Lingkungan Etika
dalam Dunia Bisnis
dan Akuntansi
1. Pendahuluan
2. Lingkungan Etika Dalam Bisnis
3. Lingkungan Etika Dalam Profesi Akuntansi
Tatap
Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh
Muka
Fakultas Ekonomi dan S1 Akuntansi MK19.01.1.1.0.05 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Bisnis
03
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
lingkungan etika dalam dunia bisnis, untuk menjelaskan lingkungan etika
dan lingkungan etika berbagai baik di bisnis maupun profesi
profesi akuntansi, prinsip-pronsip akuntansi, memahami prinsip-prinsip
dasar yang harus dipatuhi oleh setiap etika dan dapat mengidentifikasi
profesi akuntansi baik yang bekerja serta menganalisis sebuah kasus
di dunia bisnis maupun di publik, dikaitkan dengan teori.
serta menyajikan praktek-praktek
bisnis yang tidak beretika beserta
contoh kasusnya.
Pendahuluan
Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan atau lebih tepatnya keuntungan
adalah hal yang pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-
satunya. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk. Pertama,
keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Kedua, tanpa
memperoleh keuntungan, tidak ada investor yang bersedia menanamkan modalnya, dan
karena itu tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang menjamin kemakmuran nasional. Ketiga,
keuntungan memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya bertahan melainkan juga dapat
menghidupi karyawan-karyawannya.
Praktik bisnis merupakan aktivitas utama masyarakat yang wajib didukung oleh
perilaku baik. Etika bisnis menjadi sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari
elemen-elemen yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya (konsumen, distributor,
produsen). Nilai-nilai (values) dalam etika bisnis adalah standar kultural dari perilaku yang
diputuskan sebagai petunjuk bagi pelaku bisnis dalam mencapai dan mengejar tujuan. Pada
era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis
merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etika
penting diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Etika bisnis
memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya
dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya
ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi
perusahaan.
Hingga saat ini masyarakat sudah percaya dengan keadaan dunia bisnis , dimana
masyarakat sangat berharap dan menaruh harapan, hampir seluruh masyarakat sangat
terfokus di dunia bisnis. Dalam Bermasyarakat juga pasti terdapat sebuah ekspektasi ,
dimana ekspektasi tersebut akan muncul sebuah harapan, Masyarakat pun pada umumnya
mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional khususnya di dalam bidang akuntansi.
Karena mereka mempunyai suatu kepandaian yang lebih di dalam bidang tersebut
dibandingkan dengan orang awam sehingga masyarakat berharap bahwa para akuntan
dapat mematuhi standar dan sekaligus tata nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan,
sehingga masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya terhadap pekerjaan yang
diberikan. Dalam hal ini, seorang akuntan dipekerjakan oleh sebuah organisasi atau KAP,
tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan
atau publik.Walaupun demikian, sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan, akuntan
professional dan akuntan publik mengekspektasikannya untuk mempertahankan nilai-nilai
2. Paksaan (Coercion)
adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan
atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan,
pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu.
3. Penipuan (Deception)
adalah tindakan memperdaya, ,menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan atau
melakukan kebohongan.
2. Pencurian (Theft) adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita
atau mengambil properti milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut
dapat berupa properti fisik atau konseptual.
Beberapa pebisnis berpendapat bahwa terdapat hubungan simbiosis antara etika dan bisnis
dimana masalah etik sering dibicarakan pada bisnis yang berorientasi pada keuntungan.
Kebutuhan aspek moral dalam bisnis adalah:
1. Praktik bisnis yang bermoral hanya akan memberikan keuntungan ekonomis dalam
jangka panjang. Bagi bisnis yang didesain untuk keuntungan jangka pendek hanya akan
memberikan insentif yang kecil. Dalam kompetisi bisnis di pasar yang sama, keuntungan
jangka pendek merupakan keputusan yang diambil oleh kebanyakan perusahaan untuk
dapat bertahan.
2. Beberapa praktik bisnis yang bermoral mungkin tidak memiliki nilai ekonomis bahkan
dalam jangka panjang sekalipun. Sebagai contoh, bagaimana mengkampanyekan
kerugian merokok, sebagai lawan dari promosi rokok itu sendiri.
3. Praktik bisnis yang bermoral akan menghasilkan keuntungan akan sangat tergantung
pada saat bisnis tersebut dijalankan. Pada pasar yang berbeda, praktik yang sama
mungkin tidak memberikan nilai ekonomis. Jadi masalah tumpang tindih antara
eksistensi moral dan keuntungan sifatnya terbatas dan insidental (situasional)
4. Dalam hal ini, etika bisnis menjadi suatu hal yang sangat mendesak untuk diterapkan,
sebab dengan etika pertimbangan mengenai baik atau buruk dapat distandardisasi
secara tepat dan benar. Namun perlu juga dicatat bahwa etika bisnis tidak akan
berfungsi jika praktik-praktik bisnis yang curang dilegalkan. Maka, diperlukan dua
perangkat utama yaitu moral dan legal politis.
Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai
normal. Setiap bidang profesi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih
dikenal dengan istilah “Kode Etik Profesi”. Dalam bidang akuntansi sendiri, salah satu
profesi yang ada yaitu Akuntan Profesional dan Akuntan Publik.
Setiap praktisi (profesi akuntansi) wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip
dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan
aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau
peraturan lainnya yang berlaku Seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur
Kasus Enron
Arthur Andersen adalah sebuah perusahaan jasa akuntansi yang berbasis
di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Arthur Andersen pada
tahun 1913. Sedangkan Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara
InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas pada tahun 1985.
Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha
antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis
keuangan.
Salah satu nilai etika dalam “Enron’s Code of Ethics” adalah integritas
(integrity), dalam hal ini, Enron berjanji untuk mengatakan hal yang sebenar-benarnya
kepada yang membutuhkan. Dana pensiun karyawan enron diinvestasikan dalam bentuk
saham, dan saham yang digunakan adalah saham enron. Ketika akhirnya manajemen
enron mulai menyadari bahwa nilai saham mereka semakin merosot, pihak manajemen
mengatakan hal yang sebaliknya dan melarang penjualan saham oleh dana pensiun.
Akibatnya adalah, dana pensiun karyawan kemudian mengalami kerugian yang besar
dan akhirnya nasib dana pensiun karyawan kedepan mengalami ketidak pastian. Dana
pensiun sebesar $ 2 miliar akhirnya hilang dan hanya tergantikan sebesar $ 85 juta dari
kompensasi kerugian.
Kasus WorldCom
Profil Worldcom
Worldcom adalah sebuah perusahaan ternama yang menyediakan layanan telepon
jarak jauh yang didirikan oleh Bernard Ebbers pada tahun 1983. Worldcom berkembang
pesat pada tahun1990-an sehingga menjadi salah satu perusahaan terbesar dalam industri
telekomunikasi. Akuisisi terbesar pada tahun 1998 pada saat worldcom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu perusahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada
bidang telekomunikasi. Pada tahun yang sama WorldCom membeli perusahaan
UUNet, Compuserve, dan jaringan data AOL (American Online) yang mengukuhkan posisi
WorldCom menjadi operator no 1 dalam infrastruktur internet (Abqi, 2012).
Leonard J. Brooks (2004). Business & Professional Ethics for Accountants. South-
Western College Publishing
Ronald F. Duska, & B.S. Duska (2005). Accounting Ethics. Blackwell Publishing.
Sukrisno Agus (2009). Etika Bisnis dan Profesi. Salemba Empat. Jakarta.
http://yuriaiuary.blogspot/2017/05/lingkungan-etika-dan-akuntansi.html?m=1
http://www.wealthindonesia.com/kasus-penipuan-capital-market/bangkrutnya-
enron-corp.html