Anda di halaman 1dari 18

TUGAS ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

PRINSIP PERLINDUNGAN TERHADAP


PEMEGANG SAHAM

DISUSUN OLEH:

OKKY SAVIRA (01041881921003)


YASSINTA AGUSTINI (01041881921004)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
PRINSIP PERLINDUNGAN TERHADAP
PEMEGANG SAHAM

1. PENDAHULUAN

Pemegang saham adalah penyedia modal bagi perusahaan. Tujuan


utama dariperus ahaan ad a l ah m em ak s i m al k a n kesej ahter aan p eme
ga ng s aham ( den gan t e t ap memperhatikan kepentingan pemangku
kepentingan), sehingga peranan dari tata kelola k o r p o r a t p e r u s a h a a n
adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham
d a n menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham.
Prinsip hak-hak dasar pemegang saham diperlukan untuk mencegah terjadinya
konflik antara pemegang saham dengan manajemen yang berdampak negatif
terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu, kerangka tata kelola perusahaan harus
memastikan hak pemegang saham dilindungi dan juga memfasilitasi pemegang saham
untuk melaksanakan hak-hak tersebut.

2. HAK-HAK DASAR PEMEGANG SAHAM


Menurut OECD hak dasar pemegang saham harus termasuk hak untuk:

1. Metode yang aman untuk registrasi kepemilikan.


2. Transfer Saham.
3. Mendapatkan informasi yang relevan dan material mengenai perusahaan tepat
waktu dan secara regular.
4. Berpartisipasi dan memberikan suara di RUPS.
5. Memilih dan mengganti anggota dewan.
6. Memperoleh bagian atas laba perusahaan.

Pemegang saham juga mempunyai hak untuk berpartisipasi dan mendapatkan


informasi yang memadai terkait keputusan mengenai perubahan mendasar yang terjadi
di perusahaan, seperti:
1. Amandemen statute atau akta pendirian perusahaan
2. Otorisasi tambahan saham
3. Transaksi luar biasa / material termasuk diantaranya pengalihan hamper semua
atau semua asset perusahaan.

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada Pedoman


Umum Good Corporate Governance Indonesia Bab V tentang Pemegang Saham dan
Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) Principles of
Corporate Governance Bagian I Bab II tentang Hak Pemegang Saham dan Fungsi
Kepemilikan Utama dikatakan bahwa hak pemegang saham pada dasarnya meliputi: (1)
Hak untuk berpartisipasi dalam RUPS berdasarkan ketentuan kepemilikan saham; (2)
Hak untuk memperoleh informasi yang relevan mengenai perusahaan secara tepat
waktu, benar dan teratur; (3) Hak untuk menerima bagian dari keuntungan perusahaan;
(4) Hak untuk memperoleh penjelasan lengkap dan informasi yang akurat mengenai
prosedur berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS; (5) Hak untuk memilih dan
mengganti anggota dewan; (6) Hak untuk mengetahui metode yang aman dari
pencatatan kepemilikan.

3. KEPUTUSAN MATERIAL YANG MEMERLUKAN PERSETUJUAN RUPS

Beberapa keputusan material yang memerlukan persetujuan RUPS pada


umumnya antara lain persetujuan atas perubahan anggaran dasar perusahaan,
pemilihan/pengangkatan dan penggantian dewan direksi dan dewan komisaris
perusahaan, kebijakan penambahan atau pengurangan saham yang beredar, persetujuan
dalam pembentukan komite audit, kebijakan remunerasi terhadap direksi dan
komisaris, mengumumkan pembagian laba (dividen)
4. RUPS, PENYELENGGARAAN RUPS YANG TRANSPARAN, WAJAR DAN
AKUNTABEL

Pengertian Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) menurut Pasal 1 angka 4


Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU PT”) adalah
Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau
anggaran dasar.
Penyelenggaraan RUPS yang transparan, wajar, dan akuntabel haruslah
memenuhi prosedur yang harus dipenuhi dalam RUPS seperti jenis RUPS, tempat
penyelenggaraan dan tata cara RUPS, permintaan dan pemanggilan RUPS, dan peserta
RUPS.

5. PENGUNGKAPAN STRUKTUR KEPEMILIKAN, TERMASUK


KEPEMILIKANN PIRAMID, CASH FLOW RIGHT, CONTROL RIGHT
DAN HUBUNGANNYA DENGAN INSENTIF UNTUK EKSPROPRIASI

Kepemilikan piramida adalah kepemilikan secara tidak langsung terhadap suatu


perusahaan melalui perusahaan lain, baik melalui perusahaan publik maupun perusahaan
non publik. Hak aliran kas (cash flow right) adalah klaim keuangan pemegang saham
terhadap perusahaan; hak kontrol (control right) adalah hak suara untuk ikut serta dalam
menentukan kebijakan perusahaan. Deviasi hak aliran kas dari hak kontrol dinamai cash
flow right leverage. Cash flow right leverage menunjukkan terjadinya peningkatan
kontrol melalui berbagai mekanisme seperti kepemilikan piramida dan lintas
kepemilikan (La Porta et al., 1999). Ekspropriasi (expropriation) adalah proses
penggunaan kontrol untuk memaksimumkan kesejahteraan sendiri dengan distribusi
kekayaan dari pihak lain (Claessens et al., 2000b). Ada beberapa kebijakan yang dapat
menimbulkan ekspropriasi salah satunya berkaitan dengan insentif yaitu kebijakan
operasi perusahaan (gaji dan tunjangan yang tinggi, bonus dan kompensasi yang besar,
dana pensiun yang tinggi, dan dividen tidak dibagi).
5.1. Pasar pengendalian perusahaan dengan efisien dan transparan

Menurut OECD (2004), aturan dan prosedur yang mengatur mengenai akuisisi
pengendalian perusahaan dan transaksi luar biasa (seperti merger, penjualan aset
perusahaan secara signifikan) harus diatur spesifik dan transaksi luar biasa (seperti
merger, penjualan aset perusahaan secara signifikan) harus diatur spesifik dan
diungkapkan sehingga investor memahami dan kewajibannya. Transaksi tersebut harus
terjadi pada harga yang transparan dan dalam kondisi yang wajar sehingga hak-hak
pemegang saham tetap terlindungi. Anti-take- over devices tidak dapat digunakan oleh
manajemen dan dewan untuk menghindari akuntabilitas.
Di Indonesia terdapat pengaturan terkait pengambilalihan perseroan.
Berdasarkan UU PT, keputusan untuk melakukan penggabungan, peleburan,
pengambilalihan atau pemisahan harus disetujui RUPS. UU tersebut dan juga peraturan
Bapepam-LK mengatur RUPS tersebut wajib dihadiri oleh pemegang saham yang
mewakili paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara
yang hadir dalam RUPS. UU PT juga mengatur bahwa setiap pemegang saham berhak
meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar apabila yang
bersangkutan tidak menyetujui tindakan perseroan yang merugikan pemegang saham
atau perseroan, antara lain penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan.
Peraturan Bapepam-LK mengatur mengenai pengambilalihan perusahaan
terbuka. Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa calon pengendali baru yang
melakukan negosiasi tersebut dalam paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa
Indonesia yang berperedaran nasional, serta menyampaikan pengumuman tersebut
kepada perusahaan terbuka yang akan diambil alih, Bapepam-LK dan Bursa Efek.

Menurut peraturan Bapepam-LK pihak yang melakukan pengambilalihan yang


mengakibatkan perubahan pengendali wajib mengumumkan dalam paling sedikit satu
surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperederan nasional, serta
menyampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat satu hari kerja setelah terjadi
pengambilalihan tersebut wajib melakukan penawaran tender untuk sisa saham yang
ada.
Peraturan Bapepam-LK mewajibkan setiap pihak yang memiliki 5% atau lebih
saham yang disetor serta direktur atau komisaris emiten atau perusahaan publik
melaporkan kepada OJK atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas
saham perusahaan.
Peraturan Bapepam-LK mewajibkan setiap pihak yang memiliki 5% atau lebih
saham yang disetor serta direktur atau komisaris emiten atau perusahaan publik
melaporkan kepada OJK atas kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas
saham perusahaan.
Pasar pengendalian adalah salah satu mekanisme tata kelola perusahaan, yaitu
pasar bertindak sebagai salah satu alat untuk mendisiplinkan manajemen. Manajemen
dapat diberhentikan jika pengakuisisi meyakini hal tersebut dapat membuat perusahaan
beroperasi lebih efisien Namun, juga perlu dipastikan bahwa pada saat terjadi
pengambilalihan tersebut, hak-hak pemegang saham tetap terlindungi.
Anti-take-over adalah alat yang digunakan dewan untuk menghindari terjadinya
pengambilalihan yang tidak diinginkan. Anti-take-over devices mendapat persetujuan
pemegang saham. Pemegang saham yang dapat menggunakan alat tersebut untuk
menghindari terjadinya pengambilalihan dan penggantian manajemen jika menurut
pemegang saham hal tersebut adalah yang terbaik bagi perusahaan dan pemegang
saham. Namun, penggunaan anti- take-over devices yang berlebihan akan menyebabkan
fungsi pasar pengendalian menjadi tidak berjalan, sehingga tidak dapat mendisiplinkan
manajemen. Penggunaan secara berlebihan tersebut pada akhirnya dapat nerugikan
pemegang saham.

6. PERAN INVESTOR INSTITUSI

Investor institusi merupakan suatu organisasi yang menginvestasikan asetnya


sendiri atau aset-aset pihak lain yang dipercayakan padanya melalui bursa efek (pasar
modal). Investor institusi bukan investor perorangan tetapi investor yang merupakan
lembaga. Misalnya dana pensiun, perusahaan asuransi, dan perusahaan lain melakukan
investasi.
Investor institusi yang bertindak dalam kapasitas fidusia harus mengungkapkan
kebijakan tata kelola perusahaan dan pemungutan suara mereka secara keseluruhan
sehubungan dengan investasi mereka, termasuk prosedur yang mereka miliki di tempat
untuk memutuskan penggunaan hak pilihnya. Investor institusi yang bertindak dalam
kapasitas fidusia harus mengungkapkan bagaimana mereka mengelola konflik
kepentingan material yang dapat mempengaruhi pelaksanaan hak kepemilikan kunci
mengenai investasi mereka.

7. PERAN AKUNTAN PROFESIONAL DALAM MEMFASILITASI


PELAKSANAAN HAK PEMEGANG SAHAM

Berikut adalah beberapa peran akuntan professional terkait prinsip hak-hak


pemegang saham:
1. Akuntan manajemen berperan dalam menyiapkan laporan keuangan perusahaan.
Dalam laporab keuangan perusahaan. Dalam laporan keuangan tersebut terdapat
berbagai informasi yang berguna bagi penggunanya, seperti informasi mengenai
kinerja keuangan perusahaan, kebijakan akuntansi, transaksi pihak berelasi,
struktur kepemilikan. Informasi tersebut perlu disampaikan secara transparan,
akurat dan tepat waktu ke keuangan dan memberikan pendapat mengenai
kewajaran dari laporan keuangan. Akuntan professional yang merupakan anggota
komite audit mempunyai peranan melakukan pengawasan atas hal tersebut.
2. Akuntan manajemen dan internal audit berperan dalam merancang dan
mengimplementasikan sistem informasi dan pengendalian yang mendorong
keterbukaan terhadap pemegang saham, terkait dengan pelaksanaan prinsip-
prinsip perlindungan terhadap pemegang saham. Akuntan professional yang
merupakan anggota komite audit melakukan pengawasan atas hal tersebut
8. PELAKSANAAN PRINSIP PERLINDUNGAN TERHADAP HAK- HAK
PEMEGANG SAHAM DI INDONESIA MENURUT HASIL PENILAIAN
BANK DUNIA DAN IICD-ASEAN CG SCORECARD

Berdasarkan hasil penilaian Bank Dunia (2010) sudah terdapat berbagai peraturan
yang mengatur mengenai hak-hak dasar pemegang saham di Indonesia. Transaksi yang
mengandung benturan kepentingan harus mendapat persetujuan dari pemegang saham
independen. Namun masih terdapat beberapa hambatan. Seperti, pemegang saham
minoritas kurang mempunyai pengaruh dalam pemilihan anggota dewan. Pemegang
saham juga mempunyai hak yang lemah untuk mengajukan agenda RUPS atau
mengajukan pertanyaan dalam RUPS.
Beberapa reformasi yang perlu dilakukan terkait dengan prinsip-prinsip hak
pemegang saham adalah:
a. Aturan yang lebih baik terkait pengungkapan kepemilikan dan pengungkapan non
keuangan lainnya
b. Mengharuskan hak-hak utama pemegang saham dimasukan ke dalam akte
pendirian perusahaan
c. Mengamandemen UU PT agar lebih melindungi kepentingan pemegang saham.
Beberapa hal yang perlu diamandemen antara lain:
a). Mengurangi ambang batas atau tindakan pemegang saham dari 10% menjadi 5%
karena adanya kepemilikan terkonsentrasi
b). Memberikan pemegang saham hak eksplisit untuk mengakses informasi tertentu
c). Mengharuskan perubahan atas hak suara dari tipe saham tertentu harus disetujui
super majority dari saham yang terpengaruh jika terdapat lebih dari satu tipe
saham.
d). Mengatur peranan dewan dalam merekomendasikan dividen pada saat RUPS
dan mengatur batasan waktu kapan dividen harus dibayar
d. Memberikan dewan komisaris secara eksplisit kekuasaan untuk menyetujui
transaksi material dan mengelola konflik kepentingan.
Hasil penilaian oleh IICD-ASEAN CG Scorecard

Nilai rata-rata untuk kategori ini paling rendah dibandingkan nilai rata-rata kategori
lain: pada tahun 2012 adalah 33,1 dan tahun 2013 adalah 41,5. Rata- rata skor yang rendah
ini terutama disebabkan karena bukan perusahaan publik di Indonesia tidak
mempublikasikan notulensi RUPS, yang memberikan informasi berguna bagi investor untuk
mengevaluasi proses dan substansi dari RUPS tersebut.
Salah satu keunggulan di Indonesia dalam kategori ini adalah UU PT mengharuskan
remunerasi anggota dewan untuk disahkan oleh pemegang saham dalam RUPS. Perubahan
fundamental dalam perusahaan juga harus mendapat persetujuan dari pemegang saham.
Berdasarkan survey yang dilakukan IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship)
perusahaan mematuhi aturan hukum terkait pelaksanaan RUPS. Sebagian besar RUPS
diselenggarakan di tempat dimana sebagian besar pemegang saham berada, misalnya di
Jakarta.

9. KASUS: PENILAIAN PRAKTEK OECD CG PRINSIP 2 DI PT ANEKA


TAMBANG TBK

Penilaian dilakukan melalui atas dokumen dan wawancara di kantor pusat antam.
Tidak melakukan validasi terhadap informasi yang diberikan oleh manajemen pada saat
pelaksanaan penilaian.Manajemen antam bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
informasi yang diberikan kepada kami adalah benar, akurat, dan mutakhir.Penilaian ini
memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan kesimpulan.Penilaian ini tidak
memberikan penentuan legal atas kepatuhan antam terhadap persyaratan tertentu.

Hasil dari Penilaian GCG PT. ANTAM berdasarkan laporan tata kelola PT. Antam
Tbk. : Meletakkan Pondasi yang Kuat Bagi Pengawasan dan Pengelolaan Perusahaan
Antam telah menyusun dengan jelas, serta melakukan pengungkapan dengan jelas dan
memadai mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing dewan Komisaris dan direksi,
termasuk keseimbangan wewenang untuk mencegah kewenangan berlebih yang dimiliki
individu serta memungkinan adanya kerangka yang memadai untuk dapat memahami
akuntabilitas dan kontribusi dari dewan Komisaris dan direksi serta setiap direktur.
Peningkatan dapat dilakukan terkait dengan implementasi mekanisme penilaian kinerja
manajemen senior, termasuk pengungkapannya.
Membuat Struktur Dewan Komisaris dan Direksi yang Memberi Nilai Tambah
Antam telah memiliki dewan Komisaris dandireksi yang secara kolektif, mampu untuk
memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku,
serta memberikan nilai tambah bagi Perusahaan.Peningkatan dapat dilakukan terkait dengan
ketepatan waktu perumusan KPI dan evaluasi pencapaiannya.
Mendorong Pengambilan Keputusan yang Etis dan Bertanggung Jawab
Antam telah melakukan usaha yang cukup baik dalam mendorong pengambilan keputusan
yang etis dan bertanggung jawab, dan untuk patuh terhadap kewajiban hukum, serta dengan
memperhatikan ekspektasi yang wajar dari pemangku kepentingan.Kami juga mencermati
bahwa antam telah membuat kerangka kerja untuk mendorong terbentuknya budaya etika
dalam organisasi, melalui pemutakhiran Pedoman Perilaku, pembuatan pernyataan tahunan
untuk patuh terhadap pedoman perilaku dan mekanisme pengaduan.Pedoman perilaku
tersedia di portal intranet antam untuk sosialisasi internal, serta diwebsiteantam untuk
sosialisasi eksternal.
Menjaga Integritas Dalam Pelaporan Keuangan
Antam telah membuat struktur reviewdan otorisasi yang dirancang untuk memastikan
penyajian wajar dan faktual atas laporan keuangan, melalui pembentukan Komite audityang
memiliki peran yang signifikan dalam melakukan penilaian aspek keuangan, serta dengan
keberadaan proses untuk memastikan independensi dan kompetensi auditor eksternal.
Melakukan Pengungkapan Informasi Secara Tepat Waktu dan Seimbang
Antam telah mengungkapkan posisi dan kinerjakeuangannya dengan seimbang dan tepat
waktu.
Menghargai Hak Pemegang Saham
Antam telah menyediakan kerangka untuk meningkatkan peran serta pemegang saham dalam
berkomunikasi dan berpartisipasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham, serta akses terhadap
informasi kinerja perusahaan, termasuk informasi keuangan.
Mengetahui dan Mengendalikan Risiko
Antam telah membuat kebijakan sistem manajemen risiko dan pengendalian internal, serta
melakukan identifikasi dan pengendalian risiko usaha yang material. Namun antam masih
memerlukan perbaikan pada struktur yang dapat mendukung implementasi kebijakan tersebut,
khususnya terkait dengan risiko pelaporan keuangan, dikarenakan kerangka kerja untuk
memastikan bahwa sistem manajemen risiko dan pengendalian internalnya yang terkait
dengan risiko pelaporan keuangan telah mencukupi dan beroperasi secara efektif, dalam
semua hal yang material saat ini masih dalam tahap pengembangan.

Memberikan Remunerasi Secara Wajar dan Bertanggung Jawab


antam telah menyediakan kerangka untuk memastikan bahwa tingkat dan komposisi
remunerasi telah mencukupi dan wajar, serta terkait dengan kinerja, sepanjang hal tersebut
tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi antam sebagai BUMN.

PT ANEKA TAMBANG Tbk.


(ANTAM)
Profil perusahaan
Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan terintegrasi
secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang tersebar di seluruh
Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan Antam mencakup eksplorasi,
penambangan, pengolahan serta pemasaran dari sumber daya mineral yang dimiliki.
Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang saham.Hal ini
dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna menciptakan keuntungan
yang berkelanjutan.Strategi perusahaan adalah berfokus pada komoditas inti nikel, emas, dan
bauksit melalui peningkatan output produksi untuk meningkatkan pendapatan serta
menurunkan biaya per unit.Sebagai perusahaan pertambangan, Antam menyadari bahwa
kegiatan operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar.Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan khususnya
pengembangan masyarakat tidak sekedar tanggung jawab sosial tetapi merupakan bagian dari
risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik.Karakteristik industri pertambangan di
Indonesia sebagai industri pembuka daerah tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran
perusahaan tambang untuk berperan aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan
beroperasi sebagai good corporate citizen sangat penting. Hal ini akan berperan penting dalam
menurunkan risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan
Visi Antam :
"Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan
standar kelas dunia"
Misi Antam :
 Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan Antam
sebagai pemain global.
 Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna
dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
 Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
 Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis
pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang
saham
 Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya
organisasi berkinerja tinggi.
 Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi,
khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.

Struktur organisasi PT ANEKA TAMBANG Tbk.

Penerapan GCG pada PT ANEKA TAMBANG Tbk.


Awal penerapan GCG Antam didasari atas kebutuhan Perusahaan untuk tumbuh,
berkembang serta berkelanjutan.Dual listing di bursa menjadi pendorong Antam untuk
menerapkan GCG sebagai suati sistim, yakni sistem pengelolaan Perusahaan yang baik selain
sejalan dengan asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran
dan kesetaraan.
Antam terus berbenah menuju suatu organisasi yang berkomitmen untuk menerapkan
GCG.Pengembangan GCG Antam mengakomodir adanya perubahan yang dinamis dan
terbuka terhadap konsep-konsep baru.Antam telah mengembangkan GCG dengan
membangun aspek infrastruktur GCG, baik hard structure maupun soft structure.
1. Hard structure yang telah dibangun diantaranya adalah dengan dibentuknya Dewan
Komisaris yang terdiri dari Komisaris Independen beserta lima komite penunjang Dewan
Komisaris, meliputi Komite Audit, Komite GCG, Komite NOMINASI Remunerasi dan
Pengembangan SDM, Komite CSR Lingkungan dan Pasca-tambang (CSR-LPT), dan
Komite Manajemen Resiko.
2. Soft structrure GCG yang telah dikembangkan diantaranya:
a. Pedoman Kebijakan Perusahaan (PKP)
Digunakan untuk memastikan agar kegiatan usahanya dilaksanakan secara adil,
bertanggungjawa dan transparan. PKP merupakan kumpulan kebijakan yang disusun
berdasarkan prinsip GCG sebagai acuan kegiatan dan pengambilan keputusan
perusahaan serta sebagai pedoman dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian,
sekaligus menjadi kriteria penguji dalam mengkaji kesahihan dari semua keputusan dan
peraturan yang dikeluarkan PT Aneka Tamban Tbk.
b. Management Policy
c. Standart Operating Procedure (SOP)
d. Standar Etika (Code of conduct) Perusahaan Dimana harus ditandatangani setiap
tahunnya dan wajib ditaati seluruh insan PT Aneka Tambang Tbk.
e. Chater Dewan Komisaris
f. Chater Direksi
g. Chater Internal Audit.
Dewan Komisaris, Komite-komite di tingkat Dewan Komisaris, Direksi, dan
manajemen senior terus meningkatkan kapabilitas dalam proses pengawasan dan pengelolaan
perusahaan, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Semua pihak juga
berupaya untuk memperkuat hubungan kerja satu sama lain. Singkatnya, Antam menyadari
pentingnya hubungan kerja yang harmonis serta kerjasama diantara organ-organ tata kelola,
manajemen dan staf untuk mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di Antam secara
berkelanjutan. Untuk mendukung fungsi pengawasan, Dewan Komisaris telah membentuk
lima Komite di tingkat Dewan Komisaris yakni Komite Audit, Komite Nominasi, Remunerasi
dan Pengembangan SDM (NRPSDM), Komite Manajemen Risiko, Komite GCG dan Komite
CSR dan Pasca Tambang.
Setiap Komite diketuai oleh anggota Dewan Komisaris, dan tugas serta tanggung
jawab masing-masing Komite tercantum dalam masing-masing piagam yang dimiliki.
Evaluasi kinerja Dewan Komisaris dilakukan oleh Komite NRPSDM dengan menggunakan
sistem self-assessment atau peer evaluation sebagaimana ditentukan dalam rapat Dewan
Komisaris. Hasil kinerja dilaporkan di dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).Evaluasi ini dilakukan menggunakan kriteria yang disebutkan dalam manual
kebijakan perusahaan seperti tingkat kehadiran di rapat Dewan Komisaris atau rapat
Komite.Evaluasi kinerja Direksi dilakukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan Key
Performance Indicators (KPIs) dan hasilnya dilaporkan di dalam RUPS. Contoh dari KPI
diantaranya pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, struktur biaya, solvabilitas/tingkat
hutang, penjualan, kepuasan konsumen, inovasi, proses operasional, risiko operasional, proses
peraturan dan lingkungan, teknologi informasi yang terintegrasi, iklim organisasi, dan
kompetensi karyawan. Evaluasi kinerja Komite di tingkat Dewan Komisaris menggunakan
sistem self-assessment atau peer evaluation. Evaluasi dilakukan menggunakan beberapa
kriteria seperti kehadiran di rapat Komite. Sebagai tambahan, Komite juga dievaluasi
menggunakan aspek benturan kepentingan, pengetahuan dan pemahaman mengenai tugas dan
tanggung jawab Komite. Antam mengadopsi Sistem Manajemen berbasis Kinerja untuk
mengevaluasi kinerja manajemen senior yang didasarkan pada beberapa faktor kunci seperti
manajemen biaya, inovasi, proses operasional dan kepuasan pelanggan. Kinerja masing-
masing senior manajemen terhubung dengan kinerja Direksi yang keseluruhannya berada
dalam sistem Key Performance Index. Antam saat ini tengah bersiap untuk
mengimplementasikan sistem imbal hasil berbasis kinerja bagi karyawannya yang akan
menghubungkan kinerja masing-masing individu dengan remunerasi yang diperoleh. Evaluasi
kinerja secara kolektif disetujui oleh Direksi dan setiap senior manajemen.Setiap tahun
Direksi bertemu dengan senior manajemen dari unit bisnis di dalam forum Rapat Pimpinan
untuk mengevaluasi dan memberi masukan terhadap kinerja masing-masing unit bisnis.
Praktik GCG Antam telah memperoleh pengakuan dari banyak pihak eksternal.Pada
bulan November 2010 Antam memperoleh berhasil meraih penghargaan Best Overall dalam
ajang GCG Award 2010 dari Indonesian Institute for Corporate Directorship
(IICD).Pemilihan dilakukan berdasarkan survei dan penilaian yang independen terhadap
penerapan prinsip-prinsip GCG di perusahaan, dimana Antam berhasil mendapatkan skor
tertinggi. Kriteria penilaian antara lain adalah
1. perlindungan hak pemegang saham
2. perlakuan adil terhadap pemegang saham
3. peran pemangku kepentingan
4. pengungkapan dan transparansi
5. serta tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi.
Penilaian atas kriteria-kriteria tersebut dilakukan berdasarkan OECD (Organisation for
Economic Co-operation & Development) Guidelines.IICD juga melakukan assessment secara
independen terhadap informasi publik yang tersedia di website perusahaan maupun website
para regulator bursa. Predikat Best Overall dalam GCG Award dari IICD tersebut merupakan
penghargaan kedua yang diterima Antam, setelah penghargaan yang sama juga diterima di
tahun 2009 lalu. Pada bulan Desember 2010 Antam juga kembali meraih predikat perusahaan
Sangat Terpercaya pada ajang Good Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award
2009. Penilaian CGPI 2009 ini dilakukan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance
(IICG) melalui empat tahapan terhadap perusahaan publik (emiten), BUMN, dan perusahaan
lain.

Tujuan penerapan GCG di ANTAM adalah sebagai berikut:


1. Tercapainya pertumbuhan dan imbal hasil yang maksimal sehingga meningkatkan
kemakmuran Perusahaan, serta mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
tanpa mengabaikan kepentingan Stakeholders lainnya
2. Mengendalikan dan mengarahkan hubungan yang baik antara Shareholders, Dewan
Komisaris, Direksi, dan seluruh Stakeholders Perusahaan
3. Mendukung aktivitas pengendalian internal dan pengembangan Perusahaan
4. Pengelolaan sumber daya secara lebih amanah
5. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada Stakeholders
6. Perbaikan budaya kerja Perusahaan
7. Menjadikan Perusahaan bernilai tambah yaitu meningkatkan kesejahteraan seluruh insan
Antam berikut peningkatan kemanfaatan bagi Stakeholders Perusahaan.
Tata kelola perusahaan yang baik akan mampu memastikan aset dikelola secara hati-hati
dan dapat dipertanggungjawabkan. selain itu, perusahaan akan mampu menjalankan
bisnisnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dilandasi dengan etika bisnis yang telah
disepakati dan dijunjung tinggi bersama.

Kesimpulan

PT ANTAM sudah melaksanakan prinsip-prinsip GCG dengan sangat baik.Dimana


Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance, GCG) telah menjadi salah satu elemen
penting bagi perusahaan Antam dalam usaha untuk mempertahankan keberlanjutan
pertumbuhan dan juga menjadi perusahaan pertambangan internasional.
Evaluasi kinerja Dewan Komisaris yang dilakukan secara berkelanjutan sangat
membantu perusahaan dalam peningkatan kualitas kinerja dewan komisaris beserta
karyawannya.Serta kebijakan yang diambil mengenai sistem remunerasi merupakan upaya
yang cukup baik untuk meningkatkan kinerja masing-masing individu sehingga shareholder
value juga dapat ditingkatkan.
Dengan GCG PT. ANTAM Tbk. menciptakan agent of change melalui GCG
Champion.Antam membuat program untuk mengakomodasi ide dan inovasi dari berbagai
jabatan di perusahaan.Seluruh hasil inovasi dari program tersebut disimpan dalam portal
perusahaan sehingga dapat diakses oleh seluruh pegawai Antam.Selain itu para direksi harus
melakukan sharing informasi setelah melakukan kunjungan bisnis, agar semua karyawan
mempunyai kesamaan visi dan informasi.PT Antam juga mendapatkan manfaat yaitu dapat
meningkatkan shareholder value, mendapatkan dan menjaga kepercayaan investor dan
kreditor, dapat menarik investor dari luar, memperoleh citra yang baik, dan menciptakan iklim
yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai