Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Lingkungan Etika
dalam Dunia Bisnis
dan Akuntansi
1. Pendahuluan
2. Lingkungan Etika Dalam Bisnis
3. Lingkungan Etika Dalam Profesi Akuntansi

Tatap
Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh
Muka
Fakultas Ekonomi dan S1 Akuntansi MK19.01.1.1.0.05 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Bisnis
03
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
lingkungan etika dalam dunia bisnis, untuk menjelaskan lingkungan etika
dan lingkungan etika berbagai baik di bisnis maupun profesi
profesi akuntansi, prinsip-pronsip akuntansi, memahami prinsip-prinsip
dasar yang harus dipatuhi oleh setiap etika dan dapat mengidentifikasi
profesi akuntansi baik yang bekerja serta menganalisis sebuah kasus
di dunia bisnis maupun di publik, dikaitkan dengan teori.
serta menyajikan praktek-praktek
bisnis yang tidak beretika beserta
contoh kasusnya.
Pendahuluan
Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan atau lebih tepatnya keuntungan
adalah hal yang pokok bagi kelangsungan bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-
satunya. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk. Pertama,
keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Kedua, tanpa
memperoleh keuntungan, tidak ada investor yang bersedia menanamkan modalnya, dan
karena itu tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang menjamin kemakmuran nasional. Ketiga,
keuntungan memungkinkan perusahaan untuk tidak hanya bertahan melainkan juga dapat
menghidupi karyawan-karyawannya.

Praktik bisnis merupakan aktivitas utama masyarakat yang wajib didukung oleh
perilaku baik. Etika bisnis menjadi sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari
elemen-elemen yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya (konsumen, distributor,
produsen). Nilai-nilai (values) dalam etika bisnis adalah standar kultural dari perilaku yang
diputuskan sebagai petunjuk bagi pelaku bisnis dalam mencapai dan mengejar tujuan. Pada
era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis
merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etika
penting diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Etika bisnis
memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya
dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya
ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi
perusahaan.
Hingga saat ini masyarakat sudah percaya dengan keadaan dunia bisnis , dimana
masyarakat sangat berharap dan menaruh harapan, hampir seluruh masyarakat sangat
terfokus di dunia bisnis. Dalam Bermasyarakat juga pasti terdapat sebuah ekspektasi ,
dimana ekspektasi tersebut akan muncul sebuah harapan, Masyarakat pun pada umumnya
mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional khususnya di dalam bidang akuntansi.
Karena mereka mempunyai suatu kepandaian yang lebih di dalam bidang tersebut
dibandingkan dengan orang awam sehingga masyarakat berharap bahwa para akuntan
dapat mematuhi standar dan sekaligus tata nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan,
sehingga masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya terhadap pekerjaan yang
diberikan. Dalam hal ini, seorang akuntan dipekerjakan oleh sebuah organisasi atau KAP,
tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan
atau publik.Walaupun demikian, sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan, akuntan
professional dan akuntan publik mengekspektasikannya untuk mempertahankan nilai-nilai

‘20 Etika Profesi


2 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
kejujuran, integritas, objektivitas, serta pentingannya akan hak dan kewajiban dalam
perusahaan.
Lingkungan Etika Dalam Dunia Bisnis

Praktik Bisnis yang Tidak Beretika


Praktik bisnis yang dijalankan selama ini masih cenderung mengabaikan etika, rasa
keadilan dan kerapkali diwarnai praktik-praktik bisnis tidak terpuji atau hal ini
mengindikasikan bahwa disebagian masyarakat telah terjadi krisis moral dengan
menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan, baik untuk tujuan individu
memperkaya diri sendiri maupun tujuan kelompok untuk eksistensi etika dan nilai-nilai moral
bagi para pelaku bisnis.
Terdapat masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori,
yaitu:
1. Suap (Bribery)
adalah tindakan berupa menawarkan, membeli, menerima, atau meminta sesuatu yang
berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan
kewajiban public. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli
pengaruh. Pembelian itu dapat dilakukan baik dengan membayar sejumlah uang atau
barang, maupun pembayaran kembali setelah transaksi terlaksana. Suap kadang kala
tidak mudah dikenali. Pemberian cash dapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara
suap, tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai suap tergantung
dari maksud dan respons yang diharapkan oleh pemberi hadiah.

2. Paksaan (Coercion)
adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan
atau ancaman. Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan,
pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu.

3. Penipuan (Deception)
adalah tindakan memperdaya, ,menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan atau
melakukan kebohongan.

2. Pencurian (Theft) adalah merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita
atau mengambil properti milik orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut
dapat berupa properti fisik atau konseptual.

3. Diskriminasi tidak jelas (Unfair Discrimination)

‘20 Etika Profesi


3 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
adalah perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang
disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama. Suatu kegagalan
untuk memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya perbedaan yang
beralasan antara yang disukai atau tidak.

Beberapa pebisnis berpendapat bahwa terdapat hubungan simbiosis antara etika dan bisnis
dimana masalah etik sering dibicarakan pada bisnis yang berorientasi pada keuntungan.
Kebutuhan aspek moral dalam bisnis adalah:

1. Praktik bisnis yang bermoral hanya akan memberikan keuntungan ekonomis dalam
jangka panjang. Bagi bisnis yang didesain untuk keuntungan jangka pendek hanya akan
memberikan insentif yang kecil. Dalam kompetisi bisnis di pasar yang sama, keuntungan
jangka pendek merupakan keputusan yang diambil oleh kebanyakan perusahaan untuk
dapat bertahan.
2. Beberapa praktik bisnis yang bermoral mungkin tidak memiliki nilai ekonomis bahkan
dalam jangka panjang sekalipun. Sebagai contoh, bagaimana mengkampanyekan
kerugian merokok, sebagai lawan dari promosi rokok itu sendiri.
3. Praktik bisnis yang bermoral akan menghasilkan keuntungan akan sangat tergantung
pada saat bisnis tersebut dijalankan. Pada pasar yang berbeda, praktik yang sama
mungkin tidak memberikan nilai ekonomis. Jadi masalah tumpang tindih antara
eksistensi moral dan keuntungan sifatnya terbatas dan insidental (situasional)
4. Dalam hal ini, etika bisnis menjadi suatu hal yang sangat mendesak untuk diterapkan,
sebab dengan etika pertimbangan mengenai baik atau buruk dapat distandardisasi
secara tepat dan benar. Namun perlu juga dicatat bahwa etika bisnis tidak akan
berfungsi jika praktik-praktik bisnis yang curang dilegalkan. Maka, diperlukan dua
perangkat utama yaitu moral dan legal politis.

Lingkungan Etika Dalam Profesi Akuntansi

Etika secara garis besar dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai
normal. Setiap bidang profesi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih
dikenal dengan istilah “Kode Etik Profesi”. Dalam bidang akuntansi sendiri, salah satu
profesi yang ada yaitu Akuntan Profesional dan Akuntan Publik.
Setiap praktisi (profesi akuntansi) wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip
dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan
aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau
peraturan lainnya yang berlaku Seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur

‘20 Etika Profesi


4 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku
tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan etika profesi lainnya
yang diatur dalam Kode Etik ini.
Etika Profesi Akuntan adalah suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik
dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan
yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus
sebagai Akuntan
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan
keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi
keuangan yang handal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.
Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur.
Sebagian besar orang mendefinisikan perilaku etis sebagai tindakan yang berbeda dengan
apa yang mereka anggap tepat dilakukan dalam situasi tertentu.
Ada dua alasan utama mengapa seseorang bertindak tidak etis.
a. Standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di masyarakat
secara keseluruhan
b. Orang lebih memilih bertindak mementingkan diri sendiri.

Seorang profesi akuntansi wajib mematuhi prinsip-prinsip dasar berikut ini :


1. Integritas
Prinsip integritas mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk dalam semua
hubungan professional dan hubungan bisnisnya. Integritas juga berarti berterus terang
dan selalu mengatakan yang sebenarnya
2. Objektivitas
Prinsip objektivitas mewajibkan semua Akuntan Profesional untuk tidak membiarkan
bias, benturan kepentingan, atau pengaruh tidak sepantasnya dari pihak lain, yang
dapat mengurangi pertimbangan profesional atau bisnisnya
3. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap Akuntan
Profesional untuk:
• Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional pada tingkat yang dibutuhkan
untuk menjamin klien atau pemberi kerja akan menerima layanan profesional yang
kompeten; dan
• Bertindak cermat dan tekun sesuai dengan standar teknis dan profesional yang
berlaku ketika memberikan jasa profesional.

‘20 Etika Profesi


5 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
4. Prinsip kerahasiaan
Prinsip ini mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk tidak melakukan hal berikut:
 Mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis kepada pihak di luar Kantor Akuntan atau organisasi tempatnya
bekerja tanpa diberikan kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika
terdapat hak atau kewajiban secara hukum atau profesional untuk
mengungkapkannya; dan
 Menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan
hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.
5. Perilaku Profesional
Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Akuntan Profesional untuk mematuhi
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta menghindari setiap perilaku yang
Akuntan Profesional tahu atau seharusnya tahu yang dapat mengurangi kepercayaan
pada profesi dan menghindari perbuatan yang merendahkan martabat profesi.

Kasus Enron
Arthur Andersen adalah sebuah perusahaan jasa akuntansi yang berbasis
di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Arthur Andersen pada
tahun 1913. Sedangkan Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara
InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas pada tahun 1985.
Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha
antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis
keuangan.

Fakta-fakta Kasus Enronasus Enron:


1. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan (Kusmayadi, 2009):
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner
KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen
2. Selama tahun 2000, harga saham Enron berkisar antara $60 sampai $90, tertinggi pada
Agustus sebesar $90.56, dan pada akhir tahun mendekati $80 (Brooks, 2003).
3. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan,

‘20 Etika Profesi


6 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis
Enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien
KAP Andersen. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah memepertanyakan
praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran
berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada
pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk
melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan
penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi
akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut
menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan (Hendarto).
4. Mei 2001, Clifford Baxter, wakil komisaris Enron resmi berhenti bekerja untuk Enron
karena tidak tahan melihat bisnis kerja Enron yang tidak beretika. (kris.riyadi).
5. 26 September 2001, harga saham jatuh menjadi $25 per lembar, Ken Lay masih
mencoba menghibur karyawan untuk tidak menjualnya, sebaliknya membujuk mereka
untuk membeli. Dalam e-mail yang dikirimkan kepada karyawan yang risau, dia
mengatakan perusahaan dalam kondisi sehat secara keuangan dan harga saham Enron
“luar biasa murah” dalam posisi itu (Mustika, 2008).
6. 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Pengumuman
kepada pers menyatakan bahwa pro forma laba bersih Enron telah meningkat menjadi
$393 juta pada triwulan ketiga tersebut, dibandingkan dengan $292 juta pada tahun
sebelumnya. Pimpinan perusahaan Enron Kenneth Lay menyatakan bahwa Enron
secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik dan ia memilih untuk
tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special
accounting charge/ expense) sebesar $1 miliar yang menyebabkan hasil aktual pada
periode tertentu, bila dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP) akan menjadi kerugian sebsar $644 juta. Para analis dan reporter kemudian
mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari
transaksi yangdilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
7. Harga saham perusahaan ini turun secara drastis dari $36,00 per lembarnya pada
minggu sebelum 16 Oktober 2001 hingga menjadi $0,26 per lembarnya enam minggu
kemudia pada tanggal 30 November 2001.
8. 19 Oktober 2001, US Securities and Exchange Commision Rules (SEC Rules)
mengumumkan secara resmi ingin mereview file pembukuan Enron. Enron
mengumumkan kerugian sebesar 600 juta dolar AS dan nilai aset enron menyusut 1,2
triliun dolar AS. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa selama tujuh tahun
terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka. David Duncan, Akuntan

‘20 Etika Profesi


7 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Publik kantor Audit Independen Arthur Anderson menghancurkan dokumen-dokumen
yang berhubungan dengan Enron.
9. 2 Desember 2001, Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan
memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan
yang tidak dilaporkan senilai lebih dari satu miliar dolar. Dengan pengungkapan ini
investasi dan laba yang ditahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
10. 2 Januari 2002, CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri dari dewan direktur
perusahaan.
11. 24 Januari 2002, Cliffor Baxter bunuh diri dengan cara menembak kepala di dalam mobil
Mercedez di depan rumah mewahnya di Houston (Kusmayadi, 2009).
12. 28 Februari 2002, KAP Andersen menawarkan ganti rugi sebesar 750 juta US dollar
untuk menyelesaikan masalah gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
Pemerintahan Amerika melarang Enron dan KAP Anderson untuk melakukan kontrak
dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
13. 14 Maret 2002, departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah
atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang diselidiki. KAP Andersen terus
menerima konsekuensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan
afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan keterlibatan pegawai
KAP Andersen dalam kasus Enron.
14. 22 Maret 2002, mantan kedua Federal Reserve, Paul Volkeer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen
mengusulkan agar keseluruhan manajemen dirombak ulang untuk menyusun
manajemen baru.
15. 26 Maret 2002, CEO Anderson, Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya.
16. 8 April 2002, seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai
penganggung jawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan
proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi KAP Anderson
dan Enron.
17. 15 Juni 2002, juri federal Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah melakukan
penghambatan terhadap proses peradilan.

Sudut Pandang Perusahaan


Para pemegang saham enron kehilangan investasi sebesar $ 74 miliar ($ 450 miliar-
$45miliar diakibatkan oleh kecurangan) selama 4 tahun sebelum akhirnya Enron dinyatakan
bangkrut. Para pemegang saham akhirnya hanya mendapatkan sebesar $11.2 miliar melalui

‘20 Etika Profesi


8 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
kompensasi kerugian. Dalam hal ini dan Enron lalai dalam melindungi kepentingan
pemegang saham, melalui pelanggran etika antara lainnya:
1) Dewan Direksi Enron tidak memiliki nilai keterbukaan kepada para pemegang
sahamnya. CEO Enron sebelum Kenneth Lay,Jeffrey Skilling memberikan perintah bagi
para eksekutif perusahaan untuk terus mencari cara-cara untuk menutupi posisi utang
perusahaan guna mengelabui ekspektasi pemegang saham dan wall street.
2) Manajemen mengorbankan kejujuran demi nama baik dan reputasi mereka sebagai
eksekutif perusahaan paling terhormat dan paling sukses di Amerika serta kompensasi
finansial mereka. Ketika mereka mulai mengetahui bahwa beberapa dari ini bisnis
mereka dan nilai saham mereka mulai mengalami penurunan, mereka tidak jujur
menyampaikannya kepada pemegang saham serta karyawan yang juga sebagai
pemegang saham. Pada persidangan pada tahun 2006, hakim memutuskan bahwa
CEO Enron kala itu, Kenneth Lay bersalah dengan menyatakan bahwa “perusahaan
sedang dalam puncaknya” kepada publik dan pemegang saham ketika akhirnya lay
mulai menyadari bahwa krisis keuangan Enron sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

Untuk dapat melindungi kepentingan stake holder,dewan direksi Enron membuat


serangkaian nilai-nilai etika yang termasuk dalam “Enron’s Code of Ethics” sebagai
panduan bagi segenap direksi, manajer dan karyawan baik pada induk perusahaan
Enron, Anak perusahaan maupun afiliasinya, dalam melindungi kepentingan stake
holder seperti karyawan perusahaan, regulator dan pemerintah, masyarakat sebagai
konsumen serta alam dan lingkungan. Tetapi, tujuan dari “Enron’s Code of Ethics” itu
tidak tercapai karena adanya berbagai pelanggaran etika, antara lain;

a. Enron gagal dalam melindungi kepentingan karyawan

Salah satu nilai etika dalam “Enron’s Code of Ethics” adalah integritas
(integrity), dalam hal ini, Enron berjanji untuk mengatakan hal yang sebenar-benarnya
kepada yang membutuhkan. Dana pensiun karyawan enron diinvestasikan dalam bentuk
saham, dan saham yang digunakan adalah saham enron. Ketika akhirnya manajemen
enron mulai menyadari bahwa nilai saham mereka semakin merosot, pihak manajemen
mengatakan hal yang sebaliknya dan melarang penjualan saham oleh dana pensiun.
Akibatnya adalah, dana pensiun karyawan kemudian mengalami kerugian yang besar
dan akhirnya nasib dana pensiun karyawan kedepan mengalami ketidak pastian. Dana
pensiun sebesar $ 2 miliar akhirnya hilang dan hanya tergantikan sebesar $ 85 juta dari
kompensasi kerugian.

b. Enron gagal melindungi kepentingan masyarakat

‘20 Etika Profesi


9 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Salah satu nilai etika dalam “Enron’s Code of Ethics”adalah exellence, dalam hal
ini, Enron berjanji untuk meningkatkan pelayanan melalui mutu kinerja kepada stake
holder sebagai cara untuk meningkatkan reputasi mereka. Tujuan dari nilai etika ini tidak
tercapai karena adanya kecurangan yang dilakukan para pelaku pemasaran Enron.
Pada juni 2001, terjadi 38 pemadaman listrik bergilir di California yang sebagian besar
diakibatkan oleh para pemasar enron guna menaikkan daya tawar mereka dalam
meningkatkan harga pelayanan listrik, bahkan sampai 20x lipat.

Sudut Pandang Kantor Akuntan Publik


KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi
pedoman dalam melaksanakan tugasnya.Pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan
keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan
menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen.Integritas adalah suatu elemen karakter
yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.Integritas merupakan kualitas yang
melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam
menguji semua keputusan yang diambilnya.
Dilihat dari sisi KAP Andersen, tanggung-jawab seorang akuntan tidak semata-mata
untuk memenuhi kebutuhan klien individual atau pemberi kerja.Dalam melaksanakan
tugasnya seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang dititik-beratkan pada
kepentingan publik.Di sisi lain, Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik
bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion, bribery)
dan keluar dari prinsip good corporate governance.Akhirnya Enron harus menuai suatu
kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar.KAP Andersen sebagai
pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme telah
melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi
maupun masyarakat.

Kasus WorldCom
Profil Worldcom
Worldcom adalah sebuah perusahaan ternama yang menyediakan layanan telepon
jarak jauh yang didirikan oleh Bernard Ebbers pada tahun 1983. Worldcom berkembang
pesat pada tahun1990-an sehingga menjadi salah satu perusahaan terbesar dalam industri
telekomunikasi. Akuisisi terbesar pada tahun 1998 pada saat worldcom mengambil alih
perusahaan MCI yaitu perusahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada
bidang telekomunikasi. Pada tahun yang sama WorldCom membeli perusahaan
UUNet, Compuserve, dan jaringan data AOL (American Online) yang mengukuhkan posisi
WorldCom menjadi operator no 1 dalam infrastruktur internet (Abqi, 2012).

‘20 Etika Profesi


10 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada Worldcom yaitu terlalu
besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika
mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang
drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan Worldcom yang menurun drastis sehingga
pendapatan ini jauh dari yang diharapkan, padahal untuk biaya akuisisi dan untuk
membiayai investasi infrastruktur Worldcom menggunakan sumber pendanaan dari luar atau
utang (Yvesrey, 2011).
Pada Juni 1999 dengan saham WorldCom diperdagangkan pada $64, Ebbers
menjadi miliuner dan Worldcom menjadi favorit ekonomi baru. Pada awal Mei 2002, Ebbers
mundur dari posisinya sebagai COE, dengan menyatakan bahwa ia “1000 persen yakin
dalam hatinya bahwa kondisi yang gawat ini hanya bersifat sementara”. Dua bulan
kemudian, meskipun optimismenya tak kunjung padam, WorldCom mendeklarasikan diri
sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah Amerika.

Sudut Pandang Perusahaan

WorldCom gagal dalam melindungi kepentingan para pemegang sahamnya ketika


CEO WorldCom, BernieEbbers, melakukan pelanggaran etika bisnis, dengan cara menekan
CFO ScottSulivan untuk mencatatkan jumlah yang bukan sebenarnya dalam neraca guna
mengelabui investor dan wallstreet serta memudahkan mereka dalam menerima pendanaan
dari kreditor. Hal itu terlihat Ketika akhirnya skandal itu mulai tercium, harga saham
WorldCom anjlok sebesar 94 % pada januari 2002 dari harga$ 62 pada tahun 1999 serta
macetnya pembayaran utang WorldCom kepada kreditornya.
Manajemen WorldCom,akibat pelanggaran dalam hal etika diatas, menyebabkan
WorldCom gagal dalam melindungi kepentingan stakeholder
1) WorldCom gagal dalam melindungi kepentingan karyawan dan masyarakat dalam hal
kesejahteraannya. Dana pensiun Worldcom serta banyak dana pensiun masyarakat
diinvestasikan dalam bentuk saham WorldCom. Ketika akhirnya WorldCom dinyatakan
bangkrut, maka Dana Pensiun karyawan yang ditanamkan dalam saham perusahaan
kemudian mengalami penurunan nilai yang signifikan
2) WorldCom gagal dalam hal kepatuhannya terhadap hukum. Manajemen WorldCom
dianggap tidak mempunyai nilai kejujuran dimata penegak hukum. WorldCom
membohongi penegak hukum dengan menghancurkan dokumen-dokumen pendukung
skandal tersebut serta memberi keterangan palsu di pengadilan. Tidak adanya nilai
kejujuran diatas menjadi pelengkap pelanggaran etika yang dilakukan oleh manajemen
WorldCom.

‘20 Etika Profesi


11 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Daftar Pustaka

 Leonard J. Brooks (2004). Business & Professional Ethics for Accountants. South-
Western College Publishing
 Ronald F. Duska, & B.S. Duska (2005). Accounting Ethics. Blackwell Publishing.
 Sukrisno Agus (2009). Etika Bisnis dan Profesi. Salemba Empat. Jakarta.
 http://yuriaiuary.blogspot/2017/05/lingkungan-etika-dan-akuntansi.html?m=1
 http://www.wealthindonesia.com/kasus-penipuan-capital-market/bangkrutnya-
enron-corp.html

‘20 Etika Profesi


12 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
‘20 Etika Profesi
13 Rini Susiani, S.E., M.Ak., Ak., CA
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai