2.Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana
publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi
kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung
kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis
secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat
dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini
menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
3.Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan
publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima
kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4.Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta
bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
6.Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar
profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat – sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan
dimana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu
diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi
tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota
dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7.Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8.Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati – hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants,
badan pengatur, dan pengaturan perundang – undangan yang relevan.
Fungsi Etika
Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang
membingungkan. Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan
untuk berargumentasi secara rasional dan kritis. Orientasi etis ini diperlukan dalam
mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.
Para akuntan terutama pendidik harus memahami tentang laporan keuangan sebagai hasil
akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan
oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan melambangkan pencapaian
kinerja progam dan kegiatan, realisasi pencapaian target pendapatan yang maju, realisasi
penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan. Beberapa komponen laporan keuangan
yang harus disajikan antara lain Neraca (cara membuat neraca perusahaan jasa), Laporan
Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas yang dilengkapi
dengan catatan atas laporan keuangan seperti annual report dan prospectus.
Jenis-jenis keahlian yang akan didapatkan setelah mempelajari akuntansi di lembaga
formal antara lain hakikat akuntansi, siklus akuntansi biaya, pemeriksaan (audit
operasional), prinsip prinsip akuntansi, sistem akuntansi, perpajakan, sistem informasi
manajemen, akuntansi keuangan, dan ekonomi perusahaan. Organisasi yang
menghasilkan akuntan pendidik adalah Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen
Akuntan Pendidik (IAI – KAPd) yang didirikan melalui rapat pembentukan pada tanggal
16 Maret 1996 di Yogyakarta. Rencana strategis yang terdiri dari Visi, Misi, Nilai-nilai,
Sasaran, dan Program Pengembangan IAI-KAPd pertama kali disusun melalui rapat
kerja Pengurus Periode 1996-1999 pada tanggal 23 Juli 1996. Dahulu sebelum
pendidikan semaju saat ini memang butuh lembaga yang bisa melegalkan status
pendidikan seseorang. Saat ini sudah ada universitas yang bisa memberikan gelar dan
ilmu akuntansi yang terpercaya.
2.Integritas
Wajib memiliki integritas, serta harus bisa tegas dan jujur dalam semua keterkaitannya
dengan hubungan profesional maupun bisnis.
3.Objektivitas
Wajib mapu objektivitas, dalam hal ini seorang akuntan profesional harus mencegah
adanya bias, konflik kepentingan, serta pengaruh berlebihan dari orang lain.
4.Kompeten
Dalam hal ini seorang akuntan pendidik harus mempunyai kompetensi profesional, dan
juga memiliki kesungguhan, dimana juga memiliki tugas yang berkesinambungan
untuk menjaga pengetahuan dan skill.
5.Dapat Dipercaya
Wajib mampu menjaga kerahasiaan klien yang telah menggunakan jasanya terhadap
seorang akuntan profesional, kecuali telah mendapatkan izin terhadap klien.
Kerahasiaan tersebut tentunya didapat dari hasil hubungan bisnis profesional yang
tidak boleh digunakan dalam kepentingan pribadi.
6.Profesional
Wajib bersikap profesional, dalam hal ini seorang akuntan harus menaati pada hukum
dan peraturan-peraturan yang ada, serta menghindari tindakan yang bisa menodai
profesi.