PENDAHULUAN
keputusan.
Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat suatu topic yang berjudul
Proses Pengambil
Keputusan Etis (Seven Steps) menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini.
Penulis berusaha untuk
ISI
2.1. Pendahuluan
pasar modal, dan akhirnya Sarbanes Oxley Act 2002, yang membawa
reformasi tata kelola tersebar luas.
serta persyaratan yang akan ditampilkan filosofis secara penting dan yang
baru ini dituntut oleh
Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau
biaya;
Etika Kebajikan
pribadi. Namun, karena prinsip dan teori filosofis bertentangan dengan aspek
lain dan dampak bertentangan dengan praktik bisnis yang dapat diterima,
khususnya dalam beberpa budaya sudut
keputusan akan menjadi etis jika konsekuensi positif lebih besar dari
konsekuensi negatifnya.
varian, oleh karena itu hanya dari manfaat parsial dalam pengambilan
keputusan etis dalam konteks
sebuah bisnis, profesional, atau organisasi. Konsekuensialisme mengacu pada
sub bagian dari varian yang
2.1.5. Deontologi
para mahasiswa untuk menggunakan standar moral, prinsip dan aturan-aturan sebagai
panduan untuk
manusia dan perlakuannya yang adil bagi semua. Hal ini dapat dicapai
dengan mengadopsi posisi bahwa
hukum atau kontrak. Lebih jauh lagi, hal tersebut juga dicapai jika
para individu bertindak dengan
sebagai sarana untuk mencapai akhir dari suatu tujuan 2.1.6. Etika Kebajikan
yang salah).
bagian dari karakter anda, suatu sifat atau watak yang biasa anda
tunjukkan dalam tindakan. Hal ini
bukan hanya sesuatu yang dapat anda tunjukkan, tetapi sesuatu yang
biasanya atau selalu anda
tunjukkan
orang-orang atau hal-hal yang jujur, bekerja untuk perusahaan yang jujur, teman-
teman yang jujur,
Seperti juga penafsiran dari apa yang dbenarkan atau yang benar;
mungkin terpengaruh
yang komprehensif, dan memastikan bahwa perangkap umum yang dibahas untuk
tidak
fakta dari opini belaka adalah hal yang sangat penting. Perbedaan
persepsi dalam
bagaimana seseorang mengalami situasi dapat menyebabkan banyak perbedaan
etis.
Sebuah penilaian etis yang dibuat berdasarkan penentuan yang cermat atas
fakta-fakta
yang ada merupakan sebuah penilaian etis yang lebih masuk akal
daripada penilaian
yang dibuat tanpa fakta. Seseorang yang bertindak sesuai dengan pertimbangan
yang
cermat akan fakta telah bertindak dalam cara yang lebih bertanggung jawab
secara etis
Begitu anda mengenali bahwa sebuah isu adalah bagian dari situasi yang
Siapa, yaitu siapa saja yang terlibat dari pihak-pihak dalam situasi
tersebut.
Kapan, yaitu pada saat kondisi dan situasi seperti apa keputusan etis
kasus. Misalnya, fakta-fakta yang ada. Meskipun konsep ini tampak tepat
sasaran, fakta
dari suatu kasus tertentu tidak selalu jelas dan mungkin kontroversial.
Pengambilan
etis.
bagaimana alternatif ini dinilai sebagai benar atau salah, baik atau
buruk, tujuannya
adalah untuk memilih alternatif terbaik. Dalam situasi yang ideal, semua prinsip-
prinsip
etika akan mengarah ke alternatif yang sama sebagai yang terbaik.
4. Menentukan Alternatif
identifikasi. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan menempatkan diri
jelas
rekomendasi untuk mengikuti serta bersiap untuk pembenaran atas pilihan sebaik
lain.
6. Menilai Konsekuensi
untuk keluar dari permasalahan. Pengambilan keputusan yang diakhiri dengan evaluasi
yang merupakan langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan sebagai sarana
untuk menilai apakah keputusan kita sudah berdampak baik atau malah tidak
sesuai
bahwa dia telah mempertimbangkan semua faktor yang relevan dan telah
metode seven steps untuk tujuan ini. Kebanyakan para pengambil keputusan,
ketika
isu etis.
metode tujuh langkah (seven steps) yang tercantum dalam urutan numerik
tidak
menunjukkan urutan logis atau kronologis yang ketat. Kehadiran fakta yang
akan