Anda di halaman 1dari 11

BAB 7

PROFESI AKUNTAN SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTAN PENDIDIK

7.1 Pengertian Akuntan Sektor Publik


Akuntan sektor public adalah akuntan yang bekerja di sektor public seperti pada
lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintah
daerah, yayasan, partai politik, perguruan tinggi dan organisasi-organisasi nonprofit
lainnya. Akuntan sektor publik memiliki peran penting dalam menyediakan informasi
keuangan yang tepat waktu dan relevan. Di era Revolusi 4.0, akan ada perubahan
teknologi yang lebih cepat, untuk bertahan dalam era ini, profesi akuntan perlu
ditingkatkan.
Akuntan di sektor publik harus berubah dengan melengkapi kemampuan mereka dengan
berbagai pengetahuan dan pengetahuan di luar akuntansi yang sangat berkembang saat
ini
Tugas dan tanggung akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi keuangan
yang tepat waktu dan relevan dan menyediakan informasi baik untuk memenuhi
kebutuhan internal maupun eksternal dari organisasi.
Akuntan sektor publik tidak hanya memeriksa serta menilai kewajaran laporan keuangan
sektor publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintahan terhadap undang-
undang dan peraturan yang berlaku. Disamping itu, auditor sektor publik juga
memeriksa dan menilai sifat-sifat hemat (ekonomis), efisien serta keefektifan dari semua
pekerjaan, pelayanan atau program yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, bila
kualitas audit sektor publik rendah, akan mengakibatkan risiko tuntutan hukum
(legitimasi) terhadap pejabat pemerintah dapublic sector accountingn akan muncul
kecurangan, korupsi, kolusi serta berbagai ketidakberesan.
Kualitas audit sektor publik ditentukan oleh kapabilitas teknikal auditor dan
independensi auditor. Kapabilitas teknikal auditor telah diatur dalam standar umum
pertama, yaitu bahwa staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif
memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan, serta pada
standar umum yang ketiga, yaitu bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan
seksama. Independensi auditor diperlukan karena auditor sering disebut sebagai pihak
pertama dan memegang peran utama dalam pelaksanaan audit kinerja, karena auditor
dapat mengakses informasi keuangan dan informasi manajemen dari organisasi yang
diaudit, memiliki kemampuan profesional dan bersifat independen. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan sikap independensi auditor sektor publik, maka kedudukan auditor
sektor publik harus terbebas dari pengaruh dan campur tangan serta terpisah dari
pemerintah, baik secara pribadi maupun kelembagaan.

7.2 Bidang-bidang Pekerjaan Akuntan Sektor Publik


Bidang –bidang pekerjaan akuntan sector public adalah :
1. Melakukan pemeriksaan laporan keuangan public
2. Memberikan bantuan dibidang perpajakan
3. Memberikan konsultasi sistem informasi akuntansi
4. Memberikan konsultasi manajemen

7.3 Kode Etik Akuntan Sektor Publik


Seorang akuntan sektor publik memiliki peran penting dalam mencegah profesi lain
melakukan tindakan yang menyimpang dari hukum. Oleh karena itu, mereka dituntut
untuk berperilaku etis dan juga profesional, yakni bertindak sesuai dengan moral dan
nilai-nilai yang berlaku, serta menghasilkan informasi
yang berguna bagi pengambil keputusan.
Dalam hal ini akuntan publik harus dapat menunjukkan bahwa jasa audit yang
diberikan adalah berkualitas dan dapat dipercaya serta
dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa akuntan publik. Informasi-informasi yang
dihasilkan oleh akuntan publik akan berguna jika akuntan public mampu mengendalikan
mutu pemeriksaan,bertindak profesional, dan memberikan jasa yang
terbaik bagi kliennya. Oleh karena itu, akuntan public harus menaati standar profesional,
yaitu Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik,
dan menghayati serta mengamalkan kode etik professional dalam melaksanakan
tugasnya.
Dalam melakukan audit, akuntan sektor publik tidak hanya memeriksa serta
menilai kewajaran laporan keuangan sektor publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur
pemerintahan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Disamping itu,
auditor sektor publik juga memeriksa dan menilai sifat-sifat hemat (ekonomis), efisien
serta keefektifan dari semua pekerjaan, pelayanan atau program yang dilakukan
pemerintah. Dengan demikian, bila kualitas audit sektor publik rendah, akan
mengakibatkan risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap pejabat pemerintah dan
public sector accounting akan muncul kecurangan, korupsi, kolusi serta berbagai
ketidakberesan.
Menurut Primaraharjo dan Handoko ( 2011) bahwa Kode Etik Akuntan Sektor Publik di
dalam profesi Akuntan Publik terdapat kode etik profesi yang terdiri dari empat prinsip
dasar, yaitu :
1. Prinsip integritas
2. Prinsip objektivitas
3. Prinsip kompetensi
4. Prinsip perilaku professional

3. Prinsip Etika Profesi Menurut IAI


Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan
berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota
Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi
Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh
Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan
profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip
ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan
landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen
untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi.
Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota. Adapun prinsip –
prinsip tersebut adalah:
1.Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam
masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada
semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggung jawab
untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi,
memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam
mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara
dan meningkatkan tradisi profesi.

2.Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana
publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi
kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung
kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis
secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat
dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini
menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.

3.Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus
terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan
publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima
kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4.Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta
bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5.Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati – hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik – baiknya sesuai dengan
kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab
profesi kepada publik.

6.Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar
profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat – sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan
dimana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu
diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi
tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota
dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7.Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8.Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan
standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati – hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants,
badan pengatur, dan pengaturan perundang – undangan yang relevan.

Aturan Dan Interpretasi Etika


Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak –
pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi
yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai
dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat
terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di
samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama
anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan
pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak
menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan
oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya
untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Fungsi Etika
Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai moralitas yang
membingungkan. Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan
untuk berargumentasi secara rasional dan kritis. Orientasi etis ini diperlukan dalam
mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika:


1) Kebutuhan Individu
2) Tidak Ada Pedoman
3) Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
4) Lingkungan Yang Tidak Etis
5) Perilaku Dari Komunitas

Sanksi Pelanggaran Etika


Sanksi Sosial adalah Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat
‘dimaafkan’. Sanksi Hukum adalah Skala besar, merugikan hak pihak lain.

7.4 Pengertiaan Akuntan Pendidik


Akuntan pendidik merupakan Akuntan yang bertugas dalam bidang pendidikan
akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar dan menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi di sebuah perguruan tinggi. Dapat diartikan pula bahwa
akuntan pendidik sebagai tenaga pengajar di institusi pendidikan dan bertugas untuk
mengembangkan pendidikan akuntansi. Pada umumnya, mereka tidak semata-mata
mengajar tetapi merangkap dengan pekerjaan lain, seperti membuka praktik untuk
melayani kebutuhan masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkan keahliannya.
Akuntan pendidik juga merupakan seorang akuntan yang bertugas untuk pendidikan
akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan, mengajar, dan menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi lewat perguruan tinggi dan lembaga-lembaga
pendidikan lainnya.
Akuntan pendidik bisa seorang guru atau dosen dalam bidang akuntan, karena telah
mengajarkan seorang akuntan untuk bersikap handal dan profesional.

Syarat Akuntan Pendidik


Untuk menjadi seorang akuntan pendidik harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat
tersebut sebagai berikut :
1. Melaksanakan UNA (Ujian Nasional Akuntansi) yang di adakan oleh konsorsium
pendidikan tinggi ilmu ekonomi sesuai Surat Keputusan Menteri RI tahun 1979.
2. Pendidikan sarjana jurusan akuntansi dari fakultas ekonomi yang memiliki gelar
akuntansi.
Selain syarat, seorang akuntan pendidik juga harus memiliki hal yang dikuasai untuk
menjadi pendidik, diantaranya :
1. Mampu melakukan alih pengetahuan (transfer of knowledge) perihal akuntansi
kepada murid ataupun mahasiswanya.
2. Menguasai tingkat pendidikan tinggi dan juga menguasai pengetahuan tentang bisnis
dan akuntansi, dan juga teknologi informasi.
3. Mampu mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan melakukan penelitian.

Peran Akuntan Pendidik


Peran dari akuntan pendidik untuk mengajar mengenai ilmu akuntansi kepada murid-
murid maupun mahasiswa. Melewati pendidikan ilmu akuntansi maka ilmu itu terus
diturunkan kepada generasi-generasi selanjutnya. Karena ilmu ini sangat dibutuhkan
untuk pengelolaan keuangan usaha ataupun perusahaan.

7.5 Bidang Pekerjaan Akuntan Pendidik


Adapun tugas akuntansi pendidik sebagai berikut :
1) Menyusun kurikulum yang sesuai konsep dasar akuntansi agar bisa dipelajari oleh
para siswa dan mahasiswa yang mengambil bidang akuntansi sehingga harus
mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dan menguasai pengetahuan tentang dasar
dasar akuntansi dan teknologi informasi.

2) Mengajar akuntansi di berbagai lembaga pendidikan baik lembaga formal seperti


sekolah maupun lembaga informal atau nonformal seperti tempat kursus atau
bimbingan belajar. Akuntansi pendidik harus dapat melakukan alih atau pemberian
pengetahuan (transfer of knowledge) tentang akuntansi kepada murid atau
mahasiswa. Pendidik juga bisa memberi tahu tips belajar akuntansi dengan
mudah kepada para murid.

3) Melakukan penelitian tentang akuntansi untuk pengembangan ilmu akuntansi. Para


pengajar atau pendidik akuntansi harus memajukan ilmu yang dimiliki agar tidak
lekang oleh waktu dan bisa menjawab berbagai masalah yang terjadi seiring
perkembangan zaman.

Para akuntan terutama pendidik harus memahami tentang laporan keuangan sebagai hasil
akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan
oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan melambangkan pencapaian
kinerja progam dan kegiatan, realisasi pencapaian target pendapatan yang maju, realisasi
penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan. Beberapa komponen laporan keuangan
yang harus disajikan antara lain Neraca (cara membuat neraca perusahaan jasa), Laporan
Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, dan Laporan Arus Kas yang dilengkapi
dengan catatan atas laporan keuangan seperti annual report dan prospectus.
Jenis-jenis keahlian yang akan didapatkan setelah mempelajari akuntansi di lembaga
formal antara lain hakikat akuntansi, siklus akuntansi biaya, pemeriksaan (audit
operasional), prinsip prinsip akuntansi, sistem akuntansi, perpajakan, sistem informasi
manajemen, akuntansi keuangan, dan ekonomi perusahaan. Organisasi yang
menghasilkan akuntan pendidik adalah Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen
Akuntan Pendidik (IAI – KAPd) yang didirikan melalui rapat pembentukan pada tanggal
16 Maret 1996 di Yogyakarta. Rencana strategis yang terdiri dari Visi, Misi, Nilai-nilai,
Sasaran, dan Program Pengembangan IAI-KAPd pertama kali disusun melalui rapat
kerja Pengurus Periode 1996-1999 pada tanggal 23 Juli 1996. Dahulu sebelum
pendidikan semaju saat ini memang butuh lembaga yang bisa melegalkan status
pendidikan seseorang. Saat ini sudah ada universitas yang bisa memberikan gelar dan
ilmu akuntansi yang terpercaya.

7.6 Aturan Etika Akuntan Pendidik


Kode etik disini dimaksudkan untuk mematuhi panduan dan aturan untuk seluruh
anggota akuntan yang dalam pemenuhan tanggung jawab pekerjaannya. Adapun kode
etiknya sebagai berikut :

1.Tanggung Jawab Profesi


Ketika melakukan tanggung jawabnya, seorang akuntan harus bersikap profesional.
Sebagai seorang profesional, anggota meiliki peran yang sangat penting bagi
masyarakat, dan juga memiliki tanggung jawab kepada semua yang memakai jasanya.
Serta bekerja sama dalam sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi
dan menjadi kepercayaan masyarakat.

2.Integritas
Wajib memiliki integritas, serta harus bisa tegas dan jujur dalam semua keterkaitannya
dengan hubungan profesional maupun bisnis.

3.Objektivitas
Wajib mapu objektivitas, dalam hal ini seorang akuntan profesional harus mencegah
adanya bias, konflik kepentingan, serta pengaruh berlebihan dari orang lain.
4.Kompeten
Dalam hal ini seorang akuntan pendidik harus mempunyai kompetensi profesional, dan
juga memiliki kesungguhan, dimana juga memiliki tugas yang berkesinambungan
untuk menjaga pengetahuan dan skill.

5.Dapat Dipercaya
Wajib mampu menjaga kerahasiaan klien yang telah menggunakan jasanya terhadap
seorang akuntan profesional, kecuali telah mendapatkan izin terhadap klien.
Kerahasiaan tersebut tentunya didapat dari hasil hubungan bisnis profesional yang
tidak boleh digunakan dalam kepentingan pribadi.

6.Profesional
Wajib bersikap profesional, dalam hal ini seorang akuntan harus menaati pada hukum
dan peraturan-peraturan yang ada, serta menghindari tindakan yang bisa menodai
profesi.

7.7 Jenjang Karir Akuntan Pendidik


Akuntan pendidik pun mengambil peran untuk merangkap pekerjaan sebagai pelayan
masyarakat. Dengan membuka praktik secara independen bagi masyarakat atau berbagai
pihak yang membutuhkan keahlian dari akuntan pendidik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai