomendasi. Audit manajemen belum memiliki standar laporan yang baku
sehingga penyajian laporan sangat dipengaruhi oleh kemampuan auditor berkreasi
untuk menyampaikan informasi yang selengkap mungkin dalam laporannya kepada
berbagai pihak yang membutuhkan hasil audit tersebut.
8. Pengguna
Laporan
Laporan audit keuangan ditujukan kepada berbagai kelompok pengguna yang
berada diluar perusahaan (eksternal). Berbagai kelompok tersebut di antaranya
pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan sebagainya. Untuk memenuhi
kebutuhan informasi berbagai kelompok tersebut, laporan keuangan disusun
sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan sebagaian besar pemakai.Laporan
audit manajemen lebih ditujukan kepada pihak internal perusahaan. Berbagai pihak
sesuai dengan bidangnya membutuhkan informasi tentang potensi perbaikan yang
bisa dilakukan perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, laporan
audit manajemen dapat menyajikan berbagai informasi untuk memenuhi kebutuhan
pemangku kepentingan yang ada pada perusahaan.

DAMPAK E-COMMERCE PADA LAPORAN AUDIT

Bagaimana E-Commerce dan Internet Mempengaruhi Operasional CPA


E-Commerce dan internet akan digunakan oleh CPA untuk pemasaran dan pemberian jasa
kepada klien, begitu juga internet dimanfaatkan untuk memberikan informasi seperti lokasi
kantor Akuntan Publik, lini-lini jasa serta spesialisasi industry dan menyediakan alat-alat serta
bahan acuan bagi klien maupun calon klien. Adanya Website CPA menampilkan berita dan
bahasan mengenai masalah bisnis seperti informasi terbaru tentang perubahan peraturan
perpajakan.dengan berlangganan database online para akuntan. Dapat selalu mengetahui info
tentang perusahaan, perkembangan industry tertentu, serta memperoleh data industry terbaru
yang berguna untuk keperluan auditing dan konsultasi. Disamping itu bisa untuk
menghubungkan kepada staff professional secara global. Waktu pemeriksaan akan dilakukan
lebih cepat dengan adanya internet, karena data yang tersedia dapat di update dan diperoleh lebih
cepat dibandingkan dengan belum adanya internet.
Dampak
e-commerce
pada
laporan
audit.
Kebanyakan perusahaan publik memberikan akses kepada infoemasi keuangan melalui situssitus web awal mereka. pengunjung ke situs web perusahaan bisa melihat laporan keuangan
perusahaan yang paling baru diaudit, termasuk laporan auditor. sebagai tambahan, adalah umum
bentuk perusahaan juga menyertakan informasi seperti lampiran keuangan tiga bulan yang tidak
diaudit, informasi keuangan lainnya, dan berita untuk wartawan seringkali diberi judul "tentang
perusahaan"
bahkan sebelum penggunaan luas atas internet, perusahaan sering menerbitkan dokumen yang
berisi informasi sebgai tambahan untuk laporan keuangan yang diaudit dan laopran indenpenden.
contoh yang paling umum adalah masih laporan tahunan perusahaan. dibawah standar audit
yang umum diterima, auditior tidak memiliki kewajiban untuk melakukan prosedur untuk
membenarkan informasi lainnya. namun auditor bertanggung jawab untuk menentukan apakah
hal ini tidak konsisten secara material dengan informasi dalam laporan keuangn yang diaudit.
namun, dibawah standar audit saat ini auditor tidak diwajibkan untuk membaaca informasi yang
dikandung dalam situs elektronik. standar audit menekankan bahwa situs elektronik adalah
sebuah cara mendistribukan informasi yang tidak dianggap "dokumen" seperti istilah yang
digunakan dalam GAAS

Anda mungkin juga menyukai