Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ilham Jiensa Wijaya

NIM : W100220006
Kelas :A
Mata Kuliah : Etika Bisnis
RESUME MATERI
BEHAVIOR ETHICS
1. Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis
Kerangka kerja pengambilan keputusan Etis (EDM) menilai etikalitas keputusan atau
tindakan yang dibuat dengan melihat:
a. Konsekuensi atau kekayaan yang dibuat dalam hal keuntungan bersih atau biaya
b. Hak dan kewajiban yang terkena dampak
c. Kesetaraan yang dilibatkan
d. Motivasi atau kebajikan yang diharapkan

2. Pendekatan Filosofis
Terdapat tigs pendekatan filosofis yaitu:
a. Konsekuensialisme
b. Deontologi
c. Etika Kebajikan
Masing – masing dari tiga pendekatan memberikan kontribusi yang berbeda – beda dalam
menghasilkan pendekatan yang berguna dan dapat dipertahankan untuk pengambilan
keputusan etis dalam bisnis ataupun kehidupan pribadi. Namun karena beberapa prinsip dan
teori filosofis bertentangan dengan aspek lain dan tampak bertentangan dengan praktik
bisnis yang dapat diterima, khususnya beberapa budaya di seluruh dunia akan lebih baik jika
menggunakan pertimbangan yang dilihat dari berbagai sudut pandang.

3. Konsekuensialisme
Pendekatan ini bertujuan untuk memaksimalkan batasan dari sebuah keputusa bagi mereka
kebenaran dari suatu perbuatan yang bergantung pada konsekuensinya. Para ahli membahas
mengenai:
a. Konsekuensi mana yang harus dihitung
b. Bagaimana cara menghitungnya
c. Siapa saja yang pantas untuk disertakan dalam satuan pemangku kepentingan yang harus
dipertimbangkan
Utilitarianisme terkait dengan utilitas secara keseluruhan mencakup varian, oleh karena itu
hanya dari manfaat parsial alm pengambilan keputusan etis dalam konteks bisnis,
professional, atau organisasi. Konsekuensialisme juga mengacu pada sub bagian dari varian
yang didefinisikan untuk menghindari pengukuran yang salah atau permasalahan lain atau
konteks yang terlibat.
4. Deontologi
Deontologi berbeda dengan konsekuensialisme, deontologi ini berfokus pada kewajiban atau
tugas memotivasi keputusan atau tindakan, bukan pada konsekuensi dari tindakan.
Deontologi mengambil posisi bahwa kebenara bergantung pada rasa hormat yang
ditunjukkan dalam tugas, serta hak dan keadilan yang dicerminkan oleh tugas – tugas
tersebut.
Penularan deontologis sebagian besar didasarkan pada pemikiran Kant (1964). Kant
beragumen bahwa seorang yang rasional membuat keputusan mengenai apa yang baik untuk
dilakukan, akan mempertimbangkan tindakan apa yang akan baik untuk dilakukan oleh
semua anggota masyarakat. Tindakan semacam itu akan meningkatkan kesejahteraan dalam
pengambilan keputusan dan juga masyarakat.

5. Etika Kebajikan
Kebajikan adalah karakter yang membuat orang bertindak etis dan membuat orang tersebut
menjadi manusia yang bermoral. Bagi Aristoteles, kebajikan memperbolehkan seseorang
untuk membuat keputusan yang wajar. Kebijaksanaan adalah kunci dari kebajikan dalam
menentukan pilihan yang tepat di antara pilihan – pilihan yang ekstrem. Kebajikan harus
selalu ditanamkan sepanjang waktu sehingga mereka bisa menjadi tertanam atau melekat
dan bisa menjadi referensi yang konsisten.

Anda mungkin juga menyukai