Profesi akuntansi merupakan profesi yang yang dibutuhkan oleh banyak pihak baik
bidang bisnis, pemerintahan, pendidikan, dan lainnya
1. Akuntan Swasta/ Internal
bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi yang menyajikan informasi
keuangan suatu entitas berupa laporan keuangan
2. Akuntan Publik
telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk menjalankan praktik
akuntansi publik (terutama perauditan) dan wajib menjadi anggota Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
3. Akuntan Pemerintah
Tugas utamanya adalah memeriksa laporan keuangan pemerintahan
4. Akuntan Pendidik
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah aturan perilaku etika akuntan
dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Kode etik akuntan Indonesia
memuat delapan prinsip etika sebagai berikut:
Beberapa prinsip etis dalam bisnis telah dikemukakan oleh Robert C.Solomon (1993) dalam
Bertens (2000),
1. Kejujuran
2. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang
3. Kepercayaan
4. Keuletan
Selanjutnya, empat keutamaan yang dimiliki orang bisnis pada taraf perusahaan, yaitu:
1. Keramahan
2. Loyalitas
3. Kehormatan.
4. Rasa Malu
Prinsip Pengambilan Keputusan Etis dalam Dunia Bisnis dan Profesi
baiknya sebelum kita mengambil keputusan kita harus mengacu pada prinsip - prinsip
berikut ini:
1. Autonom, Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan anda menimbulkan kerugian
terhadap orang lain?
2. Non-malfeasance, Apakah keputusan Anda akan mencederai pihak lain?
3. Beneficence, Merupakan keputusan harus dapat menjadi solusi bagi masalah dan
merupakan solusi terbaik yang bisa diambil.
4. Justice, Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan, dan
termasuk implementasinya.
Pertemuan 4
Lingkungan Etika Dalam Dunia Bisnis
Praktik Bisnis yang Tidak Beretika
Terdapat masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori, yaitu:
1. Suap (Bribery)
2. Paksaan (Coercion)
3. Penipuan (Deception)
4. Pencurian (Theft)
5. Diskriminasi tidak jelas (Unfair Discrimination) : Suatu kegagalan untuk
memperlakukan semua orang dengan setara.
Kebutuhan aspek moral dalam bisnis adalah:
1. Praktik bisnis yang bermoral hanya akan memberikan keuntungan ekonomis dalam
jangka Panjang dapat bertahan.
2. Beberapa praktik bisnis yang bermoral mungkin tidak memiliki nilai ekonomis
bahkan dalam jangka panjang sekalipun
3. Praktik bisnis yang bermoral akan menghasilkan keuntungan akan sangat tergantung
pada saat bisnis tersebut dijalankan
4. Dalam hal ini, etika bisnis menjadi suatu hal yang sangat mendesak untuk diterapkan,
sebab dengan etika pertimbangan mengenai baik atau buruk dapat distandardisasi secara tepat
dan benar.
Lingkungan Etika Dalam Profesi Akuntansi
Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai normal.
Seorang profesi akuntansi wajib mematuhi prinsip-prinsip dasar berikut ini :
1. Integritas : bersikap lugas dan jujur
2. Objektivitas : tidak membiarkan bias, benturan kepentingan, atau pengaruh tidak
sepantasnya dari pihak lain.
3. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
4. Prinsip kerahasiaan
5. Perilaku Profesional : mematuhi ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.
Pertemuan 5
Perkembangan Profesi Akuntansi
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan dunia usaha (Soemarso,
2002: 11).Mulai dikeluarkannya Undang-undang Penanaman Modal Asing dalam tahun
1967, yang kemudian disusul dengan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri,
tahun 1968, merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi.
Pemerintah sangat berperan dalam mendorong perkembangan profesi ini, di antaranya
dengan membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi yang dibentuk pada tahun
1985. Pasar modal yang mulai marak sejak tahun 1987 menambah lajunya perkembangan
akuntansi. Demikian juga reformasi perpajakan yang dilakukan pada tahun 1984.
Bidang-bidang Profesi Akuntansi
Bidang-bidang Profesi Akuntansi
1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
3. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
4. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
5. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
6. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
7. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
a. memberikan suatu informasi yang berkaitan kepada manajemen dalam
menjalankan suatu usahanya.
8. Sistem Akuntansi (Accounting System)
a. merencanakan terlebih dahulu cara untuk melakukan pencatatan akuntansi
9. Akuntansi Pendidikan (Education Accounting)
10. Akuntansi Internasional (International Accounting)
a. mencakup suatu masalah – masalah yang sedang terjadi dalam suatu transaksi
perdagangan internasional atau lintas negara
11. Akuntansi Sosial (Social Accounting)
untuk pengarahan suatu masalah yang sering terjadi di masyarakat.
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
1. Tanggung Jawab Profesi
2. Kepentingan Publik.
3. Integritas.
4. Obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional
6. Kerahasiaan.
7. Perilaku Profesional.
8. Standar Teknis.
Tujuan pemutakhiran kode etik ini untuk meningkatkan profesi akuntan publik di Indonesia,
terutama dalam meningkatkan kompetensi, kualitas, daya saing, dan profesionalisme akuntan
publik, sehingga profesi akuntan publik di Indonesia dapat selalu mengikuti dan memenuhi
tuntutan perkembangan zaman
memuat tiga bagian, yaitu bagian A yang mengatur prinsip dasar etika profesi bagi seluruh
CPA, bagian B yang mengatur penerapan prinsip dasar etika profesi bagi setiap CPA yang
berpraktik melayani publik seperti akuntan publik dan KAP, serta bagian C yang mengatur
penerapan prinsip dasar etika profesi bagi CPA yang bekerja di perusahaan.
4.4.6. Kode Etik Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia
Untuk itu seorang akuntan manajemen dituntut memiliki pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap (attitude) profesionalisme yang tinggi dalam bidang terkait
seperti bidang akuntansi manajemen, manajemen keuangan, bisnis dan manajemen informasi.
4.4.7. Kode Etik IAI KASP
1. Integritas
2. Obyektivitas
3. Kompetensi dan Kehati-hatian
4. Kerahasiaan
5. Prinsip kerahasiaan tidak berlaku dalam situasi-situasi berikut:
Pengungkapan yang diijinkan oleh pihak yang berwenang, seperti auditan dan instansi tempat
ia bekerja. Dalam melakukan pengungkapan ini, auditor harus mempertimbangkan
kepentingan seluruh pihak, tidak hanya dirinya, auditan, instansinya saja, tetapi juga
termasuk pihak-pihak lain yang mungkin terkena dampak dari pengungkapan informasi ini.
4.4.8. Kode Etik Profesi dalam Asosiasi Akuntansi Lainnya.
diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/04/M.PAN/03/2008
dan No.PER/05/M.PAN/03/20008 tanggal 31 Maret 2008.
4.4.9. Sarbox (Sarbanes Oxley Act).
lahir 30 Juli 2002. lahir sebagai standar baru untuk semua perusahaan publik dan KAP.
Pertemuan 6
Profesi Akuntansi Publik
5.1. Gambaran Umum Profesi Akuntan Publik
Pengertian Akuntansi public
Akuntan publik adalah seorang akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri
keuangan untuk memberikan jasa akuntan public. diatur dalam UU RI No. 5 tahun 2011
tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan No 17/PMK.01/2008 tentang
Jasa Akuntan Publik.
Peranan Etika dalam Profesi Auditor
Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor
profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil keputusan-
keputusan sulit.
Pentingnya Nilai-Nilai Etika dalam Auditing
Auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal
yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum di Indonesia “Arens, 1995”.
Ada 6 tanggung jawab dasar yang harus dimiliki seorang auditor, diantaranya adalah :
1. Seorang auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjan yang ia
lakukan, agar apa yang telah dilakukan oleh auditor dapat dibaca oleh yang
berkepentingan.
2. Sistem Akuntansi
Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan
menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
3. Bukti Audit
Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan
kesimpulan rasional. Dan harus memperoleh bukti yang sangat bermanfaat dalam
mengaudit laporan keuangan.
4. Pengendalian Intern
Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal,
hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance
test.
5. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan Auditor melaksanakan tinjau ulang
laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang
diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas
pendapat mengenai laporan keuangan.
6. Independensi Auditor
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi dapat juga diartikan adanya
kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan
yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya.
1) Prinsip Etika
a) Tanggung jawab profesi.
b) Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak
dalam kerangka
c) Integritas
d) Objektivitas
e) Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
f) Kerahasiaan
g) Perilaku Profesional
h) Standar Teknis
2) Aturan Etika
a) Independensi, Integritas, Obyektivitas
b) Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
· Standar Umum
Kompetensi profesional.
Kecermatan dan keseksamaan profesional..
Perencanaan dan supervisi.
Data relevan yang memadai
Prinsip Akuntansi
Anggota KAP tidak diperkenankan:
o Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan
atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum atau
o Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang
harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang
berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-
prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan
IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpangan
seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersbeut, anggota KAP dapat tetap
mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat membiarkan
faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.
menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat
penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan
estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip
akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.
Standar Pelaporan Akuntan Publik
C. PERTANGGUNGJAWABAN
D. KEMANDIRIAN
Pertemuan 7
7.1 Pengertian Akuntan Sektor Publik
Akuntan sektor publik memiliki peran penting dalam menyediakan informasi
keuangan yang tepat waktu dan relevan. Tugas dan tanggung akuntan sektor publik adalah
menyediakan informasi keuangan yang tepat waktu dan relevan dan menyediakan informasi
baik untuk memenuhi kebutuhan internal maupun eksternal dari organisasi.
7.2 Bidang-bidang Pekerjaan Akuntan Sektor Publik
Bidang –bidang pekerjaan akuntan sector public adalah :
1. Melakukan pemeriksaan laporan keuangan public
2. Memberikan bantuan dibidang perpajakan
3. Memberikan konsultasi sistem informasi akuntansi
4. Memberikan konsultasi manajemen
7.3 Kode Etik Akuntan Sektor Publik
Menurut Primaraharjo dan Handoko ( 2011) bahwa Kode Etik Akuntan Sektor Publik
di dalam profesi Akuntan Publik terdapat kode etik profesi yang terdiri dari empat prinsip
dasar, yaitu :
1. Prinsip integritas
2. Prinsip objektivitas
3. Prinsip kompetensi
4. Prinsip perilaku professional